Walaupun film pendek ini adalah hanya
sebuah film iklan game, akan tetapi film pendek ini dibesut oleh sutradara
drama pendek kondang, yaitu Zhi Zhu 知竹.
Dan yang menggembirakan adalah Zhi
Zhu bisa menyatukan CP Ji Wei Jiu kembali di dalam sebuah proyek baru. Ini
merupakan sebuah keputusan yang menggembirakan untuk para penggemar Ji Wei Jiu.
S-Mov bukan seorang penggemar game,
jadi selama ini tidak tahu nama-nama game apa yang populer di China. Tapi
kelihatannya game 梦幻西游 Meng
Huan Xi You atau dalam
bahasa Inggrisnya Fantasy Westward
Journey ini merupakan game yang cukup populer, karena tokoh-tokoh utama di
dalam game ini cukup sering dijadikan cosplay atau dibuat ke dalam film pendek,
biasanya berupa film iklan pendek yang ada jalan ceritanya.
Nah, film pendek ini pun juga ada
jalan ceritanya. Kali ini film iklan ini menampilkan 2 orang tokoh utama, yaitu
Siluman Tulang Putih 白骨精灵 (Bai Gu Jing
Ling) yang diperankan oleh Sheng Wei Vivi dan Siluman Tulang Hitam 黑骨精灵 (Hei Gu Jing Ling) yang diperankan
oleh Wang Lao Ji atau Ji Ji.
Konon game Fantasy Westward Journey dengan kisah tentang sepasang siluman
tulang ini merupakan karakter game yang sudah lama. Mungkin dibuatkan iklannya,
agar para game player tertarik untuk memainkan kembali game ini.
Dan menurut S-Mov, CP Ji Wei Jiu ini
sangat cocok jika memainkan karakter dari sepasang siluman tulang ini. Setelah
menyaksikan film pendek ini, S-Mov merasa Zhi Zhu tidak salah memilih orang di
dalam memainkan kedua karakter ini.
Keren deh! Coba deh kalian tonton
sendiri filmnya!
JUDUL:
FANTASY WESTWARD
JOURNEY: LEGEND OF WHITE & BLACK BONE DEMONS – 梦幻西游:
白黑骨精灵传奇 (Meng Huan Xi You: Bai Hei Gu Jing Ling
Zhuan Qi).
Tahun: 2023.
Jenis: Film Pendek.
Genre: Film Klasik
Aksi Fantasi.
Tayang Di:
Bilibili.
Tayang Tanggal: 09
September 2023.
Bisa Ditonton Di:
Bilibili (Akun: Zhi Zhu 知竹).
Durasi: 12:27
menit.
Sutradara: Zhi Zhu 知竹.
Pemain:
Sheng Wei Vivi 圣微 sebagai Bai Gu Jing Ling 白骨精灵 (Siluman Tulang Putih).
|
Sheng Wei Vivi |
Wang Lao Ji/Wang
Xue Xi/Ji Ji 王老吉/王学习/吉吉 sebagai Hei Gu Jing Ling 黑骨精灵 (Siluman Tulang Hitam).
|
Wang Lao Ji |
Sinopsis:
Di sebuah hutan
terlihat sepasang siluman sedang bertarung. Mereka adalah siluman tulang putih
yang berbaju ungu dan bersenjata cakar besi dan siluman tulang hitam yang
berbaju hitam dan bersenjata sepasang kampak baja.
Ilmu kepandaian
mereka setingkat dan sama-sama tangguh sehingga sulit untuk menerka siapa yang
akan keluar sebagai pemenang di dalam pertarungan ini.
Cakar besi di
tangan siluman tulang putih sangat lihai dan serangannya sangat berbahaya, akan
tetapi sepasang kampak baja di tangan siluman tulang hitam selalu bisa
menghalaunya dan bahkan bisa menyerang balik dengan jurus-jurus yang mematikan.
Kamu
melepaskan niat jahat Chi You (dewa perang di dalam mitologi China), kamu tahu
apa akibatnya?
Kata siluman tulang putih.
