Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Monday, September 11, 2023

The Lost World 夏夜知道风的甜 Drama CP Baru Wang Lao Ji Dan Yang Fu Yu


Di dalam produksi terbaru Legenda Awan ini, Wang Lao Ji 王老吉  dipasangkan dengan aktris Yang Fu Yu 杨馥羽. Drama ini mengusung kisah tentang anak kuliahan. 

Judul sementara adalah The Lost World 夏夜知道风的甜. Entah nanti bakal menggunakan judul ini atau akan diganti kembali, belum tahu.

The Lost World

Kisah tentang anak kuliah bukan cerita baru sebenarnya. Dulu sutradara Zhang Zhi Wei pernah membuat drama pendek berjudul Cloudy Stream atau Yun Zhi Xi 云之溪. Tapi Cloudy Stream mengusung kisah tentang anak sekolahan. 

Sampai sekarang Cloudy Stream terkatung-katung nasibnya. Sempat tayang beberapa episode di Kuaidian Watch pada tahun 2021, tapi kemudian dihentikan penayangannya entah kenapa. Sampai sekarang tidak diteruskan lagi.


Kemudian Hai Dao 海导(Zhang Zhi Wei) menulis kembali lanjutan kisah Cloudy Stream di dalam season 2. Tapi berhubung saat itu dia kesulitan mencari investor yang berminat mengucurkan dana untuk memproduksi drama ini, maka proyek Cloudy Stream 2 ini pun belum ada kelanjutannya lagi.

Dan sekarang tahu-tahu muncul The Lost World ini. Sampai tulisan ini dibuat, drama ini baru mulai syuting di bulan Mei 2023. 

Sepertinya Hai Dao mau mengistirahatkan CP Ji Wei Jiu (Ji Ji dan Sheng Wei) yang selama ini mendominasi drama-drama Legenda Awan di dalam 2 tahun terakhir ini.

Selagi Ji Wei Jiu di dalam masanya yang paling powerful, mendadak Hai Dao menciptakan sebuah CP baru sebagai tandingan dari Ji Wei Jiu ini.

Entah apa maksud Hai Dao sebenarnya dengan mengistirahatkan Ji Wei Jiu.

Mau mengganti suasana baru atau memang sengaja mau membuat CP tandingan?

Jujur ya S-Mov melihat CP baru ini yang diberi nama oleh Hai Dao 吉时羽 Ji Shi Yu atau Xue Fu Wu Che 学馥五车 ini tidak akan se-powerful Ji Wei Jiu.

Chemistry antara Ji Ji dan Yang Fu Yu masih lebih terlihat seperti kakak beradik, seperti di drama Ye Mu 2.

Tapi setuju tidak setuju, Hai Dao jalan terus dengan proyek barunya ini.

Sampai sejauh ini belum tahu bagaimana plot cerita dari drama ini. 

Tapi masih tetap layak untuk ditunggu buat para penggemar karya Hai Dao.


JUDUL:

THE LOST WORLD - 夏夜知道风的甜 (Xia Ye Zhi Dao Feng De Tian).

Tahun: 2023.

Jenis: Drama Pendek.

Genre: Drama Modern Romance.

Tayang Di: Kuai Shou.

Tayang Tgl.: 20 Juli 2023.

Bisa Ditonton Di: 

Kuai Shou dan Youtube (Channel: Wang Lao Ji & Sheng Wei ViVi Fans 吉微酒粉丝 dengan sub Indo).

Jumlah Episode: 24.

Sutradara: Zhang Zhi Wei 张之微.

Pemain:

Wang Lao Ji/Wang Xue Xi/Ji Ji 王老吉/王学习/吉吉 sebagai Mu Qing Feng.

Yang Fu Yu 杨馥羽 sebagai Xia Huai Chu.

Ye Miao 夜喵 sebagai Jin Shan Shan.

Plot:

Kisah persahabatan dan cinta antara dua orang siswi sekolah dengan bumbu latar belakang kemelut keluarga yang ruwet.

Di Sela-Sela Waktu Syuting Drama The Lost World!

Di bawah ini adalah sejumlah foto behind the scenes di sela-sela waktu syuting drama ini.


Terlihat di sini Hai Dao (Sutradara Zhang Zhi Wei), Ji Ji dan Yang Fu Yu sedang beristirahat santai.


Para kru dan tim produksi termasuk para pemain bekerja dan syuting sampai larut malam dan bergadang itu sudah merupakan hal biasa di saat mereka harus bekerja membuat sebuah drama.


Tetapi untung saja ini merupakan sebuah drama pendek yang durasi per episodenya hanya sekitar 2 menit, sehingga paling lama juga mereka hanya butuh waktu syuting selama seminggu juga sudah bisa selesai untuk sebuah drama yang jumlah episodenya sekitar 30.


Ini sudah termasuk cepat, karena kalau membuat drama panjang lebih berat lagi, karena biasanya membutuhkan waktu syuting selama berbulan-bulan. Jadi para artis drama pendek lebih beruntung karena tidak perlu bekerja keras selama berbulan-bulan.


Di dalam foto-foto ini terlihat Ji Ji dan Fu Yu sedang lelah. Tapi mereka kelihatan happy dan tetap masih bisa bersantai.




Oke deh, semoga nanti dramanya juga bagus hasilnya ya!

SINOPSIS LENGKAP PER EPISODE:

Episode 1:

Kisah ini dimulai di sebuah sekolah SLA.

Xia Huai Chu, si gadis gendut yang imut yang prestasi sekolahnya tidak membanggakan sedang berjalan sambil makan roti.


Si gendut Xia Huai Chu, kamu makan lagi nanti akan menjadi babi! Ledek seorang siswa pria yang berpapasan dengan Xia. Siswa itu terus menertawai dan menggoda Xia sampai Xia cemberut tak jadi makan lagi.


Terlalu iseng ya, kamu! Tiba-tiba seseorang menendang tubuh siswa itu dari belakang, sehingga ia jatuh terjerembab.


Yang menendangnya ini ternyata adalah sang siswi bintang kelas bernama Mu Qing Feng.


Setelah ditendang siswa itu menjadi risih dan ia pun buru-buru pergi dari tempat itu sambil berseru,

OSIS memang hebat! 


Mu Qing Feng mengalihkan pandangannya kepada Xia Huai Chu. Ia tersenyum kepada gadis itu. Xia pun tersipu-sipu malu dan hatinya diliputi rasa terima kasih terhadap Mu.


Pada saat itu, aku si gendut berhasil mendapatkan seorang sahabat baik seperti dirimu.

Kisah ini adalah cerita 3 tahun yang lalu....

Di masa depan....

Xia Huai Chu sedang memandang dari jendela kantornya.

Sebentar lagi aku akan keluar negeri. Bisakah kita bertemu kembali, kak?


Xia sedang melamun tentang Mu Qing Feng.

Cerita pun kilas balik lagi di masa sekolah...

Xia Huai Chu, kamu sebentar lagi lulus. Siapa yang paling kamu rindukan? Tanya teman-temannya.


Mu Qing Feng! Seru Xia dengan reflek.

Tapi di mana engkau sekarang...? Xia bertanya-tanya di dalam hatinya.


Tiga tahun yang lalu di sekolah...

Xia dan Mu yang akhirnya menjadi sahabat baik sedang duduk di lapangan sekolah sambil mengobrol.


Nih, untukmu! Kata Mu sambil menyodorkan sepotong kue kepada Xia.

Aku tidak makan. Aku sudah gemuk, kata Xia sambil menggelengkan kepalanya.


Mari kusuapi! Kata Mu sambil tersenyum.

Aku bisa makan sendiri! kata Xia buru-buru sambil mengambil kue itu dari tangan Mu.


Kamu tidak gemuk, kok. Malah imut sekali, goda Mu sambil memandang wajah Xia.


Baiklah! Kata Xia sambil tertawa gembira. Ia pun bangkit berdiri dan berseru di tempat itu,

Kakak adalah siswi paling ganteng di sekolah!


Ngapain kamu? Malu, tahu! seru Mu sambil menarik Xia untuk duduk kembali. Xia pun tertawa gembira karena berhasil menggoda Mu.


Malam ini ada pertandingan final LPL (Liverpool). Kak, kamu bolos saja dan temani aku nonton, ajak Xia saat mereka sedang jam istirahat.

Aku tidak bisa. Aku ada ulangan, jawab Mu sambil membaca buku.


Ayolah kak, pergi denganku! Rajuk Xia sambil menyenderkan kepalanya dengan manja di bahu Mu.

Aku tidak bisa, jawab Mu lagi.


Akhirnya mereka pergi juga. Xia menonton, sedangkan Mu membawa bukunya belajar di sana.


Gila, bikin PR di kafe internet! Begitu komentar pengunjung kafe yang lewat di samping mereka.

Adegan kilas balik lagi ke masa selanjutnya...

Oh, masih pura-pura cuek ya!

Xia Huai Chu di-bully oleh sekelompok siswa di lapangan sekolah. Mereka mendorongnya sampai terjatuh.


Ayah Mu Qing Feng bunuh diri karena ketakutan dikejar dosa!

Kamu tahu gosip yang lain?


Begitulah kata-kata yang keluar dari mulut orang-orang yang mem-bully-nya itu.

Adegan kilas balik lagi ke masa depan....

Lamunan Xia Huai Chu mendadak buyar, ketika sekretarisnya masuk memberitahunya,


Nona, pelamar guru yang terakhir untuk hari ini sudah tiba!

Aku lelah. Suruh dia pulang saja! Jawab Xia Huai Chu.


Tapi kandidat pelamar itu sudah memasuki ruangan. Dan ternyata orang itu adalah Mu Qing Feng. Mu Qing Feng memasuki ruangan dengan sebuah map resume di tangan.


Mu terkejut begitu melihat Xia. Xia pun terperanjat begitu mengetahui pelamar itu adalah Mu Qing Feng.

Xia lalu tersenyum dan berlari memeluk Mu.


Kak...! seru Xia sambil memeluk Mu dengan gembira. Tapi Mu tidak bereaksi sedikit pun. Ia tetap berdiri tak bergeming di tempat itu.


Selama beberapa tahun ini, ke mana saja engkau kak? Tanya Xia. Tapi Mu tetap tidak bereaksi.

Aku sangat mengkhawatirkan dirimu! Kata Xia lagi.

Episode 2:

Engkau yang lenyap sudah kembali sekarang, baguslah! Kata Xia.

Selama beberapa tahun ini, ke mana saja engkau kak? Tanya Xia.


Terbayang kembali di kepala Mu Qing Feng peristiwa berdarah itu. Pada waktu itu, sambil menangis dengan sebuah pisau dapur di tangannya, Mu berusaha mempertahankan diri dari para pengeroyoknya. Tubuh dan wajahnya bercipratan dengan darah....          

Aku sangat mengkhawatirkan dirimu! Kata Xia lagi.

Xia melepaskan pelukannya dan memandang wajah Mu. Di atas pipi Mu yang sebelah kiri terlihat ada bekas luka.


Ada apa dengan wajahmu? Tanya Xia begitu melihat luka itu. Tapi Mu tidak menjawab.

Maukah kau pindah dan tinggal bersamaku? Tanya Xia lagi. Tapi lagi-lagi Mu hanya memandang Xia tanpa menjawab.


Apa yang kuucapkan tadi? Xia merasa dirinya sudah terlalu berlebihan.

Tiba-tiba Mu mundur beberapa langkah dan menjawab,

Terima kasih. Aku punya tempat tinggal.

Wah, aku ditolak lagi! Pikir Xia di dalam hati. Xia berpikir sejenak lalu berkata,


Kita sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kalau kita keluar jalan-jalan?

Boleh. Tapi bisakah kau menjaga jarak denganku di luar? tanya Mu.

Cerita kilas balik lagi di masa kuliah...

Kepala sekolah membawa masuk seorang siswi baru ke dalam ruang kelas di mana Xia Huai Chu belajar.


Kuperkenalkan seorang murid yang pintar kepada kalian. Dia adalah satu-satunya pelajar yang menerima bea siswa khusus dari sekolah. Karena sesuatu hal di dalam keluarganya, ia jadi terlambat mendaftar. Mu Qing Feng, silahkan kau memperkenalkan diri di depan teman-temanmu, kata si kepala sekolah.


Mu Qing Feng mengenali Xia Huai Chu. Dan Xia Huai Chu juga terperanjat melihat Mu Qing Feng.

Menjaga jarak apanya? Akhirnya kau jatuh juga ke dalam tanganku! Pikir Xia sambil tersenyum.


Ini untukmu, kak Chu! Seseorang menyodorkan segelas minuman kepada Xia Huai Chu.

Xia lalu menyodorkan minuman itu kepada Mu yang sedang duduk menulis di mejanya.


Qing Feng, silahkan minum teh susu! Kata Xia sambil menyodorkan minuman tersebut kepada Mu.

Mata Xia melihat bahwa di atas meja Mu sudah ada beberapa gelas minuman yang sama.


Terima kasih. Taruh saja di atas meja, jawab Mu.

Dingin sekali! Pikir Xia kecewa.

Engkau tidak mau mengenaliku, ya sudah, aku juga tidak sudi! Pikir Xia di dalam hati.


Xia lalu mengirimkan sms kepada para follower-nya di grup sosial media.

Aku memerlukan dukungan dari kalian! Begitu sms yang Xia kirim kepada mereka.

----------

Mu Qing Feng keluar dari kampus sambil minum. Di luar kampus ia melihat segerombolan anak muda sedang bersorak sorai.

Di luar gedung kampus, sekelompok anak muda bergerombol. Mereka adalah follower dari Xia Huai Chu. Begitu Xia keluar, orang-orang ini langsung bersorak-sorak memanggil nama Xia.

Xia Huai Chu...Xia Huai Chu...Aku cinta padamu!


Xia mengenakan kacamata hitamnya dan suara sorakan pun menjadi semakin keras. Xia lalu turun menghampiri para follower-nya sambil mengangkat tangan membalas sorakan mereka.

Kamu, ke sini! Xia menunjuk salah satu dari follower-nya. Seorang gadis keluar dan mencium pipi Xia. Sontak para follower lainnya langsung berteriak-teriak.


Aku juga mau....aku mau....!

Xia membuka kacamata hitamnya dan mencari-cari Mu Qing Feng dengan matanya. Tapi Mu sudah tidak kelihatan lagi bayangannya.

Usaha Xia untuk menarik perhatian Mu pun gagal.

Xia masuk kembali ke ruang kelasnya dan di situ ia melihat Mu sudah duduk di atas bangkunya. Di sekeliling Mu terlihat beberapa orang siswi yang sedang mengerumuninya.


Xia pun cemburu. Ia langsung menghampiri Mu dan menarik buku yang sedang dibaca oleh Mu.

Kenapa orang lain tidak perlu menjaga jarak denganmu? Kenapa hanya aku yang harus menjaga jarak? Tanya Xia dengan terang-terangan.

Kenapa sih begitu? Rajuk Xia manja.

Di belakang Mu berdiri Wang Yu Qing dan kelompoknya yang sedang memperhatikan tingkah laku Xia Huai Chu.


Lihat, gadis jelek sedang bertingkah! Kata Wang kepada teman-temannya.

Wang lalu menghampiri tempat duduk Mu dan ikut menimbrung di depan Xia.

Tidak bisakah kau melihat Qing Feng lagi sibuk? Tegur Wang.

Ada gadis jelek yang prestasinya buruk dicuekkin setiap hari. Sungguh menggelikan! Sindir Wang.


Teman sekolah, maukah kau makan malam di rumahku malam ini? tanya Wang kepada Mu.

Tiba-tiba Mu berdiri. Ia melihat sekilas pada Wang lalu memalingkan wajahnya pada Xia, lalu berkata,

Kamu memang sangat imut!

Setelah itu Mu mengambil kembali bukunya dari tangan Xia dan keluar dari kelas itu.


Xia pun tersenyum senang. Sebaliknya dengan hati mangkel Wang berkata,

Apanya yang hebat?

Saat membalikkan badannya, Wang tersandung dan jatuh terjerembab di atas lantai.

Hmm..! jengek Xia sambil berkacak pinggang.


Di atas lantai penuh berserakan makanan snack yang jatuh. Saat Wang mengangkat wajahnya, remah-remah snack itu  pada menempel di atas wajahnya. Karuan wajah Wang pun menjadi sangat menggelikan.

Melihat wajah Wang, Jin Shan Shan yang berdiri di depan Wang tanpa sadar tertawa dengan keras. Tapi begitu ia sadar, ia cepat-cepat mengerem mulutnya.

Itu karena Jin takut pada Wang yang setiap kali selalu mem-bully dirinya.

Episode 3:

Wang membawa Jin ke dalam toilet. Di situ ia menyiksa Jin. Ia menampar dan memukul Jin melampiaskan kemarahannya.

Teman Wang menjaga di depan toilet untuk mencegah siapa pun yang mau masuk ke dalam. Xia yang curiga lalu pergi ke toilet. Tapi ia dicegat di sana oleh teman Wang.


Aku mau ke toilet, kata Xia.

Toilet-nya lagi diperbaiki, siapa pun dilarang masuk, kata teman Wang.

Mu Qing Feng mengawasi kejadian ini diam-diam dari kejauhan.

Sementara itu di dalam toilet, Wang melihat ada selang air di atas ember. Ia lalu menyambar selang itu dan menyemprotkan air selang ke tubuh Jin Shan Shan dengan membabi-buta.


Maafkan aku, aku bersalah. Kumohon...! pinta Jin sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Aku membuat kesalahan kali ini. Tidak seharusnya aku menertawaimu! seru Jin. Tapi Wang terus menyemprotnya.


