Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, January 10, 2023

Review Dan Sinopsis Lengkap Drama Ye Mu 2 叶穆 2 暗夜启示录


Ye Mu 2

Sehubungan dengan kesuksesan yang diraih oleh drama Ye Mu 叶穆 yang juga berhasil memenangkan penghargaaan sebagai Drama Pendek Paling Top Di Tahun 2022 dalam ajang penghargaan Kuai Shou TV. Series Awards Tahun 2022, maka tak mengherankan jika di dalam waktu singkat drama ini sudah dibuat untuk season duanya.




Ye Mu season 2 ini berjudul Ye Mu 2: An Ye Qi Shi Lu 叶穆 2: 暗夜启示录. Sudah mulai ditayangkan di Kuai Shou pada tanggal 06 Januari 2023.


Tapi kisah di dalam Ye Mu 2 ini tidak melanjutkan kisah tentang keluarga Ye Mu di dalam drama Ye Mu yang pertama, melainkan menceritakan kisah dari keluarga Ye Mu yang lain yang tidak ada hubungannya dengan keluarga Ye Mu yang ada di dalam drama Ye Mu yang pertama.
 

Kenapa bisa begitu?

Entahlah. Hanya sutradara Zhang Zhi Wei yang bisa menjelaskan tentang alasannya.


Mungkin nanti kisah keluarga Ye Mu yang pertama akan dilanjutkan kembali, tapi bukan sekarang. Yang sekarang ini Zhang Zhi Wei ingin menceritakan kisah keluarga Ye Mu yang lain yang tentunya juga sangat menarik untuk diikuti.



Para pemain utama dari Ye Mu yang pertama masih bermain di sini dengan tambahan masuknya aktris Yang Fu Yu dan Xiao Wen Nuan serta aktor Li Meng Ran yang kali ini turut meramaikan drama ini.


Oke, seperti apa jalan cerita dari Ye Mu 2 ini? Silahkan simak tulisan di bawah ini:




JUDUL:

YE MU 2 - 叶穆 2: 暗夜启示录 (YE MU 2: AN YE QI SHI LU).

Tahun: 2023.

Jenis: Drama Pendek.

Genre: Drama Modern Keluarga.

Tayang Tgl.: 06 Januari 2023.

Tayang Di: Kuai Shou.

Bisa Ditonton Di:

Kuai Shou, Bilibili dan Youtube (Channel: Wang Lao Ji & Sheng Wei ViVi Fans 吉微酒粉丝 dengan sub Indo).

Jumlah Episode: 32.

Durasi Per Episode: 3 menit.

Sutradara: Zhang Zhi Wei 张之微.

Pemain:

Vivi Sheng Wei 圣微, Ji Ji 吉吉 (Wang Lao Ji 王老吉 atau Wang Xue Xi 王学习), Yang Fu Yu 杨馥羽, Zheng Feng 郑锋, Li Meng Ran 李梦然 dan Xiao Wen Nuan 小温暖.

Vivi Sheng Wei 
 
Ji Ji

Yang Fu Yu

Zheng Feng

Xiao Wen Nuan

Li Meng Ran

Sinopsis:

Episode 1:

Menceritakan kehidupan keluarga Ye Mu yang lain, yaitu keluarga Ye Mu Cheng De yang ruwet dan misterius.

Ye Mu Cheng De adalah pria separuh baya yang kaya tapi bermental psikopat. Ia sudah menikah 3 kali. Isteri pertamanya tewas disiksa olehnya. Isteri keduanya berakhir di rumah sakit jiwa. Isteri ketiganya hilang tidak diketahui keberadaannya.


Sekarang pria ini ingin menikah lagi untuk yang ke-4 kalinya. Kali ini dengan seorang gadis muda bernama Xu Bai Qing (Vivi Sheng Wei).


8 menit menjelang pernikahan, seorang perempuan tua menerobos masuk ke kamar rias Bai Qing dan memperingatkan gadis itu untuk jangan menikah dengan Ye Mu Cheng De yang ia sebut sebagai iblis. Tapi perempuan ini sudah keburu diseret keluar oleh pengurus rumah tangga keluarga Ye Mu.


Xu Bai Qing ini tahu tentang keadaan keluarga Ye Mu ini, tapi ia tetap mau menikah dengan pria ini.


Gadis ini ternyata memiliki rahasia dan motif terselubung. Ia ingin membalas dendam. Dendam apa? Ini ada hubungannya dengan Ye Mu Zhi Chun.

Siapakah Ye Mu Zhi Chun ini? Masih rahasia !


Ye Mu Cheng De memiliki 3 orang anak. Yang pertama, Ye Mu Zhi Xia (Ji Ji), seorang gadis tomboi. Yang kedua, Ye Mu Zhi Qiu (Yang Fu Yu), seorang gadis manja dan Ye Mu Zhi Dong (Zheng Feng), seorang pemuda berandal.


Ye Mu Zhi Qiu menentang pernikahan ayahnya dengan Xu Bai Qing. Ia menyebut Bai Qing siluman rubah. Ye Mu Zhi Dong sebaliknya tertarik oleh kecantikan dari Bai Qing dan selalu mencari kesempatan untuk mendekatinya.

 
Zhi Qiu menyindir Bai Qing dan mendorong Bai Qing sampai terjatuh, tapi ayahnya menyuruh pengurus rumah tangga mengamankan putrinya agar tidak mengacau di tempat itu.


Dan Ye Mu Zhi Xia? Gadis ini sudah menghilang dari rumah selama 9 tahun tanpa diketahui keberadaannya.





 
 
Dan di hari pernikahan ayah mereka, tiba-tiba Ye Mu Zhi Xia muncul di gereja. Ia terkejut melihat ayahnya menikah lagi. Ayahnya juga terkejut melihat putri sulungnya ini mendadak muncul kembali di hadapannya.
 


Ye Mu Zhi Xia lebih terkejut lagi ketika melihat wajah dari gadis yang bakal menjadi ibu tirinya itu. Karena sebenarnya Ye Mu Zhi Xia dan Xu Bai Qing dulunya pernah saling mengenal. Bai Qing juga terkejut melihat kehadiran Ye Mu Zhi Xia ini.


Ye Mu Zhi Xia lalu menyuruh Bai Qing jangan menikah dengan ayahnya. Ia lalu menarik tangan Bai Qing dan mengajak gadis itu melarikan diri.


Bagaimana kelanjutan dari kisah ini? Silahkan nonton saja dramanya.

Episode 2:

Rupanya ibunya Xu Bai Qing memang dibunuh oleh Ye Mu Cheng De. Sebelum meninggal ibu Bai Qing memberitahu putrinya bahwa obat ibunya telah diganti oleh pria itu. 



Setelah itu Cheng De membiayai keperluan keluarga Bai Qing seolah-olah layaknya seorang pria dermawan.


Bai Qing tidak memiliki bukti yang konkrit untuk membuktikan ibunya telah dibunuh oleh pria ini. 





Sehingga ia terpaksa menggunakan cara lain agar bisa membalas dendam. Ia memutuskan mengorbankan dirinya sendiri demi memuluskan rencananya itu, yaitu dengan menikah dengan pria itu.



Ye Mu Cheng De memang menyukai gadis ini, jadi ia tidak keberatan menjadikan gadis ini sebagai isterinya yang baru.


Tapi yang tak terduga adalah Xu Bai Qing mengundang Ye Mu Zhi Xia datang ke acara pemberkatan pernikahannya di gereja.



Dahulu, 5 tahun yang lalu antara Bai Qing dan Zhi Xia memang ada hubungan persahabatan yang istimewa. Kedua orang gadis ini saling menyukai satu sama lain. Tapi entah apa sebabnya mereka akhirnya malah berpisah. Dan saat ini mereka malah bertemu kembali di dalam situasi dan kondisi yang amat canggung, karena Bai Qing malah menikah dengan ayahnya Zhi Xia.


Zhi Xia sangat terkejut, bingung sekaligus marah Bai Qing menikah dengan ayahnya tanpa menjelaskan apa sebabnya. Di dalam gereja itu, ia berusaha menarik Bai Qing pergi dari tempat itu.


Akan tetapi Bai Qing tidak mau. Ia malah meminta Zhi Xia memberkati pernikahannya. Zhi Xia semakin marah dan bertanya kenapa Bai Qing tega menyakiti hatinya. Tapi Bai Qing tidak bisa mengungkapkan rencananya dan ia terpaksa mengeraskan hati dan menekan perasaannya dengan mengatakan bahwa hubungan di antara mereka hanyalah sebagai sahabat.

Mendengar ucapan Bai Qing ini hati Zhi Xia semakin hancur. Saking kesalnya Zhi Xia merenggut kembang yang dipegang oleh Bai Qing sampai jatuh cerai-berai di atas lantai.


Zhi Xia berteriak penuh amarah Bai Qing boleh menikah dengan siapa saja asal jangan dengan ayahnya. Tapi Bai Qing tetap mengatakan ia berharap Zhi Xia rela memberkati pernikahannya ini.

Lebih baik kamu mati saja ! teriak Zhi Xia saking kesalnya.

Episode 3:

Setelah selesai pesta pernikahan, keluarga Ye Mu pulang ke rumah.


Ye Mu Cheng De meminta pengurus rumah tangganya membawa Bai Qing kembali ke kamar. Bai Qing kembali ke kamar sambil memandang Zhi Xia. Tapi Zhi Xia membelakangi dirinya dan tidak bereaksi apa-apa.


Setelah itu si ayah lalu memanggil putri keduanya, Zhi Qiu dan menampar wajah putrinya yang sudah berlaku kurang ajar di gereja.



Zhi Qiu melototi ayahnya dengan marah sambil menyindir, selain menampar apa lagi kemampuan yang ia miliki.




Ye Mu Zhi Dong pamit sama ayahnya untuk kembali ke kamar. Saat ia naik ke loteng ia masih sempat menatap Zhi Qiu sembari tersenyum mengejek.




Zhi Qiu lalu mengancam ayahnya, bahwa Bai Qing mungkin saat ini sedang tertawa. Tapi esok mungkin ia akan menangis dan ia akan membuat hal itu terjadi.


Lihat saja nanti ! kata Zhi Qiu.

Si ayah mau menampar putrinya lagi, tapi Zhi Qiu sudah bergegas naik ke loteng.


Sesampainya di kamar, Zhi Dong melihat ranjangnya dalam keadaan berantakan.


Tiba-tiba seseorang merangkul pinggangnya dari belakang. Dan ternyata orang itu adalah Guru Liu.


Zhi Dong bertanya kenapa gadis itu ada di dalam kamarnya. Tapi si gadis malah merayunya sambil berkata, bahwa ayahnya tidak akan mengusik mereka karena ia pasti sekarang sibuk dengan pengantinnya di dalam kamar.


Kedua orang itu lalu berguling di atas ranjang.

Sementara itu, di ruang bawah tinggal Ye Mu Cheng De dan putri sulungnya, Ye Mu Zhi Xia.


Si ayah berkata kepada putrinya bahwa ia boleh pergi ke mana saja sesuka dia, ia tidak akan melarang.


Tapi Zhi Xia malah menjawab, ia mau pergi ke kamar ayahnya. Ayahnya langsung kaget dan menegurnya.


Zhi Xia malah menantang ayahnya dengan berkata, apakah ayahnya akan memperlakukan dirinya seperti yang dilakukannya kepada isterinya, Meng Bai Lu.


Dulu sewaktu Zhi Xia masih anak-anak, ia pernah mengintip ayahnya sedang memukuli Meng Bai Lu. Bagi Zhi Xia, Meng Bai Lu itu adalah seorang wanita yang jahat. Jadi ia berharap ayahnya membunuh wanita itu. 
 

Tapi ia tidak dapat mengintip lebih jauh, karena seseorang telah menarik dirinya dari belakang.


Si Ayah kaget dan bertanya, apa yang sudah diketahui oleh Zhi Xia selama ini.

Tapi Zhi Xia tidak menjawab pertanyaan ayahnya, malah berkata,


Mulai sekarang aku akan tinggal di rumah ini ! Setelah itu ia langsung naik ke atas loteng.

Tinggallah Ye Mu Cheng De yang bengong menatap bayangan putrinya dari bawah.

CP Terbaik Untuk Genre Drama Sepasang Female Lead Yang Pernah Ada !

CP Ji Ji dan Vivi Sheng Wei ini merupakan CP terbaik untuk genre drama sepasang female lead yang pernah dibuat selama ini. Saingan dari CP ini hanya CP Yang Yi Mo dan Yang Fu Yu saja.


Kedua pasang CP ini memang adalah yang terbaik untuk genre ini. Kedua pasang CP ini sama-sama memiliki penggemar khusus yang jumlahnya cukup banyak.


CP Ji Ji dan Vivi Sheng Wei ini pertama kali ditampilkan oleh sutradara Zhang Zhi Wei lewat drama pendek The Vampires.



Kolaborasi pertama ini terhitung cukup sukses dan digemari, sehingga setelah itu kolaborasi ini terus berlanjut sampai sekarang.

Setelah The Vampires, CP ini tampil kembali di dalam drama A Practical Guide To Being A Superstar’s Assistant, Ye Mu, San Sheng Hua, Hu Lu Wa, Ye Mu 2: Dark Night Of The Apocalypse dan Nu Er Hong.

Harus S-Mov akui, bahwa genre drama sepasang female lead ini memang sweet dan mampu menggugah hati pemirsa, terlepas ada sejumlah pemirsa yang enggan menontonnya, karena dianggap tidak wajar.


Bagi S-Mov pribadi, tontonan seperti ini tidak masalah karena cuma kuanggap sebagai sebuah pernak-pernik unik yang turut meramaikan blantika jagat hiburan di China, khususnya di dunia pertelevisian.


Cuma sekedar hiburan belaka yang tidak perlu terlalu penting untuk diseriusin.


So, santai tinggal dinikmati saja !

Episode 4:

Guru Liu bertanya pada Zhi Dong di atas ranjang, apakah ia takut sama ayahnya. Pemuda itu menjawab tidak.




Gadis itu berkata, bahwa ia tahu Zhi Dong ingin menggantikan Ye Mu Cheng De dan menjadi seperti ayahnya. Zhi Dong bilang ia pasti berhasil. Gadis itu bilang, nanti saat rencana Zhi Dong sudah terwujud, maka ia akan menjadi wanitanya Zhi Dong.
 

 


Keesokan malam, Ye Mu Cheng De mengadakan sebuah pesta kecil di rumah untuk mengenalkan isteri barunya kepada para koleganya.


Semua orang kagum dan memuji isteri baru yang masih muda, cantik dan berpendidikan ini. Mereka menyesalkan kenapa Ye Mu Cheng De menikah diam-diam dan tidak mengundang mereka.


Xu Bai Qing berdandan sangat cantik dan tampil sangat anggun di pesta kecil tersebut, membuat Ye Mu Zhi Qiu sangat iri kepadanya.

Bai Qing sesekali menengok ke atas jendela dan ia melihat Ye Mu Zhi Xia sedang mengamati dirinya dari balik jendela.


Zhi Qiu lalu menghampiri adiknya, Ye Mu Zhi Dong sembari membicarakan Bai Qing. Ia bertambah kesal ketika melihat Zhi Dong terpesona memandangi ibu tirinya itu.


Zhi Qiu bilang Bai Qing yang adalah teman sekelas dari Zhi Xia mungkin saja seorang gadis yang menonjol di depan orang-orang, tapi payah dalam hal lain.



Ia bilang tampaknya Bai Qing sangat menikmati aktingnya sebagai pengantin yang bahagia. Ia bertanya pada Zhi Dong, apa sebaiknya ia mengucapkan selamat saja kepada ibu tirinya itu.
 


Tapi Zhi Dong malah menasihatinya agar tidak mencari perhatian, karena di rumah ini tidak ada yang menyayangi Zhi Qiu.

Zhi Qiu marah dan langsung menampar Zhi Dong. Zhi Dong mau membalas, tapi tangannya malah ditekuk oleh Zhi Qiu.


Adik busuk, mau berlagak alim lakukan dengan bagus. Kalau kau menghalangiku, kucabik juga kau ! ancam Zhi Qiu. Zhi Dong jadi mengkeret hatinya.


Kecemburuan Zhi Qiu semakin memuncak dan ia pun menghampiri Bai Qing yang berdiri di sisi ayahnya. Ia bilang perutnya lapar dan meminta izin ayahnya untuk berdua dengan Bai Qing. Ayahnya setuju dan menyuruh Bai Qing belajar bergaul dengan putrinya.




Bai Qing bertanya Zhi Qiu ingin makan apa dan dijawab oleh gadis itu apa saja boleh. Tapi di saat Bai Qing sedang mengambilkan makanan di atas meja, Zhi Qiu malah sengaja menuangkan minuman di atas kepala Bai Qing, sehingga rambut dan pakaian Bai Qing basah semua.
 



Shampanye dengan wanita cantik. Cool ! ejek Zhi Qiu.

Setelah itu Zhi Qiu berpura-pura terjatuh dan berteriak ibu tirinya sengaja mendorong dia.


Tindakannya ini memancing perhatian para tamu termasuk Ye Mu Zhi Xia yang sedang mengamati mereka dari atas jendela kamarnya.



Ye Mu Cheng De meminta maaf kepada para tamunya dan berkata ia akan menangani situasi ini. Ia lalu menghampiri Bai Qing dan dengan mimik tidak senang menyuruh isterinya cepat berganti pakaian.



Ia juga menyuruh putrinya berganti pakaian dan mengusir putrinya dari pesta itu. Zhi Qiu marah dan mengejek ayahnya,

Pergi ya pergi. Siapa takut?


Ayahnya mau menggampar dia lagi, tapi Zhi Qiu sudah ngeloyor pergi, membuat ayahnya bertambah mangkel.

Zhi Xia mengamati peristiwa ini dengan hati marah sekaligus cemas.


Saat Bai Qing sudah selesai bersalin di dalam kamar, tiba-tiba Zhi Dong masuk ke dalam kamarnya. Pemuda itu menghampiri Bai Qing dan berkata, bahwa 2 orang mantan isteri ayahnya adalah wanita yang kaya. Ia bilang ayahnya bisa sekaya sekarang juga berkat kedua isterinya itu.



Dan menurut Zhi Dong, ayahnya tidak pernah peduli terhadap apa pun yang dilakukan oleh Zhi Qiu.



Tapi kata Zhi Dong, untuk bisa survive di rumah ini, Bai Qing perlu mencari sandaran yang kuat. Ia lalu menawarkan dirinya untuk menjadi sandaran bagi ibu tirinya itu.


