Membaca novel
misteri cerita detektif pembunuhan itu memang paling mengasyikkan. Para pembaca
seakan dibawa menelusuri jejak si pembunuh dari awal hingga akhir misteri itu
terungkap. Keasyikannya terletak pada proses penyelidikan atas fakta-fakta dan
bukti-bukti yang ada dan yang berhasil dikumpulkan baik lewat hasil interogasi
maupun penyelidikan sampai pada proses perangkaian dari semua fakta dan bukti yang
ada menjadi sebuah kesimpulan akhir yang logis hingga kasus tersebut terungkap.
Untuk hal seperti
ini, penulis cerita detektif misteri, Agatha Christie adalah jagonya. Silahkan
baca karya-karya dari Novelis asal Inggris ini, kalian akan tahu sendiri
bagaimana Beliau ini bisa sampai
digelari sebagai Master Cerita Misteri Paling Populer Saat Ini. Semua Novel
karya Beliau memiliki satu kesamaan, yaitu kita tidak pernah bisa menduga siapa
pelakunya hingga halaman terakhir, karena Agatha Christie selalu menyimpan
fakta-fakta penting yang tidak pernah Beliau ungkap sebelum novelnya habis
dibaca. Selain pelakunya adalah orang yang tidak kita sangka-sangka, kelebihan
lainnya dari Agatha Christie adalah, banyak twist yang melatarbelakangi motif
dari sebuah pembunuhan yang tidak pernah bisa kita duga.
S-Mov adalah
penggemar cerita-cerita Agatha Christie dan sudah membaca semua novel karya Beliau
yang jumlahnya sekitar 80 judul yang mana sudah diterjemahkan semua ke dalam
Bahasa Indonesia. Makanya, S-Mov senang sekali sekarang sineas Hollywood mulai
suka mengadaptasi cerita Agatha Christie ke layar perak dan mulai ada yang intens
membuat film cerita tentang misteri pembunuhan untuk layar bioskop. Walaupun
tidak semua penonton menyukai genre ini, tapi film seperti ini mempunyai
fanbase yang cukup banyak dan signifikan. Dan tak tertutup kemungkinan, jika
orang-orang akan berbalik menyukai film seperti ini kalau sudah pernah menontonnya
sekali.
Saat novel Murder
On The Orient Express karya Agatha Christie diadaptasi ke layar perak tempo
hari, terus terang ada beberapa hal yang kurang sesuai dengan ekspektasi dalam
hal kepribadian dari tokoh Detektifnya, yaitu Hercule Poirot. Bisa disebut di
sini, antara lain warna rambut Beliau yang pirang, bentuk kumis Beliau yang
terlalu panjang dan lebay, Poirot yang terlalu gesit berlari ke sana-sini, yang
suka cekakak-cekikik membaca buku cerita, yang terlalu melankolis mengenang
foto dari mantan, yang kesemuanya ini tidak ada sebenarnya di dalam cerita
aslinya.
Karakter dan
penampilan Poirot ini telah diubah sedemikian rupa sehingga tidak sesuai lagi
dengan tokoh di novel aslinya. Hal ini terasa mengganggu. Poirot yang S-Mov
kenal adalah sebuah pribadi yang amat resik, menyukai kebersihan dan kerapian, berpenampilan necis dan rapi,
berkumis tebal yang aneh tapi tidak lebay, berjalan menggunakan tongkat,
berambut hitam tipis disemir mengkilap, tidak banyak bergerak dan tidak
berpistol, Poirot tidak menikah, tidak punya keluarga, anak maupun kekasih
(apalagi mantan), tidak melankolis, bersikap serius, sopan dan tidak sering
tertawa, lebih banyak menghabiskan waktu dan aktivitasnya dengan berpikir, beranalisa,
menginterogasi dan berbicara dengan saksi, melacak jejak dan fakta-fakta
tersembunyi yang biasanya terluput oleh pihak polisi sendirian. Sedangkan untuk
aktivitas penyelidikan yang memerlukan aksi-aksi fisik, Ia lebih suka
memanfaatkan temannya, Kapten Hastings atau Polisi untuk melacak dan mencari bukti-bukti baginya.