Setelah puas menyemprotkan air ke tubuh Jin, Wang lalu menarik Jin sambil berseru,

Ayo, berdiri!       

Kamu tidak suka tertawa, kan? Kau terlihat cantik kalau tertawa, ya? kata Wang sambil memegang wajah Jin dengan kedua tangannya.


Sementara itu di luar toilet....

Minggir! Bentak Xia Huai Chu.

Tidak! jawab teman Wang.

Xia lalu menepis tangan gadis teman Wang itu dengan keras, lalu masuk ke dalam toilet.

Sementara itu Mu masih menyaksikan peristiwa ini dari kejauhan.


Wang Yu Qing, apa kamu sakit! Bentak Xia Huai Chu setelah berada di dalam toilet.

Jangan ikut campur! Bentak Wang.

Aku justru mau ikut campur! Balas Xia.


Xia Huai Chu lalu membawa Jin Shan Shan ke ruang guru. Wang Yu Qing dan temannya juga ikut dengan mereka.

Guru, aku melihat Wang Yu Qing menganiaya Jin Shan Shan di dalam toilet! kata Xia.

Jin Shan Shan, apa benar begitu? tanya guru kepada Jin.


Katakan cepat! seru Xia.

Tapi Wang malah menarik tangan Jin dari belakang. Karuan Jin merasa takut dan terancam.

Tidak, aku yang jatuh sendiri di toilet! jawab Jin gugup.

Mulutmu sampai bengkak begini, bagaimana mungkin karena jatuh? Protes Xia sambil melototi Jin.


Saat itu Mu Qing Feng melangkah masuk ke dalam ruang guru sambil mengawasi peristiwa itu.

Guru, Xia Huai Chu memfitnah saya. Jin Shan Shan dan saya adalah teman baik, kata Wang sambil menarik tangan Jin lagi dari belakang.

Jin yang semakin takut, lalu berkata,

Saya keluar pagi ini naik sepeda. Saya jatuh sendiri!


Guru, saya saksinya. Xia Huai Chu yang telah berbohong dan memfitnah orang! Kata teman Wang.

Kalau tidak terjadi apa-apa, kalian boleh pergi sekarang! kata sang guru.


Baiklah, kalian bermainlah bersama! kata Xia jengkel. Ia pun meninggalkan tempat itu dengan marah.

Murid, kau punya masalah? Tanya seorang guru kepada Mu Qing Feng.

Oh, saya salah masuk ruangan! Jawab Mu sambil meninggalkan ruangan itu.


Jin Shan Shan berjalan dengan kepala menunduk dan wajah lesu. Begitu melihat Jin Shan Shan, Xia Huai Chu lalu mencegatnya. Xia menyudutkan Jin di tembok dan mencecarnya dengan pertanyaan.


Kenapa kau tidak berkata jujur?

Tidak ada lagi yang bisa kukatakan, jawab Jin sambil bergegas pergi. Tapi Xia menghalanginya.


Tiba-tiba Jin menutupi kepalanya dengan kedua tangan, seolah-olah ketakutan oleh sesuatu. Hal ini membuat Xia kaget. Xia lalu mengelus kepala Jin dan melembutkan suaranya.


Jangan takut! Kalau mereka menindasmu, merekalah yang memiliki masalah. Kau tidak melakukan kesalahan apa-apa. Ceritakan padaku apa yang terjadi, oke?


Hati Jin mulai merasa tenang. Ia lalu membisikkan sesuatu ke telinga Xia menceritakan keadaannya. Xia sangat terkejut mendengar ceritanya.

----------

Xia, Jin dan seorang siswa pria sedang berdiskusi di atas langkan kampus sambil memandang keluar.

Rencana ini boleh juga. Tapi bagaimana caranya untuk mendapatkan handphone-nya? Kata Xia.


Selagi mereka bingung, tiba-tiba Mu Qing Feng berjalan melewati mereka. Tiba-tiba Xia mendapatkan sebuah ide. Ia lalu memanggil Mu,

Hei, teman sekelas!

Mu menghentikan langkahnya dan Xia pun berlari-lari menghampirinya.


Meskipun kau pernah berkata bahwa kau ingin menjaga jarak denganku. Tapi baru-baru ini aku memiliki masalah. Aku memerlukan bantuanmu. Minta waktumu 15 menit saja sudah cukup, kata Xia.

Sebentar, aku pikir dulu! Jawab Mu. Tapi sedetik kemudian ia sudah menjawab,


Baiklah!

Kau sudah setuju untuk membantu? Tanya Xia kaget.

Hmm...! Mu menganggukkan kepalanya.


Begitu cepat kau memutuskan. Kau bahkan tidak bertanya masalah apa itu, kata Xia terkejut tapi senang.

Ceritakan nanti waktu pulang! kata Mu singkat. Setelah itu ia meninggalkan tempat itu.


Cepat sekali kau memutuskan! Kata Xia sambil memandang punggung gadis itu.

Terima kasih, teman sekelas! Seru Xia. Kemudian Xia kembali ke teman-temannya dan berkata,


Oke, kita berhasil!

Wah, bagus sekali! seru Jin gembira.

Tapi kenapa dia mau membantu kita ya? tanya Jin bingung.

Kau dekat ya dengannya? tanya Jin sambil mengawasi wajah Xia.


Tentu saja kami tidak terlalu dekat! jawab Xia cepat.

Tapi Jin kelihatan masih bingung. Xia pun cepat menimpali ucapannya,

Tapi memang ia sangat adil dan suka menolong!


Orang yang baik, ya? kata Jin sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Baguslah, kalau begitu! kata Jin lagi. Xia pun tersenyum salah tingkah.

------------

Wang Yu Qing dan temannya sedang mengobrol dan bermain HP di kelas, ketika Mu Qing Feng menghampirinya.

Bolehkah aku menambahkan nomor Wechat-mu? Pinta Mu kepada Wang.

Wang kaget. Lalu sambil tersenyum ia menjawab,


Bagaimana kau bisa menaruh minat padaku?

Iya, karena wajahmu cukup cantik! Jawab Mu spontan.

Wang senang sekali mendengarnya. Sambil tersenyum ia berkata,

Aku suka sikapmu yang cuek ini!


Bolehkah aku memindai Wechat-mu? Tanya Mu lagi.

Wang lalu mengambil handphone-nya sambil berkata,

Boleh! Wang langsung menyodorkan handphone-nya kepada Mu yang langsung memindai Wechat Wang.


Sarung handphone-mu bagus. Bolehkah aku melihatnya? Tanya Mu lagi.

Baiklah! Jawab Wang sambil memberikan handphone-nya kepada Mu.

Baru saja Mu memegang handphone tersebut, Jin Shan Shan yang sedang mengelap meja di sebelah mereka mendadak menyambar handphone tersebut dari tangan Mu dengan secepat kilat.


Tangkap! Seru Jin Shan Shan sambil melemparkan handphone tersebut kepada Xia Huai Chu yang sedang duduk di atas meja.

Xia Huai Chu langsung menyambar handphone tersebut dengan kedua tangannya.


Dengan wajah tersenyum, Xia menunjukkan handphone tersebut kepada Wang sambil berkata,

Sampai jumpa lagi di lantai paling atas!

Wajah Wang langsung berubah.

Kau...! katanya.

Episode 4:

Wang Yu Qing naik ke lantai paling atas untuk mengambil kembali handphone-nya dari tangan Xia Huai Chu.

Saat ia tiba di lantai tersebut, seseorang menyirami wajahnya dengan sebaskom air lalu menyeret Wang ke tengah lapangan di mana sudah menunggu dan duduk di situ Xia Huai Chu beserta Jin Shan Shan di sisinya.


Wang meronta-ronta minta dibebaskan, tapi pria rekan Xia itu tidak mau melepaskannya.

Lepaskan aku!

Wang menjerit-jerit histeris. Jeritan Wang terdengar sampai ke bawah bangunan. Mu Qing Feng yang sedang berjalan di dekat situ sampai menengok ke atas.


Bos, aku akan menolongmu! Seru gadis teman Wang itu sambil naik ke atas. Tapi tubuhnya keburu ditarik turun oleh seorang pengikut Xia yang menjaga di bawah.


Bos, tolong aku! jerit gadis itu, tapi mana mungkin Wang bisa menolongnya?


Xia Huai Chu, aku tidak akan memaafkanmu! Teriak Wang begitu melihat temannya tidak berhasil naik untuk menolongnya.


Lucuti pakaiannya! Perintah Xia kepada rekannya.

Baik, kak Chu! Sahut rekan Xia.

Berani kau! teriak Wang kepada pria itu.


Apa kau mau kubuat videomu yang lagi telanjang dengan handphone-mu ini, sehingga kau bisa menikmatinya perlahan-lahan? Ancam Xia sambil mengangkat handphone itu di depan Wang.


Kita semua adalah teman sekelas. Kenapa kau memperlakukanku seperti ini? seru Wang.

Teman sekelas? Seru Xia. Xia lalu menarik tangan Jin Shan Shan ke dekatnya dan berkata,


Ketika kau melakukan hal yang sama terhadap Jin Shan Shan dulu, pernahkah kau berpikir bahwa kita semua teman sekelas?

Kau manusia rendah! Maki Wang kepada Jin.

Jangan takut. Balas maki dia! Xia mengajari Jin sambil memegang tangan gadis itu.

Yang manusia rendah itu kamu! maki Jin dengan suara keras.

Sebenarnya apa yang telah dilakukan Wang terhadap Jin?


Cerita kilas balik kembali ke masa lalu....

Di sebuah ruangan yang remang-remang seperti sebuah gudang, Wang dan rekan-rekannya menyekap Jin di situ. Jin duduk di atas lantai dengan kedua kaki telanjang. Sepatunya tergeletak di sampingnya. Wang dan beberapa rekannya tengah mengawasi Jin dengan mimik mengancam.

Kau siapa? Berani-beraninya mengenakan sepatu yang sama denganku? Kata Wang sambil selangkah demi selangkah mendekati Jin.

Jin ketakutan. Ia terus mengesot mundur ke belakang. Kedua kakinya yang terluka terus mengucurkan darah di lantai. Tapi Wang terus menghampirinya dengan wajah menyeringai.

Wang lalu menjambak rambut Jin dan berkata,

Lihat, wajahmu yang menyedihkan ini layak disayangi orang! Wang lalu memotret wajah Jin dengan handphone-nya sambil tertawa.


Jin memukul-mukul Wang dengan tangannya, sehingga Wang menghentikan perbuatannya. Wang lalu menampar wajah Jin. Ia menjambak rambut Jin dan terus menampari wajah gadis itu.

Kumohon....lepaskan aku! Maafkan aku, semua sepatuku barang bermerek. Kumohon...lepaskan aku! jerit Jin sambil memohon dengan tangannya.

Baiklah, lucuti pakaiannya! Perintah Wang kepada anak buahnya.


Tiga orang anak buah Wang bergerak maju. Dua orang laki-laki dan seorang perempuan. Mereka memegangi kedua tangan Jin dan yang seorang lagi beraksi melucuti pakaian gadis itu.


Lepaskan aku! Jin berteriak-teriak tapi tak ada yang menolongnya di tempat itu.

Wang lalu mengangkat handphone-nya dan mulai merekam aksi biadab itu dengan handphone-nya.


Cerita kembali lagi ke masa sekarang....

Kenapa kau bengong di situ? Lucuti pakaiannya! Perintah Xia kepada rekannya itu.


Pria itu lalu menangkap tangan Wang dan mulai melucuti pakaian gadis itu. Wang ketakutan dan mulai menjerit-jerit di tempat itu.


Jangan...jangan...lepaskan aku...lepaskan aku....!

Mendengar jeritan Wang ini, hati Jin mulai panik. Akhirnya ia menjerit,


Berhenti! Pria itu lalu menghentikan perbuatannya.

Xia Huai Chu lalu berjongkok di dekat Wang dan berkata,


Wajahmu ini terlihat menyedihkan. Tapi aku tidak mengerti, mengapa kau bisa melakukan hal seperti ini kepada teman sekelasmu?

Jin Shan Shan! Teriak Wang sambil memandang Jin dengan mata mengancam.

Kelihatannya kau tidak bisa mengubah perilakumu ini! Xia lalu berdiri dan menyerahkan handphone itu kepada Jin sambil berkata,

Kuberikan handphone ini kepadamu!


Jin lalu membanting handphone itu ke atas lantai. Xia lalu menyambung kembali ucapannya,

Maaf, aku menghilangkan handphone-mu!


Xia lalu mengeluarkan segepok uang dan melemparkan uang itu ke tubuh Wang sambil berkata,

Ambil ini! Anggap saja pemberian dariku!

Kau tidak takut kulaporkan kejadian ini kepada guru? Teriak Wang.


Melapor ke guru? Melapor ke guru bahwa kau juga terjatuh dari sepeda? Sindir Xia sambil tersenyum mengejek.

Xia lalu menarik Jin ke dekatnya dan merangkul bahu gadis itu sambil berkata di depan Wang,


Ingat baik-baik. Mulai sekarang Jin Shan Shan adalah temanku. Kalau kau berani menindas dia lagi, aku tidak akan mengampunimu lagi!

Xia Huai Chu, aku tidak akan memaafkanmu! Diam-diam Wang bersumpah di dalam hatinya.

Episode 5:

Ketika Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng keluar dari kampus, seorang mahasiswa mencegat Xia.


Xia Huai Chu...! panggil mahasiswa itu. Xia dan Mu lalu menghentikan langkah mereka.


Aku sudah mempertimbangkan untuk memberimu kesempatan. Sehubungan dengan pernyataanmu bulan lalu, aku sudah memutuskan untuk menerimanya, kata mahasiswa itu.


Xia Huai Chu lalu teringat kejadian beberapa waktu yang lalu, ketika ia sedang bertaruh dengan Wang Yu Qing. Taruhannya adalah jika Xia berhasil menjadi pacar dari mahasiswa itu, maka yang kalah taruhan harus bersedia dipanggil cucu oleh yang menang.


Xia lalu sengaja menunggu mahasiswa itu di kampus. Begitu dilihatnya pria itu keluar, Xia lalu mencegatnya dan berkata,


Teman sekolah, aku naksir padamu. Jadilah pacarku! Untuk menarik hati pria itu, Xia sengaja mengedipkan matanya dan menggigit bibirnya. 


Ternyata usahanya berhasil dan mahasiswa itu sekarang sudah menerimanya sebagai pacar. Tapi sekarang ia menjadi tak enak hati dengan Mu Qing Feng. Karena Mu menyaksikan dan mendengar sendiri pernyataan dari pria itu.


Supaya bisa menang, cara apa pun kulakukan. Kelihatannya memang ada peristiwa seperti ini, kata Xia sambil tersipu malu di depan Mu.


Jadi sekarang kita sudah menjadi pacar. Senang bertemu denganmu, sambung mahasiswa itu lagi sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Xia.


Tunggu sebentar! Kata Xia sembari membentangkan kelima jari tangannya di depan wajah mahasiswa itu.


Aku sudah berubah pikiran. Aku bahkan sudah melupakan namamu, kata Xia terus terang.


Namaku Lin Shao Jun. Karena kau sudah berubah pikiran, aku akan mempertimbangkannya lagi, kata mahasiswa itu. Setelah itu ia pun meninggalkan tempat itu.


Karena khawatir Mu Qing Feng salah paham, Xia lalu buru-buru berkata,

Tolong dengarkan penjelasanku!


Itu keputusanmu sendiri! sahut Mu.

Sebagai kakak, kau tidak kepingin tahu pria seperti apa yang aku kencani? Tanya Xia penasaran.

Tapi Mu diam saja.

----------

Suatu hari, Xia sengaja menunggu Mu di samping tembok kampus. Begitu melihat Mu berjalan ke tempatnya berdiri, Xia langsung menyapa,

Hai...! Tapi Mu cuek saja dan tetap berjalan terus.


Berpura-pura lagi tidak mengenaliku! Atau dia lagi marah padaku? Xia cemberut dan langsung mengikuti Mu dari belakang.


Xia sengaja berlari melewati Mu dan berpura-pura jatuh di depan gadis itu.

Aduh, kepalaku pusing! Seru Xia sambil memegang celana jins Mu.


Mulai lagi bermain trik, pikir Mu di dalam hati. Tapi Mu tetap berjongkok di depan Xia.


Mu lalu memegang tangan Xia. Xia sudah merasa senang. Tapi ternyata Mu cuma ingin melepaskan tangan Xia dari celananya itu.


Kita tidak familier, kata Mu yang membuat hati Xia menjadi panik. Xia langsung mengalungkan kedua tangannya di leher Mu sambil berkata,


Guru Mu, bisakah kau mengantarku pulang? Mu kaget dan langsung menengok ke kiri dan ke kanan takut orang-orang memergoki perbuatan mereka.


Aku ingin belajar bersamamu, kata Xia lagi.

Aku tidak bisa! Sahut Mu. Xia langsung menarik leher Mu mendekat ke wajahnya sambil berkata,


Kalau kau tidak mau mengantarku pulang sekarang, maka semakin banyak orang yang akan muncul di tempat ini!

Aku benar-benar tidak berdaya menghadapinya! Mu mengeluh di dalam hati.

-----------

Akhirnya hari itu Mu benar-benar mengantarkan Xia pulang dan menemaninya belajar.


Di otak Xia terus memikirkan berbagai cara untuk merayu Mu. Setelah berpikir sebentar, Xia lalu berkata,


Guru Mu, bisakah aku meminta petunjuk darimu tentang masalah sekolah?


Boleh, jawab Mu sambil tetap membaca.