Sikap dan ucapan Zhi Dong yang kurang ajar itu mengejutkan sekaligus mencemaskan hati Bai Qing.




Zhi Dong terus mendesak maju. Ia berhasil memojokkan Bai Qing di sudut meja. Tangan Bai Qing pun meraba-raba sesuatu yang ada di atas meja. Kebetulan di sana ada beberapa batang pinsil atau pulpen.


Jika Zhi Dong berani kurang ajar, ia akan menusuknya dengan benda itu, begitu tekad Bai Qing.

Wah, Poster Drama Ye Mu 2 Terpampang Di Stasiun MRT Hang Zhou !

Kayaknya demam Ye Mu 2 di bulan Januari 2023 ini, sampai stasiun MRT di Hang Zhou juga memajang poster drama ini.


Hal ini menjadi bukti bahwa drama Ye Mu 2 ini cukup diantisipasi oleh para pemirsa.



Dan memang filmnya seru. Jadi jangan sampai tidak nonton loh, ya !

Episode 5:

Ini dia ibu tiriku, seorang perempuan yang gila harta ! (kata Ye Mu Zhi Dong di dalam hati).


Bagaimana kalau kau ikut aku saja? tawar Zhi Dong. Tapi Bai Qing malah meludahinya.  

 

Kau jangan pura-pura ! kata Zhi Dong sambil mencengkram tangan Bai Qing. Bai Qing meronta dan berteriak minta dilepaskan tangannya, tapi Zhi Dong tidak mau melepaskannya. Tangan Bai Qing lalu meraih sesuatu di atas meja.


Kamu sudah tuli? Tiba-tiba Ye Mu Zhi Xia masuk ke kamar itu dan membentak Zhi Dong.


Zhi Dong kaget dan buru-buru melepaskan tangannya. Lalu ia berkilah, ia cuma menguji Bai Qing saja apakah benar-benar tulus terhadap ayahnya.


Pergi ! Bentak Zhi Xia lagi. Zhi Dong tidak berani membantah dan bergegas keluar dari kamar itu.
 
 


Zhi Xia menghampiri Bai Qing dan meraih benda yang dipegang di tangan Bai Qing, kemudian dilemparkannya benda itu dengan kesal.


Kemudian ia meraih pinggang Bai Qing dan mendekatkan wajahnya ke wajah Bai Qing sembari berkata,
 
 


Kau sungguh memuakkan ! Setelah itu ia langsung keluar dari kamar itu meninggalkan Bai Qing yang hatinya masih terguncang.
 
 


Rupanya Zhi Qiu dan Zhi Dong masih tidak puas mem-bully ibu tirinya ini. Mereka memaksa Bai Qing masuk ke dalam mobil dan membawa Bai Qing ke sebuah tempat.
 


Di tengah jalan Zhi Qiu menurunkan Bai Qing dengan paksa. Ia menahan HP Bai Qing dan meninggalkan Bai Qing seorang diri di jalan.
 
 


Bai Qing menjerit-jerit memanggil Zhi Qiu, tapi kedua orang ini tidak mempedulikannya dan mobil terus melaju pergi.


Bai Qing yang diturunkan di tempat sepi, terpaksa berjalan kaki pulang. Ia melepaskan sepasang sepatunya dan menentengnya di tangan. Ia berjalan tanpa mengenakan sepatu.

     

Setelah berjalan sebentar, tiba-tiba ia mendengar suara mobil berdecit di belakangnya. Ia menengok ke belakang dan tampak Ye Mu Zhi Xia berjalan keluar dari mobil menuju ke arahnya.


Aku akan melindungimu. Aku serius, kata Zhi Xia di dalam hati.


Bai Qing menghentikan langkahnya dan mereka kini saling berhadapan dalam jarak beberapa meter.


Setelah menatap Zhi Xia beberapa saat, Bai Qing membalikkan tubuhnya dan terus berjalan lagi. Ia terus berjalan tanpa mempedulikan pergelangan kakinya yang sudah berdarah.


Zhi Xia juga terus berjalan mengikutinya dari belakang. Sementara itu mobil Zhi Xia masih mengikutinya perlahan-lahan dari belakang.


Tiba-tiba Bai Qing menghentikan langkahnya lagi dan perlahan-lahan membalikkan tubuhnya.


Sambil memandang punggung Bai Qing, di benak Zhi Xia terbayang kembali peristiwa 9 tahun yang lalu.


Ketika itu Bai Qing dan Zhi Xia masih duduk di bangku kuliah. Zhi Xia adalah mahasiswi kedokteran di tahun pertama. 

Bai Qing menyelamatkan Zhi Xia yang di-bully oleh teman kuliahnya. Pas pulang kuliah Zhi Xia mengikuti Bai Qing dari belakang.

 


Bai Qing tahu dirinya diikuti. Tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya dan menegur Zhi Xia,


Kenapa kau terus mengikuti aku?


Terima kasih, ujar Zhi Xia sambil membungkukkan badannya.


Ah, tidak perlu. Lain kali kalau ada yang mem-bullymu lagi, cari saja aku, kata Bai Qing.

Tidak akan terjadi lagi, kata Zhi Xia sambil menghampiri Bai Qing.


Nanti aku yang akan melindungimu, kata Zhi Xia lagi.

Benarkah? Bai Qing mendoyongkan tubuhnya sambil tersenyum manis.


Bai Qing menengok ke belakang dan menatap Zhi Xia lagi. Kali ini wajahnya dipenuhi dengan air mata. Tapi ia buru-buru memalingkan wajahnya dan meneruskan kembali langkahnya.

Perasaan Zhi Xia menjadi campur aduk. Dan ia tidak kuat lagi menahan perasaannya. 

Zhi Xia mempercepat langkahnya dan setelah berada di belakang Bai Qing, Zhi Xia lalu menarik bahu Bai Qing dan langsung membopong tubuh gadis itu dengan kedua tangannya.


Perempuan bodoh ! maki Zhi Xia. Tapi ia terus berjalan sambil membopong Bai Qing.


Bai Qing yang tidak menyangka akan tindakan Zhi Xia ini hanya bisa menatap Zhi Xia dengan kaget. 

Episode 6:

Pria di hadapanku ini adalah orang yang abnormal, kata Xu Bai Qing di dalam hati.

Saat Bai Qing sampai di rumah, Ye Mu Cheng De sudah berada di dalam kamar sambil memegang sebatang cemeti. Pria ini senang menyiksa isterinya dengan benda itu, membuat Bai Qing sangat terkejut.




Hari itu, Ye Mu Cheng De ada di taman beserta Bai Qing. Bai Qing meminta izin pada suaminya ia ingin kembali ke kamar karena perutnya sakit.
 


Suaminya mengizinkannya. Tapi saat Bai Qing meninggalkan dirinya, diam-diam ia menyuruh pengurus rumah tangganya untuk menguntit isterinya itu.

Bai Qing kembali ke kamar dan menutup pintu rapat-rapat. Ia teringat kembali peristiwa beberapa hari yang lalu.

Saat itu Bai Qing sedang duduk seorang diri di taman. Ia sedang memegang surat nikahnya.

Tiba-tiba ada sms masuk di HP-nya. Seseorang mengirim sms kepada Bai Qing, bahwa di dalam kamar kerja Ye Mu Cheng De tersimpan bukti kejahatannya. Orang itu meminta bantuan kepada Bai Qing untuk menemukan bukti tersebut.


Bai Qing memeriksa di sekeliling kamar itu. Tapi si pengurus rumah tangga sudah tiba di depan kamar. Pria itu membuka pintu dan memandang ruangan di dalamnya, tapi tidak ada seorang pun di situ. Pria itu pun menutup pintu kembali.
 


Bai Qing yang bersembunyi di belakang sofa berdiri kembali dan bermaksud meneruskan pencariannya. Ia melihat ada sebuah lemari kayu di dalam kamar.

Tapi baru saja ia berdiri, si pengurus rumah tangga sudah membuka pintu kamar itu kembali dan memergoki Bai Qing.

Pria itu menarik Bai Qing keluar dari kamar. Bai Qing berteriak-teriak dan meronta-ronta, tapi pria itu menyeretnya turun dari atas loteng.

Di saat itu, mendadak muncul Ye Mu Zhi Xia. Gadis itu sengaja menginjak kaki pria itu.

Lepaskan tanganmu ! bentak Zhi Xia. Pria itu kaget begitu melihat Zhi Xia.

Aku tidak suka mengulangi perkataanku ! kata Zhi Xia dengan suara dingin.

Pria itu mengangguk dan tidak berani membantah. Ia langsung turun dari loteng.


 
Zhi Xia berjongkok di dekat Bai Qing dan mengangkat wajah Bai Qing. Ia menatap Bai Qing dengan tajam. Ia melihat ada air mata di wajah itu.
 

Kemudian ia menarik tangan Bai Qing dan membawa wanita itu ke dalam kamarnya. Ia melemparkan tubuh Bai Qing ke atas ranjang.

Apa sebenarnya yang membuat kau menikah dengannya? tanya Zhi Xia ketus. 

Aku mau kembali ke kamarku, kata Bai Qing sambil berdiri. Tapi Zhi Xia mendorong Bai Qing sehingga terduduk kembali.


Kau tidak boleh pergi ke mana pun ! bentak Zhi Xia.


Ternyata kau masih perhatian padaku, kata Bai Qing. Tapi Zhi Xia malah menarik kepala Bai Qing ke dekat wajahnya sambil berkata dengan mimik memelas,


Kau juga yang macam-macam!


Lepaskan tanganmu, Ye Mu Zhi Xia ! teriak Bai Qing. 


Tapi Zhi Xia malah mendorong Bai Qing ke atas ranjang dan menekan kedua tangan Bai Qing sehingga ia tidak dapat meronta lagi.


Kenapa kau menikah dengan Ye Mu Cheng De? Zhi Xia mengulangi pertanyaannya. Tapi Bai Qing tidak mau menjawab.


Kenapa? teriak Zhi Xia kalap. 


Air mata Bai Qing mengalir keluar dan dengan hati terpaksa akhirnya ia membuka mulutnya,


Untuk membunuhnya…karena ia telah membunuh ibuku !



Zhi Xia terkejut mendengar pengakuan Bai Qing ini dan ia pun mengendurkan cengkeramannya.

Episode 7:

Ye Mu Cheng De dan Xu Bai Qing sedang berada di dalam kamar. Pria itu sedang menginterogasi isterinya.

Di mana surat wasiatku? tanya pria itu sambil mencengkram tangan Bai Qing.

Apa yang sedang kaubicarakan? tanya Bai Qing tidak mengerti.


Kalau bukan kau yang mencurinya, memangnya siapa? kata Ye Mu Cheng De sambil menampar wajah Bai Qing yang langsung jatuh di atas ranjang.


Lagi mencari bukti, kan? Kau bercerita ke mana-mana dan menuduh bahwa aku yang telah membunuh ibumu. Tapi setelah itu kau menyerah begitu cepat dan bilang mau menikah denganku.


Ada yang mengadu domba soal ibuku. Aku yang salah,
kata Bai Qing membela diri.


Xu Bai Qing! Aku justru menikahimu untuk melihat muslihat apa yang sedang kaumainkan!


Ternyata kau tidak pernah mencintaiku, kata Bai Qing yang perlahan-lahan bangun dari ranjang.


Masih mau berpura-pura? Kemarin kau mencari apa di kamar bacaku?


Bai Qing membungkuk dan mengambil sesuatu di bawah bantal. Teryata itu sebotol obat.


Kau tidak pernah menyentuhku. Kupikir itu karena kau tidak mencintaiku. Tapi tak kusangka, ternyata kau memang sudah tidak bisa melakukannya, kata Bai Qing sembari menjatuhkan semua obat di dalam botol itu ke lantai.


Cheng De, aku sama sekali tidak mempersoalkan hal ini, bujuk Bai Qing sambil memegang pipi pria itu.


Kau masih ingin membohongiku ! kata Ye Mu Cheng De sambil menepis tangan isterinya, membuat Bai Qing jatuh ke ranjang lagi.


Kurung dia di dalam gudang dan biarkan dia kelaparan ! perintah pria itu kepada pengurus rumah tangganya yang turut menyaksikan adegan di dalam kamar itu.


Terserah kau saja mau percaya atau tidak, kata Bai Qing.


Ngapain kau masih bengong di situ? tegur Ye Mu Cheng De  pada pengurus rumah tangganya. Pria itu mengangguk, lalu mendorong Bai Qing ke dalam gudang.


Ye Mu Zhi Qiu tiba-tiba membuka pintu kamar Ye Mu Zhi Dong tanpa mengetuk terlebih dahulu, membuat Zhi Dong langsung bangun dari ranjangnya.


Tidak bisakah kau mengetuk lebih dulu? Kau tidak melihat aku lagi les? protes Zhi Dong.


Guru lesnya, si gadis bermarga Liu itu terpaksa bersembunyi di bawah ranjang.


Les? Les kentut ! bentak Zhi Qiu sambil menampar wajah Zhi Dong.

Kau ini sakit ya? teriak Zhi Dong sambil memegang pipinya.


Justru kulihat kau yang tidak segar, memangnya kau kenapa? Jawab Zhi Qiu galak.

Tiba-tiba Zhi Dong tertawa, lalu berkata,


Oh, aku tahu nih sebabnya. Penyakit cemburumu itu kambuh lagi ya, kak? Kali ini apa lagi yang membuat hatimu cemburu?


Ingatan Zhi Qiu langsung kembali pada peristiwa 2 tahun yang lalu. Saat itu Zhi Qiu sedang melapor pada ayahnya,


Ayah, lihat ini. Aku berhasil masuk ranking 20 besar di dalam ujian terakhir. Aku pasti bisa lolos ke universitas yang terbaik.


Tidak buruk
, cuma begitu komentar ayahnya.


Dong Dong, pergi les sana ! kata Ye Mu Cheng De kepada putranya. Zhi Dong lalu naik ke atas loteng sambil tersenyum mengejek pada Zhi Qiu. Teringat pada peristiwa ini, hati Zhi Qiu bertambah mangkel.


Oh ya, aku lupa. Kau ini selalu cemburu pada apa saja. Di dalam rumah ini tidak ada yang menyayangimu, ejek Zhi Dong sambil menari-narikan kedua tangannya.


Kubunuh kau ! teriak Zhi Qiu sambil melempari Zhi Dong dengan buku-buku yang ada di atas meja.


Ada yang mau bunuh orang ! teriak Zhi Dong sambil lari ke atas ranjang. Ia mengambil bantal untuk menangkis buku-buku yang dilemparkan oleh Zhi Qiu.
 
 


Tiba-tiba pintu terbuka dan Ye Mu Cheng De muncul di situ sambil membawa tongkat.


Ye Mu Zhi Qiu ! Apa yang sedang kaulakukan? Taruh buku itu ! hardik ayahnya.


Zhi Qiu menurunkan tangannya dan memutar badannya menghadap ayahnya.


Tapi buku di tangannya tetap dilempar ke Zhi Dong. Dan walaupun tanpa melihat, ternyata lemparannya sangat jitu, karena langsung kena kepala Zhi Dong yang saat itu juga langsung jatuh kelengar.


Zhi Qiu tersenyum penuh kemenangan sambil menatap wajah ayahnya. Dan Ye Mu Cheng De hanya memandang putrinya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Episode 8:

Ye Mu Zhi Xia masuk ke dalam gudang. Ia membawakan sepiring makanan untuk Xu Bai Qing yang dikurung di situ.


Xu Bai Qing saat itu tengah duduk meringkuk di atas lantai. Zhi Xia melangkah perlahan menghampiri Bai Qing dan menyodorkan piring itu kepada wanita itu.


Makanlah, kata Zhi Xia. Bai Qing menatap Zhi Xia sejenak lalu menerima piring itu. Ia langsung makan di hadapan Zhi Xia.

 



Zhi Xia berjongkok di depan Bai Qing dan menatap wanita yang sedang makan itu dengan wajah prihatin.

Setelah makan beberapa suap, Bai Qing mulai menangis. Ia makan sambil sesenggukan.


Zhi Xia yang tidak tahan lagi melihat keadaan Bai Qing, lalu bergegas keluar dari kamar itu. Si pengurus rumah tangga yang sedang menguping di balik pintu menjadi kaget dibuatnya.


Zhi Xia langsung mendatangi kamar ayahnya. Saat itu ayahnya  lagi duduk membaca buku di atas meja.


Datang-datang Zhi Xia langsung menyambar buku yang sedang dibaca ayahnya dan melemparkannya ke atas lantai.


Lepaskan dia ! kata Zhi Xia dengan suara keras.
 


Nona besar, kau mau urusi pertengkaran orang tua? tanya Ye Mu Cheng De.



Xu Bai Qing bukan ibuku ! jawab Zhi Xia sengit.


Kau dan dia ada hubungan apa? tanya ayahnya sambil mengawasi wajah putrinya dengan penuh selidik.


Hubungan yang tidak pernah kaudapatkan! jawab Zhi Xia.


Ye Mu Cheng De langsung murka. Ia meraih gelas yang ada di atas meja dan melemparkannya ke arah Zhi Xia. Tapi untung gelas itu tidak mengenai putrinya, cuma menghantam tembok saja.


Zhi Xia teringat peristiwa 9 tahun yang lalu.


Waktu itu Zhi Xia sedang bertengkar dengan ayahnya.
 

Aku menyuruhmu masuk ke fakultas ekonomi, kenapa kau malah masuk ke fakultas kedokteran? hardik Ye Mu Cheng De.
 

Untuk memupuk kebajikan, jawab Zhi Xia dengan berani.
 

Ayahnya langsung marah dan menampar wajahnya. Tapi Zhi Xia malah menatap ayahnya dengan mata menantang. Ye Mu Cheng De bertambah marah. Ia menendang kaki Zhi Xia sehingga gadis itu jatuh ke lantai.
 

Aku salah, kata Zhi Xia dengan wajah membelakangi ayahnya.
 
 


Lalu kenapa kau tidak lekas-lekas….
 

Ucapan Ye Mu Cheng De terputus, karena tiba-tiba Zhi Xia memutar tubuhnya dan langsung menancapkan sesuatu di kaki ayahnya. 
 

Ye Mu Cheng De menjerit kesakitan. Sebaliknya wajah Zhi Xi terlihat sangat puas.
 

Ye Mu Cheng De memandang serpihan gelas di atas lantai. Ia lalu bangkit berdiri dengan bantuan tongkatnya.