Kecewa memang,
karena tokoh utama itu roh dari sebuah cerita, jadi semestinya dibuat sesuai
dengan aslinya, jangan diubah-ubah seenaknya. Walau kecewa, senang juga bahwa
genre seperti ini sudah mulai dilirik oleh sineas Hollywood untuk dibuatkan
filmnya. Yah, Overall lumayan lah daripada tidak ada sama sekali.
Okay, kita kembali
lagi tentang kisah Knives Out. Tadi S-Mov hanya ingin memberi gambaran saja,
bahwa bagus tidaknya sebuah film misteri pembunuhan itu terletak pada, seberapa
mudah kita dapat menebak siapa pelaku atau pembunuhnya. Semakin tidak tertebak
atau terduga adalah semakin baik, menandakan film ini sudah berhasil. Kalau
gambang tertebak, berarti filmnya jelek.
Kisah di film Knives
Out itu sendiri cukup sederhana, sama sederhana dengan cerita di novel-novel
Agatha Christie.
Seorang Novelis
Miliuner Pengarang cerita Detektif
misteri berusia 85 tahun yang bernama Harlan Thrombey kedapatan tewas dengan
leher tergorok di kamar tidurnya pada malam pesta reuni keluarga besar di
rumahnya sendiri.
Seorang Detektif Swasta
terkenal yang sering dimintai bantuan sebagai Konsultan Kriminalitas di
Kepolisian lokal, Benoit Blance dimintai tolong untuk menyelidiki kasus ini
oleh seseorang yang tak dikenal, apakah kasus ini kasus bunuh diri atau
pembunuhan. Benoit dikirimi sepucuk amplop berisi sejumlah uang sebagai imbalan
atas jasanya.
Karena tidak ada
orang luar yang terlibat, tentu saja semua anggota keluarga jutawan tersebut
menjadi tersangka semua. Apalagi mereka memiliki motif dan kesempatan untuk
menjadi pelakunya. Ada yang mempunyai rahasia pribadi, ada yang sedang
kesulitan finansial, ada yang sedang bermasalah dengan bisnis dan ada yang
mengharapkan warisan. Satu kesamaan dari mereka, yaitu semuanya serakah dan
kemaruk akan harta. Dengan kematian sang Jutawan, siapa yang akan mewarisi
harta milik Beliau? Itulah yang hendak diselidiki oleh Sang Detektif.
Sepintas kelihatannya
mudah, karena tidak ada orang luar yang terlibat. Tapi ternyata tidak
segampang itu permasalahannya, karena tak lama setelah itu berjatuhan lagi
seorang korban berikutnya.
Maka mampukah
seorang Rian Johnson (Sang Sutradara) meramu dan menyajikan sebuah film drama
misteri pembunuhan yang pelakunya tidak gampang ditebak?
Untuk memperoleh
jawabannya, Anda harus menyaksikan filmnya dan coba Anda bandingkan dengan
karya dari Agatha Christie !
Knives Out
disutradarai dan ditulis skenario dan ceritanya oleh Rian Johnson. Bukan itu
saja, Johnson juga ikut memproduseri film ini.
Rian Johnson belum
membuat banyak film, akan tetapi film-film karyanya sanggup mencuri perhatian
karena unik. Karya-karyanya selalu mendapat apresiasi dari insan perfilman.
Semenjak filmnya Looper mendapat review bagus dan sukses di peredaran,
karirnya sebagai Sutradara langsung bersinar. Terbukti setelah itu Beliau
direkrut menjadi Sutradara film Star Wars: The Last Jedi.
Knives Out
merupakan proyek prestisius dari Johnson. Setelah Looper Beliau sudah ingin
membuat film ini. Bahkan Johnson sudah membuat pernyataan, bahwa andaikata Knives
Out sukses, Ia akan membuat film cerita misteri pembunuhan berikutnya dengan
Detektif Benoit Blance. Tentu saja dengan kasus pembunuhan yang lain. Bahkan
katanya, Ia sudah mempunyai ide baru untuk ceritanya. Boleh ditunggu...!