Selama dua tahun ini, pernahkah kau mengencani seseorang? tanya Xia.


Tidak pernah! Jawab Mu singkat.

Hmm, kalau aku memiliki pengalaman yang kaya tentang hal ini! Xia sengaja berkata seperti ini untuk memancing reaksi dari Mu.


Benar saja. Mu langsung menoleh kepada Xia sambil bertanya,

Jadi begitu banyak orang yang mengejarmu?


Yah, begitulah. Guru Mu, kau mau bergabung di dalam barisan? Tanya Xia dengan girang.


Mu yang malu langsung memalingkan wajahnya ke buku lagi dan berusaha menutupi wajahnya dengan tangan untuk menutupi perubahan wajahnya.


Masih berpura-pura juga! omel Xia di dalam hati.

Kemudian Xia bangkit berdiri dan melepaskan baju luarnya sambil mengeluh,


Aduh, panas banget! Guru Mu, apakah kau merasa panas? Tanya Xia sambil menaruh baju luarnya itu di depan Mu.


Tidak! jawab Mu.

Apa kau bilang? Xia mendekatkan wajahnya ke telinga Mu.

Tidak panas! Jawab Mu lagi.


Kuberitahu padamu sebuah rahasia. Ibuku akan pulang di akhir minggu. Jadi malam ini cuma tinggal kita berdua, bisik Xia.


Kalau kau terus seperti ini, aku bisa salah paham! kata Mu.

Salah paham? Salah paham apa? Xia lalu duduk kembali di bangkunya.


Aku cuma mengundang teman ke rumah untuk bermain game Pembunuhan Di Tiga Kerajaan! Kata Xia.


Aku mau pulang sekarang! kata Mu sambil berdiri. Tapi Xia langsung menarik kembali tangan Mu sambil berkata,


Hei, kamu jangan pergi! Kamu sudah datang. Kita sudah lama tidak saling berkomunikasi. Kamu tidak mau bermain denganku?


Xia sengaja mengedip-ngedipkan matanya untuk merayu Mu. Mu buru-buru memalingkan wajahnya dan menjawab,


Aku tidak ingin!

Aku tidak percaya! Kata Xia.


Tiba-tiba ruangan itu menjadi gelap. Ternyata listrik mati mendadak.

Ah, mati listrik! Jerit Xia dengan keras. Secara reflek ia memeluk Mu dan bergelendotan di tubuh gadis itu. Mu terpaksa menggendongnya.

Ayo, turunlah! Kata Mu setelah beberapa saat.

Tidak, gelap sekali! sahut Xia.


Xia Huai Chu, kau sengaja ya berbuat begini? tanya Mu.

Tidak, kak! Aku memang takut akan gelap, sahut Xia sambil mempererat pelukannya.


Tanganku sudah pegal! Kata Xia setelah beberapa saat.


Ketika aku masih kecil, kau selalu memelukku seperti ini. Tolong temani aku sebentar saja, pinta Xia.


Baiklah! Sahut Mu tidak tega.

Mendengar ucapan Mu ini, Xia pun tersenyum menang.

Episode 6:

Tangan diangkat setinggi ini! kata Xia Huai Chu.

Xia dan Mu sedang membuat foto mereka berdua yang sedang bermesraan.


Oke, satu lembar foto lagi, kata Xia.

Posenya seperti ini! kata Xia lagi.


Mu Qing Feng terbangun dari tidurnya. Ia melihat Xia Huai Chu masih tidur di sisinya dan mereka ternyata tidur seranjang.

Kenapa aku bermimpi seperti ini? Oh ternyata peristiwa tadi cuma mimpi Mu belaka.


Mu menengok pada Xia yang masih tidur dengan pulas. Mu mulai mengingat kembali kejadian semalam, dimulai di saat ia terpaksa menggendong Xia yang ketakutan akan gelap di saat mati lampu semalam.


Akhirnya Mu menginap di rumah Xia dan saat mereka berbaring di ranjang, kedua orang gadis ini sempat bercakap-cakap sebelum tidur.

Qing Feng, kenapa kau berpura-pura tidak mengenaliku saat sekolah? Tanya Xia.


Karena hal ini bisa berdampak buruk terhadap dirimu, jawab Mu.

Dampak buruk apa? Aku tidak takut! Kata Xia.


Tapi aku takut! Jawab Mu.

Dan kenapa kau tidak memberitahuku juga, ketika kau berhenti sekolah dan pindah rumah? tanya Xia lagi.


Mu lalu teringat saat itu. Ia baru saja mengalami peristiwa berdarah itu. Setelah peristiwa itu, ia pergi ke rumah Xia untuk menemui gadis itu.

Dalam keadaan terluka dan tubuh bercipratan darah,  ia baru saja mau keluar lift untuk menemui Xia. Tapi saat itu ia melihat Xia sedang bertengkar dengan ibunya di depan pintu rumah mereka.


Aku tidak mengizinkanmu untuk menemui Mu Qing Feng! Ayahnya sudah meninggal. Ibunya juga lagi sakit. Keluarganya memiliki utang di mana-mana. Kalau kau ke sana, takutnya kau akan terlibat nanti! Begitu kata Ibu Xia.


Jangan cerewet, bu! Lepaskan tanganmu! seru Xia.

Kamu tidak boleh pergi! kata Ibu Xia lagi.

Aku tetap mau pergi. Ibu tidak bisa melarangku! Bantah Xia dengan berani.


Akhirnya sang ibu menampar anak gadisnya. Peristiwa ini dilihat oleh Mu Qing Feng di depan mata. Ia pun tidak berani lagi untuk menemui Xia. Pintu lift pun tertutup kembali.

Luka di wajahmu, bagaimana itu bisa terjadi? tanya Xia sambil mengawasi luka di wajah gadis itu.


Mu lalu terbayang kembali peristiwa berdarah itu. Saat itu ia sedang dikeroyok oleh sejumlah pria penagih utang yang diutus oleh rentenir yang meminjamkan uang kepada ayah Mu.


Mu berusaha menghalau para pengeroyoknya dengan sebilah pisau dapur di tangan.

Kau mau menakuti siapa, hah? Cepat bayar utangmu! Kata salah seorang pengeroyoknya.


Suatu ketika sebatang pisau berkelebat di depan wajah Mu dan pipi kirinya tersabet oleh pisau dan darah pun mengucur keluar dari pipinya. Mu menutupi pipinya dengan tangan sambil memandang beringas pada para pengeroyoknya.


Wajahku dilukai oleh anak buah rentenir! Jawab Mu.

Setelah itu apa yang terjadi? tanya Xia dengan hati cemas.


Mu membayangkan kembali peristiwa berdarah itu. Setelah wajahnya terluka, Mu menjadi beringas. Gadis itu menyabetkan pisau dapurnya secara membabi-buta kepada orang-orang itu sambil berteriak histeris.


Pisaunya berhasil melukai beberapa orang dan darah bercipratan di tangannya. Setelah para pengeroyoknya bubar, Mu menangis di tengah jalan.


Aku tidak ingin membahas masalah ini, jawab Mu.

Baiklah! Kata Xia yang tidak berani bertanya lebih lanjut.

Nanti aku akan senantiasa menemani di sisimu, kak! Hibur Xia.


Xia lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh pipi Mu yang ada bekas luka itu, akan tetapi mendadak lampu menyala.Ternyata listrik sudah menyala kembali.


Xia mengurungkan niatnya untuk meraba pipi Mu. Ia menarik tangannya kembali sambil berkata dengan tersipu malu,


Oh, listrik sudah menyala!

Lebih baik lampunya dimatikan saja! Tiba-tiba Mu berkata.


Kenapa wajahmu merah? Kamu demam ya? tanya Xia sambil meraba kening Mu.

Mu langsung membalikkan tubuhnya dan berkata,

Tidur...tidurlah....!


Setelah itu kedua orang gadis itu pun tidur. Dan Mu Qing Feng lalu bermimpi dirinya sedang bermesraan dengan Xia Huai Chu sambil berfoto-foto.


Mu Qing Feng masih memandang wajah Xia Huai Chu yang masih tidur itu.

Harus selalu menjaga jarak dengan seorang sahabat. Sungguh teramat sulit! Keluh Mu di dalam hati.

Episode 7:

Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng baru keluar dari kampus, ketika mereka melihat ada dua orang siswa yang sedang mengobrol membicarakan Xia Huai Chu.


Katanya Xia Huai Chu, si siswi yang disukai banyak orang itu telah tidur dengan Wang Li Shan, anak kelas tiga!

Biasanya dia selalu terlihat arogan, ternyata dia itu seorang gadis murahan ya!


Mendengar ucapan mereka, telinga Xia langsung panas. Ia lalu bergegas menghampiri mereka sembari bertanya,


Kalian bilang aku tidur dengan siapa barusan?

Wang Li Shan! Jawab salah satu siswa.

----------

Saat Xia Huai Chu masuk ke dalam kelas, semua siswa langsung heboh.

Hei, dia datang!


Dia masih berani datang ke sekolah!

Ya, benar!


Demikian suara-suara dari para siswa di ruang kelas itu.

Begitu melihat Xia Huai Chu, Jin Shan Shan langsung berdiri dari bangkunya dan menghampiri Xia sambil berkata,


Kak Chu, gawat! Seseorang mem-posting di situs sekolah, bahwa engkau telah tidur dengan Wang Li Shan dengan bayaran sebesar RMB 600 untuk semalam!


Jin Shan Shan langsung memperlihatkan postingan itu dari handphone-nya kepada Xia Huai Chu.

Xia pun membaca postingan itu yang berjudul:

Demi RMB 600, Xia Huai Chu telah tidur dengan Wang Li Shan!


Xia lalu mengembalikan handphone itu kepada Jin dan bergegas keluar dari ruang kelas itu yang langsung diikuti oleh Mu Qing Feng.

Setelah Xia keluar dari kelas itu, Wang Yu Qing dan temannya yang berdiri di depan kelas lalu saling berbisik,

Trikmu sungguh hebat! Coba kita lihat apa dia masih bisa sombong kali ini!


Dasar manusia rendahan! Kata Wang sambil memandang kepergian Xia dengan penuh kebencian.

-----------

Di ruang kelas tiga, seorang guru wanita sedang bersiap mengajar di kelas.

Para siswa silakan duduk. Pelajaran akan segera dimulai! Kata sang guru di depan mikrofon.


Xia Huai Chu bergegas masuk ke dalam kelas itu dan langsung menghampiri sang guru sambil berkata,

Permisi, bisa tolong beri waktu 2 menit kepadaku? Xia meraih mikrofon dari tangan sang guru dan berdiri menghadap para siswa.


Setelah menenangkan diri sejenak, Xia lalu berkata dengan suara keras di depan mikrofon itu,

Siapa yang bernama Wang Li Shan di sini? Cepat berdiri!


Seorang siswa pria dengan telinga beranting lalu berdiri dari tempat duduknya menghadap Xia.

Ada urusan apa? tanya siswa yang bernama Wang Li Shan itu.


Setelah menaruh mikrofon di atas meja, Xia lalu berjalan ke tempat Wang Li Shan.


Katanya aku tidur denganmu. Aku memiliki sebuah tahi lalat di bokongku. Tahi lalat itu ada di sebelah kiri atau di sebelah kanan? Tanya Xia sembari jalan ke tempat Wang.


Di sebelah kiri! Jawab Wang spontan tanpa berpikir. Kemudian ia menyambung kembali ucapannya dengan berkata,


Dan tahi lalat itu super gede! Mendengar ucapan Wang ini, spontan para siswa di kelas itu tertawa semua.


Siswa, kamu jangan sembarangan berkata! Tegur sang guru di depan kelas.

Maaf ya, di bokongku tidak ada tahi lalat! Kata Xia.


Wang mengawasi Xia sambil meraba bibirnya. Xia lalu menyambung kembali ucapannya,


Ketika kau menyebarkan gosip, kenapa kau tidak berpikir, apakah pantas wajahmu yang kayak beruang itu bersanding denganku?

Wang lalu menengok ke kiri dan ke kanan, seraya berkata kepada para siswa di situ,


Pokoknya aku telah tidur dengannya! Kemudian ia mengalihkan wajahnya kepada Xia dan berkata,

Kalau mereka tidak percaya, kau tinggal tunjukkan saja kepada mereka!


Plak! Sebuah tamparan langsung melayang di wajah Wang, membuat terperanjat semua orang di kelas itu.


Pipi Wang langsung muncul guratan merah akibat tamparan Xia Huai Chu yang mendarat dengan keras di pipinya. Wang memalingkan wajahnya kembali kepada Xia, tapi tamparan kedua sudah mendarat lagi dengan telak di pipinya.


Wang langsung mengangkat tangannya ingin balas menampar. Xia pun sudah menantang dengan mengangkat wajahnya, tapi untunglah sang guru berseru kembali dengan lantang,


Siswa, jangan memukul orang!

Akhirnya Wang tidak jadi menampar. Ia menurunkan kembali tangannya.


Kalau kau masih berani menyebarkan gosip lagi, akan kurobek mulutmu! Ancam Xia sambil menunjuk wajah Wang.

Wang tidak berani berbicara lagi. Seisi kelas bertepuk tangan tanda salut dengan tindakan Xia yang sudah gagah berani membersihkan namanya. Para siswa tersenyum dan diam-diam menertawai Wang di dalam hati mereka.


Setelah membersihkan namanya, Xia lalu meninggalkan kelas itu dengan langkah cepat.

Aku sudah bilang, kau ini cuma membual! Mana mungkin Xia Huai Chu tidur denganmu! Kata teman sebangku Wang kepada Wang.

Sementara itu dari kejauhan, Mu Qing Feng mengawasi peristiwa ini dengan hati panas dan mangkel. Ia melototi Wang dengan penuh amarah sebelum meninggalkan tempat itu.

Episode 8:

Seseorang telah menggosipkan aku lagi! pikir Xia Huai Chu.


Tak disangka kau begitu genit! Kata 2 orang siswa yang berpapasan dengan Xia. Mereka berkata sambil tertawa-tawa melecehkan.


Kalian sakit ya! seru Xia kesal.

Ayo, kita pergi! kedua orang ini langsung ngacir.


Kau dengar tidak, seseorang telah memposting foto telanjang Xia Huai Chu di web kampus! Kata seorang siswi kepada temannya saat berjalan melewati Xia.


Foto telanjang apa? seru Xia keheranan.


Di web kampus memang terpampang postingan dan foto Xia Huai Chu yang sedang telanjang dengan judul-judul seperti ini:


Heboh! Sisi gelap dari Xia Huai Chu!

Ini dia foto-foto telanjang dari Xia Huai Chu!


(Forward) Foto telanjang Xia Huai Chu ada di sini!

Perbuatan siapa ini? Pikir Mu Qing Feng dengan hati panas.

----------

Di ruang kelas:

Bau sekali....bau sekali....! seru Wang Yu Qing sambil mengipas-ngipaskan tangannya.


Apa ya ini? Wang Yu Qing bangkit berdiri dan berjalan ke bangku Xia Huai Chu.


Oh, ternyata bau ini berasal dari pelacur kampus kita! seru Wang.

Xia Huai Chu, kau jelaskan pada kami! Seru Wang lagi.


Hanya sebuah gosip. Buat apa aku harus menjelaskan? Jawab Xia tenang.


Kenapa ya orang-orang mau menggosipkan kamu? Mungkin karena kamu telah melakukan sesuatu yang memalukan! kata Wang.


Xia membanting bukunya di atas meja dan berdiri menghadapi Wang sambil berkata,


Wang Yu Qing, kau ini semangat sekali menampilkan diri. Jangan-jangan semua ini adalah perbuatanmu?


Kau melakukan perbuatan yang memalukan. Tak ada urusan dengan aku, pelacur kampus! sahut Wang.


Kamulah yang pelacur kampus! Balas Xia.

---------

Mu Qing Feng sedang berjalan-jalan di luar kelas, ketika ia melihat Xia Huai Chu sedang duduk sendirian di pekarangan kampus.


Aku sudah memutuskan untuk menjaga jarak dengannya, tapi sebenarnya aku ingin sekali menghiburnya, pikir Mu di dalam hati.


Mu lalu berjalan menghampiri Xia dan duduk di sampingnya. Xia menengok pada Mu dan Mu melihat ada air mata di mata Xia. Secara reflek tangan Mu bergerak menghapus air mata gadis itu.


Itu bukan foto-foto aku! kata Xia.

Aku percaya padamu, kata Mu.


Tetapi mereka tidak percaya! Kata Xia.


Mereka akan mempercayainya! Kata Mu setelah berpikir sejenak.

----------

Malam itu hujan mengguyur kampus...


Wang Li Shan sedang berada di ruang olahraga bermain bola. Ketika ia sedang berjalan di lorong, mendadak ia mendengar seseorang memanggilnya dari belakang. Ia membalikkan badannya dan melihat seorang berjaket gelap dengan topi kupluk berdiri mengawasinya.


Siapa kau? tanya Wang. Orang itu lalu berjalan menghampirinya dan kini kedua orang ini berdiri berhadapan. Wajah orang itu tidak kelihatan jelas, karena ia menutupi wajahnya dengan topi kupluk.


Hapus foto-foto itu! kata orang itu.


Tidak ada urusannya dengan kamu. Mau cari mati? kata Wang.


Aku sudah sering bertemu dengan orang seperti kamu. Nyalinya sangat kecil. Sekali ditusuk langsung pecah! Kata orang itu.


Siapa kau sebenarnya? tanya Wang. Wang lalu mengulurkan tangannya hendak membuka topi orang itu.


Tiba-tiba orang itu mempelintir jari Wang dan menendang alat vital Wang membuat pria itu langsung terjatuh.