Aku
cuma tahu menghidupkan kembali ayah angkat dan membangkitkan kembali kejayaan
dari ras iblis adalah misi utamaku! Kata siluman tulang hitam.
Siluman tulang
putih lalu menyerang kembali. Kali ini mereka melakukan pertempuran jarak jauh
mengandalkan kekuatan sihir. Sinar-sinar warna-warni berkelebat dari tangan
mereka dan mereka saling serang silih berganti.
Dalam sebuah
serangan, gerakan siluman tulang putih agak terlambat, sehingga kampak baja berhasil
menyabet lepas kalung di lehernya dan untaian-untaian kecil berbentuk tulang di
kalung tersebut jatuh berceceran di atas tanah.
Sabetan kampak baja
tersebut bukan hanya berhasil menyabet lepas kalung di leher siluman tulang
putih, bahkan juga berhasil melukai leher siluman tulang putih.
Darah mengucur dan
menetes jatuh di atas tanah. Membuat siluman tulang putih sangat marah, ia
berteriak sambil meraba lehernya itu,
Ternyata
kamu mau bermain sungguhan ya?
Ia pun menyerang
siluman tulang putih dengan lebih cepat dan lebih beringas daripada sebelumnya.
Dalam sebuah jurus, cakar besi siluman tulang putih menyambar dahsyat ke wajah
siluman tulang hitam. Siluman tulang hitam langsung menangkis dengan kampak
bajanya. Kedua siluman itu langsung terlibat saling mengadu tenaga dalam.
Andaikata
ketiga dunia jatuh ke dalam pencobaan dan tidak bisa bangkit kembali, apakah
kamu juga sama sekali tidak peduli? Tanya siluman tulang putih.
Ketiga
dunia ini tidak ada sangkut-pautnya dengan diriku. Baigu (tulang putih), jangan
lupa kamu juga dari golongan iblis! Jawab Heigu (tulang hitam).
Baigu menambah
tenaganya dan kali ini ia berhasil merangsek maju selangkah. Kini Heigu dalam
keadaan terdesak dan tenaga Baigu semakin kuat menekannya. Akhirnya pertahanan
Heigu mulai kendor dan cakar besi langsung menyambar. Leher Heigu pun berdarah
terkena sambaran cakar besi. Keadaan mereka pun sama sekarang, sama-sama
terluka di bagian leher.
Darah Heigu jatuh
menetes di atas tanah. Kebetulan posisi jatuhnya tepat di tengah-tengah di mana
darah Baigu menetes. Begitu darah mereka menyatu, mendadak terjadi hal yang
mengejutkan.
Tetesan darah
mereka lenyap dan berubah menjadi sebuah bola besar berwarna kuning emas. Bola
emas itu lalu melayang-layang naik secara perlahan-lahan. Semakin tinggi bola
itu naik, semakin besar ukuran bolanya.
Baigu dan Heigu tidak
jadi bertarung lagi. Mereka memandang bola emas itu dengan takjub. Setelah naik
tinggi, tiba-tiba bola yang semakin besar itu lalu pecah. Sinar kuning emas
yang menyilaukan mata menyambar tempat di mana Baigu dan Heigu berdiri.
Dan ketika bola
emas itu lenyap, lenyap juga tubuh Baigu dan Heigu seperti ikut tersedot masuk
ke dalam bola emas itu. Setelah tubuh mereka lenyap, hutan itu pun menjadi
hening kembali.
-------------------
Xiaogu...Xiaogu...! Samar-samar Heigu
mendengar sebuah suara memanggilnya.
Xiaogu,
bangunlah!
Kata suara itu lagi.
Perlahan-lahan
Heigu membuka matanya. Ia tersadar dari tidurnya. Cepat ia bangun dan ia
melihat di depannya sudah berdiri sesosok bayangan. Bayangan seorang gadis
berbaju putih. Kiranya gadis ini yang membangunkannya.
Heigu memandang di sekeliling
tempat itu. Ia tidak mengenali tempat itu. Ia tidak tahu di mana ia berada
sekarang. Tempat ini terasa sangat asing baginya.
