Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, May 27, 2023

Seven Gods And Two Devils 欢天喜地七葫芦 Huan Tian Xi Di Qi Hu Lu


Di saat San Sheng Hua 三生花 dan Ye Mu 2 叶穆2 belum tayang, tim produksi Legenda Awan 云起传说 sudah start bikin drama baru lagi yang saat tulisan ini dibuat pada bulan November 2022 tengah syuting (update: sudah tayang tgl. 01 Mei 2023).

Judul drama ini pada tahun 2022 belum confirm, tapi kalau tak salah akan berkisah seputar dewa-dewa labu yang anggotanya terdiri dari beberapa orang, ada cewe ada juga cowo. 


Kenapa disebut dengan Dewa Labu?

Karena para anggotanya selalu membawa labu mereka masing-masing. Jadi mereka ini ada yang dijuluki sebagai Si Labu Api, Si Labu Air, dsb.

Kelihatannya kisah dan plot ceritanya unik nih. 

Seven Gods And Two Devils

Mudah-mudahan fresh plotnya, jangan kayak drama-drama panjang yang beredar sekarang ini yang sudah sangat membosankan ceritanya, karena sama sekali tidak mengusung sesuatu yang baru sampai bikin tak ada lagi sesuatu yang menarik untuk di-review di sini.

Cast utamanya sangat menarik. Semuanya adalah aktris cantik dengan akting yang oke. Ada Vivi Sheng Wei, Ji Ji – Wang Lao Ji dan Yang Fu Yu. Didukung juga oleh Zhuang Han, Zheng Feng, Xiao Wen Nuan, dsb.

Oh ya, ini adalah kali kedua Yang Fu Yu bergabung di dalam Tim Produksi Legenda Awan setelah drama The Vampires.

Drama ini masih disutradarai oleh sutradara cewe yang tomboi yang karya-karyanya selalu disukai dan dinanti-nanti, yaitu Zhang Zhi Wei.

Yuk, kita tunggu aja penayangan dari drama ini.

JUDUL:

SEVEN GODS AND TWO DEVILS - 欢天喜地七葫芦 HUAN TIAN XI DI QI HU LU. 

Tahun: 2023.

Jenis: Drama Pendek.

Genre: Drama Klasik Aksi Fantasi.

Tayang Tgl.: 01 Mei 2023.

Tayang Di: Kuai Shou.

Bisa Ditonton Di: 

Kuai Shou dan Youtube (Channel: Wang Lao Ji & Sheng Wei ViVi Fans 吉微酒粉丝 dengan sub Indo).

Jumlah Episode: 10.

Durasi Per Episode: 2 menit.

Sutradara: Zhang Zhi Wei 张之微.

Pemain:

Vivi Sheng Wei 圣微, Ji Ji 吉吉 - Wang Lao Ji 王老吉, Yang Fu Yu 杨馥羽, Zhuang Han 庄韩, Zheng Feng 郑锋, Xiao Wen Nuan 小温暖, Zhi Chun He 至春禾, Lu Zhuo 卢卓, Niu Niu Niu 妞妞妞 dan Zhong Zai Yu 钟哉宇.

Plot: 

Kisahnya tentang perseteruan antara 7 dewa labu Gu Yue dengan 2 orang iblis sesat.

Ketujuh orang dewa labu Gu Yue ini terdiri dari:

Dewa Pertama: Gu Yue Hong.

Dewa Kedua: Gu Yue Xing.

Dewa Ketiga: Gu Yue Jin.

Dewa Keempat: Gu Yue Cao.

Dewa Kelima: Gu Yue Qing.

Dewa Keenam: Gu Yue Gan.

Dewa Ketujuh: Gu Yue Luo Lan.

Kedua orang iblis sesat ini adalah:

Iblis Ular: Liang.

Iblis Kalajengking: Xie.

Ketujuh orang dewa Gu Yue ini berhubungan dengan seorang manusia yang mereka panggil dengan sebutan kakek, yaitu PhD He Bai.

Bagaimana jalinan cerita dari drama ini, simak sinopsis lengkap di bawah ini:

SINOPSIS LENGKAP:

Sinopsis Episode 1

Liang, si iblis ular yang berdarah dingin mendatangi sebuah klub malam. Ia membawa sebuah labu di tangannya. Begitu masuk ia membunuh seorang pria yang melihatnya.


Ia mengangkat labu itu dengan tangannya.

Ibu...? Dari dalam labu itu keluar suara seorang anak perempuan.

Liang menghembuskan sinar ke labu itu.

Terima kasih, ibu! Terdengar suara anak perempuan itu lagi dari dalam labu.


Sayangku, kapan kamu akan lahir? Kata Liang sambil melihat labunya itu.

Sementara itu, Xie si iblis kalajengking, suami dari Liang berada di dalam klub malam itu bersama seorang wanita yang sedang dirayunya.


Selagi mereka bersulang, tiba-tiba Liang mendatangi tempat duduk mereka dan merebut gelas minuman wanita itu.

Ia mengusir wanita itu saat itu juga.

Pergi kamu! Dia itu suamiku!


Kita sudah bercerai! Kata Xie sambil berdiri.

Tidak! Kita masih mempertimbangkan hal itu, jawab Liang.

Dia ini siluman ular. Perempuan gila! Kata Xie kepada wanita itu.

Benar. Kami memiliki seorang anak, kata Liang.


Dia bukan anakku! Bantah Xie.

Lihat, anaknya sendiri ia tidak mau mengakuinya, kata Liang.

Anak itu juga bukan anaknya! Jawab Xie.