Bunuh saja aku!  tantang Zhi Xia dengan berani.


Tanpa aku sebagai penghubung, memangnya kakek mau mempedulikanmu! kata Zhi Xia.


Kau tidak peduli padaku, tapi kau tentu peduli dengan saham di grup perusahaan ! tambah Zhi Xia lagi.


Apa sebenarnya yang kauinginkan?
tanya Ye Mu Cheng De sambil mengawasi wajah putrinya dengan tajam.



Aku cuma datang untuk memperingatimu! jawab Ye Mu Zhi Xia dingin.
 

Sebenarnya Kami Ini Saling Menyayangi Satu Sama Lain Sekeluarga!

Kami ini saling bermusuhan dan berseteru cuma di film aja, kok.



Di luar film hubungan kami sangat baik dan harmonis. Kami juga sangat akrab.



Tidak percaya? Nih, buktinya !

Kami Segenap Keluarga Ye Mu Mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2023 !

Episode 9:

Ye Mu Cheng De dan Xu Bai Qing berada di dalam kamar. Xu Bai Qing sudah dibebaskan. Sekarang kedua orang suami isteri itu sedang duduk di atas ranjang.


Sayang, aku salah. Lain kali aku tidak akan memukulimu lagi. Maafkanlah aku! kata Ye Mu Cheng De sambil menggenggam tangan isterinya.


Aku tidak menyalahkanmu. Aku sangat peduli padamu, kata Xu Bai Qing.

Perasaan Ye Mu Cheng De menjadi lega. Ia tersenyum, lalu memeluk isterinya itu.


Xu Bai Qing teringat pada peristiwa saat ia dikurung di dalam gudang itu.


Ia melihat sebuah HP tergeletak di bawah sebuah lemari. Ia memungut HP itu. Di sisi kanan atas dari HP itu ada bercak merah seperti darah yang sudah kering.


Xu Bai Qing teringat pada peristiwa 6 hari yang lalu. Saat ia sedang duduk di taman, ia mendapat sms dari seseorang yang tidak ia kenal.


Orang itu mengabari dia bahwa bukti kejahatan Ye Mu Cheng De tersimpan di dalam kamar bacanya.


Aku memerlukan bantuanmu, begitu bunyi sms itu.

Xu Bai Qing yang penasaran lalu menelpon nomor tersebut.


Kau siapa? tanya Xu Bai Qing.

Bantulah aku mencari seorang wanita, kata orang misterius itu.


Dia sudah semakin dekat menemukan aku. Ha..ha..ha..! (suara seorang wanita).


Tiba-tiba pintu terbuka dan si pengurus rumah tangga muncul di di depan pintu. Xu Bai Qing buru-buru menyembunyikan HP itu.

Sudah boleh keluar ! kata pria itu.


Hari itu Xu Bai Qing sedang berdiri di depan cermin memperhatikan luka cambuk di belakang punggungnya itu.


Saat itu pesawat televisi di kamar memberitakan, bahwa stasiun meteorologi sudah mengeluarkan tanda peringatan merah kepada para penduduk, bahwa hujan badai bakalan melanda kota itu.


Saat ini di daerah pesisir pantai Yun Qi tengah dilanda badai angin dan petir.


Baik-baik ya kau di rumah, aku berangkat dulu, pesan Ye Mu Cheng De kepada isterinya.


Esok kota akan dilanda air pasang dengan ketinggian lebih dari 100 mm. Diharapkan para penduduk bisa melakukan persiapan untuk mengantisipasi keadaan darurat ini, demikian berita itu.


Setelah Ye Mu Cheng De pergi, Xu Bai Qing lalu mengeluarkan HP misterius itu yang ia simpan di bawah ranjangnya.

Ha….ha…ha…ha…! (suara perempuan tertawa).


Xu Bai Qing menyalakan HP itu. Ia melihat di HP itu ada tersimpan nomor yang sama dengan nomor yang pernah meng-sms dia pada hari itu.


Xu Bai Qing lalu menghubungi nomor itu dengan HP tersebut.

Halo…?

Halo… ! terdengar suara seorang pria.


Tuan Lian, aku rasa aku telah menemukan HP wanita itu,
kata Xu Bai Qing.
 

Episode 10:

Hari itu cuaca sangat buruk. Hujan badai mulai menerpa. Seorang pria berpayung mendatangi rumah keluarga Ye Mu. Pengurus rumah tangga membuka pintu pagar.

Aku Lian Shi Qing, reporter dari majalah Homy Magazine datang untuk memenuhi janji pemotretan hari ini, kata pria itu memperkenalkan diri.


Pengurus rumah tangga kelihatan ragu. Pria reporter ini lalu menunjukkan kartu identitasnya. Akhirnya ia pun diizinkan untuk masuk.


Ye Mu Cheng De, Zhi Qiu dan Zhi Dong sudah duduk di ruang tamu. Tidak kelihatan Zhi Xia dan Xu Bai Qing di situ. Akhirnya reporter itu cuma memotret mereka bertiga.


Semuanya melihat ke kamera, ya. Ayo, senyum dong, kata reporter itu seraya mengambil ancang-ancang.


Siap…3..2..1..! Eh, tidak betul ini, Dirut Ye Mu. Isteri baru anda mana? Ini kan sesi pemotretan seluruh keluarga, tanya si reporter sambil menurunkan kameranya.
 
 


Hari ini dia sedang tidak sehat, jadi tidak bisa ikut, jawab Ye Mu Cheng De.


Tapi bosku berpesan padaku, tugas utamaku hari ini adalah mengambil foto isteri anda yang misterius itu, ujar si reporter.


Tadi kan aku sudah bilang dia tidak bisa ikut ! Ye Mu Cheng De kelihatan tidak senang.


Si reporter ingin membantah, tapi mendadak Ye Mu Zhi Xia berjalan masuk ke ruangan itu.


Mana dia? tanya Zhi Xia kepada ayahnya. Ye Mu Cheng De kelihatan terkejut dengan pertanyaan putrinya ini. 


Melihat ayahnya tidak menjawab, Zhi Xia lalu masuk lagi ke dalam.


Ye Mu Zhi Dong tersenyum sinis melihat kepergian Zhi Xia. Dan Guru Liu, si gadis berbaju putih yang duduk di sisi lain tersenyum misterius.


Zhi Xia membuka kamar Xu Bai Qing. Wanita ini ternyata sedang duduk di atas ranjang. Ia sedang meraba bekas luka di punggungnya itu.



Xu Bai Qing kaget melihat Zhi Xia masuk ke dalam kamarnya. Ia cepat-cepat merapikan pakaiannya kembali. Tapi Luka di punggungnya itu sudah terlihat oleh Zhi Xia. Zhi Xia lalu menghampiri Bai Qing dan berkata,


Buka pakaianmu ! Tapi Bai Qing justru menutup pakaiannya kembali. 

Buka ! Zhi Xia mengulangi permintaannya. Tapi Bai Qing cuma menunduk dan diam saja.


Akhirnya Zhi Xia tidak sabar lagi. Ia maju beberapa langkah. Tangannya langsung memelorotkan pakaian Bai Qing dengan paksa. Sekarang punggung Bai Qing menjadi terbuka. Tampak di punggungnya beberapa guratan bekas luka cambuk yang sebagian sudah mengering.


Zhi Xia meraba bekas luka di punggung Bai Qing. Setelah berpikir sejenak, ia lalu berkata,


Pergilah ke kamarku dan tunggu aku di sana! Lalu Zhi Xia  meninggalkan kamar itu.


Bai Qing memandang kepergian Zhi Xia dengan hati yang sulit untuk dilukiskan.


Zhi Xia menyembunyikan sebuah belati kecil di tangannya. Ia kembali lagi ke ruang tamu. Ia lalu duduk di sebelah Ye Mu Cheng De. Keluarga Ye Mu saat itu sedang duduk minum-minum.


Melihat kemunculan Zhi Xia di ruangan itu, si reporter mulai menggerakkan kameranya kembali.



Begitu duduk, Zhi Xia langsung menancapkan belatinya di atas buah-buahan yang ada di atas piring. Sontak semua mata memandang kaget padanya. Zhi Xia melepaskan tangannya dan membiarkan belatinya terus menancap di situ.


Ini peringatanmu yang terakhir ! kata Zhi Xia dengan suara dingin sambil melirik ayahnya.
 

Setelah menyelesaikan ucapannya, Zhi Xia langsung bangkit berdiri dan meninggalkan Ye Mu Cheng De yang masih syok melihat kelakuan putrinya ini.
 

Si reporter terus bergerak ke sana-sini memotret peristiwa ini sampai Zhi Xia masuk kembali ke dalam.


Ye Mu Cheng De kaget melihat si reporter masih terus memotret. Ia meletakkan gelas minumannya. Si reporter baru menyadari tindakannya. Ia lalu berkata sambil cengengesan,
 

Ah, biasalah kalau reporter memang begitu. Maaf ya…



Hapus foto-foto itu! hardik Ye Mu Cheng De sambil bangkit berdiri.


Berita sepenting ini jauh lebih berharga daripada foto keluarga, kata si reporter ngeyel.

Tiba-tiba si pengurus rumah tangga masuk ke dalam ruangan itu dan melaporkan sesuatu.


Tadi reporternya menelpon, katanya 2 hari ini ada tanah longsor  sehingga jembatan yang menjadi akses satu-satunya ke tempat ini tidak bisa dilewati. Jadi wawancara hari ini terpaksa dibatalkan.



Jadi jelas sekarang bahwa pria yang datang ini adalah seorang reporter gadungan.


Semua mata kini tertuju kepada si reporter gadungan ini.


Siapa kau sebenarnya? tanya Ye Mu Cheng De sambil menatap pria ini dengan penuh selidik.


Pria ini lalu melepaskan ID Card dari lehernya dan berkata,


Coba kau tebak !

Episode 11:

Namaku Lian Shi Qing. Aku bertugas menyelidiki peristiwa menghilangnya Liu Wen Chun yang bekerja sebagai guru privat di rumah ini. Harap kalian mau bekerja sama denganku, kata pria yang menyamar sebagai reporter ini.


Begitu mendengar ucapan pria ini, hati Ye Mu Zhi Dong sangat terkejut.

Siapa? tanya Zhi Dong kembali.


Liu Wen Chun, jawab Lian Shi Qing.

Saking terperanjatnya hati Zhi Dong, tak terasa ia menengok ke samping, kepada si gadis berbaju putih yang duduk di sebelahnya itu.


Tiba-tiba dilihatnya Liu Wen Chun, guru lesnya itu tersenyum padanya. Gadis itu menoleh pada Zhi Dong dan menaruh jari telunjuk pada bibirnya sambil tersenyum misterius.

Karuan hati Zhi Dong tambah tercekat. Kemudian perlahan-lahan gadis itu lenyap dari pandangan Zhi Dong.


Zhi Dong teringat kembali peristiwa di malam pernikahan ayahnya itu. Saat ia kembali ke kamarnya, Liu Wen Chun memeluknya dari belakang.

Kau sudah pulang? tanya gadis itu.


Guru Liu, Jangan ribut. Sudah malam begini kau belum beristirahat? Kalau nanti ketahuan ayahku bagaimana? tegur Zhi Dong kepada gadis itu.

Takut apa? jawab gadis itu. Kemudian gadis itu lenyap dari hadapan Zhi Dong.


Lamunan Zhi Dong terhenti sampai di sini. Entah apa yang dipikirkan oleh pemuda ini.

Tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar di luar. Di atas langit awan hitam bergulung-gulung. Hujan turun deras sekali.


Hua Qiang, antar tamu ini keluar ! perintah Ye Mu Cheng De kepada pengurus rumah tangganya.

Hua Qiang lalu menghampiri Lian Shi Qing. Lian Shi Qing mundur selangkah. Ia memperlihatkan pistol di balik jasnya. Begitu melihat pistol, Hua Qiang pun menghentikan langkahnya.


Semua orang bisa melihat pistolnya ini, membuat hati keluarga Ye Mu tercekat.

Aku ke sini hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan. Jangan membuat urusan menjadi besar, kata Lian Shi Qing sambil menutup kembali jasnya.


Apa yang ingin kautanyakan, Tuan Lian? tanya Ye Mu Cheng De yang akhirnya terpaksa mengalah.
 

Kemudian Lian Shi Qing mulai menginterogasi keluarga Ye Mu tentang Liu Wen Chun. Pria itu lalu memeriksa rekaman kamera CCTV melalui layar laptop.

Sepuluh hari yang lalu, dia bilang di rumah ada urusan. Hari itu dia minta cuti dan pulang, kata Ye Mu Cheng De.


Siapa yang bisa bersaksi tentang hal ini? tanya Lian Shi Qing sambil mengamati rekaman video kedatangan Liu Wen Chun di rumah keluarga Ye Mu.

Aku ! jawab Ye Mu Zhi Qiu.


Zhi Qiu bercerita kepada pria itu, bahwa pada hari itu, ia mendengar bunyi benda pecah di luar. Ia terbangun dari tidurnya dan keluar dari kamarnya. Ia menengok ke bawah loteng.

Siapa itu? Guru Liukah…?


Saat itu ia melihat bayangan Liu Wen Chun yang memakai baju putih sedang menuruni tangga dengan terburu-buru. Zhi Qiu merasa heran sepagi itu hendak ke mana guru privat itu?
 

Guru Liu, kau mau ke mana? teriak Zhi Qiu dari atas loteng.

Tapi dia tidak menjawab, kata Zhi Qiu.

Sepagi itu siapa yang memecahkan barang? tanya Lian Shi Qing.

Pembantu, jawab Ye Mu Cheng De.


Lian Shi Qing lalu menginterogasi wanita yang menjadi pembantu itu.

Apa yang telah kau lihat?


Dia gagu,
kata Ye Mu Cheng De.

Apakah kau melihat Liu Wen Chun meninggalkan rumah? tanya Lian Shi Qing kepada pembantu itu. Wanita itu menganggukkan kepalanya.


Apakah benar-benar dia? tanya Lian Shi Qing lagi. Wanita itu kembali mengangguk.

Apakah kau yakin? cecar Lian Shi Qing lagi. Lagi-lagi wanita itu mengangguk.


Setiap orang di keluarga Ye Mu adalah pembohong (suara seorang wanita).

Pembohong ! (suara seorang wanita).

Jangan percaya pada mereka…! (suara seorang wanita).


Suara petir menggelegar kembali. Hujan di luar masih tetap besar dan deras.

Hujan di luar sangat besar. Lebih baik Tuan Lian pulang sekarang, bujuk Ye Mu Cheng De.


Aih, kayaknya sudah tidak bisa, kata Lian Shi Qing.

Kalau aku mengusirmu, bagaimana? tanya Ye Mu Cheng De.


Liu Wen Chun itu adalah temanku. Tuan Ye Mu, jangan membuat masalah pribadi menjadi urusan publik. Jika hujan sudah berhenti, sudah pasti aku akan pergi! Jawab Lian Shi Qing sambil tersenyum.
 

Tiba-tiba Ye Mu Zhi Dong angkat bicara,

Kalau begitu, bagaimana kalau Tuan Lian tinggal saja dan temani aku mengobrol?

Episode 12:

Ye Mu Zhi Dong teringat kejadian 2 tahun yang lalu.


Saat itu ia sedang duduk di taman menghafal pelajaran sastra klasik China. Walaupun ia sudah berusaha keras menghafal, ia tetap saja melakukan kesalahan. Ia memang bukan pemuda yang pintar di sekolah.


Ia teringat ketika ayahnya sedang mendampinginya belajar, waktu itu juga ia sedang menghafal pelajaran sastra klasik China. Ia terus saja melakukan kesalahan, sehingga ia harus menghafal ulang berkali-kali.


Ye Mu Cheng De bukanlah seorang pria yang sabar di dalam mengajar. Ia selalu membawa cemeti. Jika Zhi Dong salah menghafal, ia langsung memecut putranya.


Hal ini malah semakin membuat Zhi Dong stres, sehingga hafalannya bukan semakin benar, malahan semakin ngawur.


Kau sudah mau menghadapi ujian masuk universitas, tapi menghafal sajak Li Sao saja kau tidak bisa ! bentak Ye Mu Cheng De kesal.


Kepalaku agak pusing ayah, sahut Zhi Dong ketakutan.

Ayo, lanjutkan menghafal ! bentak ayahnya sambil memecut Zhi Dong lagi.


Tapi Zhi Dong diam saja. Ia sudah tidak sanggup menghafal lagi. Ye Mu Cheng De lalu memegang kepala putranya sambil berkata,


Nak, kalau kau mau menjadi orang sukses seperti aku, kau tidak boleh menjadi pengecut, paham?


Tidak boleh menjadi pengecut,
Zhi Dong mengulangi perkataan ayahnya sambil mengangguk-angguk.


Teringat sampai di sini, hati Zhi Dong semakin kesal. Ia sudah tidak konsentrasi lagi menghafal. Ia melemparkan buku pelajarannya jauh-jauh ke taman.


Tiba-tiba seseorang berjongkok dan memungut kembali buku pelajaran Zhi Dong sambil melantunkan sajak Li Sao. Kemudian orang itu menambahkan,


Sajak Li Sao memang tidak bisa dihafal secara mati. Di dalamnya ada banyak ungkapan kuno dan frasa modern yang memusingkan.


Orang yang berkata ini ternyata adalah seorang wanita muda yang cukup cantik.


Kau siapa? tanya Zhi Dong sambil menatap wanita itu dengan kagum.

Kau bisa menyebutku Guru Liu, kata wanita itu sambil tersenyum.

----------

Lamunan Ye Mu Zhi Dong berakhir sampai di sini.

Apakah kau tahu tentang sesuatu? tanya Lian Shi Qing kepada pemuda ini.


Kau ini siapanya dia? Zhi Dong balik bertanya.

Dik, urusan ini sangat penting. Katakan saja dengan jujur. Jangan berbohong, kata Shi Qing. Tapi Zhi Dong diam saja tidak menjawab.


Dia bilang ada seorang murid yang tergila-gila padanya. Membuat dirinya sangat terganggu. Kaukah murid itu? tanya Shi Qing lagi.


Kau dan dia ada hubungan apa? tapi Zhi Dong malah balik bertanya kembali.

Aku kekasihnya, jawab Shi Qing terus terang.


Bagaimana mungkin? Dia mencintaiku ! tukas Zhi Dong sambil merangsek maju.


Sementara itu di balik tembok, Ye Mu Zhi Qiu sedang menguping pembicaraan mereka. Begitu mendengar pengakuan Zhi Dong ini, gadis ini tersenyum mengejek.


