Di saat San Sheng Hua 三生花
dan Ye Mu 2 叶穆2
belum tayang, tim produksi Legenda Awan
云起传说 sudah start bikin
drama baru lagi yang saat tulisan ini dibuat pada bulan November 2022 tengah syuting (update: sudah tayang tgl. 01 Mei 2023).
Judul drama ini pada tahun 2022 belum confirm, tapi kalau tak salah akan berkisah seputar dewa-dewa labu yang anggotanya terdiri dari beberapa orang, ada cewe ada juga
cowo.
Kenapa disebut
dengan Dewa Labu?
Karena para
anggotanya selalu membawa labu mereka masing-masing. Jadi mereka ini ada
yang dijuluki sebagai Si Labu Api, Si Labu Air, dsb.
Kelihatannya kisah
dan plot ceritanya unik nih.
|
Seven Gods And Two Devils
|
Mudah-mudahan fresh
plotnya, jangan kayak drama-drama panjang yang beredar sekarang ini yang sudah
sangat membosankan ceritanya, karena sama sekali tidak mengusung sesuatu yang
baru sampai bikin tak ada lagi sesuatu yang menarik untuk di-review di sini.
Cast utamanya
sangat menarik. Semuanya adalah aktris cantik dengan akting yang oke. Ada Vivi
Sheng Wei, Ji Ji – Wang Lao Ji dan Yang Fu Yu. Didukung juga oleh Zhuang Han,
Zheng Feng, Xiao Wen Nuan, dsb.
Oh ya, ini adalah
kali kedua Yang Fu Yu bergabung di dalam Tim Produksi Legenda Awan setelah drama The
Vampires.
Drama ini masih
disutradarai oleh sutradara cewe yang tomboi yang karya-karyanya selalu disukai
dan dinanti-nanti, yaitu Zhang Zhi Wei.
Yuk, kita tunggu
aja penayangan dari drama ini.
JUDUL:
SEVEN GODS AND TWO DEVILS - 欢天喜地七葫芦 HUAN TIAN XI DI QI HU LU.
Tahun: 2023.
Jenis: Drama
Pendek.
Genre: Drama Klasik Aksi Fantasi.
Tayang Tgl.: 01 Mei 2023.
Tayang Di: Kuai Shou.
Bisa Ditonton Di:
Kuai Shou dan Youtube (Channel: Wang Lao Ji & Sheng Wei ViVi Fans 吉微酒粉丝 dengan sub Indo).
Jumlah Episode: 10.
Durasi Per Episode: 2 menit.
Sutradara: Zhang Zhi Wei 张之微.
Pemain:
Vivi Sheng Wei 圣微, Ji
Ji 吉吉 - Wang Lao Ji 王老吉, Yang Fu Yu 杨馥羽, Zhuang Han 庄韩, Zheng Feng 郑锋, Xiao Wen Nuan 小温暖, Zhi Chun He 至春禾, Lu Zhuo 卢卓, Niu Niu Niu 妞妞妞
dan Zhong Zai Yu 钟哉宇.
Plot:
Kisahnya tentang
perseteruan antara 7 dewa labu Gu Yue dengan 2 orang iblis sesat.
Ketujuh orang dewa labu Gu Yue ini terdiri dari:
Dewa Pertama: Gu
Yue Hong.
Dewa Kedua: Gu Yue
Xing.
Dewa Ketiga: Gu Yue
Jin.
Dewa Keempat: Gu
Yue Cao.
Dewa Kelima: Gu Yue
Qing.
Dewa Keenam: Gu Yue
Gan.
Dewa Ketujuh: Gu
Yue Luo Lan.
Kedua orang iblis
sesat ini adalah:
Iblis Ular: Liang.
Iblis Kalajengking:
Xie.
Ketujuh orang dewa
Gu Yue ini berhubungan dengan seorang manusia yang mereka panggil dengan sebutan kakek,
yaitu PhD He Bai.
Bagaimana jalinan
cerita dari drama ini, simak sinopsis lengkap di bawah ini:
SINOPSIS
LENGKAP:
Sinopsis
Episode 1:
Liang, si iblis
ular yang berdarah dingin mendatangi sebuah klub malam. Ia membawa sebuah labu di tangannya. Begitu masuk ia membunuh seorang pria yang melihatnya.
Ia mengangkat labu itu dengan tangannya.Ibu...? Dari dalam labu itu keluar suara seorang anak perempuan.
Liang menghembuskan
sinar ke labu itu.
Terima
kasih, ibu!
Terdengar suara anak perempuan itu lagi dari dalam labu.
Sayangku,
kapan kamu akan lahir? Kata Liang sambil melihat labunya itu.
Sementara itu, Xie
si iblis kalajengking, suami dari Liang berada di dalam klub malam itu bersama
seorang wanita yang sedang dirayunya.
Selagi mereka
bersulang, tiba-tiba Liang mendatangi tempat duduk mereka dan merebut gelas
minuman wanita itu.