Kelihatannya mereka ada masalah. Berdiskusilah kalian! Kata wanita itu sambil bangkit berdiri dan pergi dari tempat itu.


Isteriku, lihat kamu telah membuat mangsaku kabur ketakutan! Kata Xie.

Tapi Liang malah menyerang Xie dengan pukulan jarak jauh. Xie menggosok wajahnya sambil berkata,


Jangan sampai aku menyengatmu ya!

Bencana sudah dekat. Kau cuma memikirkan tentang kawin. Tidak malu, kau? kata Liang.


Urus saja urusanmu sendiri! Jangan sampai pada waktunya nanti kau malah tak tega sama bayimu ini! jawab Xie.

Baiklah! Kata Liang. Setelah itu ia meninggalkan klub malam itu.

Xie kembali lagi ke tempatnya. Tapi tiba-tiba instingnya menangkap sesuatu yang mencurigakan.


Xie mengibaskan tangannya dan Gu Yue Gan, dewa keenam Gu Yue terhempas ke meja bar. Xie menjambak leher baju Gan.

Kau bertengkar lagi dengannya? tanya Gan.


Aduh, sakit Bro! Kendurkan tanganmu! Tapi Xie masih menjambak leher baju Gan.

Kamu datang mau mencari mati? tanya Xie.

Sinopsis Episode 2

Kata kakek, ular dan kalajengking kalem sekarang, makanya beliau menyuruhku menengok kalian, kata Gan.

Jangan pura-pura. Bilang saja kau mau mengawasi kami, kata Xie.


Kita sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tapi kakek meramal, ada pelangi putih di angkasa, lima bintang seperti untaian mutiara, iblis akan datang kembali ke dunia! kata Gan.


Apakah kau dan dia bermaksud melewati ujian? Tanya Gan.

Tidak! jawab Xie.

Aku tidak percaya. Apa benda berharga yang kamu pakai untuk melewati ujian? Perlihatkan kepadaku, kata Gan.


Kalau kakekmu tahu hubungan kita baik-baik saja, menurutmu apakah dia akan mengutus Hong dan Jin ke sini untuk membunuhmu? Tanya Xie.

Iblis kalajengkingku tercinta, engkau akan melindungiku, kan? tanya Gan.


Dengan kematianmu, maka akan berkurang seseorang yang suka berebut arak denganku, jawab Xie.

Tak punya perasaan! Kata Gan.


Bolehkah aku menginap di rumahmu malam ini? Kehidupan di dunia sungguh sepi. Lebih hangat tinggal di rumahmu, kata Gan.

Benarkah? tanya Xie.


Tentu saja, jawab Gan.

Bagaimana jika aku tidak bisa melewati ujian dari langit? Dengan demikian musuh kalian akan berkurang satu, kata Xie.


Jika kau membutuhkannya, aku bisa membantumu, jawab Gan.

Patuh juga kau, kata Xie.

----------

Malam itu petir menyambar-nyambar di angkasa.

Aduh, membosankan sekali! suara anak perempuan di dalam labu itu terdengar lagi di sebuah hutan kayu. Labunya tergantung di atas pohon kayu.


Sudah waktunya aku keluar untuk menghirup udara segar, tapi siapa yang akan kuajak bermain? kata suara itu lagi.

----------

Doktor He Bai sedang memotong rumput liar di halaman depan rumahnya. Ia memotong sepucuk rumput kecil dan mencium aromanya.

Ini..., tiba-tiba ia mendapatkan sebuah firasat.

Doktor He, ada apa denganmu? Tanya gadis pelayannya.


Tidak apa-apa, jawab He Bai.

Apakah anak ketujuh sudah lahir? Pikirnya di dalam hati.

Tiba-tiba Xie muncul di tempat itu.

Seratus tahun sudah kita tidak bertemu! Kata Xie.


He Bai menyadari bahaya. Ia cepat mengusir gadis pelayannya.

Pergilah dan belikan aku makanan! kata He Bai kepada pelayannya itu.


Kau tidak mau pergi? Kebetulan aku lagi lapar sekarang! kata Xie sambil menyerang gadis pelayan itu dari jarak jauh.


Gadis itu terseret sampai di depan Xie, kemudian menghilang dari pandangan.

Kemudian Xie berkelebat dan berhenti di depan He Bai. Ia mengerahkan sihirnya ke tubuh He Bai.

Sinopsis Episode 3

He Bai roboh di atas tanah dan sebelum tewas di kepalanya berkelebat peristiwa 100 tahun yang lalu, di mana ketujuh orang dewa labu mengeroyok 2 orang iblis sesat di sebuah hutan.

Kehidupan manusia sungguh rapuh! Pikirnya di dalam hati.


He Bai teringat saat itu dia dalam keadaan berbahaya, dewa kelima Gu Yue Qing berhasil menyelamatkannya. Qing melindungi He Bai dengan memajukan tubuhnya di depan He Bai, sehingga serangan itu mengenai tubuhnya.


Qing! Gu Yue Hong menjerit kaget. Semua dewa Gu Yue terperanjat melihat peristiwa itu, tapi mereka tidak bisa menyelamatkan Qing.

Setelah He Bai tewas, mendadak selarik sinar kuning merayapi tubuhnya.


3...2...1...! Xie berjongkok di samping tubuh He Bai sambil menghitung. Begitu sampai hitungan ketiga, jari He Bai bergerak-gerak dan tiba-tiba tubuhnya bergerak dan bangun kembali.


Bagaimana rasanya mati itu? tanya Xie.

Agak sakit, jawab He Bai.