Baca juga Profil dari Rian Johnson di sini:
Profil Rian Johnson, Sutradara Yang Film-Filmnya Mulai Diperhitungkan
Baca juga Profil dari Rian Johnson di sini:
Profil Rian Johnson, Sutradara Yang Film-Filmnya Mulai Diperhitungkan
Selain Rian
Johnson, Ram Bergman juga bertindak sebagai Produser di bawah naungan bendera
Media Rights Capital dan T-Street (Nama Rumah Produksi milik Johnson),
sementara Lionsgate bertindak sebagai Distributor untuk film ini. Biaya
produksi menghabiskan biaya sebesar USD 40 juta. Sampai tulisan ini dibuat,
pemasukan sementara film ini sudah meraih USD 180 juta. Sukses buat Rian
Johnson.
Bukan itu saja,
film ini juga memperoleh nominasi dari ajang Golden Globe Awards 2019, untuk
kategori Film Terbaik, Aktor Terbaik untuk Daniel Craig dan Aktris Terbaik
untuk Ana De Armas.
Pengambilan gambar
film ini berlangsung dari bulan Oktober 2018 dan selesai pada bulan Desember
2018, mengambil lokasi di Boston, Massachusetts, Easton, Marlborough, Natick,
Wellesley, Maynard, Waltham dan Medfield.
Para Pemain di film
ini antara lain:
Daniel Craig
sebagai Detektif Benoit Blance. Craig dikenal lewat franchise film James Bond, Casino
Royale, Quantum Of Solace, Skyfall, Spectre dan yang coming soon No
Time To Die di tahun 2021.
Baca juga Profil Daniel Craig di sini:
Profil Daniel Craig, Aktor Pemeran James Bond Terbanyak Di Hollywood
Baca juga Profil Daniel Craig di sini:
Profil Daniel Craig, Aktor Pemeran James Bond Terbanyak Di Hollywood
Christopher Plummer
sebagai Harlan Thrombey, Novelis Miliuner yang tewas. Plummer adalah Aktor gaek
Kanada yang sudah eksis selama 6 dekade. Ia paling dikenal lewat peran Kapten
Georg Von Trapp di film musikal lawas The Sound Of Music.
Chris Evans sebagai
Hugh Ransom Drysdale, cucu Harlan anak dari Linda dan Richard yang berandalan.
Evans dikenal lewat peran Captain America di franchise Captain America dan The
Avengers dari Marvel Cinematic Universe.
Baca juga Profil Chris Evans di sini:
Profil Chris Evans, Sang Captain America Di Marvel Cinematic Universe
Ana De Armas
sebagai Marta Cabrera, Perawat Pribadi Harlan. Ana adalah Aktris Kuba yang
dikenal lewat film Knock Knock, Blade Runner 2049. Ana mendadak terkenal
setelah menjadi nominator Aktris Terbaik
Golden Globe Awards 2019 berkat film Knives Out.
Jamie Lee Curtis
sebagai Linda Drysdale, Putri Sulung Harlan. Jamie adalah Aktris dan Pengarang
Amerika yang dikenal lewat franchise film Halloween.
Don Johnson sebagai
Richard Drysdale, suami Linda. Johnson paling dikenal lewat serial Miami Vice.
Michael Shannon
sebagai Walter Walt Thrombey, anak bungsu Harlan. Michael lebih sering
bermain antagonis di film-filmnya. Film-filmnya antara lain, Take Shelter, The
Shape Of Water dan serial Boardwalk Empire.
Toni Collette
sebagai Joni Thrombey, menantu Harlan, Istri dari Neil, putra Harlan yang sudah
meninggal. Toni adalah Aktris dan Musisi dari Australia.
Katherine Langford
sebagai Megan Thrombey, cucu perempuan Harlan, putri dari Joni. Katherine
adalah Aktris film dan televisi Amerika yang dikenal lewat serial 13 Reasons
Why.