Kamu tidak mau menghapus foto-foto itu, kan? tanya orang itu.


Kalau berani, bunuh saja aku! sahut Wang yang masih kesakitan di atas lantai.


Baiklah! Jawab orang itu. Kemudian ia berjalan meninggalkan tempat itu.


Huh, gertak sambal saja! Jengek Wang.

Episode 9:

Wang Li Shan dan temannya selesai bermain bola kembali ke ruang kelasnya, tapi di atas mejanya terlihat ada genangan darah yang menetes jatuh ke lantai.


Perbuatan siapa ini? seru Wang kaget.

Ia menengok ke arah pintu dan di sana terlihat lagi si topi kupluk sedang mengawasi mereka di luar.


Pasti dia orangnya! Seru Wang sambil menunjuk ke arah pintu.

Kedua orang itu lalu berlari keluar hendak mengejar si topi kupluk. Tapi orang itu sudah kelihatan lagi bayangannya.


Apakah kau telah menyinggung seseorang? tanya temannya.

Tidak! jawab Wang.

----------

Xia Huai Chu merangkul leher ibunya dan berkata,

Ibu, bisakah engkau mengantarku ke kampus hari ini?


Ibunya dengan wajah bingung menatap putrinya. Xia lalu menyambung kembali ucapannya,

Hanya untuk sekali ini saja!


Sebuah Mercedez Benz berhenti di depan kampus. Kemudian dari dalam mobil itu turunlah Xia Huai Chu dan ibunya.


Sang ibu mengeluarkan segepok uang dari dalam tasnya dan menyerahkan kepada putrinya sambil berkata,


Ini untuk biaya hidup bulan ini. Jangan boros, ya!

Wow, banyak sekali! seru Xia sambil melemparkan pandangan ke sekeliling sambil tersenyum.

Wang Li Shan dan temannya kebetulan melihat hal ini dari kejauhan.


Kak, apa kau telah membohongi kami semua? Dia memiliki banyak uang. Apa mungkin hanya tidur dengan tarif RMB 600 semalam? Bahkan RMB 6.000 saja tidak mungkin! Kata teman Wang.


Bagaimana mungkin? Aku memiliki fotonya di dalam handphone-ku. Tidak mungkin foto-foto itu palsu, kan? Bantah Wang.

-------------

Wang Li Shan dan dua orang rekannya sedang mengobrol di luar gedung kampus.


Akhir-akhir ini entah siapa yang bermain-main denganku. Aku ingin tahu siapa gadis itu. Aku pasti akan menyingkirkannya! Kata Wang kepada teman-temannya.


Ah, apakah itu orangnya? Kata teman Wang.

Ketiganya lalu menengok ke depan. Benar saja, si topi kupluk terlihat sedang mengawasi mereka sambil menyedot minuman di depan taman.


Ya, kelihatannya benar itu orangnya! Sahut Wang.

Si topi kupluk lalu meninggalkan tempat itu. Teman Wang lalu berkata,


Kenapa kita masih bengong saja di sini? Ayo, kita kejar dia!

Oke! Sahut Wang. Ketiga orang itu langsung berdiri untuk mengejar si topi kupluk.


Si topi kupluk lalu masuk ke dalam lorong kelas. Wang dan teman-temannya terus mengikutinya.

Ke sana! kata Wang sambil menunjuk ke depan.


Si topi kupluk lalu masuk ke dalam sebuah ruangan. Tiba-tiba Wang menghentikan langkahnya dan terlihat ragu-ragu.


Ada apa? tanya teman Wang.


Ini ruang 403! Ruang kelas ini berhantu! Jawab Wang.


Takut apa? Ayo, kita masuk! Ayo...! seru teman Wang. Ketiga orang itu lalu masuk ke dalam.


Begitu masuk, ternyata si topi kupluk sudah berdiri di tengah-tengah ruangan sambil menyedot minuman.


Ternyata kamu cuma seorang diri! Kata teman Wang.


Mau lari ke mana kau?
seru Wang.


Gawat! Aku lupa membawa kertas!
Kata si topi kupluk.


Aku punya!
kata teman Wang yang satu lagi sambil mengeluarkan sepucuk kertas dari saku bajunya.


Apa kamu sakit?
tanya teman Wang yang satu lagi sambil memandangi wajah temannya itu.


Teman Wang yang ini lalu menyerang si topi kupluk. Tapi hanya dengan sebuah gerakan, si topi kupluk sudah berhasil menjatuhkan lawannya.


Wang terlihat kaget menyaksikan hal ini. Si topi kupluk lalu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya. Ia lalu melangkah maju menghampiri Wang.


Si topi kupluk lalu menyerang Wang. Wang terus menghindar. Tapi tangan si topi kupluk berhasil mencengkram bahu Wang dan pisau lipat itu langsung ditikamkan ke perut Wang.


Darah pun membasahi baju Wang.

Episode 10:

Wang Li Shan berdiri di tengah lapangan kampus. Ia sedang melepas bajunya di depan orang-orang. Orang-orang dibuat keheranan melihat tingkahnya.


Bukankah itu Wang Li Shan? kata orang-orang yang melihatnya.

Setelah bertelanjang dada, Wang Li Shan lalu berteriak di tengah lapangan,



Saya Wang Li Shan! Saya adalah orang jahat. Saya telah berbuat jahat terhadap Xia Huai Chu! Saya dengan sengaja telah membuat gosip. Semua foto itu adalah hasil perbuatan saya. Saya sama sekali tidak tidur dengannya. Saya telah menjahati Xia Huai Chu!

Semakin lama semakin bertambah banyak orang-orang yang berkerumun menyaksikan perbuatan Wang Li Shan ini.


Apa sebenarnya yang terjadi pada Wang Li Shan? Untuk mengetahui hal ini, kita harus mundur satu hari sebelumnya...

Si topi kupluk berhasil menusuk perut Wang Li Shan dengan pisau lipatnya.


Cairan merah membasahi baju Wang Li Shan. Wang Li Shan jatuh tersungkur di atas lantai dan saking takutnya, ia sampai terkencing-kencing di situ.

------------

Setelah melihat orang-orang yang berkerumun semakin banyak jumlahnya, Wang Li Shan lalu melepas celana panjangnya. Dan sekarang ia berdiri di tengah lapangan hanya mengenakan sepotong celana pendek.


Jin Shan Shan sampai mengabadikan peristiwa ini dengan handphone-nya di atas jendela.

Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng juga menyaksikan peristiwa ini di depan kampus.

Aku cuma mengancamnya sedikit. Tapi tidak mungkin hanya karena ini dia sampai melakukan perbuatan yang memalukan seperti ini! kata Xia.


Bagus juga seperti ini. Tidak memalukan, kok! Kata Mu.

Sementara itu Wang Li Shan meneruskan kembali ucapannya,


Saya ini seorang kriminal! Wang Li Shan lalu menampar pipi kanannya sekali dan pipi kirinya sekali juga.


Dengan setulus hati, saya meminta maaf kepada Xia Huai Chu! Orang yang tidur dengan saya sebenarnya adalah dia...Wang Yu Qing! Teriak Wang Li Shan sambil menunjuk ke atas jendela, di mana Wang Yu Qing juga sedang menyaksikan peristiwa ini dari atas.


Semua orang menengok ke atas jendela dan Wang Yu Qing terkejut setengah mati mendengar ucapan Wang Li Shan ini.


Mmoaahhh....! sambung Wang Li Shan kembali sambil menghadap Wang Yu Qing, membuat Wang lalu cepat-cepat ngacir dari tempat itu.


Banyak siswa yang merekam peristiwa ini dan Xia Huai Chu terus mengawasi wajah Mu Qing Feng dengan curiga.


Ada yang tidak beres dengan dirimu. Jangan-jangan kau tahu tentang sesuatu? kata Xia.


Adegan kilas balik lagi pada peristiwa kemarin...

Lain kali, akan menjadi sungguhan! Ancam si topi kupluk kepada Wang Li Shan.


Sungguhan? Cepat Wang meraba perutnya. Tapi sama sekali tidak ada luka atau darah di situ.


Postingan gosipmu itu sudah menyebar ke mana-mana. Sudah layak dikategorikan sebagai tindakan kriminal! Kata si topi kupluk.


Wajah Wang pucat pasi dan ia ketakutan setengah mati. Kemudian si topi kupluk menyambung kembali ucapannya,


Sebenarnya aku bisa melaporkan perbuatanmu ini kepada polisi dan polisi akan segera menangkap dirimu. Jadi saya akan memberikan kamu dua pilihan. Kamu harus menentukan pilihanmu!


Wang mengangguk-angguk ketakutan. Si topi kupluk lalu berjongkok di depan Wang dan membisikkan sesuatu...

Esok siang...


Tidak tahu apa yang ia ucapkan kepada Wang, tapi setelah itu Wang mengangguk-anggukkan kepalanya. Si topi kupluk lalu berdiri dan menghampiri teman Wang yang satu lagi yang cuma bisa berdiri bengong di tempat itu.

Aku mau memakai kertas itu! kata si topi kupluk.


Teman Wang itu lalu menyodorkan kertas itu kepada si topi kupluk. Si topi kupluk lalu mengelap cairan merah pada pisau lipatnya dengan kertas itu. Setelah itu ia melipat kembali pisau lipatnya.


Kamu ini Mu, kan dari kelas sebelah? Tiba-tiba siswa itu bertanya pada si topi kupluk.


Si topi kupluk diam saja tidak menjawab. Ia lalu bergegas meninggalkan tempat itu.

-----------

Ayo, cepat jawab...! kata Xia manja sambil mendekatkan wajahnya ke telinga Mu.


Tidak ada apa-apa. Ia hanya memiliki kesadaran yang tinggi saja! Jawab Mu.


Sementara itu di dalam ruang kelas, Wang Yu Qing duduk dengan hati cemas dan panik. Sebaliknya Jin Shan Shan tersenyum-senyum puas melihat handphone.


Tiba-tiba siswi teman Wang itu datang duduk di samping Wang dan berkata,

Gawat...gawat...!


Aku tahu! Wang Li Shan pasti akan dikeluarkan dari kampus! Kamu jangan ganggu aku!
Kata Wang kesal.


Bukan begitu! Wang mem-posting lagi di web kampus! kata teman Wang.

Dia posting apa lagi? tanya Wang terkejut.


Di dalam postingan itu, ada foto HD kamu yang sedang tidur! Dan juga....

Dan juga apa...? tanya Wang penasaran.


Dan juga....sebuah ucapan dari Wang Yu Qing yang mengatakan bahwa ia menyukai yang berukuran kecil. Kebetulan punyaku juga ukuran kecil!
Kata teman Wang.


Mendengar semua ini, Wang langsung menelungkupkan kepalanya di atas meja.

------------

Wang Yu Qing menemui Wang Li Shan diam-diam di saat hari mulai gelap. Wang sedang mengangkat cucian hendak kembali ke dalam asrama kampus.


Wang Li Shan, kenapa kau mengkhianati aku? tanya Wang Yu Qing dengan marah.


Kamu jangan mengganggu aku lagi! Aku sudah membuat kesalahan besar di kampus. Dan jangan mengganggu Xia Huai Chu lagi. Ada orang lihai di belakangnya! kata Wang Li Shan.


Siapa? tanya Wang Yu Qing.

Setiap hari orang itu berlalu-lalang di depan kalian. Tapi kau tidak tahu siapa orang itu! kata Wang Li Shan.


Wang Yu Qing terkejut dan semakin penasaran. Wang Li Shan lalu menyambung kembali ucapannya,

Orang itu adalah Mu Qing Feng, teman sekelasmu!


Wang Yu Qing lalu teringat pada peristiwa ia kehilangan handphone itu. Memang itu terjadi gara-gara Mu Qing Feng yang kepingin melihat cover handphone-nya itu.

Mu Qing Feng...! gumam Wang Yu Qing dengan hati diliputi kemarahan.

Episode 11:

Mu Qing Feng, ke mari kamu! Administrator kampus memanggil Mu Qing Feng di depan kelas.


Siswa di dalam kelas pun mulai heboh. Mereka pun mulai bertanya-tanya di dalam hati,


Ah, ada apa ini?

Apa yang terjadi?


Setelah Mu keluar dari kelas, Wang Yu Qing pun mulai menggosip di kelas.

Aku tahu apa yang terjadi! kata Wang.


Oh, apa yang terjadi? tanya teman-temannya. Wang pun berbisik-bisik dengan mereka.

Siswa, harap tenang! Kata administrator kampus.


Xia Huai Chu memandang kepergian Mu Qing Feng dengan hati cemas.

Si administrator lalu berbicara dengan Mu di luar kelas.


Kami menerima sepucuk surat tanpa nama yang dikirim oleh seseorang. Surat itu menyatakan bahwa ayahmu adalah seorang pelaku kriminal yang telah membunuh dirinya sendiri karena ketakutan akan dosa. Apakah benar ini? tanya si administrator kampus.


Mu terkejut dan sejenak tidak tahu harus menjawab apa. Setelah berhasil menenangkan dirinya, Mu pun menjawab,


Apa hubungannya ini dengan saya?


Tolong langsung jawab pertanyaanku. Apakah benar ayahmu seorang pelaku kriminal? Tanya si administrator kembali.


Orangnya sudah bunuh diri, bukan pelaku kriminal lagi! jawab Mu setelah berpikir sejenak.


Apa aspek dari masalah ini? tanya si administrator lagi.

Karena masalah ekonomi, ayah terjun dari atas loteng, jawab Mu.


Oh, begitu? kata si administrator sambil mengawasi wajah Mu. Setelah hening sejenak, ia melanjutkan kembali ucapannya,


Tapi kau telah menyembunyikan masalah ini dari kampus. Dan sebagai....


Administrator, tolong katakan saja terus terang! Potong Mu cepat.


Selanjutnya kami akan membatalkan beasiswamu. Karena kami juga harus menjaga reputasi kampus! Demikian pernyataan yang diterima oleh Mu Qing Feng dari si administrator.

------------

Xia Huai Chu menghampiri Mu Qing Feng yang sedang duduk merenung di taman.


Kamu sudah mendengarnya, kan? tanya Mu. Xia lalu duduk di samping Mu dan mencoba menghiburnya.


Jangan pedulikan mereka. Desas-desus itu akan cepat berlalu!


Itu bukan desas-desus. Apa yang diketahui mereka adalah kenyataan! Kata Mu.


Xia kaget, tapi ia tidak tahu lagi bagaimana harus menghibur Mu. Mu lalu memalingkan wajahnya pada Xia dan berkata,


Ingatlah untuk menjaga jarak denganku, mengerti!

Aku menolaknya! Jawab Xia.


Tidak ada gunanya menolak! Kata Mu sambil menunduk.

-----------

Saat sedang istirahat, Xia menunggu Mu di balkon. Begitu dilihatnya Mu keluar, Xia pun langsung menyongsongnya. Tapi lengannya mendadak ditarik oleh seorang rekannya.


Lebih baik kamu menjauhinya. Kamu disambut di mana-mana. Kamu tidak perlu bermain dengannya! kata rekannya itu.


Bukan urusanmu! Sahut Xia sambil meninggalkan rekannya. Tapi tangannya keburu ditarik kembali oleh rekannya itu.


Aku melakukan ini untuk kebaikanmu. Ayahnya seorang pembunuh yang membunuh diri karena ketakutan akan dosa! Kata rekannya lagi.


Siapa yang melepaskan kentut anjing di sini? kata Xia marah sambil meninggalkan tempat itu.

-----------

Saat Xia masuk ke dalam kelas, Wang Yu Qing sedang merumpi bersama teman-temannya. Xia lalu menghampiri Wang dan mendampratnya.


Lagi-lagi kamu! Wang Yu Qing, kamu ini terlalu iseng ya?


Kami baru saja mendiskusikan sesuatu yang sangat penting! Xia Huai Chu, apakah kau sudah mengenal Mu Qing Feng sebelum ini? tanya Wang.


Tidak! jawab Xia.

Bagus, kalau begitu! Kita sedang bersiap-siap untuk melaporkan kepada guru, untuk mengeluarkan Mu Qing Feng dari kelas ini! kata Wang.


Dengan alasan apa? tanya Xia kaget bercampur marah.


Dengan alasan dia adalah anak seorang pembunuh! Siapa tahu ia juga bisa membunuh orang! Jawab Wang.

Benar! Sahut rekan-rekan Wang.


Xia memandang rekan-rekannya. Kelihatannya mereka mendukung pernyataan Wang ini. Xia lalu melirik ke arah Mu Qing Feng yang sedang duduk di belakang. Hati Xia pun bertambah cemas.


Walaupun benar dia adalah anak seorang pembunuh, tapi kita tidak boleh menganggapnya seorang kriminal juga! kata Xia.


Belum tentu! Biasanya ini karena faktor keturunan juga! kata Wang.

Kentut anjing apa yang kau lepas ini! semprot Xia dengan marah.


Kau tahu tentang dirinya tidak? Kau sudah mengenal dia sebelumnya? Tanya Wang.


Tentu saja aku mengenalnya! Seru Xia tanpa berpikir panjang lagi.


Wang tersenyum menang. Terdengar seruan dari rekan-rekannya di tempat itu.

Dasar pembohong!


Coba kalian lihat! Tadi baru saja ia berkata tidak mengenalinya. Eh, sekarang ia bilang ia mengenalnya! Hatimu merasa bersalah, kan? sindir Wang sambil tersenyum.


Keluargamu juga pasti tidak bersih. Seorang pembunuh dan siluman pembohong! Kalian semua bukanlah orang baik-baik! Seru Wang Yu Qing.