Mengapa mereka memberikan pil aneka warna hati teratai kepadamu? Bikin orang iri saja! tanya Xie.


Kau tidak akan mengerti, jawab He Bai.

Kalau dewa kedua dan dewa kelima datang, mereka tentu akan menyesal, kata Xie.


Tidak semua orang egois seperti kau, kata He Bai.

Pertama, aku bukan manusia. Kedua, kau tidak egois. Kenapa kau tidak mengorbankan dirimu saja sehingga dewa kedua dan dewa kelima bisa kembali, kata Xie.


Jika mungkin, aku bersedia melakukannya, jawab He Bai.

Kau ini sungguh munafik, kata Xie sambil tertawa.

Katakan, kenapa kau datang ke mari? Tanya He Bai.

Kalau kau tidak mau mati kembali, kau ikut denganku, jawab Xie.


Bolehkah aku menelpon dulu? Tanya He Bai.

Mau mencari bala-bantuan? Terserah saja, kata Xie.

Bukan, aku cuma mau membeli makanan, jawab He Bai.

--------

Dewa pertama, Gu Yue Hong baru turun dari pesawat.

Banyak monster di bumi ini, kata labu baik dan labu jahat, pikir Hong di dalam hati.


Hong yang sudah berganti pakaian merah sedang memencet HP di tengah jalan, ketika sebuah suara menyapanya dari belakang.


Hey! Hong menengok ke belakang dan dilihatnya Liang, iblis ular sedang memperhatikannya.

Iblis jahat! Seru Hong.


Liang langsung melepaskan pukulan jarak jauhnya sambil berseru,

Mulutmu masih tetap bau!


Mereka lalu terlibat di dalam sebuah pertarungan satu melawan satu. Tapi sebentar kemudian terlihat Liang mulai terdesak dan sebuah hantaman dari Hong membuat iblis ini memuntahkan darah dari mulutnya.


Tidak mengherankan, kau adalah dewa Gu Yue yang paling ganas. Kasih jempol buat kau! kata Liang.


Liang lalu mengeluarkan senjata wasiatnya sambil mengucapkan mantera,

Seperti yang kauinginkan, seperti yang kumau! Buka...!


Dan Xie langsung muncul di samping Liang seketika itu juga.

Dua lawan satu, aku akan bertarung denganmu hanya dengan satu tangan saja, kata Xie.


Tidak tahu malu! Seru Hong.

Kita sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tampaknya kalian sedang merencanakan sebuah aksi besar, kata Hong lagi.


Liang dan Xie saling memandang dan seperti sudah saling bersepakat, keduanya berseru,

Seperti mimpi, seperti halusinasi!

Lalu keduanya menyerang Hong secara bersamaan!

Sinopsis Episode 4

Di halaman sebuah kelenteng, seseorang berpakaian putih-putih tengah menyapu.

Kata orang Tuan Jin ini sudah menyapu kelenteng ini selama hampir 20 tahun.


Benarkah? Apakah dia itu monster?

Demikian pembicaraan orang-orang tentang Gu Yue Jin, dewa ketiga Gu Yue ini.


Pikiran Jin berkelebat ke sana-ke mari seperti tidak tenang.

Mudah-mudahan anak tercinta kita ini bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi.


(Menyapu....menyapu...! Bersihkan pikiran....!)

Semoga aku bisa kaya!


Berkati nenek agar segera sehat kembali!

Mendapat rejeki besar!

(Jika pikiran tidak bersih, percuma menyapu juga).


Seorang pendeta melewati halaman itu dan memberi hormat kepada Jin. Jin membalasnya dengan mengangguk.

Aku bukan dewa. Jadi siapa aku ini...?


Pikiran Jin menerawang pada masa 100 tahun yang lalu. Saat itu terjadi pertempuran antara ketujuh dewa Gu Yue dengan dua orang iblis sesat di sebuah hutan.


Gu Yue Xing, dewa kedua terluka parah dan ia memuntahkan darah dari mulutnya.


Jin, maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu lagi! seru Gu Yue Xing.

Aku bukan apa-apa! pikir Jin di dalam hati.

----------

Kita sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tampaknya kalian merencanakan sebuah aksi besar, kata Hong.


Seperti mimpi, seperti halusinasi! seru kedua orang iblis itu sambil melancarkan serangan serentak terhadap Hong.


Hong lalu menyambut serangan itu dengan tangannya. Tapi mendadak di depannya muncul Jin, membuat Hong terperanjat dan menghentikan serangannya.


Jin, bagaimana kau bisa ke sini? sapa Hong dengan gembira.

Kita sudah lama tidak bertemu. Aku ingin berjumpa denganmu, jadi aku kembali, kata Jin.


Aku sangat gembiraApakah kau keluar dari kelenteng itu? tanya Hong.

Jin mengangkat tangan kanannya untuk menyentuh wajah Hong, tapi tiba-tiba Hong mendapat serangan gelap sehingga terhempas di atas jalan.


Ternyata Jin yang datang ini hanya kamuflase hasil perbuatan kedua orang iblis ini.

Akibat serangan gelap ini, Hong menderita luka dalam dan mulutnya meneteskan darah.


Liang, kau tidak mampu melawanku, kan? Kalau berani, ayo kita duel! Seru Hong marah.

Dulu kalian bertujuh mengeroyok kami berdua. Kalian tidak malu? Balas Liang.


Dan dua orang dari kalian mati! timpa Xie.

Satu orang menderita patah tangan. Satu lagi tewas kemudian. Tampaknya ingatanmu sangat pendek, kata Hong.