Dia milikku ! seru Zhi Dong emosi.

Sadarlah, dik ! Kau jangan bermimpi lagi, kata Shi Qing memperingatkan pemuda itu.


Enyah kau dari sini ! Atau kupanggil seseorang ke sini ! seru Zhi Dong lagi.

Melihat pemuda itu emosi, Lian Shi Qing akhirnya mengalah. Ia mengangkat kedua tangannya dan melangkah pergi dari ruangan itu.


Tiba-tiba Ye Mu Zhi Qiu muncul dari balik tembok. Ia memberi kode kepada Lian Shi Qing agar mengikuti dirinya.

Drama Ye Mu 2 Berhasil Meraih Lebih Dari 100 Juta View Di Kuai Shou Saat Mencapai Episode 11 !

Selamat ! Hasil ini sudah melebihi pencapaian dari drama Ye Mu yang pertama.

Ye Mu yang pertama juga tembus lebih dari 100 juta view di Kuai Shou, tapi itu setelah selesai tayang dengan total episode sebanyak 12.

Nah, Ye Mu 2 ini baru tayang sampai episode 11 saja sudah tembus lebih dari 100 juta view. Ini belum selesai tayang loh ya. Karena total episode ada sebanyak 33. 

Hasil ini sudah bagus sekali. Kemungkinan bisa saja dibuat lagi season 3 nya nanti.

Jadi kita tunggu saja berapa pencapaian akhir setelah episode 33 selesai tayang nanti.

Episode 13:

Xu Bai Qing dan Ye Mu Zhi Xia sedang duduk di atas ranjang di kamar Ye Mu Zhi Xia.


Mendengar Xu Bai Qing batuk-batuk, Zhi Xia lalu meraba kening Bai Qing.

Ada sedikit demam, kata Zhi Xia.


Zhi Xia lalu memasang stetoskop di telinganya dan menempelkannya ke dada Bai Qing. Bai Qing menatap Zhi Xia dengan kagum.

Apa yang kau lihat? tanya Zhi Xia.


Aku mau melihat apa perbedaanmu dari 5 tahun yang lalu, jawab Bai Qing. Perlahan-lahan Zhi Xia melepaskan stetoskop dari lehernya.


5 tahun yang lalu, kenapa kau pergi tanpa pamit? tanya Zhi Xia sambil menatap Bai Qing dengan tajam.


Zhi Xia membayangkan peristiwa 5 tahun yang lalu.

Saat itu Zhi Xia sedang duduk di taman. Ia lagi menelpon Bai Qing,


Halo?

Kau jangan menelpon aku lagi, kata Bai Qing di telpon yang membuat Zhi Xia sangat terkejut.


Bukankah kita sudah berjanji mau piknik bersama setelah lulus? protes Zhi Xia.


Kau lanjutkan saja studimu ke S2 untuk meraih gelar Doktor. Itu bagus untuk masa depanmu, kata Bai Qing lagi.


Setelah itu Bai Qing langsung mematikan telponnya yang membuat hati Zhi Xia sangat bingung dan terluka.


Terjadi sesuatu di dalam keluargaku. Aku tidak mau membebanimu, jawab Bai Qing.


Apa yang membuatmu berpikir kau akan membebaniku? tanya Zhi Xia.

Zhi Xia…


Jangan memanggilku seakrab ini !
bentak Zhi Xia. Gadis itu lalu bangkit berdiri dari ranjang.


Xu Bai Qing, atas dasar apa kau mengambil keputusan untukku? Atas dasar apa ! bentak Zhi Xia lagi.

Maafkan aku…! kata Bai Qing sambil menangis.

             

Zhi Xia membanting stetoskopnya di atas ranjang dan menatap Bai Qing dengan kesal. Sementara itu Xu Bai Qing terus menangis di depan Zhi Xia.

Kendalikan perasaanmu. Detak jantungmu agak cepat. Selebihnya dalam keadaan normal. Balikkan badanmu ! kata Zhi Xia.


Bai Qing lalu membalikkan badannya. Zhi Xia lalu duduk kembali di atas ranjang.


Zhi Xia melepaskan pakaian Bai Qing sebatas punggung. Terlihat bekas-bekas luka cambukan di sekujur punggung Bai Qing. Hati Zhi Xia begitu sakit melihat ini.


Zhi Xia lalu membuka botol obat antiseptik dan mengoleskan cairan obat tersebut ke punggung Bai Qing.


Bai Qing menahan perih ketika cairan obat meresap di atas luka-lukanya. Melihat Bai Qing kesakitan, Zhi Xia lalu meniup-niup luka-luka tersebut dengan mulutnya.


Timbul rasa hangat di dalam hati Bai Qing. Tak terasa air matanya pun mengalir.


Ye Mu Zhi Xia, bisakah kau memaafkan diriku….?

Tidak akan seumur hidupku! Jawab Zhi Xia tegas.

Hati Bai Qing semakin sedih. Air matanya mengalir kembali. Tapi ia berusaha menahan perasaannya.


Tiba-tiba pintu kamar Zhi Xia diketuk seseorang.

Siapa itu? seru Zhi Xia kaget.


Tuan Besar meminta nyonya kembali ke kamar, kata si pengurus rumah tangga.


Zhi Xia lalu membuka pintu dan berkata kepada pria itu,

Malam ini dia tidur di kamarku!


Setelah itu Zhi Xia menutup kembali pintu kamarnya, meninggalkan si pengurus rumah tangga yang terhenyak di depan pintu.

---------

Ye Mu Zhi Qiu lalu membawa Lian Shi Qing ke dalam kamarnya.


Di malam dia menghilang, aku mendengar suara vas bunga pecah dan suara perempuan menjerit ! kata Zhi Qiu sambil membanting tubuhnya di atas ranjang.


Ye Mu Zhi Qiu lalu menceritakan peristiwa yang terjadi 10 hari yang lalu.

Malam itu Zhi Qiu sedang duduk di atas ranjang sambil menonton video musik dari laptop-nya.


Tiba-tiba terdengar suara jeritan seorang wanita. Zhi Qiu yang kaget langsung menoleh ke pintu dan memasang telinganya untuk mendengar lebih jelas.


Sementara itu musik terus bergema dan terdengar suara si pembawa acara berkata,


Tidak lekas berkonsentrasi? Konser siaran langsung akan dimulai 9 menit lagi. Ayo kita bersorak…!


Perhatian Zhi Qiu pun teralihkan kembali pada laptop-nya itu. Ia masih duduk di atas ranjangnya sambil menggoyang-goyangkan kepala dan tangannya menikmati suara musik tersebut.


Waktu itu pukul 20.21 malam, kata Zhi Qiu.

Bagaimana kau bisa yakin itu adalah dia? tanya Lian Shi Qing.


Zhi Qiu lalu memperlihatkan seuntai kalung kepada Lian Shi Qing sambil berkata,


Kau kenal benda ini?

Begitu melihat kalung tersebut, Lian Shi Qing pun terhenyak.

Episode 14:

Akhirnya malam itu Xu Bai Qing tidur di kamar Ye Mu Zhi Xia. 

Bai Qing sedang duduk di atas ranjang merapikan pakaiannya, sedangkan Zhi Xia sudah berbaring di atas ranjang.


Kemarilah, kata Zhi Xia. Bai Qing lalu berbaring di samping Zhi Xia.

Kalau aku tidak kembali ke kamar, apakah ayahmu akan marah? tanya Bai Qing.


Nanti kau tidak boleh kembali lagi ke sana, jawab Zhi Xia.

Bai Qing sengaja menyenggol tangan Zhi Xia sebagai ucapan terima kasih. Tapi Zhi Xia hanya melirik sekilas tangan Bai Qing itu.


Zhi Xia, apakah kau mengenal Liu Wen Chun? tanya Bai Qing.

Tidak kenal. Tapi aku pernah mendengar tentang dirinya, jawab Zhi Xia.


Aku ingin tahu lebih banyak tentang dirinya, kata Bai Qing.

Tapi Zhi Xia diam saja. Bai Qing mulai merajuk dan menarik-narik baju Zhi Xia. Setelah menatap Bai Qing sejenak, akhirnya Zhi Xia menyerah.


Dia adalah guru privatnya Dong Dong. Setelah dia datang, prestasi belajar Dong Dong meningkat dengan pesat. Tapi…suatu kali Zhi Qiu bilang padaku…


Bai Qing menjadi penasaran dan mendekatkan wajahnya kepada Zhi Xia yang meneruskan kembali ucapannya,

Katanya Dong Dong berusaha mencium paksa Liu Wen Chun! 


Bai Qing sangat terkejut mendengar ucapan Zhi Xia ini. Ia mengernyitkan alisnya sambil bertanya,

Kau juga suka dengan gosip? 


Tapi Zhi Xia tidak menanggapi pertanyaannya. Gadis itu hanya memalingkan wajahnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Aku curiga…dia sudah mati di rumah Ye Mu ini! kata Bai Qing.

----------

Ye Mu Zhi Qiu mengangkat kalung itu di hadapan Lian Shi Qing.

Pikiran Lian Shi Qing lalu beralih pada Liu Wen Chun. Memang kalung itu pernah dikenakan oleh gadis itu.


Perempuan macam apa dia itu? tanya Ye Mu Zhi Qiu kepada pria itu.

Lembut…baik hati ! jawab pria itu sambil melamun. Tapi Zhi Qiu malah tersenyum dan berkata,


Bro, perempuan itu bisa berubah-ubah loh. Bisa jadi yang kau kenal itu bukan dia yang sesungguhnya!

Tidak ada hubungannya dengan dirimu, kata Lian Shi Qing.

Nih, tangkap! kata Zhi Qiu sambil melemparkan kalung itu kepada pria itu.



Lian Shi Qing menyambar kalung itu dengan tangannya. Ia menatap kalung itu dengan serius.

Tiba-tiba Zhi Qiu mengejutkan Lian Shi Qing dengan kata-katanya kembali,


Tak lama kemudian, aku mendengar kembali suara perempuan menjerit!

Zhi Qiu melanjutkan kembali ceritanya.



Setelah beberapa saat, Zhi Qiu mendengar kembali suara perempuan menjerit. Karena penasaran, Zhi Qiu lalu menutup laptopnya dan keluar dari kamarnya.
 

 
Dia melihat sebuah vas bunga pecah di atas anak tangga. Ada seuntai kalung di tengah pecahan vas bunga tersebut. Zhi Qiu lalu memungut kalung itu dan menuruni anak tangga sampai ke ruangan bawah.
 

 
Selagi ia menatap di sekeliling, mendadak terdengar suara seorang pria menegurnya,

Nona kedua, masih belum tidur?


Zhi Qiu memutar badannya dan melihat Hua Qiang, si pengurus rumah tangga sudah berdiri di depan pintu.
 

Nona kedua, benda apa yang kau pegang itu? tanya pria itu.

Zhi Qiu terkejut. Ia berpikir sejenak baru menjawab,



Bukan apa-apa. Cuma seekor semut! Sambil tersenyum Zhi Qiu meniup jari tangannya di depan pria itu.
 

 
Cuma itu saja. Tidak ada lagi. Bye…! Kata Zhi Qiu mengakhiri ceritanya.

Zhi Qiu lalu mengambil gitarnya dan bersiap memainkan alat musik itu.

----------

Sementara itu, Xu Bai Qing masih mengobrol dengan Ye Mu Zhi Xia di kamar.

Jika Ye Mu Cheng De benar telah membunuh Liu Wen Chun, lalu apa yang akan kau lakukan? tanya Xu Bai Qing kepada Ye Mu Zhi Xia.


Baik-baikin aku aja. Siapa tahu aku bisa membantumu, jawab Zhi Xia setelah berpikir sejenak.
 

Kenapa kau mau membantuku? tanya Bai Qing.

Senang aja, jawab Zhi Xia sambil menatap Bai Qing dengan serius.

----------

Kenapa kau mau membantuku? tanya Lian Shi Qing kepada Ye Mu Zhi Qiu sebelum keluar dari kamar itu.


Zhi Qiu menghentikan sejenak permainan gitarnya.

Memangnya tidak boleh? jawab gadis itu sambil tersenyum.

Episode 15:

Apa sebenarnya yang terjadi pada diri Liu Wen Chun? Benarkah gadis ini menghilang?


Hari itu Liu Wen Chun secara tidak disengaja telah melihat Ye Mu Cheng De sedang menonton video di sebuah ruangan. Ia mengintip di balik pintu dan ia melihat di dalam video itu Ye Mu Cheng De sedang menyiksa seorang wanita yang ia perkirakan adalah salah seorang dari isterinya.


Liu Wen Chun mengeluarkan HP-nya dan mengirim sms kepada Lian Shi Qing.

Aku sudah tahu apa rahasianya, begitu bunyi sms-nya.


Tiba-tiba pundaknya dipegang oleh seseorang. Liu Wen Chun tersentak dan ia menoleh ke belakang….

---------

Lian Shi Qing menoleh pada Ye Mu Zhi Qiu dan bertanya,

Kenapa kau mau membantuku?

Senang aja. Memangnya tidak boleh? jawab Zhi Qiu sambil tersenyum.


Lian Shi Qing keluar dari kamar Zhi Qiu dan menuruni anak tangga. Sesampainya di tengah loteng, ia melihat ada bekas-bekas vas bunga di sisi bagian pojok dari loteng itu.


Karena di sekitar vas bunga itu berdebu, sedangkan di bagian vas itu sendiri malah bersih. Jadi orang dengan mudah bisa menerka, bahwa dulunya tempat itu pernah ditaruh dengan sebuah vas bunga.


Pukul 20.21 menit ! Lian Shi Qing teringat akan ucapan Ye Mu Zhi Qiu.

Aku mendengar bunyi vas bunga pecah dan suara perempuan menjerit!


Lian Shi Qing membayangkan mungkinkah Liu Wen Chun yang menjerit itu. Kemudian dia ditarik oleh si pengurus rumah tangga dan diseret turun dari loteng itu, lalu secara tidak disengaja telah menyenggol vas bunga itu sehingga pecah sampai terdengar oleh Ye Mu Zhi Qiu?


Lian Shi Qing lalu turun dari loteng itu dan saat sudah di bawah, pikirannya kembali teringat akan ucapan Ye Mu Zhi Qiu lagi.


Ia membayangkan Liu Wen Chun diseret dari atas loteng dan dibawa keluar dari ruangan itu oleh si pengurus rumah tangga. Kemudian pria itu muncul di tempat itu dan menegur Ye Mu Zhi Qiu,


Nona kedua, kau belum tidur? Benda apa yang kau pegang itu?

Selagi dia melamun, tiba-tiba suara Ye Mu Cheng De menyadarkan dirinya,


Tuan Lian, kau mau makan nasi goreng? Ternyata Ye Mu Cheng De sedang duduk di meja makan.


Tuan Ye Mu, hujannya terlalu besar. Apakah merepotkan jika aku menginap semalam di sini? Aku bisa tidur di sofa, kata Lian Shi Qing.


Tuan Lian bisa aja bercanda. Bibi Li, tolong kau siapkan sebuah kamar untuk tamu, kata Ye Mu Cheng De kepada wanita pembantunya itu.


Wanita itu baru saja meletakkan sepiring nasi goreng di depan tuannya. Setelah mengangguk pada tuannya, ia pun masuk lagi ke dalam.

Aku mau keluar sebentar mencari angin, kata Lian Shi Qing.


Di luar hujan sangat lebat, tapi Lian Shi Qing tetap keluar dari rumah. Dengan sebuah payung di tangan, ia berjalan-jalan menyusuri taman.


Secara kebetulan ia berhenti di pojok taman yang mana terdapat sebarisan pot bunga yang di depannya ada hamparan bunga-bunga berwarna putih yang sepertinya baru ditanam belum begitu lama. Tak jauh dari bunga-bunga putih itu terdapat sepetak tanaman rumput yang juga kelihatan masih baru.


Ke mana gerangan kau pergi? Pikir Lian Shi Qing di dalam hati. Ia terus melamun di tempat itu.


Kamar tamu sudah siap! Mendadak suara si pengurus rumah tangga mengejutkan Lian Shi Qing.

Baik, terima kasih, jawab Lian Shi Qing sambil menoleh pada pria itu.


Mohon Tuan Lian jangan keluyuran lagi di luar, kata pria itu lagi dengan mimik yang misterius.

Malam itu Lian Shi Qing tidur dengan pikiran yang tidak tenang. Kepalanya dipenuhi dengan misteri di keluarga Ye Mu.


Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Niu Hua Qiang, si pengurus rumah tangga menyelinap masuk ke dalam kamar. Di tangan pria itu ada sebilah pisau.


Niu Hua Qiang berjalan menghampiri ranjang Lian Shi Qing dan mendadak menghunjamkan pisau tersebut ke tubuh pria yang sedang tidur itu.


Mendadak Lian Shi Qing membuka matanya. Ia terbangun dari tidurnya. Rupanya yang tadi itu cuma mimpi belaka. Ia pun bernafas lega. Karena pikirannya tidak tenang, jadi mengalami mimpi buruk.


Ia meraba-raba di bawah bantalnya. Ternyata pistolnya ia sembunyikan di situ.

Ia tidak bisa tidur lagi. Kemudian ia bangun dari ranjangnya dan berjalan ke dekat jendela. Ia membuka gorden jendela dan memandang keluar.


Tiba-tiba matanya tertumbuk pada sesuatu. Buru-buru ia membuka jendelanya. Pemandangan yang ia lihat kali ini benar-benar mengejutkan hatinya.


Sebuah tangan manusia yang masih diselimuti oleh lumpur tampak menjulur keluar dari hamparan bunga-bunga putih yang ada di pojokan taman itu! 

Episode 16:

Semuanya jangan bergerak! Kalian semua di sini ada kemungkinan telah membunuhnya. Sebelum rekanku tiba di sini, tiada seorang pun yang boleh meninggalkan ruangan ini! Teriak Lian Shi Qing sambil menggenggam pistolnya.


Saat itu keluarga Ye Mu sudah berkumpul semua di meja itu, termasuk Xu Bai Qing dan si pengurus rumah tangga.


Lian Shi Qing berdiri dengan lemas. Ia menoleh ke arah jendela. Di sana di dalam taman, mayat Liu Wen Chun sudah ditutupi dengan sehelai kain putih.


Xiao Chun, apa yang harus kulakukan sekarang? gumam Lian Shi Qing dengan sedih.