Jaeden Martell
sebagai Jacob Thrombey, cucu Harlan putra dari Walter dan Donna. Jaeden adalah
Aktor Amerika yang dikenal lewat film IT dan IT Chapter Two.
Edi Patterson
sebagai Fran, Asisten Rumah Tangga Harlan. Edi adalah Aktris film dan televisi
Amerika yang dikenal lewat serial Partners.
Riki Lindhome
sebagai Donna Thrombey, Istri dari Walter. Riki adalah Aktris, Komedian dan
Musisi Amerika yang dikenal lewat pertunjukan Garfunkel And Oates.
K. Callan sebagai
Wanetta Great Nana Thrombey, Ibu dari Harlan. Callan adalah Aktris dan
Penulis Amerika yang dikenal lewat serial Lois & Clark: The New Adventures
Of Superman.
Frank Oz sebagai
Alan Stevens, Pengacara Harlan. Frank adalah Aktor, Sutradara, Produser dan
Kreator Boneka Muppet di The Muppet Show.
Lakeith Stanfield
sebagai Letnan Detektif Elliot. Lakeith adalah Aktor film dan Rapper Amerika.
Ternyata dalam
proses pembuatan Knives Out, Rian Johnson juga banyak mengambil referensi
dari cerita Agatha Christie, antara lain Murder On The Orient Express, Death
On The Nile, The Mirror Cracked dan Evil
Under The Sun, selain referensi dari film-film lainnya seperti The Last Of
Sheila, Somethings A Foot, Murder By Death, The Private Eyes, Deathtrap, Clue dan Gosford Park.
Yang unik adalah pemilihan
judul dari film ini. Ternyata judul Knives Out itu adalah judul dari sebuah lagu
milik Radiohead di tahun 2001. Johnson adalah penggemar dari Radiohead.
Beliau merasa judul ini cocok dipakai sebagai judul dari filmnya, walaupun lagu
tersebut tidak ada hubungannya dengan cerita di film ini.
Yang unik juga dari
Rian Johnson ini adalah beliau ini sangat piawai menggambarkan karakter dari
tokoh-tokohnya hanya lewat bahasa gambar. Coba kita lihat di awal-awal film,
bagaimana Beliau memperkenalkan karakter Harlan Thrombey hanya lewat
pernak-pernik dekorasi di dalam rumah, melalui gelas minuman dan nuansa-nuansa
di dalam rumah. Cuma dari sini saja, kita sudah tahu siapa itu Harlan Thrombey
sebenarnya.
Dialog-dialog di
dalam film ini tidak terlalu banyak juga bukan dialog-dialog yang
panjang-panjang. Tidak ada kesan membosankan sama sekali dalam hal dialog. Di
menit-menit pertama, penonton sudah disajikan sebuah adegan yang menegangkan.
Alur cerita berjalan lancar dan runtun diselingi banyak adegan kilas balik.
Jadi para penonton tidak boleh kehilangan konsentrasi karena kalau tidak fokus,
bisa ketinggalan dalam mengikuti cerita.
Semua pemain
bermain baik dengan peran masing-masing. Christopher Plummer menampilkan sosok
seorang penguasa yang ditakuti. Jamie Lee Curtis Bossy dan sok kuasa. Don
Johnson doyan selingkuh. Michael Shannon haus kedudukan. Toni Collette
oportunis. Chris Evans berandalan. Jaeden Martell cuek. Katherine Langford
diam-diam ngeganja. Persamaan dari mereka semua adalah sifat serakah.
Daniel Craig
berhasil menghidupkan sebuah karakter Detektif baru bernama Benoit Blance. Agak
tak biasa melihat Craig bermain sebagai Detektif, karena imej James Bond-nya
masih melekat. Tapi segar juga melihat penampilan barunya ini. Detektif ini
memang nyentrik. Dia membiarkan sang Polisi yang menginterogasi para saksi,
sedangkan dia sendiri lebih banyak mendengarkan. Kebanyakan Detektif hebat itu
memang agak nyentrik, seperti Hercule Poirot dan Sherlock Holmes contohnya.