Hei,
kenapa kamu masih bengong di situ? Bodhisattva Ksitigarbha menyuruh kamu
mengantarkan bahan makanan untuk membuat sup ke tempat nenek Meng! Kata gadis itu.
Gadis ini adalah
roh dari nona Bingbing.
Bodhisattva
Ksitigarbha? Heigu
kebingungan. Ia melihat di sekeliling tempat itu sekali lagi.
Heigu melihat di
tempat itu ada sebuah meja dan di atas meja itu ada sebuah cermin kecil. Heigu
langsung berlari ke tempat itu dan ia lalu memandang ke dalam cermin.
Heigu melihat wajah
Baigu di dalam cermin. Karena penasaran, Heigu lalu mengangkat tangannya dan
meraba pipinya. Dan ternyata bayangan di dalam cermin itu juga melakukan hal
yang sama dengan yang ia lakukan.
Sadarlah Heigu
bahwa wajahnya sudah berganti dengan wajah Baigu, entah bagaimana caranya. Dan
ia juga sudah tahu ia berada di mana sekarang.
Tempat
ini adalah neraka!
Dan aku telah berubah menjadi siluman
tulang putih! Kata Heigu di dalam hati.
----------------------
Ternyata apa yang
dialami oleh Heigu dialami juga oleh Baigu. Baigu juga telah berubah wajahnya
menjadi Heigu.
Baigu terdampar di
sebuah tempat yang luas dengan kolam air di dalamnya. Baigu berjongkok di tepi
kolam yang jernih itu dan melihat wajahnya yang sudah berubah menjadi wajah Heigu.
Hei,
apa yang terjadi ini? Kenapa aku bisa berubah menjadi si gunung es itu? tanya Baigu di
dalam hati.
Baigu bangkit
berdiri dan memandang di sekeliling tempat itu.
Tempat
setan apakah ini?
-----------------
Heigu
berjalan-jalan menyusuri tempat yang bernama neraka itu.
Oh,
aku benar-benar ada di dalam neraka sekarang! kata Heigu di dalam hati.
Heigu melihat di
depannya ada seorang pria setengah baya sedang duduk di atas kursi. Orang itu
memegang sebatang pena, kelihatannya ia sedang menulis.
Orang ini adalah
Hakim Cui.
Oh,
Xiaogu! Paman Cui akhir-akhir ini repot sekali. Kapan kamu bisa membantuku beres-beres
(kerja serabutan)?
Tanya pria bernama paman Cui itu.
Oh,
baiklah!
Jawab Heigu sambil berjalan pergi.
Bocah
ini...kenapa ya terlihat murung hari ini? kata paman Cui kebingungan.
--------------------
Heigu...! tiba-tiba sebuah
suara yang berat mengejutkan Baigu.
Baigu membalikkan
tubuhnya dan ia melihat seorang pria yang wajahnya sangat berwibawa sudah
berdiri di belakangnya.
Sudah
waktunya kamu berlatih silat sekarang! Kata pria itu.
Pria berwibawa ini
adalah Dewa Xing Tian.
Inikah
Xingtian dari kota setan tak bernama ini....? Baigu bertanya di dalam hati.
Kenapa
kamu masih bengong saja di situ? Masih belum mulai juga? Tegur pria itu
lagi.
Ah,
peduli amat!
kata Baigu di dalam hati.
Baigu lalu
mengucapkan mantera untuk mengeluarkan senjatanya. Tapi yang muncul di
tangannya malah senjata sepasang kampak baja dari Heigu.
Ah,
ini senjata sihirnya si gunung es itu! Hemm...biar aku main-main sebentar
dengan senjata ini!
kata Baigu di dalam hati.
Baigu lalu menggerak-gerakkan
kedua buah kampak di tangannya. Karena ia tidak biasa menggunakan kampak, jadi
gerakan silatnya terlihat aneh dan kaku.
-------------------
Heigu akhirnya
berjalan tiba di sebuah tempat. Seorang pria setengah baya tiba-tiba menghampirinya.
Pria ini adalah
Zhong Kui, si penangkap siluman.