Di kepala Lian Shi Qing lalu terbayang kembali peristiwa yang baru saja terjadi.


Ketika Lian Shi Qing membuka jendela, ia melihat sebuah tangan menjulur keluar dari balik lumpur.


Ia lalu berlari keluar dari rumah mendatangi tempat itu. Pada saat itu ia tidak mempedulikan lagi hujan yang masih mengguyur dengan derasnya.


Ia menggali sekuat tenaga dengan kedua tangannya untuk mengeluarkan mayat itu. Saat ia menarik tangan mayat itu, kain baju di lengan mayat itu tertarik robek.


Ia mengenali kain baju itu. Itu memang baju yang pernah dikenakan oleh Liu Wen Chun.


Lian Shi Qing teringat kembali kenangan saat ia bersama Liu Wen Chun yang waktu itu sedang mengenakan baju tersebut.


Cantik tidak gaun baruku ini? tanya Liu Wen Chun kepada Lian Shi Qing sambil memutar badannya di depan pria itu.


Waktu itu mereka sedang berada di ruang duduk. Lian Shi Qing sedang makan di atas sofa, sedangkan Liu Wen Chun sedang memperlihatkan gaun barunya kepada kekasihnya itu.


Cantik, jawab Lian Shi Qing.

Cepat sekali perempuan tua yang kaya itu menyerahkan uang tebusannya. Orang kaya memang lain, kata Lian Shi Qing lagi.


Benar-benar cantikkah? tanya Liu Wen Chun lagi. Lian Shi Qing mengamati kembali gaun itu.


Hmm…cantik! Puji pria itu.

Terima kasih, kata Liu Wen Chun dengan gembira.


Gadis itu lalu duduk di atas pangkuan Lian Shi Qing. Mereka saling menatap satu sama lain.


Bagaimana kalau kita menikah saja? ajak Lian Shi Qing sambil menatap gadis itu dengan serius.


Tapi Liu Wen Chun kelihatan ragu-ragu. Lian Shi Qing bertanya kembali,

Ada apa? Liu Wen Chun terdiam sejenak sebelum menjawab,


Aku sudah melihat orang-orang di rumah itu…

Lamunan Lian Shi Qing terhenti sampai di sini.



Melihat pecahan kain baju itu, Lian Shi Qing lalu menangis terisak-isak.

Lian Shi Qing masih menatap jendela itu…


Aku sudah tahu apa yang kau inginkan. Aku akan membantumu mewujudkannya, gumam pria itu.


Sementara itu, memanfaatkan kelengahan Lian Shi Qing yang sedang berdiri melamun itu, Ye Mu Cheng De lalu mengetik sms di HP-nya untuk mencari pertolongan.


Bantu aku menyelidiki seseorang, begitu bunyi sms yang diketik olehnya.

Jangan membuang-buang waktu lagi! Tiba-tiba Lian Shi Qing membentak Ye Mu Cheng De.


Niu Hua Qiang, si pengurus rumah tangga mau menghampiri tuannya, tetapi terlihat oleh Lian Shi Qing.


Jangan bergerak. Balik ke tempatmu. Ayo, mundur! Bentak Lian Shi Qing sambil menodongkan pistolnya pada Niu Hua Qiang.


Ayo, mundur lagi. Cepat! Bentak Lian Shi Qing lagi. Akhirnya pengurus rumah tangga itu terpaksa mundur jauh ke belakang.


Letakkan HP-mu di atas meja! Perintah Lian Shi Qing kepada Ye Mu Cheng De sambil menodongkan pistolnya. Perintahnya langsung dituruti oleh pria itu.


Kalian juga sama. Taruh HP kalian di atas meja! Perintah Lian Shi Qing kepada ketiga orang putri keluarga Ye Mu dan Xu Bai Qing.


Zhi Xia, Zhi Qiu, Zhi Dong dan Bai Qing lalu meletakkan HP mereka di atas meja.


Lian Shi Qing melemparkan sebuah tas kecil di atas meja sambil berkata,

Masukkan semuanya ke dalam tas ini!


Zhi Qiu lalu memasukkan semua HP itu ke dalam tas dan melemparkan tas itu kembali kepada Lian Shi Qing.


Kau sama sekali bukan seorang polisi. Siapa kau sebenarnya? seru Ye Mu Cheng De.


Lian Shi Qing berpikir sejenak, lalu menurunkan pistolnya. Ia menoleh kepada Ye Mu Cheng De dan berkata,

Liu An Ran…Kau masih ingat nama ini?


Melihat Ye Mu Cheng De diam saja, Lian Shi Qing lalu meneruskan kembali ucapannya.


Liu An Ran adalah teman wanita dari orang ini di kampus. Wanita ini belum lagi lulus tapi sudah hamil duluan. Makanya ia dikeluarkan dari kampus. Tapi belum genap 3 bulan, orang ini sudah jatuh hati lagi pada seorang gadis anak orang kaya bernama Sun Xiao Wu.


Ye Mu Zhi Xia secara reflek mengangkat kepalanya, ketika nama ibunya, Sun Xiao Wu disebut-sebut.


Apa sebenarnya yang ingin kau katakan? Tanya Ye Mu Cheng De.

Lian Shi Qing lalu mulai bercerita…


Beberapa tahun kemudian, Liu An Ran dipukul oleh Sun Xiao Wu sehingga terluka parah. Tak lama kemudian ia pun meninggal dunia. Ia meninggalkan seorang putri yang baru berumur 6 tahun. Anak perempuan itu terlantar sendirian dan hidup menderita. Aku menghabiskan 13 tahun baru bisa menemukannya. Tapi mengapa ia malah mati seperti ini…?


Lian Shi Qing meneruskan kembali ceritanya…

Chun…Xia…Qiu…Dong…! Liu Wen Chun…dia adalah anak kandungmu, Ye Mu Zhi Chun! Apakah kau yang membunuhnya?  Lian Shi Qing mencecar Ye Mu Cheng De sambil menodongkan pistolnya pada pria itu.

Drama Ye Mu 2 Berhasil Meraih Lebih Dari 250 Juta View Di Kuai Shou Saat Mencapai Episode 22 !

Hebat! Dari hasil ini hampir bisa dipastikan bahwa Ye Mu 2 ini adalah drama produksi Legenda Awan yang paling banyak ditonton sampai sejauh ini.


Saingan beratnya adalah drama Nu Er Hong yang juga adalah produksi mereka yang mana sampai dengan episode 10 sudah mencapai 180 juta view.

Menarik untuk menyaksikan hingga penayangan kedua drama ini usai berapa total view keseluruhan yang berhasil diperoleh.


Tahun 2023 ini merupakan tahun sukses buat tim produksi Legenda Awan yang bernaung di bawah bendera Homy Pictures, karena drama-drama produksi mereka banyak yang berjaya di Kuai Shou.

Prestasi ini sudah sangat bagus. Kalau pada tahun 2022, drama mereka bisa memperoleh penghargaan, maka di tahun 2023 ini drama-drama mereka juga sukses secara komersil.

Episode 17:

Ye Mu Cheng De tertawa mengejek,

Ha..ha..anak kandung? Aku tahu dengan status dan kedudukanku yang sekarang, tentu banyak penggemarku di dunia maya yang senang memanggilku ayah. Liu Wen Chun ini bisa jadi penggemar fanatik yang ingin memasuki keluargaku.


Dengan emosi Lian Shi Qing menarik pelatuk pistolnya di depan Ye Mu Cheng De. Ye Mu Cheng De lalu buru-buru berkata,

Tenang dulu! Cuma bercanda.


Memangnya lucu? Ayo, berdiri! Teriak Lian Shi Qing yang masih mengokang pistolnya.

Berdiri! Teriaknya lagi. Ye Mu Cheng lalu berdiri.


Ayo, ke sini! Teriak Lian Shi Qing lagi sambil menempelkan pistolnya di kepala Ye Mu Cheng De.

Ayah! Seru Ye Mu Zhi Qiu cemas.


Dalam waktu 24 jam terhitung dari sekarang, jika tidak ada yang mengaku, maka aku akan membunuh dia! Kata Lian Shi Qing dengan tegas kepada semua orang yang ada di dalam ruangan itu.


Cheng De! Seru Xu Bai Qing kaget.

Ye Mu Zhi Xia mengernyitkan alisnya sambil menoleh pada Xu Bai Qing. Sementara itu Lian Shi Qing menarik Ye Mu Cheng De ke dalam kamar pria itu.


Sesampainya di dalam kamar Ye Mu Cheng De, pria itu mendorong Ye Mu Cheng De ke atas kursi.


Tuan Lian, kita bisa bicara baik-baik! Kata Ye Mu Cheng De.

Lian Shi Qing lalu menampar Ye Mu Cheng De.


Sementara itu di dalam ruang duduk, Niu Hua Qiang bangkit berdiri. Ye Mu Zhi Qiu melirik pada pria itu dan bertanya pada padanya,


Kaukah yang membunuh dia? Tapi pengurus rumah tangga itu diam saja.


Ye Mu Zhi Qiu menjadi emosi. Ia langsung berdiri dan menjambak leher baju pria itu sambil membentaknya,


Kaukah yang membunuhnya? Ayo, jawab! Tapi pria itu tetap diam saja.


Sementara itu Ye Mu Zhi Dong malah tenggelam di dalam lamunannya. Tiba-tiba bayangan Liu Wen Chun muncul di sampingnya.


Terbayang kembali di kepala Zhi Dong peristiwa pada malam itu saat Liu Wen Chun sedang diseret oleh Niu Hua Qiang di atas loteng.


Saat itu Zhi Dong sedang ada di pantry. Ia melihat Niu Hua Qiang sedang menyeret Liu Wen Chun di atas tangga. Pengurus rumah tangga itu kehabisan napas, jadi ia berhenti sejenak untuk mengambil napas. Liu Wen Chun yang pingsan ia senderkan di depan tembok.


Secara tidak disengaja, ia menoleh ke arah Zhi Dong dan tampak terkejut melihat pemuda itu memergoki perbuatannya.


Liu Wen Chun yang duduk bersender di tembok tangga sudah tersadar dari pingsannya. Ia melihat Zhi Dong ada di situ. Ia lalu memberi kode kepada pemuda itu agar menolongnya.


Tapi Zhi Dong malah berkata kepada Niu Hua Qiang sambil menunjuk ke arah Liu Wen Chun.

Dia sudah sadar, kata pemuda itu.


Niu Hua Qiang lalu membekap mulut Liu Wen Chun dan menyeret kembali gadis itu turun dari tangga. Liu Wen Chun berteriak-teriak dan meronta-ronta. Tak disengaja gadis itu menyenggol vas bunga yang ada di pojokan tangga hingga pecah.


Bayangan Liu Wen Chun bertanya kepada Ye Mu Zhi Dong,

Mengapa kau tidak menolongku? Zhi Dong tersenyum dan menjawab,

Ini adalah hukuman buat dirimu!


Ternyata Zhi Dong masih marah kepada Liu Wen Chun atas sebuah peristiwa yang terjadi sebelum itu.


Pada hari itu Zhi Dong melihat Liu Wen Chun dan Niu Hua Qiang sedang ada di atas loteng. Ia melihat Liu Wen Chun sedang mengelus-elus tangan Niu Hua Qiang.


Bayangan Liu Wen Chun itu lalu tersenyum dan bertanya,

Lalu apa yang akan kau lakukan?

Aku tidak akan melakukan apa-apa! jawab pemuda itu dengan tegas. 

Episode 18:

Lian Shi Qing merusak engsel laci lemari di kamar Ye Mu Cheng De dan membongkar isi laci tersebut.


Ia menemukan segepok foto-foto mesum Ye Mu Cheng De dengan wanita-wanita penghibur. Ia membanting foto-foto tersebut di atas meja di depan Ye Mu Cheng De.


Ternyata Tuan Lian tertarik juga dengan wanita. Semua ini adalah jasa berbayar. Aku seorang pelanggan VIP. Perempuan apa yang kau inginkan semuanya tersedia, kata Ye Mu Cheng De setelah memandang sekejap foto-foto tersebut.


Lian Shi Qing menepuk pipi Ye Mu Cheng De sampai empat kali, lalu berkata,


Kau ini orang terhormat, ya! Setelah itu ia menggampar wajah pria itu.
 

Mau apa kau sebenarnya? Hardik Ye Mu Cheng De kesal.


Lian Shi Qing mengambil sebatang pulpen dan menarik sehelai kertas kosong di atas meja, lalu menulis.


Surat Pernyataan…Liu Wen Chun adalah putri kandungku. Oleh karena itu ia memiliki hak yang sama dengan anak-anakku yang lain.


Lian Shi Qing memutar badannya kembali dan menyodorkan kertas itu kepada Ye Mu Cheng De sambil berkata,


Tanda tangani di sini!

Ye Mu Cheng De mengawasi pria itu sambil berpikir.


Sementara itu di ruang duduk, Ye Mu Zhi Dong sudah tidak sabar lagi. Ia lalu bangkit berdiri sambil berkata,


Aku lagi tidak enak badan. Aku mau istirahat dulu.


Mendengar ucapannya ini, Ye Mu Zhi Qiu menjadi emosi. Ia langsung mendatangi Zhi Dong dan mencegat langkahnya. Zhi Qiu menjambak leher baju Zhi Dong sambil berkata,


Otakmu ada masalah ya? Ayah sedang disandera orang, kau malah mau istirahat?


Lalu aku harus bagaimana? Kau kan lebih berani. Kau saja yang ke sana
! Balas Zhi Dong sambil tersenyum mengejek.


Setelah Zhi Dong meninggalkan ruangan itu, Xu Bai Qing juga bangkit dari kursinya dan bergegas meninggalkan tempat itu. Melihat Bai Qing pergi, Zhi Xia juga mengikutinya dari belakang. Mereka sama sekali tidak mempedulikan Zhi Qiu.


Kalian ini manusia atau bukan! Seru Zhi Qiu kesal. Tapi Bai Qing dan Zhi Xia tidak menghentikan langkahnya.


Bai Qing langsung naik ke atas loteng. Tapi Zhi Xia menarik tangannya dari belakang.


Mau ke mana kau? Tanya Zhi Xia. Bai Qing memutar badannya dan berkata,


Aku lelah. Mau berbaring di kamar.


Tapi Zhi Xia menarik tangannya sambil berkata, 



Mau berbaring di kamarku saja.



Akhirnya mereka masuk ke kamar Zhi Xia. Zhi Xia terus berjalan mendekat, sedangkan Bai Qing terus melangkah mundur.


Zhi Xia, kau mau apa? Tanya Bai Qing bingung.

Mula-mula…kau sengaja memberitahuku tentang pernikahanmu. Tujuanmu adalah agar aku membantumu, bukan? kata Zhi Xia sambil mendorong tubuh Bai Qing ke atas ranjang.



Kemudian Zhi Xia membungkuk di depan Bai Qing dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu sambil mengawasi wajah Bai Qing dengan tajam.


Kau mengenal pria itu, kan? Tanya Zhi Xia.


Benar. Tapi tidak akrab, Jawab Bai Qing.


Lalu…? Sambung Zhi Xia lagi. Bai Qing lalu bangkit berdiri dan berkata,

Dia bisa membantuku menemukan rahasia Ye Mu Cheng De.


Z
hi Xia menurunkan tangannya dari tubuh Bai Qing. Mendadak ia menarik tangan Bai Qing dengan keras sehingga mereka sekarang saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.


Mulai sekarang kau…tidak boleh meninggalkan diriku setengah langkah pun! Kata Zhi Xia serius.

Episode 19:

Tanda tangani! Kata Lian Shi Qing kepada Ye Mu Cheng De.

Kau kira aku mau tanda tangan? Kata Ye Mu Cheng De.


Dia tahu kau tentu tidak mau tanda tangan. Kalau kau tanda tangan, mertuamu pasti marah-marah. Ye Mu Cheng De, kekayaanmu semuanya berasal dari mertuamu. Aku akan mencari kelemahanmu…Bang! kata Lian Shi Qing sambil membidikkan jarinya di kening pria itu.


Sementara itu di ruang duduk, Ye Mu Zhi Qiu sedang memarahi Niu Hua Qiang.


Niu Hua Qiang, kalau kau yang membunuhnya, kau harus membayar dengan jiwamu. Kau layak mati! Bentak Zhi Qiu sambil menarik dasi pria itu.


Niu Hua Qiang lalu mengetuk kamar Ye Mu Cheng De dan melangkah masuk.

Aku yang membunuhnya, kata Niu Hua Qiang begitu masuk.

Mengapa? Tanya Lian Shi Qing. Tapi Niu Hua Qiang tidak menjawab.


Tidak mau bicara? Baik, dengan cara apa kau membunuhnya? Tanya Lian Shi Qing lagi.

Dengan sekop….dihantamkan ke kepalanya. Kemudian dikubur, kata Niu Hua Qiang.


Sekop dihantam ke kepala…lalu dikubur, Lian Shi Qing mengulangi ucapan Niu Hua Qiang. lalu ia menendang kaki Niu Hua Qiang hinga terjatuh.


Begitu jatuh, Niu Hua Qiang langsung memeluk kaki Lian Shi Qing sehingga pria itu kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke lantai. Pistolnya langsung terlepas dari genggaman dan jatuh di bawah meja.


Niu Hua Qiang mencabut sebuah pisau dan mengayunkannya ke kepala Lian Shi Qing. Lian Shi Qing menangkap tangan Niu Hua Qiang sehingga pisau tertahan di tangan. Kedua orang pria itu lalu saling berebutan pisau di lantai.


Tapi tenaga Lian Shi Qing lebih kuat. Ia berhasil mendorong tubuh Niu Hua Qiang. Kemudian secepat kilat ia meraih pistolnya kembali dan buru-buru bangun. Ia langsung membidikkan pistolnya ke arah Niu Hua Qiang.


Tunggu dulu! Teriak Niu Hua Qiang ketakutan.

Tiba-tiba Lian Shi Qing berbalik mengarahkan pistolnya ke kepala Ye Mu Cheng De.


Jangan….! Akulah yang membunuhnya. Lepaskan dia! Teriak Niu Hua Qiang ketika melihat Lian Shi Qing menempelkan pistolnya ke pelipis Ye Mu Cheng De.


Baiklah, sekarang kau lompat saja ke sana! Teriak Lian Shi Qing sambil menunjuk ke jendela.


Aku hitung sampai tiga. Tiga…Dua…! Teriak Lian Shi Qing sambil menarik pelatuk pistolnya.