Xia Huai Chu sudah mengangkat tangannya hendak menampar wajah Wang Yu Qing, tapi mendadak tangannya ditarik oleh Mu Qing Feng dari belakang.


Plak! Sebuah tamparan yang keras langsung mendarat di pipi Wang Yu Qing.


Wang Yu Qing tidak menyangka Mu Qing Feng berani menamparnya. Ia sudah mau balas memaki Mu, tapi tiba-tiba matanya melihat ada sebuah cutter di tangan Mu. Hatinya langsung mengkeret.


Mu lalu menodongkan cutter itu di depan wajah Wang!

Episode 12:

Kau...! seru Wang Yu Qing kaget.


Kalian mau tahu kan bagaimana tampang dari anak seorang pembunuh? Tanya Mu kepada teman-teman sekelasnya.


Tampangnya seperti aku sekarang! kata Mu sambil mengalihkan pandangannya kepada Wang.


Mu selangkah demi selangkah mendekati Wang sambil berkata,


Negatif...suram...dan kejam!


Mu lalu menempelkan cutter-nya pada wajah Wang dan mengancam gadis itu,


Wang Yu Qing, jika kau masih berani mencari perkara denganku, aku akan menyilet mukamu!


Satu hal lagi. Dulu Xia Huai Chu dan aku adalah teman. Tapi sekarang kami sudah putus! Sehabis mengucapkan ini, Mu lalu meninggalkan tempat itu.


Xia berdiri bengong di situ sambil memikirkan ucapan Mu yang terakhir itu.


Apa yang dikatakan olehnya barusan? pikir Xia di dalam hati.



Xia lalu keluar dari kelas dan berlari-lari mencari Mu. Tapi Mu tidak kelihatan lagi bayangannya.



Mu Qing Feng...! Teriak Xia di depan kampus. Kemudian gadis itu berlari keluar dan mencari-cari Mu di jalanan sekitar kampus. Tapi bayangan Mu tetap tidak kelihatan.


Akhirnya Xia menangis di tengah jalan. Ia berteriak-teriak memanggil Mu di jalan sambil menangis.


Mu Qing Feng...!


Kemudian Xia pergi ke ruang studio. Ia mengambil alih sebuah mikrofon dari tangan seorang siswa dan mulai berbicara di depan mikrofon,


Mu Qing Feng...! suara Xia terdengar oleh Mu yang berada di bawah ruang studio.


Mu Qing Feng, tidak peduli apa yang telah kau alami selama ini, aku tidak akan mempermasalahkannya. Bagi yang telah menyebarkan gosip, kalian ini terlalu iseng ya tidak ada pekerjaan! Kata Xia.


Aku, Xia Huai Chu...! Terserah jika kalian mau mengucilkan aku atau tidak, aku tetap akan berkawan dengan Mu Qing Feng! Kata Xia lagi.



Hati Mu menjadi terharu ketika mendengar ucapan Xia ini. Ia terus mendengarkan dari ruang bawah.



Mu Qing Feng, jangan selalu bilang aku bisa terlibat karena dirimu. Kalau kau pergi sekarang, lalu bagaimana dengan aku? Apa yang harus kulakukan? Tolong, jangan tinggalkan aku...! kata Xia sambil menangis.



Tiba-tiba pintu studio terbuka dan Mu Qing Feng sudah berdiri di depan pintu.



Kedua orang gadis itu lalu saling memandang. Mu lalu menghampiri Xia dan meraih tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.


Kau bilang...kita sudah putus! Kata Xia sambil melepaskan dirinya dari pelukan Mu dan melangkah menjauhi Mu.

Episode 13:

Xiao Chu, kakak telah berbuat salah. Maafkan kakak! Kata Mu Qing Feng sambil menari di hadapan Xia Huai Chu dengan mengenakan pakaian pelayan.


Penampilanmu biasa-biasa saja. Aku tidak akan memaafkanmu! Kata Xia Huai Chu.

Xiao Chu, lihat! Aku mengelap dengan bersih, kan? kata Mu.


Aku mohon padamu! Rayu Mu sambil mengedipkan matanya.


Xia Huai Chu senang sekali melihat Mu Qing Feng memohon-mohon padanya. Ia tersenyum-senyum dengan hati puas.


Hei...! tiba-tiba sebuah teguran menyadarkannya dari lamunan.

Ternyata ini semua hanya lamunan Xia saja. Ia yang sedang kesal dengan Mu membayangkan Mu menjadi pelayan yang berusaha menyenangkan hatinya.


Apakah terjadi masalah dengan otak kak Chu? Pikir Jin Shan Shan di dalam hati. Ternyata Jin yang menyadarkan Xia dengan seruannya.


Xia yang sudah tersadar dari lamunannya lalu menengok ke depan. Ternyata Mu Qing Feng sudah berdiri di depannya.


Mu tersenyum memandang Xia. Xia tersenyum senang melihat kemunculan Mu ini.


Aku tahu kau tidak akan tega meninggalkanku! Pikir Xia di dalam hati. Tapi ia berpura-pura cemberut lagi.


Kamu pikir dengan senyummu itu, hatiku bisa langsung melemah? Jangan berharap, ya! Pikir Xia di dalam hati.

Melihat wajah Xia berubah cemberut, Mu tidak berani tersenyum lagi.

Masih marah padaku? tanya Mu.


Ya! sahut Xia.

Apa yang harus kulakukan agar kamu tidak marah lagi? tanya Mu lagi.


Kecuali...kau membujukku dengan memakai kostum pelayan! Kata Xia sambil tersenyum.

Jin Shan Shan yang mendengar ini langsung terhenyak.


Apa? Memangnya permintaanku keterlaluan? Tanya Xia sambil memandang Jin.


Oh, tidak! Permintaanmu sangat unik! Jawab Jin.

Apakah kau punya waktu minggu ini? tanya Mu.


Tidak! jawab Xia dengan cepat.

Jadi kapan kamu punya waktu? Tolong beritahu aku, ya! kata Mu lagi.


Coba aku pikirkan dulu! Sahut Xia sambil pura-pura berpikir.

Baiklah! Aku pergi dulu untuk memberikan les kepada murid lain, kata Mu. Setelah itu ia pergi meninggalkan tempat itu.


Huh! Tidak ada ketulusan sama sekali! kata Xia sambil memandang punggung Mu yang berlalu di sisinya.

-----------

Mu sedang memberikan les kepada seorang murid wanita.

Guru Mu, apakah engkau sedang ada masalah? Tanya si murid.


Kamu tahu tidak cara membujuk seorang gadis? Tanya Mu pada muridnya ini.


Ucapanmu membuat aku tidak mengantuk lagi! jawab si murid senang.

Apakah les yang kuberikan ini membuat kamu mengantuk? Tanya Mu.


Apa yang telah engkau lakukan sehingga membuat dia marah padamu? Tanya si murid.

Aku berkata padanya, bahwa kami sudah putus! Jawab Mu.


Oh, habislah sudah! Jawab si murid sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.


Habislah sudah! Keluh Mu di dalam hati.

Jadi apa rencanamu sekarang? tanya si murid.


Belum terpikirkan olehku, jawab Mu.

Menurutmu apakah aku yang harus menjelaskan lebih dulu padanya? Tanya Mu lagi.


Menjelaskan apa lagi? jawab si murid.

Membujuk anak gadis itu sangat mudah. Langsung saja tembak dia! Kenapa engkau masih bengong di sini? sambung muridnya lagi.


Mendengar ucapan muridnya ini, hati Mu langsung tersentak. Tapi ia buru-buru berkata,


Kamu harus pelajari ini baik-baik!

Tapi diam-diam hati Mu memikirkan ucapan muridnya ini dengan serius.

-----------

Xia Huai Chu sedang berbaring gelisah di atas sofa. Ia sedang menunggu telpon dari Mu.


Tiba-tiba handphone-nya berdering. Xia buru-buru melihat handphone-nya itu. Ternyata cuma SMS notifikasi.


Halo, pelanggan yang terhormat. Anda telah membeli pulsa seharga RMB 100. Silahkan cek transaksi pembelian di sini.


Xia kesal karena Mu tidak menghubunginya.

Kau tidak akan bisa membujukku lagi! pikir Xia di dalam hati.


Tak lama kemudian, handphone-nya berdering lagi. Ternyata SMS dari Mu Qing Feng. Xia kegirangan dan langsung membuka SMS itu.


Kamu ada di mana sekarang? Aku mau datang! kata Mu.

Ada urusan apa? Balas Xia.


Aku ingin bertemu denganmu, jawab Mu.

Coba aku lihat jadwalku dulu. Oke, aku punya waktu. Hari ini pukul tiga sore, Balas Xia.

------------

Xia menunggu Mu di sebuah taman. Ia mengenakan sebuah topi dan membawa sebuah boneka beruang. Ia terus melihat handphone-nya, tapi Mu belum tampak di taman itu.


Mana orangnya? Huh, masih berani datang terlambat lagi! kata Xia kesal.

Xiao Chu...! tiba-tiba seseorang memanggilnya.


Xia menengok ke belakang dan senyumnya langsung merekah ketika ia melihat Mu Qing Feng berdiri di belakangnya dengan mengenakan kostum pelayan.


Qing Feng...! seru Xia sambil tersenyum.


Xia langsung berlari-lari menghampiri Mu. Topinya terjatuh, tapi tidak ia pedulikan lagi. Ia memeluk Mu dengan wajah tersenyum dan hati bahagia.


Apakah kamu sudah memaafkanku? Tanya Mu sambil balas memeluk Xia dengan hati lega.


Ya, aku sudah memaafkanmu! Jawab Xia sambil tersenyum.


Maafkan aku! Terlalu banyak yang kupikirkan, sehingga aku telah mengucapkan perkataan yang tidak pantas! Kata Mu.


Tidak masalah! Jawab Xia.

Kamu pernah bilang ingin menjadikanku sebagai sahabat seumur hidup, kan? tanya Mu.


Ya, betul! Kata Xia sambil melepaskan pelukannya.

Aku juga bisa melakukan hal yang sama denganmu! Kata Mu.


Jadi kau menganggap aku sebagai seorang sahabat? Tanya Xia.

Hmm...! Mu menganggukkan kepalanya.


Hati Xia mendadak menjadi kecewa. Ia lalu mengangguk-anggukkan kepalanya tanda maklum.

Mimpi Romantis Mu Qing Feng Di dalam Sebuah MV!

Mimpi romantis Mu Qing Feng ini sampai dituangkan ke dalam sebuah MV dengan menggunakan sebuah lagu dari Rainie Yang.



Kalau kita perhatikan adegan romantis seperti ini tidak pernah kita jumpai di dalam drama-drama Haidao sebelumnya di mana Ji Ji berpasangan dengan Vivi.



Entah ini adalah strategi Haidao untuk mendongkrak pamor CP Ji Shi Yu yang lebih terlihat sebagai adik kakak ini yang memang tak se-powerful CP Ji Wei Jiu, dengan menutupinya dengan banyak adegan romantis?



Tindakan Haidao ini memang berhasil menciptakan kesan romantis tapi tetap tak bisa menghilangkan citra Ji Shi Yu yang mirip adik dan kakak ini, menurut S-Mov.

Episode 14:

Aku mempunyai seorang sahabat yang sudah kukenal selama 10 tahun. Seorang sahabat yang paling baik! pikir Xia sembari memandang Mu Qing Feng yang sedang membaca buku di sampingnya.


Kak Chu...kak Chu! Tiba-tiba suara Jin Shan Shan membuyarkan lamunan Xia Huai Chu.


Aku pikir Mu Qing Feng sangat tampan. Bisa tidak aku menjadi temannya? Tanya Jin kepada Xia.


Bisa! Sahut Xia sambil menganggukkan kepalanya.


Kalau begitu mulai hari ini kita bertiga adalah sahabat baik! Seru Jin Shan Shan ketika mereka sedang duduk bertiga di atas undak-undakan kampus.


Jin dan Xia bertepuk tangan dengan gembira. Sementara itu Mu Qing Feng diam-diam sedang mengamati Xia Huai Chu yang duduk di sebelahnya.


Aku mempunyai seorang sahabat yang sudah kukenal selama 10 tahun. Seorang sahabat yang paling baik! Pikir Mu Qing Feng di dalam hati.

-----------

Mu teringat peristiwa 3 tahun yang lalu, saat mereka masih sekolah di SLA pada tahun pertama.


Mereka sedang berkemah. Saat itu Mu dan Xia sedang berduaan di dalam kemah mereka.


Xia sedang memegang sebuah boneka lampu yang dia perlihatkan di depan Mu.


Lihat, lucu tidak ini? tanya Xia.

Lucu! Sahut Mu.


Kuhadiahkan kepadamu! kata Xia sambil menyodorkan benda itu kepada Mu.


Dengan lampu ini, kamu bisa membaca buku diam-diam di dalam asrama! Kata Xia lagi.


Kalau begitu aku akan mentraktirmu makanan enak! Kata Mu.


Kakakku memang yang paling baik! Kata Xia sambil mencium pipi Mu. Mu sontak kaget, tidak menyangka Xia bisa melakukan hal ini.


Coba kupikir apa yang ingin kumakan! Kata Xia dengan gembira.


Hmm...aku mau makan hotpot, kepiting, udang karang, ayam saos pedas...! kata Xia lagi.


Malam itu mereka tidur di dalam kemah. Mu tidak bisa tidur. Ia sedang mengamati wajah Xia yang tidur di sampingnya. Mu menyentuh bibir Xia dengan jari tangannya sambil bergumam,

Tukang makan...!


Pikiran Mu menerawang lagi pada peristiwa yang lain. Ketika itu Xia sedang berulangtahun. Mu menyodorkan sebuah kue tart di hadapan Xia sambil berkata,


Ayo, sebutkan permintaanmu!

Aku berharap Mu Qing Feng dan aku akan menjadi sahabat yang paling baik selamanya! Kata Xia di hadapan kue tart itu.


Tapi aku...! ucapan Mu terpotong, karena mendadak handphone-nya berdering.


Dari ibuku! Kata Mu sambil pergi menerima telpon.

-----------

Mungkin...jarak seperti ini sudah cukup! pikir Mu sambil memandang wajah Xia diam-diam.


Mungkin...jarak seperti ini sudah cukup! pikir Xia juga sambil memandang wajah Mu diam-diam.


Ayo, ayo...kita abadikan momen ini! seru Jin Shan Shan sambil memotret mereka bertiga dengan handphone-nya.

-----------

Di ruang melukis, Xia dan Mu sedang melukis di atas kanvas, ketika Mu berjalan menghampiri mereka.


Nih, untuk kamu! Hati-hati...panas! kata Mu sambil menyodorkan segelas minuman kepada Xia.


Moahh! senyum Xia sambil menerima minuman itu.


Aduh, sakit! tiba-tiba Jin Shan Shan berseru. Xia dan Mu langsung menengok ke arah Jin.


Kak Feng, bisakah kau menuangkan segelas juga untukku? pinta Jin tiba-tiba.


Cepat, tuangkan segelas juga untuk Shan Shan! kata Xia.

Baiklah! Sahut Mu.


Nih, untukmu! Kata Mu sambil menyodorkan segelas minuman kepada Jin.


Kak Feng, bisa minta tolong memapahku? Pinta Jin lagi.


Melihat hal ini, diam-diam hati Xia Huai Chu merasa tidak nyaman. Tapi ia tidak mengucapkan apa-apa di depan mereka.

-----------

Kak Feng sudah setuju untuk memberikan les padaku! seru Jin dengan gembira di depan Xia.


Dia juga memberikan sebuah pembatas buku kepadaku. Lihat ini! Seru Jin sambil memperlihatkan benda itu di depan Xia.


Prestasi akademik aku pasti akan meningkat! Kata Jin lagi.


Kenapa dia tidak memberikan les kepadaku juga? pikir Xia tidak senang.

---------------

Malam itu Xia dan Mu sedang duduk berdua di atas undak-undakan di depan sebuah tempat hiburan.


Kudengar kau memberikan pembatas buku kepada Shan Shan! kata Xia.

Benar, sebuah pembatas buku yang baru. Dia menyukainya, jadi kuberikan kepadanya! Sahut Mu.


Guru Mu, kapan kau mau ke rumah memberikan les kepadaku? tanya Xia sambil menyenggol tubuh Mu dengan tangannya.


Hari Sabtu aja, yah! Jawab Mu.

Apakah Shan Shan juga ikut? Tanya Xia.


Boleh! Jawab Mu.

Siapa saja yang meminta padamu, kau selalu mengiyakan! Tidak bisakah kamu memiliki pendirian? Kata Xia kesal.


Pendirian apa? tanya Mu tidak mengerti.

Shan Shan adalah sahabatku juga. Kalau aku mengatakannya, orang-orang akan menganggapku terlalu sensitif! Sudahlah...! kata Xia dengan hati kesal. Ia lalu pergi meninggalkan Mu.


Tapi baru menuruni beberapa undakan, mendadak Xia menghentikan langkahnya. Ia berdiri di tempat itu sambil berpikir beberapa saat.


Dia tetap tidak mengejarku! Pikir Xia kesal. Sementara itu Mu terus mengawasi Xia di tempatnya.


Kesal banget! Xia mengomel sendiri. Setelah itu ia membalikkan tubuhnya dan berlari kembali ke tempat Mu.


Xia langsung memeluk tubuh Mu dengan erat, membuat hati Mu tersentak.


Kakakku, kamu hanya bisa bersikap baik padaku! kata Xia di dalam hati.

Xia lalu mengelus punggung Mu sambil tersenyum.