Xiaogu,
dulu kamu pernah membawa pulang arak dari dunia manusia. Enak sekali arak itu.
Kapan kamu bisa membawa pulang lagi arak seperti itu? Tanya Zhong Kui.
Oh
ya....jangan sampai ketahuan paman Cui ya. Kalau tidak ia akan berebut arak denganku!
Kata
Zhong Kui lagi sambil celingak-celinguk ke kiri dan ke kanan.
Oh..! jawab Heigu.
Hei,
bocah! Kenapa hari ini kau begitu pendiam? Tanya Zhong Kui keheranan.
-------------------
Heigu teringat pada
peristiwa di masa lalu, ketika itu ia dan Baigu bertemu di sebuah jalan. Mereka
memang tidak saling mengenal sebelumnya.
Terima
kasih ya untuk hari ini. Tentara langit itu memang susah untuk dihadapi. Kalau
bukan berkat bantuan pendekar wanita, mungkin aku sudah rugi besar! Kata Baigu dari
jarak beberapa meter di belakang Heigu.
Tapi Heigu tidak
menoleh juga tidak memberikan respon dan tetap berjalan meneruskan
perjalanannya. Hal ini mengherankan Baigu dan membuat gadis itu penasaran. Baigu
pun berlari-lari menghampiri Heigu.
Hei,
aku menyampaikan ucapan terima kasih. Kenapa kamu diam saja? Kata Baigu sambil
menyenderkan tangannya di pundak Heigu.
Tapi Heigu tidak
menjawab. Dia hanya memandang tangan Baigu yang bersandar di pundaknya itu.
Kamu...bisu
ya? Ah, tidak mungkin! kata Baigu sambil menatap sekujur tubuh Heigu dengan
penuh perhatian.
Tapi Heigu tetap
diam saja. Ia malah berjalan kembali meneruskan perjalanannya. Hal ini semakin
membuat Baigu penasaran jadinya.
Wajahnya
begitu cantik. Sayang sekali kalau bisu! Kata Baigu di dalam hati.
Tapi Heigu sudah
berjalan jauh meninggalkan Baigu.
Hei,
tunggu aku! Kalau memang bisu, semestinya juga ada ekspresi di wajahmu. Kamu
seperti gunung es saja! Seru Baigu yang berlari-lari mengejar Heigu.
-----------------
Baigu berlatih
kampak sambil ngedumel di dalam hati.
Pergi
sana ke tempat tuanmu! Mau berlatih sampai kapan nih? Aku sudah lelah sekali!
Lanjutkan
latihanmu! Tegur
Dewa Xingtian, seperti bisa membaca pikiran Baigu.
Tiba-tiba lengan
Baigu terpelintir.
Sshh...! Baigu mendesis
sambil meraba lengannya.
Sakitkah? Tanya Dewa
Xingtian.
Baigu tidak
menyahut hanya terus memegangi lengannya.
Hanya
orang lemah yang mengeluh kesakitan. Kamu harus bisa mempertahankan sikap
dingin dan tak berperasaan di setiap waktu. Dengan begitu kamu baru memenuhi
syarat untuk menjadi seorang pembunuh! Kata Dewa Xingtian.
----------------------
Baigu teringat pada
peristiwa di masa lalu. Waktu itu Baigu dan Heigu bermalam di sebuah hutan
dengan diterangi oleh cahaya api unggun.
Heigu sedang duduk
membalut luka di tangannya. Ia melakukan ini tanpa mengeluarkan suara. Baigu
sedang duduk mengawasinya dengan heran.
Hei,
tidak sakit ya?
tanya Baigu. Tapi Heigu diam saja tidak menjawab. Dia juga tidak memandang
Baigu.
Hal ini membuat
Baigu menjadi emosi. Ia pun berseru,
Hei....!!!
Luka
sekecil ini tidak berarti bagiku! Jawab Heigu tanpa menoleh.
Kagum...kagum...!
Kalau aku sih pasti sudah menangis menjerit-jerit. Tapi yang kamu balut itu
apa? Mari kubantu...!
kata Baigu sambil berjalan menghampiri Heigu.