Dan…belum sampai hitungan satu, tahu-tahu Niu Hua Qiang sudah melompat keluar jendela.


Kedua orang pria ini terhenyak melihat peristiwa ini. Ternyata Niu Hua Qiang benar-benar melompat demi melindungi tuannya.


Lian Shi Qing melongok keluar jendela. Hatinya benar-benar terguncang melihat kenekadan dari si pengurus rumah tangga keluarga Ye Mu ini.


Tuan Lian, kau sudah puas? Tanya Ye Mu Cheng De. Lian Shi Qing memutar badannya dan melihat Ye Mu Cheng De sedang mengangkat kedua tangannya yang masih terikat tali.


Sekarang kau sudah bisa melepaskan aku? tanya Ye Mu Cheng De lagi.

Hatimu sungguh kejam! Kata Lian Shi Qing.



Cuma seekor anjing. Urusan Liu Wen Chun…sudah tidak ada kaitannya lagi denganku, kata Ye Mu Cheng De.

Jadi kalau bawahanmu membunuh orang, itu bukan urusanmu? Teriak Lian Shi Qing penasaran.


Iyalah! Jawab Ye Mu Cheng De tenang.

Tapi aku tidak akan melepaskan dirimu! Teriak Lian Shi Qing.


Sekarang tanda tangani ini! Teriak Lian Shi Qing sambil menyodorkan surat pernyataan tersebut.

Tapi Ye Mu Cheng De malah tertawa dan berkata,


Kau membunuh orang saja tidak berani!

Tapi Lian Shi Qing kembali menempelkan pistolnya di kepala Ye Mu Cheng De.


Tok…tok…tok ! Tiba-tiba terdengar bunyi ketukan di pintu.

Siapa itu? Teriak Lian Shi Qing kaget.

Episode 20:

Lian Shi Qing membuka pintu itu. Ternyata di luar sudah ada Ye Mu Zhi Xia dan Xu Bai Qing.


Aku sudah tidak ada urusan lagi dengan keluarga ini. Kalau tidak percaya, kau bunuh saja dia sekarang. Nanti Lihat saja apakah aku akan bereaksi, kata Ye Mu Zhi Xia.


HP dia ada mana? tanya Lian Shi Qing kepada Xu Bai Qing.


Berapa nomor password HP-nya? Tanya Bai Qing.

611513, jawab Lian Shi Qing.


Bai Qing mengeluarkan HP Liu Wen Chun dan membuka HP tersebut. Dia melihat foto yang diambil oleh Liu Wen Chun atas Ye Mu Cheng De.


Apa ini? kata Bai Qing. Ye Mu Zhi Xia mengambil HP tersebut dan ikut melihat foto tersebut.


Bolehkah aku melihatnya? Tanya Lian Shi Qing. Zhi Xia memberikan HP tersebut kepada pria itu.


Lian Shi Qing memperhatikan waktu saat foto tersebut diambil. Foto itu diambil pukul 20.02 malam. Ia teringat waktu yang disebut oleh Zhi Qiu pada malam itu.


Pukul 20.21 menit aku mendengar suara vas bunga pecah dan suara jeritan seorang wanita!


Ada di mana tempat ini? tanya Lian Shi Qing kepada Ye Mu Zhi Xia.

Mana aku tahu? Jawab Zhi Xia.


Kau bahkan tidak mengetahui kamar ini. Bikin aku jadi penasaran apa yang disembunyikan di dalam kamar ini. Tapi aku yakin kamar ini ada di dalam rumah ini, kata Lian Shi Qing.


Lian Shi Qing lalu masuk kembali ke dalam kamar Ye Mu Cheng De.


Aku menemukan sesuatu yang sangat menarik. Coba kau tebak ada di mana tempat ini di dalam rumah ini, kata Lian Shi Qing sambil memperlihatkan foto di dalam HP itu kepada Ye Mu Cheng De.


Ye Mu Cheng De kelihatan sangat terkejut. Lian Shi Qing berkata kembali,


Inilah sebenarnya rahasia yang kau simpan itu!


Sementara itu Ye Mu Zhi Xia dan Xu Bai Qing sedang menuruni tangga loteng. Ternyata Ye Mu Zhi Qiu sudah ada di tengah loteng menantikan mereka.


Apa yang kalian bicarakan dengan pria itu? tanya Zhi Qiu penasaran.

Tidak ada, jawab Zhi Xia singkat.


Zhi Xia teringat kembali kenangan bersama Zhi Qiu saat Zhi Qiu masih berumur 11 tahun. Saat itu Zhi Xia sudah memutuskan untuk meninggalkan keluarga Ye Mu.


Ia sedang menarik kopernya keluar dari rumah. Tiba-tiba Zhi Qiu berlari keluar sambil berteriak-teriak,


Kak…kak…! Kau benar-benar tidak menginginkan rumah ini lagi?


Zhi Xia memutar badannya kembali dan berkata,


Sejak ibumu masuk ke rumah ini, rumah ini sudah bukan rumahku lagi.


Sehabis mengucapkan kata-kata ini, Zhi Xia memutar badannya kembali dan meneruskan langkahnya.


Kak, apakah aku masih adikmu? Tanya Zhi Qiu lagi. Zhi Xia menghentikan langkahnya sejenak, tapi kemudian ia tetap keluar dari rumah itu.


Lamunan Zhi Xia dibuyarkan oleh suara Ye Mu Zhi Qiu.

Kak, bisakah kau menolong ayah?


Kau lupa aku sudah meninggalkan rumah ini 9 tahun? Zhi Xia lalu menarik tangan Bai Qing menuruni loteng itu.

Hati Zhi Qiu sangat sedih, tapi ia tidak bisa melakukan apa-apa.

Episode 21:

Bayangan Liu Wen Chun berbicara dengan Lian Shi Qing,


Kau tahu apa sebenarnya yang kuinginkan, ya kan?



Dia ingin menjadi putriku. Alasannya tak lain hanya uang. Saat aku pertama kali bertemu dengannya aku sudah melihatnya. Dia berdiri di sana, kata Ye Mu Cheng De sambil menunjuk ke depan.

--------

2 tahun yang lalu saat Liu Wen Chun berada di kamar Ye Mu Cheng De…

Liu Wen Chun…Guru Liu, betul? Sapa Ye Mu Cheng De.



Betul, Tuan Ye Mu, jawab Liu Wen Chun.




Wajahmu terlihat familier, kata Ye Mu Cheng De. Liu Wen Chun tersipu-sipu.



Riwayat pendidikanmu tidak termasuk meyakinkan. Tetapi Dong Dong menyukaimu. Baiklah, kau boleh tinggal di sini, kata Ye Mu Cheng De.



Terima kasih, kata Liu Wen Chun.


Bisa minta tolong bawakan vas bunga itu ke mari? Pinta Ye Mu Cheng De.



Liu Wen Chun menengok ke belakang. Di atas sebuah meja ada sebuah vas kosong berwarna putih biru dengan motif pemandangan gunung dan pepohonan. Gadis itu lalu mengangkat vas bunga itu.



Hati-hati, vas bunga itu aku peroleh di pelelangan. Harganya 3 juta Yuan, pesan Ye Mu Cheng De.



Liu Wen Chun mengangkat vas bunga itu dengan hati-hati dan menyerahkannya kepada Ye Mu Cheng De.



Setelah itu gadis itu menatap pria itu dengan mimik yang sukar dilukiskan yang tak bisa luput dari mata awas Ye Mu Cheng De.


----------

Tuan Lian, mengapa hanya demi seorang perempuan seperti itu, kau mempersulit dirimu sampai sedemikian rupa? kata Ye Mu Cheng De.


Atau begini saja…aku akan memberimu sejumlah uang. Kau ambil saja di dalam kotak uang di sana berapa pun yang kau inginkan. Bagaimana? Bujuk Ye Mu Cheng De.



Tapi Lian Shi Qing malah semakin emosi. Ia langsung menghajar Ye Mu Cheng De bertubi-tubi.



Dasar sampah! Teriak Lian Shi Qing kesal.



Tiba-tiba Ye Mu Cheng De menekan dadanya. Ia mengeluh kesakitan.


Jangan pura-pura! seru Lian Shi Qing.

---------

Sementara itu Ye Mu Zhi Xia dan Xu Bai Qing sedang berdiskusi di bawah loteng.




Mengenai kamar di dalam foto itu…sebenarnya aku mempunyai sebuah dugaan. Waktu masih kecil Zhi Qiu dan Zhi Dong sedang bermain tak umpet. Saat Zhi Dong bersembunyi di tangga ia jatuh terjerembab. Gara-gara ini Zhi Qiu sampai menerima pukulan. Tempat itu kemudian disegel, cerita Zhi Xia.



Zhi Xia mengajak Bai Qing mendatangi sebuah kamar. Mereka berhenti di depan kamar itu yang pada pintunya dipasangi dengan sebuah perangkat pengunci elektronik yang hanya bisa dibuka dengan kode akses tertentu.



----------

Obat…obat…obat…! Seru Ye Mu Cheng De dengan suara lemah.



Tandatangani dulu surat pernyataan ini! teriak Lian Shi Qing cepat.



Ye Mu Cheng De langsung buru-buru menandatangani surat itu.



Tiba-tiba Ye Mu Zhi Xia dan Xu Bai Qing tersentak ketika mendengar suara gaduh di atas loteng. Mereka langsung menengok ke atas loteng.



Setelah menandatangani surat pernyataan itu, mendadak Ye Mu Cheng De jatuh pingsan di atas kursi. Kepalanya terkulai di atas sandaran kursi.

Episode 22:

Melihat Ye Mu Cheng De jatuh pingsan, Lian Shi Qing menjadi panik. Ia lalu bergegas keluar dari kamar itu. Tapi begitu ia membuka pintu, mendadak seseorang memukulnya dengan sebuah pentungan. Lian Shi Qing langsung jatuh pingsan. Ternyata yang memukulnya adalah Ye Mu Zhi Qiu.


Setelah Lian Shi Qing jatuh pingsan, Zhi Qiu buru-buru menghampiri ayahnya. Rupanya Ye Mu Cheng De sudah sadar tapi matanya masih terpejam. Dan mulutnya terus-menerus menyebut-nyebut obat.


Ayah! seru Zhi Qiu.


Obat…obat…! seru Ye Mu Cheng De lemah.


Obat…? Zhi Qiu lalu berlari keluar dari kamar itu dan pergi mencari obat ayahnya.


Saat Zhi Qiu melewati kamar Zhi Dong, ia teringat akan adiknya itu. Ia pun masuk ke dalam kamar Zhi Dong yang saat itu tengah membaca buku.


Zhi Qiu menepuk pundak Zhi Dong sambil berseru,


Pria anjing itu sudah kupentung hingga pingsan. Cepatlah kau menengok ayah di kamar. Ayo, pergi!


Zhi Dong berpikir sejenak, lalu ia pun bergegas meninggalkan kamarnya.


Karena berlari terburu-buru, akhirnya kaki Zhi Qiu terpeleset di anak tangga dan ia jatuh menabrak kayu di depan tembok. Ia kesakitan sambil meraba kepalanya yang terantuk kayu.


Zhi Dong yang juga berlari terburu-buru, saat masuk ke kamar ayahnya, kakinya juga tersengkat tubuh Lian Shi Qing yang masih tak sadarkan diri di atas lantai.


Tubuh Zhi Dong terjatuh di samping Lian Shi Qing. Saat mau bangun, Zhi Dong melihat pistol Lian Shi Qing ada di depan tubuhnya. Ia pun langsung memungut pistol tersebut.


Ia memegang pistol itu sambil berpikir keras. Otaknya terus menimbang-nimbang. Ia teringat percakapannya dengan Liu Wen Chun pada malam itu.


Bukankah kau ingin menggantikan dirinya dan menjadi seperti dia?


Benar. Aku pasti bisa melakukannya!


Zhi Dong mengangkat kepalanya dan memandang ayahnya yang masih duduk terkulai di atas kursi.


Tiba-tiba bayangan Liu Wen Chun muncul kembali di sampingnya dan berkata,




Kau ingin menggantikan dia? Sekaranglah saatnya yang paling tepat!


Zhi Dong menengok tubuh Lian Shi Qing yang masih tergeletak pingsan di atas lantai.



Sementara itu Zhi Qiu sudah bisa bangun kembali. Ia pun bergegas mencari obat ayahnya.


Zhi Dong menyeret tubuh Lian Shi Qing ke pojok kamar.


Zhi Qiu menarik satu persatu laci lemari untuk mencari obat ayahnya yang ia tidak tahu di mana disimpan oleh ayahnya. Tiba-tiba kepalanya yang terantuk tadi pusing kembali. Zhi Qiu lalu meraba-raba kepalanya itu.


Zhi Dong menutup pintu kamar itu dan berdiri di depan meja ayahnya. Ia menatap tubuh ayahnya yang matanya masih terpejam itu.


Bunuh dia! Maka kau bisa menggantikan dia! tiba-tiba terdengar lagi suara Liu Wen Chun di dekat telinganya.


Zhi Dong mengangkat pistol itu dan membidikkan senjata itu ke tubuh ayahnya.


Saat Zhi Dong sedang mengokang pistol tersebut, tiba-tiba mata Ye Mu Cheng De mulai terbuka.

Episode 23:

Zhi Dong kaget begitu melihat ayahnya tiba-tiba membuka matanya. Ia pun menekan pelatuk pistolnya, tapi hanya terdengar bunyi klik sekali dan ternyata pistol itu kosong tidak ada pelurunya.

Zhi Dong kaget sekali melihat pistol itu tidak meletus dan mata Ye Mu Cheng De juga melotot melihat anaknya itu berani menembaknya.


Kau ini sedang apa? teriak Ye Mu Cheng De.


Zhi Dong mencoba kembali pistol itu, tapi tetap saja tidak ada peluru yang keluar.


Ia teringat perkataan ayahnya saat memecutnya dulu.


Kalau kau ingin sukses seperti aku, jangan jadi pengecut. Mengerti?


Jangan jadi pengecut…!
Zhi Dong mengulang-ulang perkataan ini.


Jangan jadi pengecut! ulang Zhi Dong seperti ingin mengingatkan dirinya sendiri.

Zhi Dong mengangkat kembali pistol itu dan membidikkannya ke muka ayahnya.


Tiba-tiba bayangan Liu Wen Chun muncul kembali di samping pemuda itu. Gadis itu malah ikut mengatur posisi tangan Zhi Dong yang sedang membidik itu.


Bagus, bunuh dia sekarang! seru gadis itu.


Tapi sekarang Zhi Dong malah ketakutan. Ia meletakkan pistol itu di atas meja dan buru-buru keluar dari kamar itu sambil berseru,

Tidak, aku memang pengecut…!


Zhi Dong?
gumam Ye Mu Cheng De yang merasa terpukul melihat perbuatan Zhi Dong ini.


Tak lama kemudian seseorang memasuki kamar Ye Mu Cheng De. Orang itu adalah Xu Bai Qing.


Cheng De, kau tidak apa-apa? seru Bai Qing seraya menghampiri suaminya.


Bisakah kau mengambilkan obatku? Obatnya ada di dalam lemari di ruang tamu, pinta Ye Mu Cheng De kepada isterinya ini.


Sementara itu Ye Mu Zhi Xia memperhatikan mereka berdua di dekat pintu.


Baiklah, jawab Bai Qing.


Tapi saat memutar badannya, tanpa sengaja Bai Qing melihat sebuah gunting menancap di atas meja. Tiba-tiba ia mengambil gunting tersebut. Kemudian dengan gerakan secepat kilat ditusukkannya gunting itu ke paha Ye Mu Cheng De.


Apa yang kau lakukan? Aaarghh….! Ye Mu Cheng De menjerit kesakitan.

Terbayang kembali di kepala Bai Qing, ibunya yang tengah sekarat di atas ranjang.


Obatnya….sudah diganti…olehnya!


Berapa nomor password dari pintu rahasia itu? Jawab cepat!
seru Bai Qing.

Tapi Ye Mu Cheng De tidak mau memberitahunya. Bai Qing lalu bangkit berdiri.


Kau tidak mau mengatakannya? Maka jantungmu sasaran berikutnya! ancam Bai Qing sambil mengangkat gunting itu di atas kepalanya.

Episode 24:

Lian Shi Qing sudah tersadar dari pingsannya. Tapi kepalanya masih pening. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Ye Mu Cheng De masih terduduk di atas kursi.


Tiba-tiba Ye Mu Zhi Qiu masuk ke dalam kamar itu sambil membawa kotak obat. Ia kaget melihat Lian Shi Qing sudah duduk di atas lantai. Ia langsung memungut pentungan yang ada di bawah pintu dan mementung kembali kepala pria itu sehingga pria itu pingsan kembali.

----------

Ye Mu Zhi Xia sedang menjahit luka di kaki ayahnya disaksikan oleh kedua orang adiknya dan Xu Bai Qing.


Setelah selesai mereka berempat lalu duduk bersama di meja makan untuk berunding.


Melihat tidak ada yang bicara, Ye Mu Zhi Qiu tidak sabar lagi. Ia memandang Zhi Dong dan Zhi Xia bergantian lalu berkata,


Ayo mengaku! Siapa yang melakukannya di antara kalian?

Aku yang melakukannya, jawab Zhi Dong setelah berpikir sejenak.


Kentut! Hardik Zhi Qiu sembari menggaplok kepala Zhi Dong dengan gunting di atas meja, tapi Zhi Dong keburu mengelak.


Ye Mu Zhi Dong, dengan nyalimu yang sekecil ini mana mungkin kau berani menikam orang? seru Zhi Qiu.


Zhi Dong tidak berani menjawab. Zhi Qiu lalu menengok pada Xu Bai Qing.


Aku menduga kaulah yang melakukannya. Dasar perempuan kejam kau! seru Zhi Qiu sambil menghentakkan gunting itu di atas meja.


Zhi Xia menoleh pada Bai Qing, tapi Bai Qing diam saja tidak menjawab.



Sebaliknya Bai Qing malah mengangkat kepalanya dan memandang Zhi Qiu dengan berani, membuat Zhi Qiu semakin emosi terhadapnya.


Tiba-tiba Zhi Xia membuka suara,


Bukan dia pelakunya. Ketika aku tiba di kamar, hanya ada Ye Mu Cheng De dan pria itu.


Kau bohong!
seru Zhi Qiu dengan keras.

Zhi Qiu teringat pada saat ia menemukan obat ayahnya dan baru mau kembali ke loteng, ia berpapasan dengan Zhi Xia di anak tangga.