Kedua orang iblis itu lalu perlahan-lahan mendekati Hong, siap untuk menewaskan dewa pertama Gu Yue ini.


Jin, ke mari cepat! Hong memanggil Jin di dalam hati.

Jin menghentikan sapunya dan mendengar suara Hong memanggilnya.


Kedua orang iblis itu berjalan semakin dekat.

Jin...! seru Hong lagi di dalam hati.


Seribu mil perjalanan dewa! Seru Jin yang kini benar-benar muncul di hadapan Hong.


Hong lalu bangkit berdiri berdampingan dengan Jin menghadapi kedua orang iblis itu.


Mendapat bala-bantuan rupanya? Sindir Liang.

Ini mah kecil! Timpa Xie.


Wah, gawat! Kakek...! Hong dan Jin baru menyadari hal ini.

Kalian mau apa? seru Jin.


Liang mengeluarkan HP-nya dan berkata,

Kalian scan-lah ini! Nanti aku akan mendaftarkan kalian. Kita akan merayakan Tahun Baru bersama nanti.


Sehabis berkata, kedua orang iblis itu lalu meninggalkan tempat itu.

Sebelum pergi, Xie meninggalkan tanda mata di bahu Hong. Hong tersentak dan seketika itu juga jatuh pingsan.

Hong! Seru Jin yang langsung merangkul tubuh Hong.

Sinopsis Episode 5

Apakah engkau bayi labu? Tanya seorang anak kecil kepada Gu Yue Cao, dewa keempat Gu Yue.

Bayi labu adalah para senior yang dihormati oleh semua orang. Aku cuma seorang badut kecil. Anak kecil, kau harus cepat besar, ya! kata Cao kepada anak itu sambil tersenyum.


Hmm..! sahut anak itu. Cao lalu memberikan sebuah balon kepadanya.

Cao duduk istirahat di atas sebuah bangku sambil minum. Ia teringat kepada Gu Yue Qing, dewa kelima Gu Yue.

Kenapa kau menyebut dirimu badut? Tanya Qing kepadanya.

Aku tidak mampu menyelamatkanmu. Aku gadis yang tidak berguna, kata Cao di dalam hati.


Kau sudah berkelana di dunia selama 100 tahun. Sudah waktunya kau pulang, kata Qing sambil mengelus kepala Cao.

Ingatan Cao lalu buyar ketika suara bos perempuannya mengejutkannya.


Ini gajimu untuk hari ini! kata bosnya sambil menyodorkan selembar uang kertas.

Bukankah sudah disepakati bahwa gajiku RMB 200? Kata Cao begitu melihat uang itu.


Kau mau atau tidak? tanya bosnya.

Kenapa kau selalu memotong gajiku setiap kali? Seru Cao sambil menyambar uang itu.

Sekarang susah untuk mendapatkan pesanan. Aku juga harus mempertahankan pelangganku. Sudah bagus kalau masih bisa mendapat untung, jawab si bos.


Kalau sudah disepakati 200, yah harus 200! Protes Cao.

Kalau aku tidak mau kasih, kau mau apa? tantang si bos.

Cao menjambak leher baju si bos dengan marah. Tapi si bos malah berkata,


Kartu tanda pengenalnya saja kau tidak punya. Kau cuma bisa mengandalkan aku. Terimalah kenyataan!

Setelah berkata wanita itu meninggalkan Cao yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tadinya ia ingin menyemburkan api ke tubuh wanita itu, tapi akhirnya ia mengurungkan niatnya dengan kesal.


Hari sudah malam, Cao berjalan gontai pulang ke rumah. Saat melewati sebuah terowongan, ia melihat 2 orang pria sedang memaksa seorang gadis cilik. Gadis itu berjongkok di depan tembok dan kedua pria itu berada di kiri kanannya.


Lepaskan aku! teriak gadis itu.

Malu apa? kata salah satu dari pria itu.

Ayo, kita bermain. Kami sangat lembut, kok! Kata pria itu.

Begitu melihat Cao sedang mengawasi mereka, pria yang bertopi itu langsung menegur Cao.


Ayo, pergi!

Tapi Cao malah berhenti dan terus mengawasi mereka. Pria itu semakin marah dan menghardik kembali.

Pergi!


Cao lalu melemparkan tubuh kedua orang pria itu sejauh mungkin dari gadis itu. Kemudian ia menyemburkan api dari mulutnya ke tubuh mereka. Api menyambar bokong kedua orang pria itu dan membuat mereka berjingkrak-jingkrak kepanasan.


Aduh, panas! Jerit mereka.

Permainan apa ini! seru mereka lagi.

Gosong kau! seru Cao.

Terima kasih atas pertolonganmu, kak! Tiba-tiba terdengar suara gadis cilik itu berkata.


Tidak apa-apa, kata Cao sambil membalikkan badannya. Gadis itu ternyata masih amat muda, masih remaja.

Aku sudah lama menunggumu, kata gadis itu sambil menghampiri Cao.

Apa? kata Cao bingung.


Kedua orang manusia itu sungguh menyebalkan. Kau malah melepaskan mereka dengan mudah, kak! Kata gadis itu.

Hah? kata Cao semakin bingung.


Perlahan-lahan penampilan gadis itu mulai berubah. Ternyata dia adalah Gu Yue Luo Lan, dewa ketujuh Gu Yue.

Luo Lan terus menghipnotis pikiran Cao, membuat Cao seperti orang linglung yang kehilangan ingatan. Luo Lan juga menghipnotis kedua orang pria itu.


Kita datang ke dunia ini adalah untuk menjadi dewa. Kedua orang jahat ini berani mengganggu kita. Mereka pantas untuk mati, bukan? kata Luo Lan.