Baigu langsung
meraih tangan Heigu, tapi Heigu menarik kembali tangannya. Baigu lalu menarik
tangan Heigu kembali sambil berkata,
Aduh,
kamu jangan bergerak!
Dan ternyata balutan Baigu lebih rapi dan sebentar kemudian tangan Heigu sudah
terbalut dengan sempurna.
Heigu mengangkat
wajahnya dan mulai mengawasi wajah Baigu. Mata Heigu memancarkan rasa terima
kasih. Ia terus memandangi wajah gadis itu yang sedang asyik membalut itu.
Bagaimana?
Balutanku bagus, kan?
tanya Baigu dengan wajah berseri.
Tapi Heigu tidak
menjawab. Dia malah terus menatap wajah Baigu. Hal ini membuat Baigu keheranan.
Baigu lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Heigu dan menatap wajah Heigu dengan
penuh perhatian. Akhirnya kedua orang gadis itu jadi saling menatap satu sama
lain sampai beberapa lama.
Kenapa
wajahmu menjadi merah begini? Apakah kamu demam? tanya Baigu sambil
meraba kening Heigu.
Heigu menepis tangan
Baigu di keningnya dan menarik kembali tangannya yang terluka dari pegangan
Baigu.
Menurutku
ini bukan luka kecil. Jangan-jangan ada luka lagi di tubuhmu. Coba aku bantu
periksa!
Kata Baigu sambil menarik baju Heigu.
Jangan
kurang ajar!
Seru Heigu tiba-tiba sambil menepis tangan Baigu.
Aduh,
kamu malu apa sih? Kita kan sama-sama perempuan! Kata Baigu.
-------------------
Baigu masih terus
berlatih.
Aduh,
aku lapar sekali!
kata Baigu sambil meraba perutnya. Lalu ia teringat pada Heigu.
Oh,
jadi kamu tumbuh dewasa di tempat seperti ini. Pantas saja yang ada di dalam
otakmu cuma misi saja! Pikir Baigu.
Sudah
lelah ya?
tiba-tiba terdengar lagi suara Dewa Xingtian.
Baigu kaget dan
sikapnya langsung tegang kembali.
Kalau
lelah, itu tandanya kamu belum kuat! Kata Dewa Xingtian.
Baigu tersenyum
mengejek, di dalam hatinya berteriak,
Mana
ada sih guru yang seperti kamu! Dosa lu! Maki Baigu di dalam hati.
Oh
ya, aku mau menanyakan sesuatu pada anda. Apakah kalau segel di gunung dewa
perang dibuka, pemimpin perang bisa pulang lagi dan kita bisa membangkitkan
kembali kejayaan dari ras iblis? Tanya Baigu.
Dewa Xingtian
nampak terkejut mendengar pertanyaan dari Baigu ini. Ia mengawasi wajah Baigu
dengan tajam tanpa menjawab pertanyaan dari gadis itu.
Kenapa
anda diam saja? Tanya
Baigu lagi.
Tidak!
Kamu tidak memiliki kewajiban untuk mengemban misi mengembalikan kejayaan dari
ras iblis ini. Sebenarnya kunci kekuatan rumpun Jiu Li ada di tangan siluman
tulang putih. Dialah orang yang mendapat amanat untuk mengemban misi ini! kata Dewa
Xingtian.
Baigu? Seru Baigu spontan
saking terkejutnya mendengar penjelasan Dewa Xingtian ini.
Kok
jadi aku sih?
kata Baigu di dalam hati.
Benar!
Kamu adalah manusia hasil transformasi dari kenangan siluman tulang putih di
masa lalu. Kamu dan dia memiliki ikatan yang sangat unik di dunia! kata Dewa
Xingtian.
Oh,
ternyata....kamu tidak perlu menanggung semua ini. Malah aku sendiri yang tidak
tahu apa-apa tentang hal ini! pikir Baigu di dalam hati.
-------------------
Ini,
bahan-bahan untuk membuat sup! Kata Heigu sambil menyerahkan bahan
masakan tersebut kepada Nenek Meng.
