The Ping Sisters ini adalah karakter dari game RPG China yang berjudul When Winds Meet atau 燕云十六声 yang dikembangkan oleh Everstone Studio.
Game ini termasuk game yang banyak di-cosplay oleh para artis cosplay China. Sampai Wang Lao Ji, Qi Xia Xia dan Sheng Wei Vivi tertarik untuk meng-cosplay karakter-karakter yang terdapat di game ini. Tentu saja mereka cosplay karakter yang berbeda.
Kali ini Qi Xia Xia dan Vivi ikut-ikutan meng-cosplay karakter dari game ini. Qi Xia Xia meng-cosplay Ping Yao (adik perempuan) dan Vivi meng-cosplay Ping Shu (kakak perempuan).
Kisahnya aku buat berdasarkan tulisan yang diposting oleh Qi Xia Xia dan para fansnya di akun Weibo Xia Xia yang aku sarikan di bawah ini:
Dua orang kakak beradik perempuan ditakdirkan untuk dikorbankan kepada sang Perawan Suci (santa) untuk melindungi rakyat. Si adik perempuan mengorbankan dirinya untuk melindungi kakak perempuannya. Si kakak perempuan, yang percaya bahwa sang Perawan Suci telah membunuh adik perempuannya lalu berusaha untuk membalas dendam.
Kesempatan akhirnya tiba. Si kakak perempuan hendak menyerang patung Perawan Suci, ketika ia tidak menyadari bahwa para penjaga altar ada di belakangnya. Pada saat kritis, Perawan Suci muncul dan menghalangi serangan itu, sehingga belati si kakak perempuan malah menusuk tubuhnya sendiri.
Ternyata, mengorbankan diri kepada Perawan Suci berarti menjadi Perawan Suci itu sendiri.
Harga untuk mendapatkan sebuah kekuatan adalah kehilangan penglihatan dan penampilan, kehilangan kebebasan dan selamanya terperangkap di dalam altar.
![]() |
Setelah menjadi Perawan Suci, ia berusaha menjaga di sisi kakak perempuannya untuk melindunginya.
Hingga hari ini, kakak perempuannya masih menusukkan belati ke tubuhnya...!
![]() |
Kisah Ini Diceritakan Dari Sudut Pandang Ping Yao 1:
Takdir sungguh menggelikan. Aku dikorbankan kepada sang Perawan Suci oleh ayah dan pamanku, namun aku sendiri malah menjadi sang Perawan Suci. Aku duduk tinggi di atas altar yang dingin, hanya sebuah cangkang kosong yang tak manusiawi.
Aku kehilangan kedua mataku dan terjerumus ke dalam kegelapan abadi. Aku juga kehilangan kebebasanku, serasa dipenjara selamanya.
Tapi kakak perempuanku tidak bisa menerimanya. Dia tidak bisa menerima pengorbananku, ia tidak rela aku harus menderita. Makanya aku harus mengerahkan mantra pelupa, agar ia bisa menghapus semua kenangan atas diriku dari seluruh ingatannya.
Aku menjaganya semampu yang kubisa dalam wujud seorang pelayan. Hanya dalam posisi inilah aku bisa melindunginya.
![]() |
Ia mengintai di sisiku hari demi hari. Kebenciannya yang terpendam hampir nyata, bagaikan jarum dingin yang terus-menerus menusuk mataku yang sudah hancur. Ia pikir ia diam-diam mengamati musuhnya, tanpa menyadari bahwa setiap napas yang dihembuskannya, setiap momen tegang dari kebencian yang terpendam di dalam hatinya, justru menimbulkan riak besar di duniaku yang buta.
![]() |
Aku tidak ingin mengucapkan mantra pelupa lagi. Jika membenciku adalah sebuah bentuk dari ingatan maka keegoisanku yang hina ini ingin dia mengingat ini.
Hari ini adalah hari peringatan. Peringatan atas hari kematian dari adik perempuannya yang wajahnya sudah ia lupakan, namun yang diyakininya telah dibunuh olehku. Aku dapat dengan jelas merasakan kedatangannya. Aura dingin dan niat membunuh yang terpancar dari belati dingin yang disembunyikan olehnya di dalam lengan bajunya.
![]() |
Waktu seakan membeku. Aku mendengar desingan tajam sebilah belati yang membelah udara, mengarah ke jantungku. Hampir bersamaan, aku merasakan pedang yang lebih cepat dan mematikan dari balik bayangan altar, menyerang dari belakang kearah adikku!
Logam dingin itu menembus jubahnya yang megah tanpa perlawanan. Dengan sisa kekuatanku, aku mencondongkan tubuh ke depan.
![]() |
Kita kakak beradik, sudah cukup berkorban. Pergilah dari tempat ini. Jangan tinggal lagi di sini!
Kekuatan Perawan Suci itu mulai sirna dan surut tak terkendali seiring dengan memudarnya kehidupan. Sebelum terperosok ke dalam kegelapan total, indra terakhirku menangkap aliran kekuatan yang familiar namun aneh itu telah menghilang, lalu dengan panik aku mulai memperbaiki tubuhku.
Setelah
Perawan Suci itu, ada Perawan Suci yang lain.
![]() |
Kakak, oh, Kakak!