Bunuh mereka! Perintah Luo Lan kepada Cao.

Tapi Cao menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata,


Tidak mau!

Luo Lan menengok kembali ke arah Cao dan meningkatkan daya hipnotisnya.

Bunuh mereka! Seru Luo Lan lagi.

Sinopsis Episode 6

Walau sudah di dalam pengaruh hipnotis Luo Lan, Cao tetap tidak mau disuruh membunuh kedua orang berandal itu.

Akhirnya Luo Lan tidak sabar, ia sendiri yang membunuh mereka berdua dengan tangannya sendiri.


Malam itu Cao bermimpi buruk. Ia berkali-kali menyebut kalimat Bunuh mereka di dalam mimpinya itu.

Tidak...! Ia menjerit dan langsung terbangun dari mimpinya itu.

Kak, kau sudah bangun? Tanya Luo Lan dengan gembira.


Kak, terima kasih kau telah menolongku kemarin, kata Luo Lan.

Tempat apa ini? tanya Cao sambil melihat di sekeliling tempat itu.


Ini rumah kita. Ibu sudah lama menunggumu,  jawab Luo Lan.

Ibu? Tanya Cao kebingungan.


Luo Lan mengangguk. Kemudian 2 buah bayangan berkelebat di dalam kamar itu dan sepasang iblis, Liang dan Xie sudah muncul di situ.

Ibu! Seru Luo Lan sambil menghampiri Liang.


Sayang! Kata Liang sambil membelai Luo Lan. Xie mau ikut membelai, tapi tangannya langsung ditepis oleh Liang.


Cao yang penasaran dan terkejut langsung menghampiri mereka.

Liang....Xie...! Seru Cao. Liang dan Xie otomatis mengangkat tangan mereka memberi salam kepada Cao.


Ayah...ibu...! kata Luo Lan memperkenalkan kedua orangtuanya kepada Cao.

Kau Luo Lan...? tanya Cao.


Benar, akhirnya aku bukan lagi sebuah labu. Ibulah yang mengerami aku sehingga aku bisa keluar dari labu, kata Luo Lan.

Luo Lan! Cao langsung menarik tangan Luo Lan ke sampingnya.


Kau tidak boleh menganggap mereka sebagai orangtuamu. Mereka...merekalah yang telah membunuh kakak laki-laki dan kakak perempuan kita! kata Cao.


Tapi Luo Lan malah tersenyum dan berkata,

Ah, sudahlah. Nanti dunia ini juga akan menjadi milik kita. Kau tidak perlu memikirkan hal-hal kecil seperti ini.


Kakek kita juga ada di sini. Ayo, aku ajak kau menemuinya, kata Luo Lan lagi.

Baiklah, kata Cao.


Kakek, Cao sudah kembali! seru Luo Lan.

Ayo, ke mari! Luo Lan mengibaskan tangannya di depan Cao.


Cao lalu melangkah masuk ke ruang itu. Ternyata He Bai sudah ada di ruangan itu. Ia sedang duduk di atas sofa.

Begitu melihat Cao, He Bai langsung berdiri dan menyapa Cao,


Cao...! Ayo, sini ke tempat kakek! He Bai membuka kedua tangannya bersiap menyambut Cao di dalam pelukannya.

Tapi Cao tetap diam saja di tempat itu.

Kau masih marah terhadap kakek? Tanya He Bai.

Tidak, itu tidak ada hubungannya dengan kau, jawab Cao.

Ke tempat kakek sana, bujuk Luo Lan. Tapi Cao tetap diam saja.


Luo Lan lalu meraih ke dua bahu Cao dan berkata kepada gadis itu,

Kak, kau harus jujur terhadap hatimu!


Ternyata Luo Lan mengerahkan ilmu hipnotisnya kembali terhadap Cao.

Semuanya adalah gara-gara kau, kata Cao yang sudah berada di bawah kendali Luo Lan. Luo Lan tersenyum mendengar perkataan Cao ini.


Cao lalu mengalihkan pandangannya kepada He Bai kembali sambil berseru,

Semuanya adalah gara-gara kau! Kalau bukan kau, Qing tidak akan mati!

Keluarkan Pil Aneka Warna Hati Teratai itu. Supaya semua orang bisa hidup.  


Kenapa mereka semua tidak membiarkan aku membunuhmu? Manusia seperti dirimu, seharusnya sudah lama mati! seru Cao sambil menghantam dada He Bai dengan tangannya.

Sementara itu di sisi lain, Luo Lan menyaksikan peristiwa ini dengan senyum tersungging di bibirnya.

Sinopsis Episode 7

Akibat hantaman Cao ini, He Bai memuntahkan darah dari mulutnya. Ia terkulai di pundak Cao.

Cao, maafkan aku. Jika kau benar-benar ingin membunuh kakek, kakek tidak akan menyalahkanmu, kata He Bai sebelum tewas.


Mendadak Cao tersadar dari pengaruh hipnotis Luo Lan dan begitu melihat keadaan He Bai, gadis ini sangat terkejut. Ia lalu menyenderkan tubuh He Bai ke sofa.


Kakek...kakek...! teriak Cao.

Cao membalikkan badannya dan dengan marah menegur Luo Lan,


Apa yang telah kau lakukan?

Aku tidak melakukan apa-apa, kata Luo Lan santai.

Mengapa kau membunuh kakek? Luo Lan balik bertanya.

Cao tidak menyangka Luo Lan bisa mengucapkan pertanyaan ini.