Xiaogu,
kamu sudah pulang?
Kali ini ada hal menarik apa di dunia
manusia? tanya Nenek Meng sambil tersenyum.
Tidak...tidak
ada!
Jawab Heigu.
Aneh.
Setiap kali pulang kamu selalu bercerita panjang lebar di depanku. Kamu selalu
bilang betapa enaknya di dunia manusia. Tapi ketiga dunia memiliki
pemandangannya masing-masing. Kamu lihat, tempat tinggal kita ini juga sangat
bagus, kan? kata
nenek Meng.
------------------------
Heigu lalu teringat
pengalamannya bersama Baigu di masa lalu.
Aku
bawakan kue-kue ini untuk nenek Meng. Pena dan tinta ini untuk paman Cui. Lalu
arak ini untuk Tuan Zhong Kui. Hmm...semuanya dapat bagian! Kata Baigu dengan
gembira.
Apakah
setiap kali pergi ke dunia manusia, kamu tidak pernah melakukan tugas yang
serius? Tanya
Heigu.
Tidak
pernah melakukan tugas yang serius? Kenapa kamu bisa bilang begitu? Aku pikir
dulu guru selalu mencemaskan diriku. Beliau tidak mengizinkan aku keluar dari
neraka. Sekarang aku sudah dewasa dan bisa pergi ke dunia manusia. Tentu saja
aku ingin bersenang-senang di sana, makan, minum dan bersuka-ria. Bermain-main
sampai puas!
Jawab Baigu dengan gembira.
Diam-diam Heigu
tersenyum di dalam hati mendengar ucapan Baigu yang lucu ini.
Oh
ya, bagaimana dengan kamu? Saat kamu masih kecil, adakah hal yang sangat
kauidam-idamkan?
Tanya Baigu.
Membangkitkan
kembali kejayaan ras iblis! Jawab Heigu.
Wah,
aspirasi yang sangat besar. Lalu apa rencanamu untuk mewujudkannya? Tanya Baigu sambil
menepuk pundak Heigu.
Aku
akan membuka segel di gunung dewa perang! Jawab Heigu.
Baigu sangat
terkejut. Ia langsung mengangkat tangannya dari pundak Heigu.
Kamu
jangan bercanda ah!
Kata Baigu kaget.
Aku
tidak bercanda, aku serius. Ini adalah misi di dalam hidupku! Kata Heigu serius.
Kamu
tahu tidak, melepaskan niat jahat Chi You akan mengacaukan tiga dunia! kata Baigu serius.
Memangnya
kenapa kalau begitu?
Tanya Heigu.
Baigu
menggeleng-gelengkan kepalanya dan mundur beberapa langkah.
Kalau
kamu tetap bersikeras dengan niatmu ini, maka akulah orang pertama yang akan
merintangimu!
Kata Baigu serius.
------------------
Sepertinya
aku sudah memahami darimana datangnya ketegasan dan kelembutan di dalam jiwamu! Pikir Heigu di
dalam hati.
Budak
Gu....!
tiba-tiba terdengar suara seseorang memanggil Heigu.
Heigu melihat
seorang kakek berbaju putih yang rambut dan jenggotnya sudah memutih semua sedang
berdiri di depannya.
Heigu langsung tahu
siapa kakek ini. Kakek ini adalah Bodhisattva Ksitigarbha, guru Baigu.
Guru...!
sapa
Heigu.
Ayo,
ikut dengan guru!
Kata Bodhisattva Ksitigarbha.
-----------------
Sesampainya mereka di
sebuah ruangan, Bodhisattva Ksitigarbha pun bercerita,
Pada
waktu itu, jasad Chi You dan rumpunnya disegel di dalam Gunung Dewa Perang.
Peristiwa ini mendatangkan ketenangan sesaat di kalangan ras iblis dan bisa membuat
rumpun Jiu Li bertahan. Akan tetapi dia yang kehilangan jasad tidak bisa
melindungi jasadnya dari pengeroposan di masa yang kacau balau itu. Dari situ
kemudian muncullah apa yang disebut dengan niat jahat Chi You. Kemudian ia
berpesan kepada Dewa Xingtian, benda apa pun yang terlihat serupa dengan
dirinya harus dimusnahkan, agar tidak membahayakan rumpunnya. Maka pengaruh
jahat pun menyebar luas tak ada habisnya!