Kak, apakah kamu merasakan sesuatu? tanya Xia.

Merasakan apa? tanya Mu.


Tak apa-apa! sahut Xia malu. Ia lalu buru-buru melepaskan pelukannya dan berlari meninggalkan Mu.

Sampai jumpa lagi esok! Seru Xia sambil berlari.

Sampai jumpa lagi esok! Balas Mu sambil tersenyum.

Episode 15:

Mu Qing Feng benar-benar datang ke rumah Xia Huai Chu. Di dalam hatinya ia masih memikirkan tentang peristiwa kemarin.


Dia memelukku kemarin, apa ya maksudnya? Pikir Mu di dalam hati.

Bikin....bikin....!kata Xia saat membuka pintu.


Bikin apa? tanya Mu bingung.

Bikin PR. Kamu tidak bawa ya? tanya Xia.


Aku bawa! Jawab Mu.

Mana Jin Shan Shan? tanya Mu.


Oh, katanya dia tidak bisa datang hari ini untuk les. Jadi Cuma kita berdua! Jawab Xia.


Oh, begitu? kata Mu sambil berjalan masuk ke dalam ruangan.


Kalau begitu aku ingin menanyakan sesuatu padamu, kata Mu lagi sambil mendekati Xia.


Tiba-tiba bel pintu berdering dan Jin Shan Shan sudah masuk ke dalam rumah. Ia menjinjing dua buah bungkusan di tangannya.


Kak Feng bilang dia ada urusan, jadi tidak bisa memberikan les hari ini. Jadi aku pikir aku harus membawa makanan enak ke sini! Tapi ucapan Shan Shan terhenti ketika ia melihat Mu berdiri di situ.


Aku datang bukan untuk memberi les! Kata Mu sambil membentangkan kedua tangannya.


Shan Shan menengok kepada Xia dan gadis itu tersenyum grogi padanya. Shan Shan mengangguk-angguk kebingungan.


Mereka bertiga akhirnya duduk di sofa sambil menonton film. Shan Shan duduk di tengah di antara mereka sambil ngemil makanan.


Selama menonton, Shan Shan memergoki Xia dan Mu saling memandang diam-diam. Akhirnya Shan Shan cuma bisa kesal sendiri dan duduk dengan tidak nyaman.


Apa kak Chu sedang menatap kak Feng? Tanya Shan Shan di dalam hati.

Kenapa ada efek suara segala ya? pikir Shan Shan.


Kau juga datang! Pikir Shan Shan sambil melirik Mu.

Masih untung mereka tidak saling menatap! Pikir Shan Shan lagi.


Film hari ini tidak begitu bagus! Tiba-tiba Xia berkata.

Memang! Timpa Shan Shan.


Memang biasa-biasa saja! Timpa Mu juga.


Tiba-tiba aku teringat ada sesuatu yang harus kulakukan. Aku orangnya suka bertindak dadakan. Bagaimana kalau aktivitas hari sampai di sini saja? Kata Xia kepada Shan Shan.


Baiklah! Kalau begitu aku pulang dulu ya! Sahut Shan Shan cepat.

Gadis itu lalu berdiri dan tertawa sendiri, kemudian berkata,


Ini adalah hari yang menyenangkan. Bye Bye...! Shan Shan pun pamit pulang.

------------------

Malam itu hujan...

Xia yang baru selesai mandi masuk ke dalam kamarnya. Di dalam kamar itu, Mu sedang duduk di atas ranjang. Ia cuma mengenakan kaos singlet dan celana pendek, kelihatan sudah siap mau tidur.


Xia melepaskan handuk yang menutupi tubuhnya di depan Mu dan menaruhnya di atas ranjang.


Gadis itu lalu meraba lengan Mu sambil berkata,

Siang ini kamu....


Apakah tidak terlalu cepat...? pikir Mu kaget.

Tangan Xia lalu bergerak ke atas meraba wajah Mu.


Kamu datang mau menanyakan apa padaku? tanya Xia.

Kemarin kenapa kamu mendadak memelukku? Tanya Mu.


Aku sudah tidak ingat lagi! jawab Xia sambil tersenyum.

Tapi...kita bisa mencoba melakukannya lagi. Nanti juga kamu tahu! kata Xia sambil mengalungkan lengannya ke leher Mu.


Saat mereka lagi mau bermesraan, tiba-tiba handphone Xia berdering.


Dari ibuku! Kata Xia kaget. Ia buru-buru membuka handphone-nya. Ternyata benar, ada video call dari ibunya.


Halo, Mami! Sapa Xia.

Xiao Chu, kamu sedang apa? tanya ibu Xia.


Aku lagi di rumah, jawab Xia.

Apa kamu sendirian? Tanya ibu Xia lagi.


Ya, aku lagi sendirian! Jawab Xia.

Lalu kenapa kau panik begitu? tanya ibu Xia lagi.


Aku tidak panik! Jawab Xia.

Coba tunjukkan padaku kalau kau memang sendirian! Perintah ibu Xia.


Oh, baiklah! Jawab Xia.

Xia lalu pura-pura bersin dan berkata pada ibunya,


Aduh mami, dingin sekali! Aku pakai baju dulu ya!

Xia lalu mendorong Mu keluar dari kamarnya sambil berkata,


Tunggu sebentar ya!

Xia lalu menutup pintu kamarnya dan berbicara kembali dengan ibunya.


Mami, nih aku perlihatkan padamu bahwa aku benar-benar lagi sendirian!


Sementara itu Mu Qing Feng berdiri di depan kamar Xia dengan hati yang tidak nyaman.


Tak lama kemudian Mu pun berjalan meninggalkan kamar itu.


Setelah menutup handphone-nya, Xia lalu membuka pintu kamarnya, tapi Mu sudah tidak kelihatan lagi ada di situ. Xia pun berteriak memanggil Mu,


Qing Feng...!

Episode 16:

Malam itu Mu Qing Feng bermimpi yang sama kembali dengan mimpi yang sebelumnya, di mana di dalam mimpi itu ia bermesraan dengan Xia Huai Chu.


Saat ia terbangun dari tidurnya, ia baru sadar itu cuma mimpi.

Mimpi lagi! kata Mu di dalam hati.


Kemudian Mu teringat semalam Ibu Xia meminta Xia membuktikan ia sedang sendirian di rumah. Kenyataan ini membuat hatinya sedih dan merasa tidak nyaman.

Mimpi dan kenyataan ternyata sangat berbeda! Pikir Mu di dalam hati.

-----------

Keesokan harinya, Xia, Mu dan Shan Shan sedang duduk-duduk di taman kampus. Tiba-tiba Lin Shao Jun, siswa yang kepingin menjadi pacar Xia Huai Chu tempo hari itu mendatangi mereka dan ikut duduk di situ.


Xiao Chu, aku sudah menganalisa alasan mengapa engkau tiba-tiba berubah pikiran. Satu-satunya kemungkinan kau bisa melakukan tindakan itu adalah karena pengalamanku yang minim di dalam berpacaran! Kata Lin.


Kelihatan, kok! Gumam Shan Shan.

Si bodoh ini mulai lagi! pikir Mu kesal.


Aku sudah lama mengamatinya. Kalau kamu mau menjadi pacarku pasti sangat menarik! Kata Lin lagi.


Darimana kau bisa tahu? tanya Xia sambil tertawa geli.

Percaya diri banget! Pikir Mu kesal.


Aku tidak punya perasaan apa-apa terhadap dirimu! Kata Xia.

Begini saja. Kasih aku waktu sehari saja. Pasti kamu akan melihat kebaikanku. Boleh gak begitu? tanya Lin.


Boleh kentutmu! Maki Mu di dalam hati.

Menurutmu boleh tidak? tanya Xia kepada Mu sambil mengawasi wajah gadis itu.


Kamu saja yang memutuskan! Jawab Mu.

Maksudmu apa suruh aku yang memutuskan? Memangnya kau tidak punya pendirian? Tanya Xia penasaran.


Ini kan urusanmu! Bantah Mu.

Mendengar ucapan Mu ini, Xia langsung manyun.

Boleh tidak? desak Lin lagi.

Shan Shan lalu memberi kode kepada Lin sambil menengok ke arah Mu.


Oh, aku sudah mengerti. Ada orang yang kau sukai, ya? tanya Lin.

Betul! Sahut Xia cepat.


Dan orang ini tidak bisa dipublikasikan di depan umum! Sambung Lin lagi.

Betul! Sahut Mu cepat.


Apa maksudnya ya? 
Apa dia tahu aku tidak senang? Pikir  Xia. 
 
Berarti orang ini benar-benar tidak bertanggungjawab! Kata Lin lagi.


Dasar muka asem! Padahal di dalam hatinya suka! Sebal deh. Aku juga masih harus menutupinya di depan umum! Pikir Xia di dalam hati.


Benar-benar cowo brengsek! Maki Lin.

Cewe brengsek kali! Timpa Shan Shan.


Siapa yang dimaksud Shan Shan dengan cewe brengsek itu? Pikir Mu sambil saling memandang dengan Xia.


Xiao Chu, aku bisa menemanimu setiap saat. Menggandeng tanganmu dengan bebas di depan umum. Menemanimu jalan-jalan, dsb. Kamu bisa mencobanya dulu sehari! Kata Lin lagi.


Mu terus mengawasi wajah Xia. Sedangkan Lin masih terus mengoceh tak henti-hentinya.


Sekarang juga aku mengumumkan perang dengannya! seru Lin.

Xia mengawasi wajah Mu dan ingin tahu bagaimana reaksinya.


Masih diam saja! Gumam Xia di dalam hati. Ia menyenggol Mu dengan sikutnya. Tapi Mu tetap diam saja. Hati Xia sangat kesal dibuatnya.


Baiklah! Kata Xia akhirnya.

Shan Shan langsung tersedak. Lin langsung tersenyum menang. Tapi Mu Qing Feng memandang Xia dengan hati kesal tapi tak berdaya.

Episode 17:

Bagaimana? Apakah aku sexy? Aku mau berkencan dengan cowo hari ini! Tanya Xia Huai Chu sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya dan memainkan bibirnya di hadapan Mu Qing Feng.


Tidak sexy, tapi sangat imut! Jawab Mu.


Cowo-cowo menyukai kaki yang panjang. Celana pendek....sexy! kata Mu sambil menyodorkan sebuah hot-pants kepada Xia.


Sexy ya? Baiklah, kau tunggu dan lihat! Kata Xia sambil masuk ke dalam kamar.


Tak lama kemudian, Xia keluar lagi dari kamarnya dengan mengenakan sebuah gaun putih dengan pundak terbuka yang sexy, membuat Mu terkesima memandangnya.


Ia berlenggak-lenggok di depan Mu sambil tersenyum menggoda.


Gaun ini sangat mudah untuk menarik perhatian. Jadi aku memilih untuk mengenakannya. Kamu mau ikut denganku? Tanya Xia.


Tidak! jawab Mu.


Baiklah! Aku akan pergi menggoda cowo. Bye Bye! Kata Xia sambil melambaikan tangannya.


Mu memandang kepergian Xia dengan hati cemas.

-------------

Xia Huai Chu dan Lin Shao Jun benar-benar berkencan pada hari itu. Mereka menonton film di bioskop. Setelah itu mereka makan di sebuah restoran.


Apakah film hari ini bagus? Tanya Lin.


Lumayan! Jawab Xia sambil memainkan handphone-nya. Ia sedang mengirim sms kepada Mu Qing Feng.


Qing Feng, kamu mau ikut makan bersama kami? Demikian sms dari Xia.


Tidak! balas Mu di handphone-nya. Xia meletakkan handphone-nya dengan kecewa.


Aku sudah lama mengamatinya. Di dalam peristiwa yang terjadi baru-baru ini di kampus, kamu melakukan tindakan yang sangat berani. Kamu juga tidak takut akan gosip. Aku sangat mengagumi tindakanmu. Aku pikir kamu dan aku sangatlah cocok. Aku sangat menghargai dirimu! Puji Lin.


Cuma menghargai saja belumlah cukup! tiba-tiba seseorang berkata sambil memasuki restoran itu. Orang itu lalu duduk di samping Xia. Dia adalah Mu Qing Feng.


Mu mengenakan kaos dan hot-pants dipadukan dengan jaket dan sepatu bot. Penampilannya sangat berbeda daripada biasanya, membuat Xia tertegun melihatnya.


Bukankah kamu bilang tidak bisa datang? Tanya Xia.

Mu Qing Feng memintaku untuk menemanimu makan! Jawab Mu.


Jadi kamu ini....? tanya Xia sambil memberi kode dengan menekan tangan Mu.


Aku....kakaknya Mu Qing Feng! Jawab Mu setelah berpikir sedetik.


Oh, kakaknya? Anda mirip sekali dengan Mu Qing Feng! Apakah kalian kembar? Tanya Lin.


Tapi Mu tidak menjawab. Ia malah menutupi pundak Xia dengan sebuah jas sambil berkata,


AC-nya dingin. Tambahkan baju!


Tapi Xia malah sengaja menyibak jas tersebut dari pundaknya sambil mengipas-ngipaskan tangannya.


Nyata-nyata sangat panas! Kata Xia.


Mu lalu menutupi kembali jas tersebut di pundak Xia. Tapi Xia malah menjatuhkan jas itu dari pundaknya sambil terus mengipas-ngipas.


Aduh, panas sekali! Kenapa ya begini panas? kata Xia.


Mu memandang Xia dengan kesal. Akhirnya ia berdiri dan menutupi kembali pundak Xia dengan jas itu, tapi kali ini ia tidak duduk lagi. Ia sengaja menaruh kedua tangannya di atas pundak Xia, sehingga Xia tidak bisa lagi menjatuhkan jas tersebut.


Diam-diam hati Xia sangat senang, tapi ia diam saja tidak mengatakan sesuatu.


Jika tidak ada urusan lagi, aku akan mengantarnya pulang sekarang! kata Mu kepada Lin.


Eh, tunggu dulu! Seru Lin. Ia lalu meletakkan sebuah bungkusan di atas meja.


Ini adalah hadiah untuk pertemuan hari ini. Silahkan diterima! Kata Lin.


Xia menengok ke dalam bungkusan tersebut, lalu berkata,

Sepatu hak tinggi?


Benar! Karena aku yang mengejarmu. Jadi kamu tidak usah merasa canggung jika kamu tidak membawa hadiah apa-apa hari ini. Aku seorang pria, jadi akulah yang harus lebih berinisiatif. Kamu tidak perlu berterimakasih kepadaku! kata Lin.


Siapa yang mengajarimu semua ini? tanya Xia.


Karena aku menyukai dirimu. Jadi membuat lebih banyak PR, itu sudah seharusnya! Jawab Lin.


Tidak seperti seseorang...yang tidak bisa bersikap jujur dan terbuka. Aku pikir aku harus memberikan lebih banyak rasa aman kepadamu! tambah Lin lagi.


Jadi maksudmu kau merasa dirimu akan menang? Tanya Mu.


Lin tersenyum dan menjawab dengan penuh percaya diri,

Ya, tentu saja! Aku akan menjadi pemenang!


Mu Qing Feng!
Kata Lin di dalam hati.

Episode 18:

Apakah kita masih ada kesempatan untuk berjumpa lagi? tanya Lin kepada Xia ketika mereka bertiga sudah keluar dari restoran.



Lin mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Xia. Xia langsung menoleh pada Mu ingin melihat reaksi dari gadis itu. Tapi Mu tidak mengeluarkan suara, hanya mukanya berubah cemberut.



Ya, tentu saja! Sahut Xia sambil mengulurkan tangannya.


Tapi begitu terulur, tangannya langsung ditarik oleh Mu dan seketika itu juga Mu mengangkat tubuh Xia dan menggendong Xia dengan kedua tangannya sambil berjalan cepat meninggalkan tempat itu.



Xia tersenyum senang ketika Mu menggendong tubuhnya. Ia memalingkan wajahnya kepada Lin sambil berseru,


Wah, kakak tidak menyetujui hal ini. Jadi sudahlah...lupakan saja hal ini! Sampai jumpa!


Lin memandang kepergian mereka dengan hati cemburu.


Mu mengantar Xia pulang sampai ke rumah.


Kita sudah tiba di rumah. Oke, sampai jumpa! Kata Mu pamit.



Jangan pergi dulu! Kata Xia sambil menarik tangan Mu.



Hari ini penampilanmu sangat cantik. Biarkan aku menikmati kecantikanmu lebih lama! kata Xia sambil tersenyum.



Aku mau pulang sekarang! kata Mu.


Tapi hari ini kamu sudah menolak cintaku. Apakah sekarang kamu mau mengubah pikiran? Tanya Xia.



Hari ini aku sudah mengambil tindakan sendiri. Nanti tidak akan kulakukan lagi! jawab Mu.


Tapi tindakan yang kamu lakukan sudah benar! Kata Xia. Kedua orang gadis ini pun saling memandang.


Kamu tahu kan apa yang kumaksud? Tanya Xia sambil membungkukkan tubuhnya di depan Mu.


Aku mengerti! Jawab Mu.



Lalu kenapa kau masih belum mengucapkannya? tanya Xia.



Mu lalu menghampiri Xia selangkah demi selangkah. Begitu sudah dekat, ia merangkul pinggang Xia dan berkata,


Xia Huai Chu, kamu tahu apa yang kamu ucapkan? 


Aku tahu. Kita semua menggunakan bahasa Mandarin. Aku ingin menjadi pasanganmu! Kata Xia.


Mu lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Xia dan berbisik,


Kamu mandi duluan, atau aku yang mandi duluan?

-------------

Setelah selesai mandi, kedua orang gadis ini lalu duduk menonton televisi yang sedang memutar sebuah drama.


