Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, July 20, 2022

Pernak Pernik Jepang Tak Boleh Dipakai Di Dalam Drama China

Sebenarnya kekhawatiran China itu terlalu berlebihan tentang produk-produk drama mereka yang katanya ada berbau-bau Jepang.

Padahal sebenarnya Jepang-lah yang lebih banyak meniru China. Jadi sebenarnya tak usah takut.

Kalau ditelusuri dari jejak sejarah, sebenarnya pernak-pernik Jepang itu juga semuanya berasal atau bersumber dari China.

Bukti yang paling jelas dan nyata di zaman sekarang tentang soal ini adalah huruf kanji Jepang. Huruf kanji Jepang itu masih banyak yang mengambil aksara China. Dulu Korea di zaman kuno juga aksaranya memakai aksara China, sebelum aksara asli Korea lahir.

Belum lagi seni budaya China juga masih banyak ditiru di Jepang dan di Korea. Maklumlah sejarah dan seni budaya China adalah yang paling lama dan paling kaya di seluruh dunia.


Jadi seharusnya orang China bangga, bahwa sampai kini seni budaya, bahasa dan adat istiadatnya masih ditiru di negara-negara lain di Asia.

Kalau bicara soal ras, Jepang dan Korea juga satu ras dan satu rumpun dengan bangsa China, yaitu sama-sama ras Mongoloid, ras dengan ciri khas berkulit kuning langsat.

Jadi kalau soal tiru-meniru dan comot-mencomot itu sebenarnya bukanlah sesuatu hal yang  aneh dan tabu. Selagi tetap satu rumpun, satu ras, adanya kesamaan di dalam hal seni budaya rasanya sesuatu yang wajar-wajar aja.

Jadi rasanya tak perlu dibesar-besarkan sampai dikait-kaitkan segala ke dalam isu nasionalisme.

Apalagi seni budaya yang berkaitan dengan industri perfilman dan televisi, yah tidak akan terhindarkanlah jika para seniman di Asia mencomot seni budaya yang ada di negara-negara tetangganya di Asia dan menggunakannya di dalam produk-produk film dan televisi mereka.

Yang lebih tepatnya adalah seni budaya negeri sendiri yang dipadu-padankan dengan produk seni budaya dari negara tetangga.

Kenapa tidak? Kan cuma dipadu-padankan, bukannya dicomot mentah-mentah secara keseluruhan.

Jadi sebenarnya terlalu jauh jika yang cuma dipadu-padankan ini sampai dibilang tidak nasionalis.

Sudah begitu kita tahu ya, bahwa sekarang drama China produksi beberapa tahun belakangan ini sudah sangat miskin dalam tema dan plot cerita yang kebanyakan diulang-ulang aja.

Sudah miskin plot cerita, sekarang ada pembatasan baru lagi soal pernak-pernik Jepang yang tidak boleh dipadu-padankan di dalam drama China.

Bukannya hal ini akan membuat para pembuat drama China semakin tertekan saja?

Terus solusinya apa jika lebih banyak drama China yang gak bisa tayang sekarang?

S-Mov terpikir akan 3 hal ini, yaitu:

1. Lebih banyak menonton drama modern.

2. Lebih banyak menonton drama lama atau bahkan drama jadul.

3. Mulai beralih dengan menonton short length series atau drama-drama pendek yang sekarang semakin banyak jumlahnya.

Kalau S-Mov disuruh memilih, S-Mov akan memilih yang nomor 3.

Karena selain nontonnya cepat selesai juga tak menyita banyak waktu. Sesibuk-sibuknya orang juga masih ada waktu untuk menonton, karena pendek durasinya.

Ada di sini yang meniru S-Mov?

 

Sumber Foto: https://sogou.com

 

********





No comments:

Post a Comment