Tapi omong-omong, Craig menggunakan aksen apa yah saat bicara?
Yang paling
mengesankan adalah Ana De Armas. Tadinya Aktris Kuba ini bukanlah siapa-siapa
di Hollywood. S-Mov pernah menyaksikan film debut pertamanya di Hollywood,
yaitu di film Knock Knock. Di sini Ana menjadi Cewe Liar yang mengganggu dan
meneror Keanu Reeves yang sedang sendirian di rumah. Penampilannya di film itu
sangat hot dan berani. Tak Disangka, selepas film itu tak lama kemudian Ana berhasil
menyabet supporting role di film studio besar, yaitu di film Blade Runner 2049. Setelah itu Ia mendapat peran di Knives Out sebagai Pemeran Utama. Tahun depan Ia menjadi Bond Girl di Film James Bond
terbaru No Time To Die, dan sekarang Ia sudah menyabet nominator Aktris
Terbaik di ajang Golden Globe Awards lewat Knives Out ini. Fantastis bukan?
Ana De Armas Sebagai Marta Cabrera |
Ini menandakan
bahwa Ana bukan Aktris kacangan yang hanya mengandalkan wajah cantik dan
keberanian bermain esek-esek, melainkan Ia adalah Aktris berbakat yang bisa
bersinar apabila diberi kesempatan bermain di film besar dengan peran yang
menonjol. Selamat untuk Ana De Armas !
Lalu Chris Evans?
S-Mov rasa di sini ada sedikit salah kasting. Imej Evans sebagai Captain
America masih kuat melekat. Jadi rasanya Evans kurang cocok berperan sebagai
Berandal. Terlalu keren dan elegan. Mesti memilih Aktor yang rada urakan
penampilannya. Tapi mungkin Evans ingin melepaskan imejnya dengan mengambil
peran lain yang bertolak belakang dengan perannya sebagai superhero. Gak
apa-apa sih sebenarnya.
Tapi ada satu adegan
yang S-Mov merasa sebaiknya tidak perlu ditayangkan, karena adegan ini
merupakan spoiler dari cerita. Adegan apa, tidak bisa S-Mov ungkapkan di sini, kasihan
bagi yang belum menonton. Tapi bagi yang sudah menonton, pasti tahu adegan ini.
Sayang sekali
adegan ini ditayangkan juga. Akibatnya cukup mengganggu kenyamanan menonton.
Karena cerita selanjutnya menjadi mudah ditebak. Sayang memang, karena S-Mov
berharap cerita di film ini bisa dibuat sedemikian rupa seperti novel di Agatha
Christie, di mana S-Mov tidak bisa menebak apa-apa !
Tapi di film ini
masih bisa ditebak ! Itu sayangnya. Karena ada adegan tadi itu ! Kalau ditanya
apa kekurangan dari film ini, yah, itu tadi ada adegan itu. Kalau tidak, film
ini tidak akan bisa ditebak pelakunya sampai akhir film.
Sayang banget !
Situs Rotten
Tomatoes memberikan rating sebesar 97% untuk film ini, dengan review positif
untuk skenario, akting para pemain dan penyutradaraan untuk film ini. Selamat
untuk Rian Johnson !
Sebagai penggemar
cerita dan film Detektif Agatha Christie, S-Mov mengajak siapa saja untuk
menonton film ini. Siapa tahu setelah menonton, kalian akan berbalik menyukai
cerita detektif misteri. Dan bagi para penggemar setia film detektif model
Agatha Christie, ayo, jangan melewatkan film ini.
Yuk, kita tebak
ramai-ramai siapa pembunuhnya !
Note:
Sumber Foto: https://sogou.com
********
Review : ***
Parameter Review:
***** : Hebat
**** : Bagus
*** : Menarik
** : Biasa-biasa saja
* : Jelek
No comments:
Post a Comment