Xia terus memandang wajah Mu. Tapi Mu hanya duduk menonton tidak berbicara apa-apa padanya. Hal ini membuat Xia kesal, karena Mu tidak menunjukkan respon apa-apa terhadap pernyataan cinta Xia padanya.


Tiba-tiba Xia menepuk pahanya dan berseru,


Alur cerita drama ini sungguh keterlaluan. Benar-benar tidak masuk akal! 


Masa iya?
Kata Mu.



Coba lihat! Mereka berdua itu saling mencintai. Mereka sudah sampai pada suasana seperti ini. Tapi mereka masih tidak melakukan apa-apa. Apakah pemeran utama wanitanya tidak menarik sama sekali? Sungguh melukai harga diri! Bikin aku marah saja! Seru Xia lagi dengan kesal.



Tapi aku bisa mengerti mengapa si pemeran utama prianya seperti itu. Dia itu adalah orang yang sangat hati-hati. Dia selalu ingin berada di sisi wanita itu. Aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia pasti sedang berusaha untuk menjadi lebih kuat. Ketika semua syarat sudah terpenuhi, segalanya akan terjadi. Itu hanya masalah waktu saja! Kata Mu dengan serius.


Baiklah! Jangan lagi merasa tertekan! Kata Xia.

Kedua orang gadis ini pun saling memandang. Mu melihat ada senyuman tersungging di wajah Xia.

Episode 19:

Lin Shao Jun menyeret tubuh Xia Huai Chu ke atas sofa. Xia Huai Chu dibius dan dalam keadaan setengah sadar.




Kalau kamu sudah kutundukkan, kamu tidak akan bisa menolakku lagi! kata Lin sambil mengelus wajah Xia.

--------------

Dua hari yang lalu...

Pada hari itu ruang kelas dihebohkan oleh suara Lin Shao Jun yang berbicara di ruang rekaman.



Xia Huai Chu teman sekampusku, aku menyukaimu! Jadilah pacarku!



Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng yang sedang duduk sebangku terkejut oleh pernyataan Lin ini.



Siswa-siswa yang lain pada bersuit-suit mendengar suara ini.



Wajah Mu pun seketika menjadi cemberut.

------------------

Satu hari yang lalu...

Lin Shao Jun menghampiri Xia Huai Chu yang sedang berdiri bersama Mu Qing Feng di atas balkon kampus.



Aku serius. Aku harap kamu tidak akan menolakku lagi! kata Lin kepada Xia.



Tidak mungkinlah buat kita. Sudah ada orang yang kusukai! Kata Xia sambil menengok wajah Mu.



Kamu akan melihat kebaikanku! Kata Lin ngeyel. Melihat Lin ngotot, Mu sudah maju selangkah bersiap-siap melindungi Xia.



Terima kasih! Tapi aku tidak membutuhkannya! Kata Xia yang segera membalikkan tubuhnya.



Sungguh aku terkejut kamu membuat keputusan seperti ini! kata Lin dengan kecewa sambil menundukkan kepalanya. Mu terus mengawasi wajah pemuda ini dengan tajam.



Sehabis berkata Lin langsung meninggalkan tempat itu.

-------------

Lin Shao Jun menghampiri Wang Yu Qing dan temannya yang sedang berdiri di dekat lapangan kampus.



Wang Yu Qing, bisakah kamu menolongku? Tanya Lin.



Wang Yu Qing memandang Lin dengan heran.



Hal ini pasti menarik bagimu! Kata Lin lagi. Wang pun langsung merasa tertarik.

------------

Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng sedang bermain jari-jarian berdua di atas meja.


Tiba-tiba ada sms masuk ke handphone Xia. Ternyata sms dari Jin Shan Shan.


Aku baru di tengah jalan ketika bibi datang. Celanaku kotor. Aku sedang bersembunyi di gudang kampus sekarang. Datanglah dan tolonglah aku!


Dasar gadis bodoh!
Kata Xia sambil tersenyum.


Ada apa? tanya Mu keheranan.


Ada kejadian gawat di dunia persilatan! Kata Xia sambil tersenyum. Setelah itu ia berlari-lari keluar dari ruangan kelas.


Mu memandang kepergian gadis itu dengan tersenyum. Ia pun meneruskan membaca bukunya.

---------------------

Di dalam sebuah toilet, Wang Yu Qing dan temannya sedang menganiaya Jin Shan Shan.


Wang Yu Qing membuka keran di wastafel dan melemparkan handphone Shan Shan ke dalam air. Temannya Wang sedang membekap mulut Shan Shan agar tidak bersuara.


Xia Huai Chu masuk ke dalam gudang kampus mencari Jin Shan Shan.


Shan Shan, aku datang! Kamu ada di mana? seru Xia sambil memandang ke sekeliling ruangan.


Xia Huai Chu...! Tiba-tiba seseorang menyapanya dari belakang. Xia pun membalikkan tubuhnya.


Dari dalam sebuah kamar, keluarlah Lin Shao Jun sambil memegang sehelai handuk kecil di tangannya. Lin melambaikan jarinya kepada Xia sambil tersenyum.

----------------------

Sementara itu, Mu Qing Feng mulai curiga karena Xia masih belum kembali. Mu lalu menelpon Xia, tapi Xia tidak mengangkat handphone-nya itu.


Merasa ada yang aneh, Mu pun memutuskan untuk mencari Xia. Ia pun buru-buru meninggalkan ruangan kelas.

------------------

Ternyata kamu kuat juga! kata Wang sambil memandang Shan Shan yang duduk mendeprok di atas lantai.


Sudah hampir waktunya! Coba lihat saja apakah Xia Huai Chu masih bisa bersikap arogan! Kata Wang sambil tersenyum.

Apa yang kamu lakukan terhadap dirinya? Tanya Shan Shan cemas.

----------------------

Lin Shao Jun sudah membuka semua kancing kemejanya. Ia berlutut di samping sofa tempat Xia Huai Chu bersender.


Lin mulai mencopoti sepatu Xia pelan-pelan. Lalu tangannya meraba-raba kaki gadis itu.


Xia yang masih setengah sadar hanya bisa bersender di atas sofa dengan tubuh tak berdaya.

Episode 20:

Lin Shao Jun mencopoti sepatu Xia Huai Chu dan menggantikannya dengan sepatu berhak tinggi yang pernah ia berikan kepada Xia di restoran tempo hari.



Untunglah di saat seperti itu, tiba-tiba Mu Qing Feng masuk ke dalam kamar itu dengan handphone di dekat telinganya.



Aku sudah menemukan dia! kata Mu di handphone.



Baiklah, kami akan datang segera! Terdengar suara lawan bicaranya di handphone.

-------------------

5 menit sebelumnya...

Apa yang telah kamu lakukan terhadap dirinya? Tanya Shan Shan kepada Wang Yu Qing di dalam toilet.



Xia Huai Chu, orang rendahan itu sedang enak-enakan tidur dengan seorang pria sekarang! Jawab Wang sambil tersenyum.



Mendengar ucapan Wang ini, hati Shan Shan sangat terkejut. Cepat ia bangkit dari lantai dan langsung kabur dari tempat itu. Tapi Wang Yu Qing dan temannya sudah keburu menarik Shan Shan kembali.



Maka terjadilah pergulatan yang seru di antara ketiga orang gadis ini. Dua orang gadis mengeroyok seorang lawan.



Tapi kali ini Shan Shan juga tidak mau menyerah. Ia memberikan perlawanan yang sengit. Ketakutan yang hebat mendengar ucapan Wang itu telah menciptakan kekuatan yang besar di dalam dirinya.



Meskipun Shan Shan dikeroyok oleh dua orang, tapi gadis ini tidaklah di bawah angin. Ia menjambak rambut gadis teman Wang itu dan mendorongnya dengan sekuat tenaga.



Wang menarik Shan Shan dari belakang dan kedua orang gadis ini pun terlibat aksi tarik-menarik yang seru. Kemudian gadis teman Wang itu pun ikut membantu Wang dan kini Shan Shan dikeroyok lagi oleh dua orang.



Shan Shan menarik lengan Wang Yu Qing dan menggigitnya dengan sekuat tenaga sampai lengan Wang robek dan mengucurkan darah, tapi Shan Shan tidak mau melepaskan gigitannya.



Teman Wang itu lalu mendorong kepala Shan Shan, maksudnya agar Shan Shan melepaskan gigitannya, tapi usahanya tidak berhasil. Karena Shan Shan terus menggigit dengan mati-matian.



Lepaskan tanganku! Wang menjerit-jerit histeris. Tapi Shan Shan tetap tidak melepaskan gigitannya.



Darah semakin banyak mengucur dari lengan Wang, sampai akhirnya Shan Shan mendorong tubuh Wang yang langsung terhempas di atas lantai.



Melihat lengannya robek dan mengucurkan banyak darah, Wang menangis dengan histeris sambil memandang wajah Shan Shan dengan ketakutan.



Shan Shan meludahkan gumpalan darah di mulutnya ke atas lantai dan memandang Wang dengan penuh kebencian.



Melihat aksi Shan Shan yang sadis ini, teman Wang hanya bisa berdiri melongo memandang Shan Shan dengan hati menciut.



Di mana dia? teriak Shan Shan kepada Wang Yu Qing.

------------------

Imut kan, dia? tanya Lin Shao Jun sambil memandang wajah Mu Qing Feng.



Aku sudah bilang padamu, aku akan menjadi pemenang! Kata Lin.



Tapi Mu tidak mempedulikannya. Ia malah berkata kepada Xia Huai Chu yang masih bersender lemas di atas sofa,


Jangan takut! Pejamkan matamu. Semuanya akan segera berakhir!


Xia Huai Chu pun memejamkan kedua matanya. Mu lalu mengangkat handphone-nya dan memotret Lin Shao Jun yang sedang berjongkok di dekat Xia Huai Chu.


Serahkan handphone-mu itu! kata Lin sambil berdiri.


Mu melemparkan handphone-nya ke samping. Ia lalu meraih sebatang bambu di atas meja dan bersiap-siap menghajar Lin Shao Jun.


Kamu pikir kamu bisa mengalahkan aku? tanya Lin sambil tersenyum.


Mu tidak mau melayani ucapan Lin, ia langsung menyerang pemuda itu dengan bambunya. Tapi serangannya dapat ditangkis oleh Lin dan sebuah tinju melayang telak di wajah Mu.


Di dalam ingatan Mu terbayang kembali peristiwa di masa lalu itu, ketika ia menyerang para penagih hutang yang mengeroyoknya beramai-ramai dengan sebatang pisau dapur secara membabi-buta sambil berteriak histeris.


Tinju yang mendarat di wajahnya itu mengingatkan dirinya akan goresan pisau yang mendarat di pipinya itu. Hal ini langsung menumbuhkan kekuatan baru di dalam diri Mu.


Lin gembira sekali ketika tinjunya berhasil mendarat di wajah Mu. Sambil tersenyum, ia menyerang Mu lagi dengan tinjunya.


Tapi kali ini Mu berhasil menangkis dengan tangannya. Mu menarik tangan Lin dan menendang perut Lin dengan kakinya. Pemuda itu membungkuk kesakitan. Sepasang kepalan Mu langsung menghantam telak di atas punggung Lin dan seketika itu juga membuat pemuda itu jatuh tersungkur.


Mu menyambar botol bir yang ada di atas meja dan langsung dihantamkannya botol itu di atas kepala Lin dan seketika itu juga robohlah pemuda itu di atas lantai.


Mu tidak berniat mengampuni pemuda itu. Ia berjongkok di atas tubuh Lin dan menempelkan pecahan beling dari botol itu pada leher pemuda itu sambil memandang wajah Lin dengan mata beringas.


Di dalam ingatan Mu, saat ini sama persis dengan adegan di masa lalu itu, di mana waktu itu Mu berdiri di atas jalan dengan sebatang pisau dapur yang berlepotan dengan darah sedang memandang lawan-lawannya dengan wajah beringas penuh dengan ancaman.


Pecahan beling itu sudah ditekankannya ke leher Lin dan sebentar lagi darah pun pasti akan mengalir. Tapi di saat itu, mendadak terdengar suara Xia Huai Chu,


Qing Feng...!


Mu mengangkat wajahnya dan memandang wajah Xia. Lalu ia membuang pecahan beling tersebut dan berjalan menghampiri Xia.


Mu melepaskan sepatu hak tinggi itu dari kaki Xia sambil berkata,


Sudah aman sekarang!


Kemudian ia menggendong tubuh Xia dan membawanya keluar dari kamar itu.


Pada saat itu Jin Shan Shan, pimpinan kampus dan petugas kepolisian juga sudah tiba di tempat itu.


Lin Shao Jun, mahasiswa angkatan 23 dari fakultas manajemen dan Wang Yu Qing, mahasiswi dari fakultas psikologi telah dikeluarkan dari universitas karena perbuatan mereka yang melanggar hukum.


Mereka berdua sudah diserahkan kepada pihak kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.

Episode 21:

Mu Qing Feng sedang mengompres leher Xia Huai Chu yang bengkak dengan es batu di rumah Xia Huai Chu.


Qing Feng...! keluh Xia.

Jangan berpikir terlalu banyak. Setelah tidur juga sembuh! Hibur Mu.


Temanilah aku! pinta Xia sambil meremas lengan baju Mu.

Baiklah, aku temani! Kata Mu sambil menggenggam tangan Xia.


Malam itu Mu menginap di rumah Xia.


Keesokan paginya, begitu mereka berdua keluar dari kamar, di depan kamar sudah menunggu Ibu Xia.


Ibu, bagaimana engkau bisa pulang secepat ini? Xia menyapa ibunya dengan kaget.


Kalau bukan pihak kampus yang memberitahuku, apakah kamu akan terus menyembunyikan masalah besar ini dariku? kata Ibu Xia.


Aku baik-baik saja,bu. Berita acara pemeriksaan sudah dibuat, jawab Xia.


Tahukah kamu, aku telah kehilangan sebuah kontrak besar hanya karena terburu-buru pulang untuk mengurus masalahmu! Kata Ibu Xia.


Kamu bukan anak kecil lagi. Tapi kamu masih tidak bisa menjaga dirimu sendiri, sehingga memberi kesempatan kepada orang untuk berbuat jahat. Bodoh tidak kamu? sang ibu memarahi putrinya.


Halo, bibi!
Sapa Mu kepada Ibu Xia.

Ibu Xia mengalihkan pandangannya kepada Mu Qing Feng dan berkata,


Aku masih ingat kamu!


Aku ingat aku pernah mewanti padamu untuk tidak berteman dengannya!
kata ibu Xia kepada putrinya.


Memang engkau pernah bilang begitu. Tapi aku tidak menyetujuinya!
Kata Xia.


Dia sangat baik padaku!
kata Xia sambil menggandeng tangan Mu di depan ibunya.


Xia Huai Chu, apa kamu sakit? ibu Xia memarahi putrinya lagi.


Mu Qing Feng, aku ingin berbicara dengan putriku. Bisakah kamu meninggalkan kami sebentar? Tanya ibu Xia kepada Mu.


Mu memandang wajah Xia dengan cemas. Tapi Xia berkata kepadanya,

Jangan khawatir! Mu pun keluar dari ruangan itu.


Kamu harus secepatnya keluar negeri! Kata Ibu Xia setelah Mu meninggalkan mereka.


Mengapa?
tanya Xia.

Kamu tidak punya pilihan! Jawab ibunya.


Percakapan mereka dapat terdengar oleh Mu yang berdiri di depan pintu.


Selama bertahun-tahun, pernahkah ibu mencoba memahami aku? tanya Xia.


Sejak engkau bercerai dengan ayah, engkau terus sibuk dengan pekerjaanmu. Apakah aku pernah mengatakan sesuatu? Lalu mengapa engkau selalu mengatur hidupku? Sambung Xia lagi.


Karena aku adalah ibumu! Kamu tidak punya pilihan. Kamu harus ke luar negeri! Jawab ibunya.


Tidak, aku tidak mau pergi! Dan aku tetap ingin berteman dengan Mu Qing Feng! Bantah Xia.


Plak! Sebuah tamparan mendarat di pipi Xia. Xia meraba pipinya. Ia tidak menyangka ibunya akan menamparnya.


Ibu Xia memandang telapak tangannya dan kelihatan menyesal sudah menampar pipi anaknya.


Engkau menamparku lagi! kata Xia.


Siapa suruh kamu melawanku! Sia-sia aku membesarkanmu! Jawab ibunya.


Jangan membesarkanku, kalau begitu! kata Xia. Setelah itu ia keluar dari ruangan itu. Ibu Xia mengawasi putrinya dengan hati kesal.


Saat Xia membuka pintu, ia melihat Mu sedang berdiri di depan pintu.

Bolehkah aku menginap di rumahmu selama beberapa hari? tanya Xia.


Boleh! Jawab Mu.

Mu lalu menggandeng tangan Xia meninggalkan rumah itu.


Ibu Xia lalu keluar menyusuli putrinya, tapi Xia sudah pergi bersama Mu.

Episode 22:

Mu mengajak Xia syuting iklan di tempat kerjanya. Mu bekerja sebagai model iklan di studio milik seorang wanita bernama Fan Qie Jun. Uang honornya dipakai untuk membayar uang sewa rumah kepada Fan Qie Jun.


Di dalam sesi pemotretan itu, mereka berdua berpose imut sambil memegang buah semangka di tangan mereka masing-masing. Fan Qie Jun yang memotret mereka sangat puas atas hasil foto mereka.


Bagus, bagus! Terus seperti itu! Bagus sekali! kata Fan sambil memotret.


