Pada
tahun 2024 ini, pihak Adolph Shampoo
tidak bekerja sama lagi dengan sutradara Liu Yun Rui 流云蕊.
Oleh karena itu, kita tidak bisa menyaksikan lagi film-film iklan Adolph Shampoo mulai tahun 2024 ini.
Demikian
juga kita tidak bisa menyaksikan lagi penampilan Sheng Wei Vivi 圣微dan Ai Ye 爱野超有味berakting di dalam film iklan Adolph
Shampoo sejak tahun 2024 ini.
Kalau
tidak salah kolaborasi Liu Yun Rui dengan pihak Adolph Shampoo ini sudah berlangsung selama satu tahun yaitu
dimulai sejak tahun 2023.
Liu
Yun Rui ini sebelum menyutradarai proyek film iklan Adolph Shampoo, cewe ini adalah seorang sutradara film pendek
independen yang sering menayangkan karya-karyanya di platform Bilibili 小破站.
Cewe
ini banyak membuat film-film pendek bertema GL yang berdurasi sekitar 2 sampai dengan
5 menit. Kebanyakan dari film-filmnya adalah film berkostum klasik.
Selain
itu Liu Yun Rui ini juga adalah seorang sutradara yang membuka kelas
penyutradaraan online di internet. Cukup banyak orang-orang awam yang kepingin belajar
ilmu penyutradaraan secara online dengan dirinya.
Sudah
banyak aktris drama pendek dan model hanfu yang diajak bekerja sama oleh sutradara
cewe ini. Yang paling sering diajak kerja sama oleh Liu Yun Rui adalah Sheng
Wei Vivi dan Ai Ye. Vivi dan Liu Yun Rui sendiri adalah sahabat baik.
Selain
kedua orang aktris ini, Liu Yun Rui juga pernah bekerja sama dengan sejumlah
aktris, misalnya Yang Fu Yu 杨馥羽, Wang Lao Ji 王老吉, Qi Xia Xia 圻夏夏,
Zhi Yue 芝月, Mei Miao Miao 美喵喵, Bei Chuan Wan Wan 北川婠婠 dan Zhi Chun He 至春禾.
Setelah
kontraknya berakhir dengan pihak Adolph
Shampoo, Liu Yun Rui kembali menekuni rutinitasnya yang semula, yaitu
sutradara film-film pendek independen.
Selepas
dari proyek Adolph Shampoo, Liu Yun
Rui kali ini mengajak Yang Yi Mo 杨伊墨 bekerja sama.
Kalau aku tidak salah mengingat, rasanya baru kali ini mereka berdua bekerja
sama. Berarti film pendek ini adalah proyek kerja sama mereka yang pertama.
Saat
Liu Yun Rui membuat film pendek ini, Vivi sedang syuting sebuah drama panjang
yang disutradarai oleh Zhi Zhu 知竹. Jadi mungkin itu
sebabnya Liu Yun Rui menggaet Yang Yi Mo untuk bermain di dalam film ini
menggantikan Vivi.
Dan
di film kali ini, Liu Yun Rui membuat film ini dalam format film bernarasi.
Film bernarasi seperti ini tidak membutuhkan banyak pemain. Cukup satu atau dua
orang saja sudah cukup. Jadi di dalam film ini, Yang Yi Mo itu berakting
sendirian. Film pendek ini juga tidak ada dialog secara langsung. Yang ada hanyalah
dialog atau percakapan antara beberapa orang yang wajahnya tidak tampak di
dalam layar.
Jadi
di sini para penonton harus bisa mengintepretasikan sendiri alur cerita dari
film ini hanya berdasarkan dialog itu dan apa yang ditampilkan di dalam layar.
Teknik
pembuatan film pendek seperti ini mungkin lebih cocok jika diterapkan di dalam
format film pendek. Tapi tentu saja teknik seperti ini tidak mungkin bisa
diterapkan di dalam format drama berseri.
Jadi
di sini Yang Yi Mo tinggal berakting saja di depan kamera dan tidak perlu mengeluarkan
suara atau mengucapkan dialognya secara langsung.