Budak
Gu, sebagai orang yang mengemban amanat dari langit, kamu sudah ditakdirkan
untuk mewarisi hukum karma dari kehidupan sebelum dunia tercipta. Kamu harus
mencegah jangan sampai segel di Gunung Dewa Perang itu dibuka! Pesan Bodhisattva
Ksitigarbha.
Heigu merenungkan
perkataan Bodhisattva Ksitigarbha ini dalam-dalam. Terbayang kembali di
kepalanya ucapan Baigu saat mereka bertarung di hutan itu. Baigu sudah
mengingatkan dirinya bahwa segel Chi You itu tidak boleh dibuka karena akan
membahayakan ketiga dunia.
Ternyata
kenyataan sesungguhnya adalah seperti ini! kata Heigu baru mengerti.
Kamu
kenapa?
Tanya Bodhisattva Ksitigarbha.
Aku
sudah melakukan kesalahan yang amat besar. Bahkan kesalahanku ini tidak bisa
diperbaiki lagi!
jawab Heigu.
-----------------------
Siapa
sesungguhnya kamu?
seru Dewa Xingtian sambil mencekik leher Baigu dengan tangan kanannya.
Sepasang kampak
baja terlepas dari tangan Baigu dan gadis itu tidak bisa melepaskan diri lagi dari
cekikan Dewa Xingtian.
Berani-beraninya
kamu menduduki tubuh Heigu! Seru Dewa Xingtian lagi.
Aku...adalah
siluman tulang putih!
Jawab Baigu.
Dewa Xingtian
seketika melepaskan cekikannya. Baigu langsung terbatuk-batuk sambil memegangi
dadanya. Dewa Xingtian kelihatan terkejut.
Heigu
tidak akan malu berguru padamu. Sekali turun tangan begitu telengas! Kata Baigu.
Apa
sebenarnya yang terjadi? tanya Dewa Xing Tian.
Baigu pun mulai
bercerita,
Panjang
ceritanya. Aku belum pernah datang ke sini sebelumnya lewat perjalanan lintas
waktu....
--------------------
Bodhisattva
Ksitigarbha meramal dengan jari tangannya.
Kamu
datang dari masa lalu lewat perjalanan lintas waktu. Tapi kesempatan untuk
kembali masih ada.
Engkau
tahu bahwa aku bukan....! kata Heigu.
Nak,
mungkin kamu tidak bisa mengingat lagi masa lalumu. Tapi asal kamu terus melangkah
ke depan dan berani menerima dirimu sendiri, maka penderitaan yang kamu alami
akan menjadi kekuatan bagimu untuk tumbuh menjadi dewasa! Kata Bodhisattva
Ksitigarbha.
-----------------------
Ternyata
bisa terjadi banyak peristiwa di masa depan. Saat aku menerima wasiat dari Chi
You itu, aku sudah bersiap-siap untuk mengorbankan diriku sendiri. Aku hanya
takut hal ini akan melibatkan Heigu. Makanya aku melatihnya dengan keras sampai
sedemikian rupa!
Kata Dewa Xingtian.
Harap
anda jangan khawatir. Jika aku berhasil kembali, aku pasti akan melindungi
Heigu dan menjaganya baik-baik. Oh ya...bagaimana anda bisa memastikan bahwa
aku bukanlah Heigu?
Tanya Baigu sambil tersenyum.
Dia
tidak akan berbicara sebanyak kamu! jawab Dewa Xingtian.
Mendengar ucapan
Dewa Xingtian ini, Baigu pun tersenyum salah tingkah.
--------------------
Heigu membuka kotak
perhiasan milik Baigu. Kotak itu berisi kalung tulang yang untaiannya pernah
terputus saat mereka bertarung di hutan itu. Heigu mengeluarkan kalung itu dari
dalam kotak dan memandang benda itu dengan seksama.