Penyakit jantung ayah kumat kembali. Cepatlah kau tengok ayah! kata Zhi Qiu dengan cemas.

Berikan obatnya kepadaku. Di gudang ada kotak P3K. Ambillah dan bawakan ke mari, kata Zhi Xia.


Sejenak hati Zhi Qiu meragu, tapi kemudian ia mengiyakan kakaknya.



BaiklahZhi Qiu lalu memberikan obat itu kepada Zhi Xia.


Kau sedang berbohong, kan? kata Zhi Qiu sambil mengawasi wajah kakaknya dengan tajam.


Zhi Xia membayangkan kembali peristiwa di dalam kamar ayahnya itu.


Saat ia membuka pintu, ia melihat Xu Bai Qing sedang mengancam ayahnya dengan sebuah gunting di tangan.


Kalau kau tidak mau mengatakannya, maka jantungmu sasaran berikutnya!


Zhi Xia berpikir sejenak. Ia lalu meninggalkan kamar itu. Di tangga ia berpapasan dengan Zhi Qiu yang baru mau naik ke atas loteng.


Berikan obatnya kepadaku. Di gudang ada kotak P3K. Ambillah dan bawakan ke mari, kata Zhi Xia.


Kak, kau sedang berbohong, kan? Zhi Qiu bangkit berdiri dan mencecar kakaknya dengan pertanyaan yang menyudutkan.


Bukankah dia sekarang masih hidup?
jawab Zhi Xia dengan tenang.

Episode 25:

Kak, apa sebenarnya yang terjadi di dalam rumah ini? tanya Zhi Qiu kepada Zhi Xia.



Sejak kecil ayah tidak pernah menyukaiku. Ayah cuma sayang padanya, kata Zhi Qiu sambil menunjuk Zhi Dong.





Sedangkan aku? Aku begitu menyukaimu….tapi kenapa kau tidak pernah peduli padaku? kata Zhi Qiu di depan Zhi Xia.


Tapi Zhi Xia diam saja. Zhi Qiu kembali menyambung ucapannya,



Kenapa kalian semua begitu dingin? Kenapa? teriak Zhi Qiu.


Akhirnya Zhi Xia bangkit berdiri. Ia menatap Zhi Qiu dengan iba dan mengelus-elus kepala adiknya ini dengan penuh kasih.


Keluarga ini sudah lama membusuk. Tinggalkan saja rumah ini…! kata Zhi Xia kepada Zhi Qiu.


Zhi Qiu merasa sedih sekaligus terharu mendengar nasihat Zhi Xia ini. Ia lalu mengeluarkan HP dari bajunya dan berkata,


Aku akan memanggil polisi sekarang!



Tapi Zhi Xia menarik tangannya. Zhi Qiu menatap Zhi Xia dengan hati bingung.


Lakukan saja! tiba-tiba terdengar suara Xu Bai Qing mengejutkan semua orang.


Biarkan polisi melihat wajah si penjahat, Ye Mu Cheng De yang sebenarnya dan apa yang telah dilakukannya kepada keluarga ini! sambung Bai Qing.

----------

Bai Qing lalu menceritakan kejadian di dalam kamar Ye Mu Cheng De itu kepada semua orang.



Kalau kau tidak mau mengatakannya, maka jantungmu sasaran berikutnya! ancam Bai Qing kepada Ye Mu Cheng De.


Tapi Ye Mu Cheng De masih diam saja. Bai Qing lalu mengangkat gunting itu bersiap menusukkannya ke tubuh Ye Mu Cheng De.


196308! Kata Ye Mu Cheng De cepat dengan wajah ketakutan.





Rupanya kau takut mati juga, ya? kata Bai Qing sambil mengangkat gunting itu kembali. Ia bersiap-siap akan menusukkan pisau itu kembali untuk membalaskan dendam ibunya.



Tapi kedua buah lengan Ye Mu Zhi Xia telah mendekap tubuhnya dari belakang, sehingga Bai Qing tidak bisa meneruskan kembali niatnya.


Tenangkanlah dirimu, kata Zhi Xia. Bai Qing terkejut tapi ia tidak berusaha untuk meronta.


Zhi Qiu sebentar lagi akan datang, kata Zhi Xia lagi.


Zhi Xia mengambil gunting itu dari tangan Bai Qing. Bai Qing lalu meninggalkan kamar itu tanpa mengucapkan sesuatu.



Bai Qing lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan cipratan darah di lehernya.


Tiba-tiba ia teringat dengan kamar rahasia itu. Setelah berganti pakaian, ia lalu mendatangi kamar rahasia itu sendirian. Ia memencet kode password yang diperolehnya dari Ye Mu Cheng De pada perangkat otomatis yang dipasang pada pintu itu.


Ia berhasil membuka pintu kamar itu dengan lancar dan ia pun masuk ke dalam kamar itu.


Kamar itu kosong tidak ada siapa-siapa di situ. Yang ada di situ cuma sebuah pesawat televisi, sebuah DVD player dan sebuah meja yang di atasnya ditaruh sebuah remote control dan beberapa buah keeping DVD.


Bai Qing lalu memasang sebuah DVD yang ada di atas meja pada DVD player itu dan menonton isinya.


Dan isinya benar-benar membuat hati Bai Qing shock jadinya. Setelah selesai menonton, Bai Qing lalu meninggalkan kamar itu.

----------

Setelah kau menyaksikan DVD itu, lihat saja apakah kau masih bisa menyebut dirinya ayah! kata Bai Qing kepada semua orang yang ada di meja makan.


Semua orang terhenyak mendengar ucapan Bai Qing ini. 

Episode 26:

Jumat, 23 Oktober 2022.

Liu Wen Chun sedang merayu Niu Hua Qiang di atas loteng.

Aku lihat tiap hari kau sering mencuri pandang padaku. Apa karena kau menyukaiku? tanya Liu Wen Chun kepada Niu Hua Qiang.


Kuakui itu, jawab Niu Hua Qiang terus terang.

Liu Wen Chun lalu memegang tangan Niu Hua Qiang sambil berkata,

Asal kau memberitahuku sebuah rahasia, maka aku akan…


Pada saat itu Liu Wen Chun tidak menyadari bahwa Ye Mu Zhi Dong memergoki perbuatannya di bawah loteng.

Baiklah, jawab Niu Hua Qiang sambil nyengir.

Bisakah kau memberitahuku, setiap sabtu malam ke mana Tuan Ye Mu pergi? tanya Liu Wen Chun dengan berani.

Senyum di wajah Niu Hua Qiang langsung hilang. Lalu ia menjawab,

Mari kubawa kau ke sana.

Niu Hua Qiang lalu membawa Liu Wen Chun ke kamar rahasia di bawah tangga itu. Ia memencet nomor password di depan pintu, lalu membuka pintu tersebut.


Besok adalah hari Sabtu. Masuklah dan kau bisa melihatnya sendiri. Nomor password-nya adalah 196308, kata Niu Hua Qiang.

----------

Sabtu, 24 Oktober 2022 pukul 20.02.

Liu Wen Chun benar-benar mendatangi kamar rahasia itu. Ia membuka pintu kamar itu dan melihat Ye Mu Cheng De sedang duduk menonton video di dalam kamar.


Ia lalu merekam apa yang ia lihat di dalam kamar itu dengan HP-nya di balik pintu. Kemudian ia mengirim sms kepada seseorang tentang peristiwa ini.


Aku tahu rahasianya sekarang, begitu tulis Liu Wen Chun di sms-nya itu.

Tapi mendadak seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Liu Wen Chun terkejut dan memutar badannya. Ternyata orang itu adalah Niu Hua Qiang.

Kau mengejutkan aku, kata Liu Wen Chun sambil tersenyum untuk menutupi rasa kagetnya.

Tapi Niu Hua Qiang malah menyeretnya ke dalam kamar itu dan menghadapkannya pada Ye Mu Cheng De.


Kau mau apa? Lepaskan aku! seru Liu Wen Chun berusaha melepaskan diri.

Ye Mu Cheng De hanya tertawa melihat keadaan gadis itu.


Bawa dia ke dalam kamar baca. Aku tidak mau mengotorkan tempat ini, perintah Ye Mu Cheng De kepada Niu Hua Qiang. Niu Hua Qiang lalu membopong gadis itu ke atas loteng.

----------

Sabtu, 24 Oktober 2022 Pukul 20.20.

Malam itu awan hitam bergumpal-gumpal memenuhi langit.

Liu Wen Chun didudukkan di atas kursi dalam keadaan pingsan.


Ye Mu Cheng De lalu menyiram wajah Liu Wen Chun dengan segelas air untuk menyadarkan gadis itu dari pingsannya.


Nona Liu, kenapa kau menyelidiki aku? tanya Ye Mu Cheng De sambil menaruh sehelai kain putih di atas meja.


Kau mau apa? tanya Liu Wen Chun ketakutan.

Kau tidak mau mengatakannya? tanya Ye Mu Cheng De.

Aku…,kata Liu Wen Chun ragu-ragu.

Kesabaranku ada batasnya, kata Ye Mu Cheng De.


Kau tidak boleh membunuh aku. Aku adalah putrimu, kata Liu Wen Chun tiba-tiba.

Wajah Ye Mu Cheng De langsung berubah serius.


Aku…aku adalah Ye Mu Zhi Chun! kata Liu Wen Chun lagi.

Lalu…apakah ibumu pernah memberitahumu bahwa dia adalah sebuah noda di dalam hidupku? tanya Ye Mu Cheng De.


Sehabis mengucapkan perkataan ini, Ye Mu Cheng De langsung membekap wajah gadis itu dengan saputangan putih yang ia taruh di atas meja.


Liu Wen Chun meronta-ronta dan secara tidak disengaja guncangan tubuhnya membuat vas bunga mahal yang ada di atas meja terjatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping.


Bunyi vas bunga pecah inilah yang didengar oleh Ye Mu Zhi Qiu pada pukul 20.21 malam. Tapi karena perhatiannya teralihkan oleh acara musik yang sedang ditontonnya, Zhi Qiu tidak memperhatikan hal ini lebih lanjut.


Apa yang berhasil kau temukan? tanya Ye Mu Cheng De kepada Niu Hua Qiang.

Niu Hua Qing lalu melaporkan hasil penyelidikannya terhadap Liu Wen Chun.


Dia dibawa ke panti asuhan pada usia 14 tahun. Orang tua asuhnya tewas di dalam sebuah kecelakaan mobil. Setelah lulus dari perguruan tinggi, ia tinggal di kampus. Kemudian ia ditipu oleh seorang guru di sana. Guru itu ternyata sudah berkeluarga. Jadi ia….


Sepertinya ia memang seorang gadis yang bernasib malang. Sayang sekali….! kata Ye Mu Cheng De.

Kau bereskan dia! perintah Ye Mu Cheng De kepada Niu Hua Qiang.


Niu Hua Qiang lalu menyeret Liu Wen Chun dari atas loteng. Tapi pria ini kelelahan. Saat ia menyenderkan tubuh Liu Wen Chun di tembok, ia tidak tahu bahwa gadis itu sudah tersadar dari pingsannya.


Peristiwa ini terlihat oleh Ye Mu Zhi Dong di bawah loteng. Liu Wen Chun yang melihat Zhi Dong, lalu memberi kode kepada Zhi Dong agar pemuda ini menolongnya. Tapi sebaliknya Zhi Dong malah mengkhianatinya dengan memberitahu Niu Hua Qiang bahwa gadis itu sudah sadar.


Niu Hua Qiang lalu membekap mulut Liu Wen Chun dan menyeretnya turun dari loteng. Liu Wen Chun meronta-ronta dan tanpa disengaja tubuhnya telah menyenggol vas bunga yang ada di pojok tembok hingga pecah.


Bunyi vas bunga pecah inilah yang didengar oleh Ye Mu Zhi Qiu di dalam kamarnya pada pukul 20.53 malam.


Zhi Qiu lalu keluar dari kamarnya dan secara kebetulan ia menemukan kalung Liu Wen Chun yang terjatuh di dekat pecahan vas bunga di tangga.


Kalung ini adalah….hadiah dari seseorang yang amat penting! Zhi Qiu teringat kata-kata yang pernah diucapkan oleh Liu Wen Chun dulu.


Liu Wen Chun ternyata dimasukkan ke dalam gudang, yaitu tempat di mana Ye Mu Cheng De pernah mengurung Xu Bai Qing tempo hari.


Tapi Liu Wen Chun masih sempat menyembunyikan HP-nya di kolong lemari di dalam gudang itu, sebelum ajal menjemputnya.

Episode 27:

Xu Bai Qing membawa Zhi Xia, Zhi Qiu dan Zhi Dong ke kamar rahasia itu.

Kamar ini sungguh mengenaskan, kata Zhi Qiu begitu masuk ke dalam kamar.


Kamar ini kosong tidak ada apa-apanya, kata Zhi Qiu lagi.


Zhi Qiu mengambil beberapa keeping DVD yang ada di atas meja dan berkata,

Apa ini?


Zhi Qiu dan Zhi Dong langsung duduk di atas sofa mengamati DVD-DVD itu, sedangkan Zhi Xia berjalan-jalan mengamati seisi kamar itu.


Tiba-tiba perhatian Zhi Xia terpaku pada sebuah lukisan yang dipajang di atas dinding kamar itu. Itu adalah lukisan dari seorang wanita yang tentu saja adalah salah seorang isteri dari Ye Mu Cheng De.

Zhi Xia, ingat baik-baik wanita yang memuakkan ini! Zhi Xia teringat pada ucapan ibunya dulu.


Dia bernama Liu An Ran, kata ibunya.

Tiba-tiba terdengar suara Zhi Qiu berseru,


Sun Xiao Wu?


Sun Xiao Wu?
kata Zhi Dong. Zhi Qiu melirik Zhi Xia, karena Sun Xiao Wu adalah ibunya Zhi Xia.


Kak, bukankah ini adalah ibumu? Zhi Qiu menoleh pada Zhi Xia.

Yang lainnya itu apa? tanya Zhi Xia sambil duduk di atas lengan sofa.


Zhi Qiu lalu menyebutkan satu persatu judul dari DVD-DVD itu.


Dai Meng…si perempuan gila itu, Meng Bai Lu…ibu? Zhi Qiu dan Zhi Dong saling memandang satu sama lain. Meng Bai Lu itu adalah ibu kandung dari Zhi Qiu dan Zhi Dong.


Apakah kita perlu melihat apa isi dari DVD-DVD ini? tanya Zhi Qiu kepada Zhi Xia.


Coba lihat dulu yang Sun Xiao Wu itu, jawab Zhi Xia.


Zhi Qiu lalu memasang DVD tentang Sun Xiao Wu ke dalam DVD player yang ada di atas meja itu.


Terlihat di dalam DVD itu Sun Xiao Wu yang kedua tangannya dalam keadaan terikat sedang memohon-mohon pada Ye Mu Cheng De,


Lepaskanlah aku. Tidak seharusnya aku memukuli Liu An Ran. Zhi Xia masih kecil. Dia baru 6 tahun. Dia tidak boleh kehilangan ibunya. Kumohon padamu…!


Besok semua orang akan menemukan bahwa kau tewas di dalam kecelakaan mobil…!
kata Ye Mu Cheng De.


Hua Qiang, kau abadikan semua momen yang patut dikenang ini baik-baik! perintah Ye Mu Cheng De kepada pengurus rumah tangganya itu.


Zhi Qiu menoleh pada Zhi Xia dan dilihatnya mata kakaknya ini berkaca-kaca.


Kemudian tampak Ye Mu Cheng De menghampiri Sun Xiao Wu dan membekap mulutnya dengan sehelai saputangan berwarna putih. Sedangkan Sun Xiao Wu meronta dan menjerit-jerit,


Jangan…jangan…!


Tapi Ye Mu Cheng De tidak menghiraukan jeritan isterinya ini. Pria yang kejam ini membunuh isterinya di tempat itu dengan disaksikan oleh Niu Hua Qiang yang disuruh merekam peristiwa ini.


Ketiga orang anak-anak Ye Mu Cheng De menyaksikan perbuatan ayah mereka yang kejam bersama Xu Bai Qing di dalam kamar itu.


Air mata Zhi Xia menetes melihat adegan Ye Mu Cheng De membunuh ibunya itu. Ia mencengkram lengannya dengan kencang untuk menahan sekuatnya perasaannya yang sedang terguncang.


Sudah cukup! seru Zhi Xia sambil memejamkan matanya. Bai Qing merangkul pundak Zhi Xia untuk menenangkan gadis itu.


Suasana di dalam kamar itu menjadi mencekam dan hati semua orang begitu terperanjat dan terguncang.

Episode 28:

Zhi Xia teringat saat ia berusia 6 tahun, ia pernah melihat ayahnya bertingkah aneh. Ayahnya duduk di atas sofa sambil memegangi foto ibunya sambil menangis. Tapi setelah itu ayahnya tertawa-tawa sendirian seperti orang yang tidak waras ketika menyaksikan video di dalam laptop-nya.


Sekarang ia baru tahu, bahwa pada saat itu ayahnya baru saja membunuh ibunya. Ayahnya tampak seperti menyesali perbuatannya, tapi setelah itu tampak senang melihat ibunya sudah mati.


Yang punya ibu mau dilihat atau tidak? tanya Zhi Qiu kepada Zhi Dong.


Lihat, jawab Zhi Dong.


Zhi Qiu lalu memasang DVD berlabel nama ibunya di dalam DVD player. Akan tetapi DVD itu kosong tidak ada filmnya.


Semua orang bilang ibu hilang. Mungkin ayah tidak membunuhnya, kata Zhi Qiu.


Hmm..! Zhi Dong mengangguk setuju.


Tiba-tiba ucapan Xu Bai Qing mengejutkan semua orang,


Mungkin dia ada di dalam sana, katanya sambil menunjuk sebuah pintu di dalam kamar itu.


Zhi Qiu lalu membuka pintu kamar itu dan tampaklah sesuatu di dalamnya. Sebuah tengkorak manusia yang sudah diawetkan.


Ini bukan ibuku, seru Zhi Qiu.


Zhi Qiu teringat peristiwa saat ia masih kecil dulu…


Ibu, jangan bergerak. Aku akan memotret engkau dan adik, kata Zhi Qiu kepada ibunya waktu itu.


Terong…


Ia mengenali gelang yang dipakai oleh ibunya pada saat itu. Gelang itu sekarang ada di pergelangan tangan dari tengkorak itu.