Film
pendek ini kisahnya mengambil latar belakang di zaman China klasik yang mana di
zaman itu, kaum wanita belum mengenal apa yang namanya emansipasi itu. Jadi status
kaum wanita di zaman itu masih dianggap rendah yang nasib dan hidupnya
dikendalikan oleh kaum pria.
Jadi
jika di zaman itu, kaum wanita mengalami pelecehan, ditindas, di-bully,
dieksploitasi, dijadikan gundik, dijual sebagai pelayan, dijual ke rumah
pelacuran dan disiksa oleh kaum pria, maka wanita-wanita ini tidak bisa protes
dan harus menerima nasib dan takdirnya secara ikhlas tanpa bisa berbuat
apa-apa.
Selain
itu juga kaum wanita di zaman itu tidak memiliki hak untuk bersuara, hak untuk
memilih, hak untuk memiliki dan hak untuk menentukan jalan hidupnya sendiri.
Kaum
wanita di zaman itu juga tidak boleh bersekolah. Mereka juga tidak memiliki hak
untuk menentukan jodohnya sendiri. Mereka ini hanya bisa menuruti apa yang
menjadi kehendak orangtuanya. Jadi jika mereka dijodohkan, mereka tidak boleh
menolak.
Ya,
begitulah nasib kaum wanita di zaman itu. Memang nasib mereka sangatlah
menyedihkan. Di zaman itu kaum wanita belum menyadari akan hak asasinya sebagai
manusia dan tidak mengerti apa itu emansipasi dan persamaan derajat. Karena belum
ada yang berani menganjurkan emansipasi dan persamaan hak dan derajat antara
pria dan wanita, maka para wanita ini merasa hal ini memang sudah takdir mereka
yang harus mereka terima.
Film
ini menceritakan nasib seorang gadis yang bernama Jia Ying Chun 贾迎春 yang diperankan oleh Yang Yi Mo.
Ying
Chun sejak kecil sudah tidak memiliki ibu. Jadi ia tinggal di rumah ayahnya.
Ayahnya ini adalah putra pertama dari keluarga Jia. Keluarga Jia ini sebenarnya
adalah keluarga yang kaya. Jadi hidup Ying Chun sebenarnya sudah terjamin sejak
kecil.
Keluarga
Jia memiliki dua orang putra. Putra pertama adalah ayah dari Ying Chun. Ying
Chun adalah anak satu-satunya dari si ayah. Putra kedua dari keluarga Jia, yaitu
pamannya Ying Chun juga memiliki seorang putri.
Tapi
hubungan Ying Chun dengan putri pamannya ini tidaklah akur dan harmonis. Gadis anak pamannya itu
sering merebut barang-barang berharga milik Ying Chun, seperti tusuk rambut,
gelang dan perhiasan lainnya.
Pelayan
Ying Chun sering menganjurkan kepada si nona agar mau melawan dan jangan mau
ditindas, tapi Ying Chun yang pada dasarnya berwatak halus dan lembut ini
selalu memilih untuk mengalah. Karena ia tidak mau berselisih dengan keluarga
dari pamannya itu. Ying Chun hanya mau hidup tenang dan damai saja. Jadi gadis
ini selalu menghindari konflik dan memilih untuk mengalah.
Sebenarnya
dengan status Ying Chun yang adalah nona pertama, seharusnya Ying Chun tidak
perlu takut dengan si nona kedua. Ying Chun dan ibunya juga statusnya lebih
terhormat dan jauh lebih beretika daripada anak dan isteri dari pamannya itu.
Demikian menurut pandangan dari orang-orang. Tapi Ying Chun gak mau banyak
urusan. Gadis ini cuma mau hidup dengan tenang.
Walaupun
hal ini kerap membuat hatinya jengkel, tapi Ying Chun tetap bersyukur dan
menerima keadaan dengan ikhlas. Setiap hari gadis ini menyepi di dalam
paviliun. Memandang taman bunga dan kolam ikan di luar paviliun dengan hati
damai. Begitulah ia menghabiskan masa remajanya di tempat itu.