Kenapa kau tidak langsung membunuhku saja? Hardik Cao kesal.

Karena kita satu keluarga, jawab Luo Lan dengan enteng.


Kau benar-benar ingin mati? tiba-tiba Liang dan Xie muncul di ruangan itu.

Besok kalian berdua akan mati bersama, kata Xie.


Liang lalu mengirimkan tanda matanya dari jarak jauh ke leher Cao dan Cao langsung jatuh pingsan di ruangan itu.

----------

Xie mendatangi kamar He Bai yang hidup kembali dari kematian. He Bai sedang membaca buku di kamarnya. Xie langsung duduk di atas meja He Bai.


Doktor He Bai, kau bisa mandi sekarang! kata Xie.

Ini rumahku. Kapan aku mau mandi terserah aku, jawab He Bai.


Aku benar-benar ingin membunuhmu, kata Xie.

Oh? Kau sudah pernah melakukannya dulu. Lakukan saja kalau kau mau, kata He Bai.


Menarik! Kata Xie sambil tersenyum.

Izinkan aku mengatakan sebuah gosip! Kata Xie sambil berdiri.


Kau tidak pernah berpikir untuk menyerahkan Pil Aneka Warna Hati Teratai itu untuk menyelamatkan dua orang cucumu yang sudah meninggal itu? tanya Xie.


Aku pernah memikirkannya. Tapi aku tidak bersedia melakukannya, jawab He Bai.

Mengapa? tanya Xie penasaran.

Aku akan mati, jawab He Bai.


Betapa egoisnya kau, pak tua! Kata Xie sambil tertawa.

Aku sangat menyukainya. Aku sangat ingin membunuhmu sekarang juga. Membunuhmu dan mendapatkan pil itu! kata Xie lagi.


Kau takut apa tidak? Ledek Xie.

Jika...kau tahu cara mendapatkan pil itu...kata He Bai. Tapi belum selesai perkataannya, Xie sudah buru-buru menjawab,


Tentu saja aku tahu!

Kau cuma gertak sambal, kata He Bai. Xie tersenyum dan membalikkan badannya.


Tahun Baru sudah semakin dekat. Aku akan mengucapkan selamat kepadamu lebih dulu. Kau akan berkumpul kembali dengan keluargamu! Kata Xie sebelum pergi dari kamar itu.

Sinopsis Episode 8

Gu Yue Gan diam-diam datang ke rumah Dr. He Bai untuk menyelamatkan Cao.

Ia tiba di rumah dan menyelinap ke dalam kamar Xie. Ia melihat Xie sedang mandi. Diam-diam ia terkesima melihat seorang pria sedang mandi.


Akan tetapi naluri Xie yang tajam dengan cepat bisa menangkap kehadiran Gan di kamar itu, tapi Xie berpura-pura tidak tahu tentang hal ini.


Gan yang bisa menghilangkan diri ini lalu masuk ke dalam kamar di mana Cao sedang tidak sadarkan diri. Untuk menyadarkan Cao, Gan terpaksa menampar wajah Cao beberapa kali.


Cao, sadar! Seru Gan.

Gan! Seru Cao.


Akhirnya Cao sadar juga. Begitu melihat Gan, Cao merasa gembira. Tapi begitu menyadari dirinya ditampar oleh Gan, Cao merasa kesal.


Cao, kau sudah sadar? Seru Gan gembira.

Kau baru saja menamparku, kata Cao.


Tidak! bantah Gan.

Berani-beraninya kau menamparku! Seru Cao.

Kau sungguh tidak masuk akal! Protes Gan sambil menunjuk hidung Cao.


Cao langsung ingin memukul Gan, tapi Gan sudah keburu menghilang. Cao lalu menendang-nendang di sekitar kamar itu, tapi ia tidak berhasil menemukan Gan.


Gan, keluar kau! seru Cao kesal.

Ssshhtt...! Xie bisa mendeteksi keberadaanku. Jangan sampai ia tahu aku ada di sini, kata Gan.


Cao lalu mencari-cari dengan matanya, tapi ia tidak bisa melihat bayangan Gan di kamar itu.

Aku di sini! kata Gan yang ternyata sudah berdiri di belakang Cao.


Cao menggerakkan tangannya ingin menampar Gan, tapi lengannya keburu ditangkap oleh Gan.


Kau pergilah cepat dari sini! Aku sudah memberitahu Hong dan Jin. Aku akan mencari kesempatan untuk menyelamatkan kakek. Pergilah! Kata Gan.


Keduanya lalu keluar dari kamar itu dan turun dari loteng. Mereka lalu keluar lewat sebuah pintu. Tapi anehnya pada akhirnya mereka tetap kembali lagi ke dalam kamar itu.

Aneh! Kenapa kita kembali lagi ke kamar ini? kata Gan bingung.

Setelah berpikir sejenak, Gan lalu mengajak Cao keluar lagi dari kamar itu.


Ikuti aku, kata Gan.

Begitu tiba di depan sebuah pintu, Gan berkata kepada Cao,


Tunggu sebentar! Gan lalu membuka pintu tersebut dan Cao mengikuti di belakangnya.

Tapi tetap saja mereka kembali lagi ke kamar itu.


Kita tidak bisa keluar dari sini. Sepertinya tempat ini telah disegel dengan sihir! Kata Gan.

Apa pun segel ajaib yang digunakan, aku akan membakarnya dengan api! Kata Cao.


Tapi Gan buru-buru membekap mulut Cao dengan tangannya sambil berkata,

Ini rumah kita! Aku tahu bajingan itu bisa mengendalikan aku!