Ini bukan ibuku…! Pasti bukan! lalu meledaklah tangis Zhi Qiu. Kemudian ia berlari meninggalkan kamar itu.


Zhi Dong selangkah demi selangkah mendekati kamar itu.


Ternyata aku juga memiliki seorang ibu, kata Zhi Dong.


Nak…! Zhi Dong lalu memutar badannya. Tampak Ye Mu Cheng De berdiri di belakangnya.


Kau harus melanjutkan keluarga Ye Mu ini. Jadilah seorang pria yang paling unggul, kata Ye Mu Cheng De.


Ternyata ini hanya bayangan di dalam kepala Ye Mu Zhi Dong saja.


Keluarga Ye Mu…? Bah cuma sebuah lelucon belaka! Kata Zhi Dong sambil meninggalkan kamar itu.
 

Episode 29:

Ibu, akhirnya semua ini sudah berakhir, kata Xu Bai Qing sambil menangis.


Zhi Xia dan Bai Qing lalu saling berpelukan dengan hati terharu.




Bai Qing teringat pengalamannya selama menjadi isteri Ye Mu Cheng De.


Tangisnya semakin meledak saat ia teringat ketika Zhi Xia mengobati luka cambukan di punggungnya itu dan saat Zhi Xia mengantarkan makanan sewaktu ia dikurung di gudang. Ia juga terbayang saat-saat ketika ia merawat ibunya yang sedang sakit.



Akhirnya sekarang aku bisa mengirimkan penjahat itu ke neraka, kata Bai Qing di dalam hati.

----------

Malam itu awan gelap masih menutupi angkasa.


Ye Mu Cheng De sudah terbangun di atas ranjang. Luka-luka di tubuhnya sudah diobati dan dibalut.



Ia membuka matanya dan di depan pintu kamarnya yang terbuka itu sudah berdiri ketiga orang anaknya.

Kau sudah bangun, Ye Mu Cheng De! kata Zhi Xia membuka percakapan.


Zhi Xia mengeluarkan kepingan-kepingan DVD itu dan menunjukkannya di depan Ye Mu Cheng De.


Aku akan menyerahkan benda-benda ini ke tangan polisi! kata Zhi Xia.


Ye Mu Cheng De sangat terkejut melihat DVD-DVD itu ada di tangan Zhi Xia.

Kalian dengarlah penjelasanku, pintanya gugup.

Lebih baik kau jangan banyak bicara soal peristiwa di dalam beberapa hari ini, kalau tidak jangan berharap ada yang mau menguburmu! kata Zhi Xia tegas.


Bagaimana kau bisa sekejam ini? seru Ye Mu Cheng De kaget.





Kau yang menurunkannya kepadaku! jawab Zhi Xia dengan ringan.


Sehabis berkata, Zhi Xia lalu keluar dari kamar itu meninggalkan Ye Mu Cheng De yang masih duduk bengong di atas ranjang.

Sekarang giliran Zhi Dong yang masuk ke dalam kamar ayahnya. Zhi Dong membawa cemeti ayahnya dan menepuk-nepuk benda itu di tangannya.



Anakku yang penurut…! seru Ye Mu Cheng De begitu melihat Zhi Dong.


Aku juga ingin menjadi anakmu. Tapi melihat keluarga Ye Mu ini sudah mau hancur, kayaknya juga tidak ada lagi yang bisa diwarisi, kata Zhi Dong.


Lebih baik…aku memakai marga ibu saja. Kakek dan nenek tentu akan sangat gembira. Kayaknya mereka juga tidak bakal mengizinkan aku mengantar jenasahmu, lanjut Zhi Dong.


Sehabis berkata, Zhi Dong juga langsung keluar dari kamar itu membuat hati Ye Mu Cheng De semakin bingung.


Dong Dong….Dong Dong! seru Ye Mu Cheng De memanggil-manggil putranya.


Akhirnya cuma tinggal aku seorang yang ada di sisimu, kata Ye Mu Zhi Qiu sambil melangkah masuk ke kamar itu.


Zhi Qiu…! seru Ye Mu Cheng De dengan penuh harapan.

Tapi…tampaknya kau juga tidak pernah berencana untuk mewariskan apa-apa kepadaku! seru Zhi Qiu sambil melemparkan surat wasiat Ye Mu Cheng De itu ke atas ranjang.


Rupanya hari itu Zhi Qiu lah yang mencuri surat wasiat itu dari kamar ayahnya. Diam-diam ia membaca surat wasiat itu dan mendapat kenyataan ayahnya tidak mewariskan apa-apa kepada dirinya. Hal ini membuat dirinya sangat sakit hati dan kecewa.


Semua ini bisa kok diubah kembali. Ayah mengaku bersalah, kata Ye Mu Cheng De buru-buru.


Oh ya, aku lupa memberitahumu. Akulah yang memberikan petunjuk kepada Tuan Lian sehingga ia bisa menemukan Guru Liu! kata Zhi Qiu.

Mengapa…? tanya Ye Mu Cheng De dengan panik.

Mengapa? Zhi Qiu mengulangi pertanyaan ayahnya sambil tersenyum mengejek.

Episode 30:

Surat wasiatmu ini sama sekali tidak memberikan sepeser pun pada diriku! protes Zhi Qiu dengan lantang.

Itu sebabnya Zhi Qiu sakit hati dan ia melampiaskan kemarahannya kepada Zhi Dong. Hari itu ia mendatangi kamar Zhi Dong dan melemparinya dengan buku-buku di atas meja, sehingga Zhi Dong jatuh pingsan.


Itu juga sebabnya Zhi Qiu memberitahukan kepada Lian Shi Qing fakta tentang Liu Wen Chun pada malam itu.


Mengapa? tanya Ye Mu Cheng De penasaran.

Zhi Qiu teringat Lian Shi Qing juga pernah bertanya padanya mengapa ia memberitahukan hal ini kepadanya.


Ada kalanya aku berpikir, apa karena sudah terlalu banyak yang kau miliki sehingga aku terluput dari penglihatanmu? kata Zhi Qiu.


Ye Mu Cheng De tertunduk diam tidak bisa menjawab. Zhi Qiu lalu melanjutkan lagi ucapannya,


Kemudian aku berpikir, biar saja kau kehilangan semuanya sehingga saat di sisimu tinggal aku seorang, maka kau akan seperti dulu lagi, menemaniku, meninabobokan aku….


Melihat wajah ayahnya yang memelas itu, Zhi Qiu tersenyum puas.


Dahulu saat Zhi Qiu masih bocah, saat mau tidur ia sering merajuk di depan ayahnya.


Ayah…ayah…kau jangan pergi. Zhi Qiu takut….! Zhi Qiu kecil menarik-narik tangan ayahnya.


Kau ini sungguh menjengkelkan. Sekarang aku mau menengok adikmu, kata Ye Mu Cheng De.


Aku tidak mau tahu. Aku mau ayah menemaniku tidur! rajuk Zhi Qiu lagi.


Akhirnya ayahnya terpaksa menuruti permintaannya. Ye Mu Cheng De lalu menggendong putrinya ini dan Zhi Qiu pun tertawa senang.


Ayah bersalah padamu, kata Ye Mu Cheng De dengan menyesal.


Lekas kau bilang sama kakakmu, suruh dia jangan menyerahkan bukti itu kepada polisi. Bisa tidak? perintah Ye Mu Cheng De.


Tidak bisa! jawab Zhi Qiu dengan tegas.


Wajah Ye Mu Cheng De langsung berubah dengan hebat. Zhi Qiu lalu bangkit berdiri dan berkata,


Karena aku sudah berubah pikiran. Sekarang aku menemukan bahwa mainan yang tidak diperebutkan lagi sudah tidak menarik lagi bagiku!


Selamat tinggal, ayah penjahat!
kata Zhi Qiu sambil tersenyum. Setelah itu Zhi Qiu bergegas meninggalkan kamar itu.


Ye Mu Cheng masih dalam keadaan terpukul, ketika Xu Bai Qing masuk ke dalam kamar itu.


Bai Qing membawa sehelai dokumen di dalam tangannya. Ye Mu Cheng De terhenyak melihat kedatangan isterinya ini.


Bai Qing melangkah masuk perlahan-lahan dengan wajah yang dingin.

Episode 31:

Apa yang kau inginkan? tanya Ye Mu Cheng De ketakutan.


Bai Qing melemparkan sebuah dokumen ke atas ranjang. Ternyata dokumen itu adalah sehelai sertifikat perceraian. Ye Mu Cheng De lalu mengambil sertifikat itu dan membacanya.


Jangan khawatir, aku tidak akan menuntut uang dari keluarga Ye Mu.


Sementara itu di ruangan depan Ye Mu Zhi Xia sedang berdiskusi dengan Lian Shi Qing. Pria itu sedang melepaskan ikatan tali di kedua lengannya.


Benar mirip seperti yang asli. Kalau mau kau boleh mengambilnya kembali, kata Zhi Xia sambil menyodorkan pistol pria itu.


Terima kasih, kata Lian Shi Qing. Tapi ia tidak mengambil pistol itu.


Dia melakukan pembunuhan. Dia akan diproses secara hukum. Aku harap kau bisa menutup mulut tentang peristiwa dalam beberapa hari ini. Ini kukembalikan kepadamu, kata Zhi Xia sambil menyodorkan secarik kertas putih kepada Lian Shi Qing.


Lian Shi Qing mengambil kertas tersebut. Ternyata kertas itu adalah surat pernyataan yang telah ditandatangani oleh Ye Mu Cheng De itu.



Surat Pernyataan. Liu Wen Chun adalah putri kandungku. Ia memiliki hak yang sama seperti anak-anakku yang lain. Demikian isi dari Surat Pernyataan itu.


Lian Shi Qing menyelipkan sebatang rokok di bibirnya, lalu ia merogoh celananya untuk mencari korek api, tapi ia tidak menemukannya.


Zhi Xia lalu mengeluarkan pemantik dari dalam kantong bajunya dan memberikannya kepada pria itu.


Ternyata Lian Shi Qing malah membakar surat pernyataan tersebut di depan Zhi Xia.


Sementara api sedang membakar kertas itu, Lian Shi Qing teringat kembali pada Liu Wen Chun saat mereka berjumpa kembali di sebuah jalan secara kebetulan.


Xiao Chun? sapa Lian Shi Qing ragu-ragu.


Kau…? tampak Liu Wen Chun juga ragu-ragu.


Aku…Lian Shi Qing ! jawab pria itu dengan gembira.


Sejak itu mereka pun menjadi sepasang kekasih.


Gaun baruku…cantik tidak? tanya Liu Wen Chun kepada Lian Shi Qing.


Cantik, jawab Lian Shi Qing.


Liu Wen Chun lalu menceritakan kepada Lian Shi Qing tentang pengalamannya yang telah bertemu dengan keluarga Ye Mu.


Hari ini aku telah melihat mereka. Dibandingkan dengan mereka, kehidupanku benar-benar kayak tikus saja. Seperti apa ya rasanya menjadi anak keluarga Ye Mu? Aku ingin sekali tahu, kata Liu Wen Chun di dalam pelukan Lian Shi Qing.


Oleh karena itulah, Lian Shi Qing bertekad membantu kekasihnya untuk mewujudkan impiannya itu.


Tapi tampaknya sekarang Liu Wen Chun sudah menyesali perbuatannya.


Maafkanlah aku…! Ternyata aku keliru. Tidak seharusnya aku kembali ke tempat ini. Aku sungguh-sungguh merindukanmu Demikian bayangan Liu Wen Chun membisikkan kata-kata ini di depan kekasihnya.


Aku juga sangat merindukanmu, bisik Lian Shi Qing juga di dalam hati.


Lian Shi Qing lalu membuang kertas yang sedang menyala itu di atas asbak. Kemudian ia membuang rokoknya dan berkata kepada Zhi Xia,


 
Aku ingin menemuinya. Ada yang ingin kukatakan kepadanya.



Zhi Xia menatap Lian Shi Qing dengan tajam, lalu berkata,


Tapi sebentar lagi polisi akan tiba!

 

Aku tahu, kata pria itu.


Pergilah, kata Zhi Xia setelah berpikir sejenak.


Terima kasih, kata Lian Shi Qing.


Bertepatan dengan itu, Xu Bai Qing baru saja keluar dari kamar Ye Mu Cheng De sambil menenteng sertifikat perceraiannya. Lian Shi Qing pun gantian masuk ke dalam kamar itu.


Kedua wanita ini lalu saling memandang. Tampaknya mereka sudah mencapai kesepakatan tanpa harus berunding lagi.


Zhi Xia lalu menggandeng tangan Bai Qing keluar dari rumah keluarga Ye Mu.



Ternyata di depan pagar, Ye Mu Zhi Qiu dan Ye Mu Zhi Dong sudah menantikan mereka di situ.


Kak, kita masih bisa bertemu lagi, kan? tanya Zhi Qiu kepada Zhi Xia.


Tentu, jawab Zhi Xia sambil tersenyum.


Zhi Qiu dan Zhi Dong tersenyum mendengar jawaban Zhi Xia ini. Zhi Dong lalu menoleh pada Zhi Qiu dan bertanya,


Kita pergi ke rumah kakek, kan?


Ayo! Jawab Zhi Qiu dengan spontan.


Setelah melemparkan senyum perpisahan kepada Zhi Xia, kedua orang kakak beradik itu pun meninggalkan rumah itu.


Zhi Xia lalu merangkul pundak Bai Qing dan memandang wajah wanita itu. Kedua orang wanita itu lalu saling memandang dengan mesra. Tentu saja hati mereka juga diliputi dengan harapan yang baru.


Tiba-tiba terdengar sebuah jeritan dari dalam rumah keluarga Ye Mu. Secara reflek Zhi Xia dan Bai Qing lalu menoleh ke belakang. 

Episode 32:

Zhi Xia menahan Bai Qing agar tidak menoleh ke belakang seakan ingin mengingatkannya kembali tentang pengalaman buruk yang dialami oleh Bai Qing.


Jangan menoleh ke belakang lagi, kata Zhi Xia.

Setelah itu Zhi Xia menoleh ke arah sumber suara itu berasal.


Ternyata suara jeritan itu datangnya dari kamar Ye Mu Cheng De. Lian Shi Qing berhasil membalaskan dendam kekasihnya dengan menikam Ye Mu Cheng De dengan sebilah pisau sampai tewas.


Pria itu menatap tubuh Ye Mu Cheng De di atas lantai. Pisau di tangannya terjatuh. Ia menarik napas lega sambil berusaha menenangkan dirinya.


Ia lalu menengok ke arah jendela dan ia seperti melihat bayangan Liu Wen Chun di sana. Gadis itu memandang kekasihnya dengan tersenyum. Seakan ingin mengatakan bahwa dirinya sudah merasa puas, karena dendamnya sudah terbalaskan.


Kemudian dari kejauhan terdengar sirene mobil polisi yang datang ke rumah keluarga Ye Mu untuk menyelesaikan kasus pembunuhan di dalam keluarga tersebut.

Zhi Xia menoleh kembali kepada Xu Bai Qing yang sedang menatapnya dengan wajah gembira.

Aku malah belum mengucapkan terima kasih padamu, kata Bai Qing.

Tidak usah, jawab Zhi Xia.


Mereka teringat kembali peristiwa di dalam kamar Ye Mu Cheng De itu.


Saat itu Bai Qing sudah mengangkat gunting itu dan bersiap akan menusukkannya kepada Ye Mu Cheng De.


196308 ! kata Ye Mu Cheng De dengan cepat.

Ternyata kau juga takut mati! Kata Bai Qing.


Kau kira aku akan membunuhmu? Aku justru ingin melihat dirimu berakhir dengan mengerikan, lebih sengsara daripada mati! Kata Bai Qing lagi.


Xu Bai Qing, kenapa kau melakukan ini terhadap diriku? tanya Ye Mu Cheng De.


Aku sudah memberikan kemewahan dan kemuliaan kepada dirimu. Aku juga sudah melepaskan beban yang dipikul oleh ibumu. Beban ibumu itu….


Ternyata kau ini sudah tidak bisa disembuhkan lagi, kata Bai Qing sambil mengangkat guntingnya lagi.


Bunuh dia….bunuh dia….! suara hati Xu Bai Qing terus menyerukan kata-kata ini.


Di saat yang paling kritis bagi keselamatan Ye Mu Cheng De itu, tiba-tiba Zhi Xia masuk ke dalam kamar dan memeluk Xu Bai Qing dari belakang, sehingga wanita itu tidak bisa meneruskan lagi niatnya.


Tenangkanlah dirimu…! Zhi Qiu sebentar lagi akan datang, kata Zhi Xia sambil merebut gunting tersebut dari tangan Bai Qing.


Bai Qing lalu membalikkan badannya dan sekarang kedua orang wanita ini saling berhadapan.

Cepat ganti pakaianmu! Kata Zhi Xia lagi. Kemudian ia memegang pipi Bai Qing sambil berkata,

Langit pasti akan cerah kembali !

Bai Qing lalu meninggalkan kamar itu. Zhi Xia lalu menaruh gunting itu ke dalam tangan Lian Shi Qing yang masih pingsan di atas lantai.


Dan ternyata ucapan Zhi Xia ini sudah menjadi kenyataan.

Karena sekarang hujan badai sudah berhenti dan langit sudah kembali cerah. Awan putih pun sudah muncul di atas langit.


Setelah ini kita mau ke mana? tanya Bai Qing.

Kau mau ke mana, aku tinggal ikut saja, jawab Zhi Xia.

Senyum manis langsung tersungging di wajah Bai Qing, semanis rasa bahagia di dalam hatinya.

 

T A M A T

 

Sampai Pertengahan Bulan Maret 2023, Ye Mu 2 Sudah Meraih 460 Juta View Penonton !

Ye Mu 2 baru saja selesai tayang pada pertengahan bulan Maret 2023 ini dan sudah meraih 460 juta view selama penayangannya.


Sampai sekarang drama ini masih terus ditonton, jadi sepertinya angka ini masih bisa bertambah.

Selamat buat tim produksi Legenda Awan 云起传说, dramanya kembali meraih sukses gemilang.


Walaupun penayangannya sudah berakhir, tapi rasanya hati para penonton masih melekat pada jalan ceritanya dan ada rasa tidak rela bahwa drama ini sudah berakhir.

Yuk, mari kita nantikan lagi drama-drama mereka yang menarik berikutnya!

 

*********


Review : ****

Parameter Review:

*****     : Hebat

****       : Bagus

***         : Menarik

**           : Biasa-biasa saja

*             : Jelek

 

No comments:

Post a Comment