Kamu
dan dia memiliki ikatan yang sangat unik di dunia! Kalian seharusnya saling
mendukung satu sama lain dan saling menjaga! Heigu teringat ucapan dari Bodhisattva
Ksitigarbha ini.
-------------------
Heigu teringat
kembali peristiwa di masa lalu, ketika ia dan Baigu sedang duduk di dalam
hutan.
Baigu meraba kalung
yang dipakai oleh Heigu di lehernya.
Lepaskan
tanganmu!
kata Heigu. Tapi Baigu tidak mau melepaskan tangannya.
Kita
berdua memiliki kalung tulang yang sama. Kata guru, kalung ini sudah kupakai
sejak lahir. Kelihatannya kita ini saling berjodoh ya! kata Baigu sambil
tersenyum.
------------------
Heigu merenungkan pengalaman
hidupnya di dalam neraka. Sebaliknya Baigu pun merenungkan pengalaman hidupnya
di tempat kediaman Heigu.
Heigu lalu
merangkapkan kedua telapak tangannya untuk memanjatkan doa. Baigu juga
merangkapkan kedua telapak tangannya untuk berdoa di waktu yang sama dengan
Heigu. Dan kebetulan juga isi doa mereka berdua ternyata sama seperti ini:
Kakak
Nu Wa, tolong kirimkan aku kembali ke tempat dan waktu di mana niat jahat Chi
You berperang!
Ajaib! Sehabis
mengucapkan doa ini, tubuh Baigu dan Heigu seketika lenyap dari tempat mereka masing-masing
secara bersamaan.
Baigu dan Heigu
langsung dikirim oleh Dewi Nu Wa ke waktu dan tempat atau arena di mana niat
jahat Chi You berperang.
Baigu dan Heigu
sudah berbalik kembali ke tubuh mereka masing-masing dengan penampilan dan
kondisi yang sama seperti saat mereka berdua sedang bertarung di dalam hutan
itu. Luka di leher mereka masing-masing masih tetap kelihatan.
Akhirnya
kita kembali lagi ke tempat ini! kata Baigu gembira.
Heigu mengeluarkan
kalung tulang milik Baigu dari kantong bajunya. Melihat kalung tulangnya sudah
diuntai kembali seperti semula, hati Baigu sangat gembira.
Heigu lalu
mengikatkan kembali kalung tulang itu ke leher Baigu sambil berkata,
Membuka
segel di Gunung Dewa Perang merupakan kesalahan fatal yang pernah kulakukan.
Aku telah menciptakan bencana besar. Untuk menebus kesalahanku ini, demi menjaga
perdamaian abadi di dalam tiga dunia, ayo kita
lenyapkan bersama niat jahat Chi You itu! ajak Heigu dengan
penuh semangat.
Baigu meraba kalung
tulang di lehernya itu, lalu tersenyum manis memandang Heigu.
Wah,
si gunung es sekarang bicaranya banyak sekali. Baiklah, aku akan melakukan
pekerjaan yang sulit ini dengan sebaik-baiknya. Kamu sudah kumaafkan! Kata Baigu.
Heigu lalu
mengangkat telapak tangannya di depan Baigu. Baigu langsung mengangkat telapak
tangannya juga. Telapak tangan kedua orang gadis itu lalu menyatu dan saling
menggenggam dengan erat.
Baigu dan Heigu
lalu masuk bersama ke dalam kota Jiu Li, tempat di mana rumpun Jiu Li pimpinan
Chi You, si Dewa Perang bermukim.
Baigu dan Heigu
lalu bersatu hati dan tenaga melawan niat jahat Chi You yang menggila itu.
Mereka berdamai dan mengakhiri perselisihan di antara mereka dan bersama-sama
menyelamatkan seluruh umat manusia di dunia.
T A M
A T
**********
Review : ****
Parameter Review:
***** : Hebat
**** : Bagus
*** : Menarik
** : Biasa-biasa saja
* : Jelek
Sumber Foto: https://sogou.com
No comments:
Post a Comment