Gan...! Tiba-tiba Xie muncul di tempat itu dan memanggil Gan. Ia berdiri di belakang mereka.

Kenapa kau tidak memberitahuku kau mau datang? Kau tidak menganggapku sebagai saudara, ya! Tegur Xie.


Gan yang terkejut menjadi salah tingkah. Ia terpaksa berpura-pura bodoh di depan Xie agar sandiwaranya tidak terbuka.

Jangan marah...jangan marah ya! Aku hanya ingin menghilangkan kebosanan saja. Cuma pura-pura! kata Gan sembari cengar-cengir di depan Cao.


Benarkah? Sekarang giliranku untuk marah! kata Xie sambil melangkah maju.

Kau mau berkelahi? Seru Gan.

Tidak...! jawab Xie setelah berpikir sejenak.

Sinopsis Episode 9:

Tahun Baru sudah tiba.

Liang, Xie dan Gu Yue Luo Lan ada di depan rumah. Mereka lagi mau merayakan Tahun Baru.


Seperti yang kauinginkan, seperti yang kumau! Bersukaria!  Seru Liang sambil mengerahkan sihirnya.


Di depan mereka tiba-tiba muncul sebuah meja lengkap dengan kursi dan makanan di atasnya.

Wah, ibu sungguh hebat! Seru Luo Lan.


Sayang, selamat tahun baru! Ini adalah tahun baru ke-101 yang kita rayakan bersama. Kau bisa mengajukan permohonan di tahun baru, kata Liang.
 
 


Kita bisa menguasai dunia, kata Luo Lan.

Permohonan ini...aku sangat menyukainya! Xie ikut nimbrung.


Tiba-tiba Hong dan Jin muncul di tempat itu.

Mereka melihat He Bai dan Gan sedang duduk di meja itu. He Bai memberi kode kepada Hong dan Jin dengan matanya.


Tiba-tiba mata Hong berubah aneh. Dia seperti tidak sadar. Hal ini adalah karena tanda mata di leher Hong itu. Tanda mata itu membuat Hong berada di bawah kendali dari kedua iblis itu.


Di dalam penglihatan Hong saat itu, terlihat He Bai, Gan, Cao, Xing dan Qing sedang duduk di meja. Mereka lagi merayakan tahun baru bersama.


Hong, ayo ke sini! seru He Bai sambil melambaikan tangannya kepada Hong.

Selamat Tahun Baru! Seru dewa-dewa Gu Yue di meja itu.


Qing...Xing...! sapa Hong sambil tersenyum gembira.

Hong, ada apa denganmu? Tanya Jin bingung.


Kenapa kau masih bengong di situ? Ayo, ke sini! kata saudara-saudara Hong yang lain.

Jin menarik tangan Hong, tapi Hong malah mengibaskan tangan Jin dan terus melangkah maju.


Tiba-tiba Xing berdiri dan menghampiri Hong sambil berkata,

Aku sudah mengajukan permohonan di tahun baru!

Permohonan apa? tanya Hong.

Aku berharap Jin secepatnya menguasai ilmu Seribu Mil Perjalanan Dewa. Sehingga dia dapat membawaku ke kutub utara, kata Xing.


Kau dengar tidak? kata Hong sambil menoleh pada Jin.

Dengar apa? tanya Jin bingung.


Xing bilang dia berharap kau secepatnya menguasai ilmu Seribu Mil Perjalanan Dewa. Aneh! Bukankah kau sudah lama menguasai ilmu itu? kata Hong.


Tiba-tiba Qing membuka suara,

Permohonanku adalah...kita secepatnya bisa melenyapkan kedua musuh kita itu. Sehingga kita bisa minum arak setiap hari dengan gembira!


Benar sekali! kata Gan.

Minum kepalamu! Seru Cao.


Hei, jangan ikut campur! Kata Qing.

Berani-beraninya kau mendorongku! Kupukul kau! Seru Cao.


Mereka terus saling bergurau di tempat itu.

Kalian jangan ribut! Kata He Bai.


Kakek, apa permohonanmu? Tanya Hong.

Kakek...sudah merasa senang jika bisa melihat kalian semua berkumpul bersama, jawab He Bai.


Cao langsung berdiri dan memeluk He Bai.

Aku juga sangat gembira. Kakek adalah milikku, kata Cao.


Bukan, kakek milikku! Seru Gan sambil menarik tangan Cao. Keduanya lalu saling tarik menarik di sisi He Bai.


Milikku! Seru Cao tidak mau kalah.

Di saat itulah Liang membokong Hong dengan serangan mendadak.


Secara reflek Hong menyerang balik.

Akan tetapi pukulan Hong malah mengenai punggung Jin yang berdiri di depannya.

Hong terkejut setengah mati ketika melihat pukulannya salah alamat. 

Sinopsis Episode 10:

Jin lalu muntah darah dan tersungkur di dalam pelukan Hong. Hong mendelik kepada kedua iblis itu, tapi tanda mata di leher Hong bekerja dan ia pun jatuh pingsan seketika itu juga.


Huh, kenapa aku bisa mempunyai kakak yang sebodoh ini? Kata Luo Lan.

Luo Lan lalu mengeluarkan labunya dan berseru,


Labu mustika, isap mereka! Tubuh Hong, Jin, Gan dan Cao langsung terisap ke dalam labu.


Kilat menyambar dan guntur bergemuruh di angkasa. Liang dan Xie saling memandang satu sama lain.

Sayang, kau hebat sekali! puji Xie kepada Luo Lan.