Kakakku menjadi tahanan yang baru, ia duduk di atas altar. Dan aku, yang dilindunginya dengan kekuatan yang tak tertahankan, akan selamanya berada di sisinya.
Kebebasan? Pada akhirnya, tak satu pun dari kami yang memperolehnya!
![]() |
Ini mungkin satu-satunya kesempurnaan yang dapat kami, kakak beradik raih!
![]() |
Kisah Ini Diceritakan Dari Sudut Pandang Ping Shu:
Apakah karena sudah terlalu lama? Saking lamanya sampai aku melupakan amarah?
Musuhku ada di hadapanku. Dialah yang telah mencelakai Ping Yao!
Tiga tahun yang lalu, di bawah tekanan ayah dan pamanku, aku gagal untuk melindunginya. Ping Yao akhirnya dikorbankan kepada sang Perawan Suci, tubuhnya hancur lebur.
![]() |
Dua tahun ini, saat melayani sang Perawan Suci, setiap saat aku selalu ingin membunuhnya dengan kedua tanganku sendiri.
Hari ini adalah hari peringatan atas kematiannya, dan sudah waktunya bagi dia yang telah mencelakainya untuk membayar dengan nyawanya sendiri!
![]() |
Kakak, oh, Kakak...!
Di tengah malam yang gelap gulita, aku telah terbangun berkali-kali dari mimpi berpisah dengan saudariku. Tapi sayangnya, penampilanku telah berubah menjadi seorang Perawan Suci yang dihormati. Bagaimana mungkin aku berani menyapanya Kakak dengan identitas sebagai Yao Er?
![]() |
Ah, itu dia!
Meskipun buta, aku bisa merasakan kehadirannya yang familiar itu. Takdir itu memang kejam, namun penuh belas kasihan, memungkinkanku untuk mendekatinya lagi dengan cara ini.
Mungkin, diam-diam melindunginya seperti ini termasuk sempurna. Tapi, tidak…dia harus melarikan diri dari tempat ini. Melarikan diri ke tempat yang bebas. Kak, sangkar ini bukan milikmu!
![]() |
Seseorang ingin menyakitinya! Aku tidak bisa kehilangannya lagi!
Aku bergegas maju. Darah mengalir seperti bunga. Cairan hangat mengalir dari ujung jariku, namun aku tersenyum.
![]() |
Kakak, jangan menangis lagi. Sekalipun langit dan bumi tidak bisa memaafkanku, aku akan tetap berada di sisimu. Sekalipun aku menjadi debu, aku akan tetap melindungimu.
![]() |
Kakak, oh, Kakak...!
Di tengah malam yang gelap gulita, aku berulang kali terbangun oleh kenangan perpisahan dengan saudariku.
Tapi sayangnya, penampilanku telah berubah. Sekarang aku adalah iblis. Bagaimana mungkin aku berani melihat saudariku tercinta?
Apakah aku bermimpi? Biarkan aku menikmati mimpi indah ini.
![]() |
Tidak, ini bukan mimpi—ini saudariku!
Oh tidak, seseorang mencoba menyakitinya!
Tidak, aku harus melindunginya!
Senang sekali…aku telah melindungi saudariku sekali lagi.
Yao Er…sangat bahagia.
Kakak, jangan bersedih lagi, aku selalu di sini!
![]() |
Ayah dan pamanku pernah berkata, bahwa menjadi seorang Perawan Suci yang dikorbankan adalah suatu kehormatan bagi setiap putri dari keluarga Ping. Sebuah pahala yang tak terukur yang ditukar dengan kedamaian sebuah klan.
Namun keluarga Ping memiliki begitu banyak putri, tetapi mereka malah memilih kakak perempuanku.
Tapi, Kak, jangan takut, A Yao tidak akan membiarkan mereka mengorbankanmu. Saat kau bangun nanti, larilah dengan cepat, dan jangan pernah kembali lagi.
![]() |
Hingga pada suatu hari, seorang pelayan baru tiba di istanaku.
Auranya begitu familiar… itu adalah kakak perempuanku.
Aku berusaha menjaganya di sisiku, demi keselamatannya dan untuk mencegah masalah di masa depan. Aku menggunakan mantra terlarang untuk menghapus ingatannya tentang diriku. Tapi aku tidak pernah menyangka, bahwa meskipun mantra itu membuatnya bisa melupakan wajahku, namun mantra itu tidak dapat menghapus rasa sakit yang telah kuderita.
![]() |
Pada peringatan kematianku sebagai sang Perawan Suci, kakak perempuanku masih mengangkat sebilah belati.
Tepat ketika dia hendak menusukku, penjaga di luar pintu mengayunkan pedang ke arahnya—tanpa berpikir, aku menangkap pedang itu dengan tangan kosong. Dengan segenap kekuatanku, aku mendorongnya menjauh dan berteriak,
Lari! Jangan kembali lagi!
Tapi dia tidak lari.
Dia malah berbalik dan berjalan menuju altar, seperti yang telah kulakukan bertahun-tahun sebelumnya.
Dia mengorbankan dirinya untuk memberiku kesempatan untuk hidup.
Sejak hari itu, kami tidak akan pernah terpisah lagi.
************
Sumber Foto: https://sogou.com























No comments:
Post a Comment