Suatu
hari ada seorang wanita mak comblang bernama nyonya Xing datang ke rumah orang
tua Ying Chun untuk menjodohkan Ying Chun dengan seorang pria dari keluarga
Sun. Neneknya Ying Chun menanyakan kepada nyonya Xing tentang identitas dan
status dari pria yang akan dijodohkan kepada Ying Chun itu. Pria ini bernama
Sun Shao Zu.
Nyonya
Xing berkata bahwa keluarga Sun dan keluarga Jia adalah keluarga yang sudah
bersahabat dari generasi ke generasi. Jadi kedua keluarga ini sudah berteman baik
semenjak dulu.
Nyonya
Xing juga memuji bahwa Sun Shao Zu ini memiliki karir yang cemerlang. Jadi jika
Ying Chun menikah dengan pria ini, maka keluarga Jia akan mendapatkan banyak
keuntungan.
Mendengar
ucapan si mak comblang ini, keluarga Jia percaya dan akhirnya setuju menikahkan
Ying Chun dengan Sun Shao Zu.
Dan
seperti layaknya gadis-gadis di zaman itu, Ying Chun tidak bisa menolak. Dia
cuma bisa mandah dan menerima pinangan dari pria bermarga Sun ini. Wajah dari pria
ini saja Ying Chun tidak pernah melihat. Tapi memang orang-orang di zaman dulu
itu kalau menikah belum pernah melihat wajah pasangannya masing-masing. Begitu
dijodohkan, mereka langsung menikah. Jadi gak pakai pacaran atau saling
mengenal lebih dulu.
Pada
malam pengantin itu, Ying Chun duduk di atas ranjang sambil menunggu si
mempelai pria memasuki kamar pengantin. Kain cadar merah yang menutupi wajahnya
itu hanya bisa disibak oleh si pengantin pria. Jadi Ying Chun cuma bisa duduk
diam menunggu si pengantin pria masuk ke dalam kamar.
Setelah
si pengantin pria memasuki kamar, pria itu lalu menghampiri Ying Chun. Ia
menyibak kain cadar merah yang menutupi wajah Ying Chun. Di saat itulah, kedua
orang ini baru bisa saling memandang wajah mereka masing-masing.
Akan
tetapi betapa terkejutnya hati Ying Chun, karena suaminya ini langsung memukuli
Ying Chun. Kelihatannya pria ini dalam keadaan mabuk.
Begitulah,
jadi di malam pengantin itu, Ying Chun mengalami tindakan kekerasan di dalam
rumah tangga yang pertama (KDRT) kali dari suaminya.
Setelah
puas memukuli Ying Chun, pria itu lalu meninggalkan kamar itu. Tinggallah Ying
Chun seorang diri di dalam kamar itu. Pupus sudah harapan gadis itu untuk bisa
meniti sebuah bahtera rumah tangga yang indah dan bahagia.
Gadis
itu lalu menangis dan meratapi nasibnya yang malang. Ying Chun sadar masa
depannya akan seperti apa, tampaknya gadis itu sudah memiliki bayangan.
Akhirnya
di musim semi tahun itu, Ying Chun putus asa dan mengakhiri hidupnya di usianya
yang baru 17 tahun.
Kenapa
Ying Chun sampai mengambil keputusan fatal seperti ini?
Bisa
dimaklumi, karena kaum wanita di zaman itu, bila mereka sudah menikah, hidupnya
itu akan menjadi milik suaminya. Nasibnya itu berada di tangan suaminya.
Kasihan
Ying Chun ! Gadis ini tidak mungkin lagi bisa menyongsong musim semi di tahun
depan...
JUDUL:
JIA
YING CHUN – 贾迎春.
Tahun:
2024.
Jenis:
Film Pendek.
Genre:
Film Drama Klasik.
Tayang
Di: Bilibili (akun Liu Yun Rui).
Tayang
Tanggal: 20 Juli 2024.
Durasi:
02:20 menit.
Sutradara:
Liu Yun Rui 流云蕊.
Pemain:
Yang
Yi Mo 杨伊墨 sebagai Jia Ying Chun 贾迎春.
**********
Sumber Foto: https://sogou.com