Benar-benar bagus! Puji Fan sambil melihat-lihat lagi foto-foto tersebut di dalam kamera.


Kali ini pelanggan pasti sangat puas melihat foto-foto ini! kata Fan gembira.


Kalian berdua, sesi pemotretan sudah selesai ya! Kalian jangan berpacaran lagi! kata Fan seraya memperingatkan mereka.


Mendengar ucapan Fan ini, Xia menjadi salah tingkah.

Fan Qie Jun, terima kasih atas bantuanmu! Kata Mu.


Dengan honor pemotretan ini, cukuplah untuk membayar uang sewa rumah bulan ini, kata Fan kepada Mu.


Xiao Chu, terima kasih ya atas bantuanmu! Kata Fan kepada Xia.

Sama-sama! Jawab Xia.


Tidak mengherankan jika Qing Feng selalu menyebut dirimu. Kamu cantik dan bisa diandalkan, puji Fan.

Oh, dia sering ya bilang begitu? tanya Xia kepada Fan.


Kamu jangan melihat pada wajahnya yang dingin. Tapi saat ia menyebut dirimu...seperti...eh, gadis yang paling cantik di dunia...


Ucapan Fan belum selesai, tapi Mu sudah memotong kata-katanya,

Kamu sudah bisa pulang sekarang!


Kamu sendiri yang bilang, tapi kamu tidak mau orang lain mengatakannya...! Protes Fan sambil tersenyum.


Tidak apa-apa. Lanjutkan saja perkataanmu! Seru Xia sambil tertawa gembira.


Fan memandang wajah Mu. Tapi begitu dilihatnya Mu seperti malu-malu, Fan pun berkata,


Baiklah, aku tidak akan mengatakannya lagi. Sampai jumpa!

Begitu Fan pergi, Xia langsung mencecar Mu dengan pertanyaan,


Kamu bilang apa tentang diriku?

---------------------

Malam harinya Mu memasak dua mangkuk mi kuah untuk mereka berdua.

Wah, kelihatannya sangat enak! Kata Xia dengan gembira.

Jangan memuji lagi. Ayo, cepat dimakan! Kata Mu.


Kata Fan Qie Jun kamu tinggal di rumah ini dan bekerja sebagai model iklan untuk membayar uang sewa rumah? tanya Xia.


Hmm..! jawab Mu sambil mengangguk.

Jadi ada berapa banyak pekerjaan yang kamu ambil? Tanya Xia.


Tiga pekerjaan, jawab Mu.

Kamu terlalu banyak bekerja! Kata Xia. Tapi Mu cuma tersenyum.


Aku menabung banyak uang jajan. Aku akan menghidupimu! Kata Xia.

Baiklah, gampang kok untuk menghidupiku! jawab Mu sambil tersenyum.


Kedua orang gadis itu pun saling memandang dengan hati gembira.

Tapi sebentar kemudian, wajah Xia berubah murung kembali.


Apakah kamu merasa aku suka bertindak seenaknya? Tanya Xia.


Prestasi belajarku tidak bagus. Ibuku mencarikan aku perguruan tinggi yang bagus. Setelah lulus, aku bisa pulang kembali ke negaraku dan mencari sebuah pekerjaan yang bagus. Sebenarnya dengan kemampuanku sekarang, aku tidak bisa menghidupimu. Aku akan membebani setiap orang! Kata Xia sambil menunduk.


Mu lalu mengambil sesuatu dari samping bangku dan menyerahkan benda itu kepada Xia.


Untuk kamu! kata Mu sambil menyodorkan sebuah kartu debit kepada Xia. Xia memandang Mu dengan kaget.


Ini adalah pembayaran royalti pertama yang aku terima dari penerbitan novelku! Kata Mu.


Wah, kamu hebat sekali! kata Xia sambil tertawa gembira.


Walaupun uangnya tidak begitu banyak, tapi nanti bisa bertambah banyak di masa depan! Kata Mu.

Bagaimana kalau aku saja yang menghidupimu? Kata Mu lagi.


Mendengar ucapan Mu ini, Xia senang sekali. Ia memegang kartu debit itu erat-erat.


Tiba-tiba handphone Xia berdering. Ternyata dari ibunya. Tapi Xia meletakkan kembali handphone-nya.


Kamu tidak mau menjawab telepon? Tanya Mu.

Tidak, ah! Jawab Xia sambil mengangkat sumpitnya.


Ayo, kita makan mi! Kata Xia.

Sambil makan, Xia teringat kembali ucapan ibunya saat mereka bertengkar tempo hari,


Karena aku adalah ibumu! Kamu tidak punya pilihan. Kamu harus pergi secepatnya! Kata Ibu Xia.


Xia pun makan dengan wajah murung. Hal ini tidak luput dari mata Mu yang tajam.

Mereka pun makan tanpa bicara lagi.

Episode 23:

Xia Huai Chu dan Mu Qing Feng sedang berjalan bergandengtangan di sekitar rumah, ketika suara seseorang memanggil mereka dari belakang,


Hei, kalian berdua berhenti!


Lihat penglihatanku tidak salah, kan? Xia Huai Chu memang tinggal di sekitar tempat ini!


Seorang wanita setengah umur berjalan bersama ibu Xia. Dan wanita inilah yang memanggil kedua orang gadis itu.


Begitu mereka sudah berdiri berhadapan, Mu cepat meraih tangan Xia dan menggenggamnya dengan erat.


Siapa engkau? tanya Xia kepada wanita itu.

Aku bibi Zhao, bibi kamu! jawab wanita itu.


Tak ada sopan santun! Pantas saja prestasi akademikmu begitu buruk! Tegur wanita itu.


Lihat putrimu, takutnya ia menderita penyakit mental. Cepat bawa dia ke rumah sakit untuk diperiksa! Kata bibi Zhao kepada ibu Xia.


Dia putriku. Tak perlu kau mengajarinya! Kata Ibu Xia tidak senang putrinya dibilang sakit mental.


Aku cuma mencemaskan dirinya. Coba lihat putrimu, kalau dia bukannya sakit, lalu apa? Malah bergandengtangan segala dengan gadis itu! kata bibi Zhao.


Memangnya kenapa kalau bergandengtangan? Jadi bergandengtangan itu penyakit? Tanya ibu Xia.


Sehabis mengucapkan perkataannya, tiba-tiba ibu Xia mencium pipi bibi Zhao.


Karuan saja perbuatannya itu langsung membuat Xia dan Mu terperanjat. Kedua orang gadis itu pun langsung saling memandang dan tersenyum satu sama lain.


Hei, apa-apaan kamu ini? seru bibi Zhao kaget.


Putriku tidak sakit. Yang sakit itu aku. Ini adalah penyakit keturunan, puas kamu? tukas ibu Xia.


Sehabis mengucapkan kata-kata tersebut, Ibu Xia lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dari tasnya dan menyodorkannya kepada bibi Zhao sambil berkata,


Ambil uang ini dan cepat enyahlah dari sini!

Kalian sekeluarga sakit mental semua! Omel bibi Zhao.


Hei, engkau mau pergi atau tidak? seru Xia.


Eh, masih sok galak ya kamu! omel bibi Zhao. Kemudian ia membalikkan tubuhnya dan langsung meninggalkan tempat itu.


Kemudian Ibu Xia menghampiri putrinya dan berkata,


Kamu masih mau tinggal berapa lama di rumah orang?


Lima puluh tahun lagi!
jawab Xia.


Selain orang tua, tidak ada seorang pun yang bisa menghidupimu lama-lama! kata Ibu Xia.


Aku bisa melakukannya! Sahut Mu tiba-tiba.


Ibu Xia memandang Mu dengan kaget dan Xia langsung tersenyum menatap Mu.


Dia pasti bisa! Kata Xia.


Terus setelah itu bagaimana? tanya ibu Xia. Kemudian wanita ini menyambung kembali ucapannya,


Ibu dulu juga seperti kamu sekarang. Tapi pada akhirnya....Xiao Chu, aku sudah memikirkan hidupku dengan baik. Kekuranganmu di dalam pendidikan....aku bukanlah ibu yang baik. Tapi jika kamu ingin memilih sendiri jalan hidupmu, kamu harus bisa mewujudkannya dengan kedua tanganmu sendiri. Bukan seperti sekarang! Kamu ingin mandiri, tapi kamu tetap makan nasi dariku!


Ibu Xia lalu membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah tiket. Kemudian ia menyerahkan tiket tersebut kepada putrinya sambil berkata,


Kamu mau atau tidak bersekolah di luar negeri, kamu putuskan saja sendiri!


Setelah memandang Mu sejenak, Ibu Xia pun meninggalkan tempat itu.

-----------------

Malam itu Xia tidak bisa tidur. Ia berbaring dengan hati gelisah. Xia teringat ucapan ibunya sebelum pergi,


Aku akan memberimu waktu tiga hari untuk memikirkannya!


Mu yang berbaring di sisinya lalu berbalik dan memeluk tubuh gadis itu.


Qing Feng, aku tidak ingin menjadi bebanmu. Aku ingin menjadi seseorang yang bisa kamu andalkan! Demikian Xia mengambil keputusan di dalam hatinya.

--------------

Keesokan harinya, Xia sudah bangun pagi-pagi sekali. Di hadapan gadis itu ada sebuah buku kamus yang tebal. Rupanya Xia sedang duduk belajar bahasa Inggris dari kamus itu.


Mu Qing Feng yang baru bangun tidur langsung duduk di samping Xia.


Abandon..!
Xia sedang menghafal sebuah kata.


Sepagi ini kamu sudah bangun? tanya Mu.


Kata pertama di dalam kamus ini adalah abandon. Inilah kata yang melukiskan keadaanku ketika ayah dan ibuku bercerai, kata Xia.


Kalau pelajaran dimulai dari kata ini, berapa lama ya aku harus belajar baru bisa sampai pada kata yang terakhir? Banyak banget kata-katanya! Keluh Xia.


Kamu kan gadis yang cerdas. Kamu pasti bisa menguasainya dengan cepat dan sangat baik! kata Mu memberi semangat.


Xia memandang wajah Mu dan Mu melanjutkan kembali ucapannya,


Pergilah kamu keluar negeri. Aku akan mendukungmu!


Kau bersedia menungguku? Tanya Xia.


Aku akan menjadi semakin baik. Aku akan menanti kepulanganmu! Jawab Mu.

Episode 24:

Akhirnya Xia Huai Chu jadi juga bersekolah di luar negeri.


Tiga tahun kemudian...

Xia Huai Chu pulang kembali ke China. Ia sengaja tidak memberitahukan kepulangannya kepada Mu Qing Feng untuk memberi kejutan kepada gadis itu.


Setelah berpisah sekian lama, apakah perjumpaan kita nanti akan menjadi kejutan yang membahagiakan? Tanya Xia di dalam hati.


Saat ini Xia sedang di dalam perjalanan untuk menemui Mu. Ia berjalan seorang diri di jalan sambil membawa beberapa ikat bunga.


Tiba-tiba seorang pejalan kaki menabraknya dan bunga yang dipegang Xia langsung terjatuh di atas tanah.


Oh,maaf! seru si pejalan kaki itu.

Tidak apa-apa! jawab Xia.


Xia memungut kembali bunganya dan meniup-niup bunganya untuk membersihkannya dari debu.


Hari ini adalah hari ulang tahunnya juga merupakan hari peluncuran novel pertamanya. Aku pulang lebih cepat. Aku ingin memberikan kejutan kepadanya! Pikir Xia di dalam hati.


Xia tiba di tempat di mana acara peluncuran buku itu berlangsung. Ia berjalan-jalan melihat-lihat buku-buku yang terpajang di tempat itu.


Langkahnya terhenti di depan sebuah rak dan di situlah novel Mu terpampang di situ.


Sebuah buku yang berkisah tentang anak muda, begitu Xia membaca tulisan yang ada di depan cover dari novel itu.


Xia tersenyum melihat tulisan ini. Ia berpikir di dalam hati,

Apa mungkin akulah rahasia itu?

-------------------

Xia teringat saat ia masih di luar negeri, Xia dan Mu tetap saling berkomunikasi lewat video call di handphone mereka masing-masing.


Cepat katakan apa judul dari novelmu itu? kata Xia lewat video call.

Rahasia dong! Jawab Mu sambil tersenyum.


Xia teringat lagi saat ia berulangtahun, mereka juga saling melakukan video call.


Karena kita sudah berpisah selama tiga tahun, kita sudah melewatkan banyak hari-hari yang penting, kata Xia lewat video call.


Selamat ulang tahun! Apakah kamu sudah menerima hadiah ulang tahun yang kukirimkan itu? tanya Mu lewat video call.


Ya, sudah. Terima kasih! Jawab Xia.

Xia teringat kembali masa-masa mereka bersekolah di SMU dulu, Mu membelikannya kue ulang tahun.


Ayo, ucapkan keinginanmu! Kata Mu sambil menyodorkan kue tersebut kepada Xia.


Kelihatannya kita telah melewatkan banyak hari-hari yang penting, pikir Xia.


Xia teringat saat ia bermain game di kafe internet dengan Mu yang menemaninya sambil belajar.


Lalu di saat mereka berbaikan kembali di taman itu, Mu meminta maaf kepadanya dengan mengenakan kostum pelayan.


Xiao Chu...!

Qing Feng...!


Apakah kamu sudah memaafkan diriku?

Ya, aku telah memaafkanmu!


Lalu saat mereka berdua sedang berada di dalam kemah, Xia mencium pipi Mu yang membuat Mu terhenyak.


Lalu saat mereka sedang menonton drama berdua di atas sofa, Xia teringat kembali ucapan Mu waktu itu,


Aku bisa melihatnya dengan jelas. Dia pasti sedang berusaha untuk menjadi lebih kuat. Ketika semua syarat sudah terpenuhi, segalanya akan terjadi. Itu hanya masalah waktu saja!


Lalu ketika Mu menganjurkannya untuk berangkat sekolah ke luar negeri, Mu berkata,


Aku akan menjadi semakin baik. Aku akan menanti kepulanganmu!

----------------

Xia melihat Mu sedang duduk di depan melakukan sesi tanya jawab dengan pengunjung. Xia lalu berjalan ke tempat Mu.


Tapi baru beberapa langkah ia berjalan, Xia melihat seorang gadis menghampiri tempat duduk Mu. Xia melihat Mu meletakkan tangannya di atas kepala gadis itu dan mengelus-elus kepala gadis itu. Hal ini membuat Xia kaget dan ia lalu mengurungkan niatnya untuk menghampiri Mu.


Apakah kejutan yang membahagiakan akan berubah menjadi kejutan yang menakutkan? Pikir Xia di dalam hati.

---------------

Xia teringat lagi pada hari ketika Ia dan Mu sedang diwisuda. Waktu itu mereka sedang melakukan video call.


Mu Qing Feng, selamat atas kelulusanmu! Kata Xia lewat video call.

Selamat juga atas kelulusanmu! Balas Mu lewat video call.

Tiba-tiba sebuah suara memotong percakapan mereka,

Mu Qing Feng, sudah waktunya untuk berfoto sekarang!


Baiklah!
Sahut Mu sambil menoleh pada suara itu. Kemudian Ia berkata kembali kepada Xia,


Aku mau berfoto sekarang. Sampai jumpa!

Sampai jumpa! Balas Xia.

----------------

Xia memutuskan tidak jadi menemui Mu. Ia pun melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. Akan tetapi Mu melihatnya dari jauh.

Xia melewati rak buku itu kembali dan serta merta matanya menoleh kembali pada novel yang ada di atas rak itu.


Matanya tertumpu pada judul novel itu. The Lost World, itulah judul dari novel Mu Qing Feng itu.


Xia mengambil novel itu dari atas rak dan mengamati cover dari novel itu.


Mengapa kamu tidak mengabari aku bahwa kamu sudah kembali? tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Xia.


Xia mengangkat wajahnya dan ternyata Mu Qing Feng sudah berdiri di depannya.


Sekarang penampilan Mu terlihat lebih matang. Gadis itu mengikat rambutnya yang panjang dan sekarang ada sepasang kacamata yang bertengger di atas hidungnya. Ia mengenakan jas dan penampilannya sangat mirip dengan wanita karir.


Mu berjalan menghampiri Xia dan berkata,

Ayo, makan malamlah bersama adik perempuanku malam ini!


Adik perempuanmu? Tanya Xia bingung.

Dia adalah putri dari bibiku. Seorang mahasiswi yang sedang magang. Ia juga asisten pribadiku! Jelas Mu.


Oh, begitu? kata Xia salah tingkah. Rupanya tadi ia sudah salah sangka.

Ini bunga untukmu! Kata Xia sambil menyodorkan bunganya kepada Mu.


Mu memandang Xia sejenak, lalu mengambil novel itu dari tangan Xia.

Aku punya sebuah rahasia. Rahasia itu bernama THE LOST WORLD! Kata Mu.


Mereka pun saling memandang. Kemudian Mu meraih tangan Xia dan berkata,

Novel yang menceritakan kisah di antara kita!

Keduanya saling memandang kembali.


Senyum manis perlahan-lahan tersungging di bibir Xia. Mu langsung meraih tubuh Xia ke dalam pelukannya.


Kemudian Mu menyambung kembali ucapannya,

Aku sudah menunggu momen ini lama sekali!


Kedua orang gadis itu pun saling berpelukan dengan hati bahagia...

 

T  A  M  A  T

 

*********

Review : ****


Parameter Review:

*****     : Hebat

****       : Bagus

***         : Menarik

**           : Biasa-biasa saja

*             : Jelek

 


Sumber Foto: https://sogou.com

No comments:

Post a Comment