Labu mustika ini....bisakah kau pinjamkan kepada ayah? kata Xie sambil mengulurkan tangannya hendak merampas labu mustika. Tapi Luo Lan dengan cepat menghindar dan berkata,


Aku tidak akan meminjamkannya! Xie menyenggol tangan Liang, maksudnya ia meminta Liang untuk membujuk Luo Lan.

Bisakah kau membiarkan ibu melihatnya? Bujuk Liang.


Baiklah...tapi hanya sebentar saja, ya. Ingatlah untuk mengembalikannya kepadaku, kata Luo Lan setelah berpikir sejenak.


Luo Lan lalu menyerahkan labunya kepada Liang. Tapi mendadak Xie merebut labu itu dari tangan Liang.


Labu mustika, isap dia! perintah Xie kepada labu itu. Tapi labu itu tidak bergerak sama sekali.


Aku cuma mencoba labu ini, kata Xie yang terkejut melihat Luo Lan tidak terisap ke dalam labu.


Labu mustika, kembali! perintah Luo Lan. Labu itu lalu terbang kembali ke tangan Luo Lan.

Kau bukan lagi ayahku! Kata Luo Lan kepada Xie.


Isap dia! perintah Luo Lan kepada labunya. Dan Xie langsung terisap ke dalam labu.


Peristiwa ini mengejutkan Liang. Ia memandang Luo Lan dengan hati was-was. Luo Lan menoleh pada Liang dengan mata mendelik.


Sayang, tolong dengarkan penjelasanku, bujuk Liang.

Kau juga bukan lagi ibuku, kata Luo Lan. Hati Liang pun langsung panik.

Tetapi....

Luo Lan menghentikan kata-katanya dan memandang wajah Liang. Liang pun memandang Luo Lan dengan penuh harapan.


Kau memang bukan ibuku yang sesungguhnya!
Sadarlah...! Kata Luo Lan lagi.


Luo Lan mengangkat labu mustikanya dan Liang pun langsung tersedot masuk ke dalam labu itu.


Senjata jampi milik Liang terjatuh di atas rumput. Luo Lan memandang benda itu sekilas lalu menoleh pada He Bai yang masih duduk di situ.


Sebuah keluarga harus berkumpul kembali, kata Luo Lan.

Kakek, engkau mau berkumpul lagi dengan kakak-kakakku? tanya Luo Lan sambil mengangkat labu mustikanya.


Luo Lan...! seru He Bai.

Tiba-tiba bayangan Gan muncul di tempat itu dan memungut senjata jampi Liang yang tergeletak di atas rumput itu.


Luo Lan..! seru Gan. Luo Lan menoleh ke samping dan melihat Gan sudah berdiri di situ.


Gan...! seru Luo Lan.

Jangan sembarangan! Tegur Gan.


Kenapa kau tidak terpengaruh oleh racun siluman itu? tanya Luo Lan.

Gan lalu meraba lehernya dan menggosok-gosok tanda mata di lehernya itu.


Tolong bebaskan kakak-kakak kita! Jangan memaksaku turun tangan! kata Gan.


Mereka sudah masuk satu demi satu, kenapa aku harus mengeluarkannya lagi? tanya Luo Lan.


Labu mustika, seperti bayangan mengikuti tubuh! Isap dia! perintah Luo Lan kepada labunya.


Tapi Gan melawan Luo Lan dengan mengerahkan kekuatan dari senjata jampi milik Liang itu. Keduanya lalu saling mengadu kekuatan.


He Bai yang melihat kondisi yang mengkhawatirkan ini lalu mengerahkan kekuatan batinnya dan...Gan dan Luo Lan kedua-duanya langsung tersedot ke dalam labu.


He Bai lalu bangkit berdiri dan menghampiri labu mustika yang tergeletak di atas rumput itu. Ia memungut labu itu dan berkata,


Aku adalah orang yang paling tidak takut akan kematian. Aku sudah hidup lebih dari seribu tahun. Itu sudah bagus.


Tiba-tiba salju turun dari langit. He Bai lalu memandang ke atas langit dan berkata,


Sekarang aku merasa aku juga merindukan kalian semua!


He Bai teringat sewaktu di hutan dulu, cucu-cucunya itu berlari-lari menghampirinya.

Kakek...! panggil mereka.


He Bai mengembangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk menyambut kedatangan cucu-cucunya itu.


Hati teratai....hati teratai! Berkumpul menjadi satu! Seru He Bai.

Seribu tahun ternyata hanya seperti ini! kata He Bai.


Setelah itu dari dalam labu menghambur keluar sinar pelangi dan tubuh He Bai pun sirna perlahan-lahan.

----------

Satu tahun kemudian...


Ketujuh Dewa Gu Yue atau Bayi Labu berkumpul semua di rumah He Bai. Mereka sudah menjadi dewa-dewi pembasmi kejahatan.


Hari itu saat mereka sedang bercengkerama di atas balkon, mendadak telinga tajam Gu Yue Xing menangkap suara-suara yang aneh.


Harap tenang! Seru Xing kepada saudara-saudaranya. Ia pun mendengarkan lebih jelas.


Ada tugas baru nih buat kita! kata Xing. Pesan suara itu berbunyi,

Fu Lian: Kita memerlukan bantuan! SOS!


Ketujuh Dewa Gu Yue ini lalu membalikkan tubuhnya dan serentak terbang menuju tempat itu!

 

T A M A T

 

********


Review: ****

Parameter Review:

*****     : Hebat

****       : Bagus

***         : Menarik

**           : Biasa-biasa saja

*             : Jelek

 

Sumber Foto: https://sogou.com

 

No comments:

Post a Comment