Ia mengusir wanita
itu saat itu juga.
Pergi
kamu! Dia itu suamiku!
Kita
sudah bercerai! Kata
Xie sambil berdiri.Tidak!
Kita masih mempertimbangkan hal itu, jawab Liang.
Dia
ini siluman ular. Perempuan gila! Kata Xie kepada wanita itu.
Benar.
Kami memiliki seorang anak, kata Liang.
Dia
bukan anakku! Bantah
Xie.Lihat,
anaknya sendiri ia tidak mau mengakuinya, kata Liang.
Anak
itu juga bukan anaknya! Jawab Xie.
Kelihatannya
mereka ada masalah. Berdiskusilah kalian! Kata wanita itu sambil bangkit
berdiri dan pergi dari tempat itu.
Isteriku,
lihat kamu telah membuat mangsaku kabur ketakutan! Kata Xie.
Tapi Liang malah
menyerang Xie dengan pukulan jarak jauh. Xie menggosok wajahnya sambil berkata,
Jangan
sampai aku menyengatmu ya!
Bencana
sudah dekat. Kau cuma memikirkan tentang kawin. Tidak malu, kau? kata Liang.
Urus
saja urusanmu sendiri! Jangan sampai pada waktunya nanti kau malah tak tega
sama bayimu ini! jawab
Xie.
Baiklah! Kata Liang.
Setelah itu ia meninggalkan klub malam itu.
Xie kembali lagi ke
tempatnya. Tapi tiba-tiba instingnya menangkap sesuatu yang mencurigakan.
Xie mengibaskan
tangannya dan Gu Yue Gan, dewa keenam Gu Yue terhempas ke meja bar. Xie
menjambak leher baju Gan.
Kau
bertengkar lagi dengannya? tanya Gan.
Aduh,
sakit Bro! Kendurkan tanganmu! Tapi Xie masih menjambak leher baju Gan.Kamu
datang mau mencari mati? tanya Xie.
Sinopsis
Episode 2:
Kata
kakek, ular dan kalajengking kalem sekarang, makanya beliau menyuruhku menengok
kalian,
kata Gan.
Jangan
pura-pura. Bilang saja kau mau mengawasi kami, kata Xie.
Kita
sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tapi kakek meramal, ada pelangi
putih di angkasa, lima bintang seperti untaian mutiara, iblis akan datang
kembali ke dunia!
kata Gan.
Apakah
kau dan dia bermaksud melewati ujian? Tanya Gan.
Tidak! jawab Xie.
Aku
tidak percaya.
Apa benda berharga yang kamu pakai untuk melewati ujian? Perlihatkan kepadaku,
kata Gan.
Kalau
kakekmu tahu hubungan kita baik-baik saja, menurutmu apakah dia akan mengutus
Hong dan Jin ke sini untuk membunuhmu? Tanya Xie.
Iblis
kalajengkingku tercinta, engkau akan melindungiku, kan? tanya Gan.
Dengan
kematianmu, maka akan berkurang seseorang yang suka berebut arak denganku, jawab Xie.
Tak
punya perasaan!
Kata Gan.
Bolehkah
aku menginap di rumahmu malam ini? Kehidupan
di dunia sungguh sepi. Lebih hangat tinggal di rumahmu, kata Gan.
Benarkah? tanya Xie.
Tentu
saja,
jawab Gan.
Bagaimana
jika aku tidak bisa melewati ujian dari langit? Dengan demikian musuh kalian akan berkurang
satu, kata Xie.
Jika
kau membutuhkannya, aku bisa membantumu, jawab Gan.
Patuh juga kau,
kata Xie.
----------
Malam itu petir
menyambar-nyambar di angkasa.
Aduh,
membosankan sekali!
suara anak perempuan di dalam labu itu terdengar lagi di sebuah hutan kayu. Labunya tergantung di atas pohon kayu.
Sudah
waktunya aku keluar untuk menghirup udara segar, tapi siapa yang akan kuajak bermain?
kata suara itu lagi.
----------
Doktor He Bai
sedang memotong rumput liar di halaman depan rumahnya. Ia memotong sepucuk
rumput kecil dan mencium aromanya.
Ini..., tiba-tiba
ia mendapatkan sebuah firasat.
Doktor
He, ada apa denganmu?
Tanya gadis pelayannya.
Tidak
apa-apa,
jawab He Bai.
Apakah
anak ketujuh sudah lahir? Pikirnya di dalam hati.
Tiba-tiba Xie
muncul di tempat itu.
Seratus
tahun sudah kita tidak bertemu! Kata Xie.
He Bai menyadari
bahaya. Ia cepat mengusir gadis pelayannya.
Pergilah
dan belikan aku makanan! kata He Bai kepada pelayannya itu.
Kau
tidak mau pergi? Kebetulan aku lagi lapar sekarang! kata Xie sambil
menyerang gadis pelayan itu dari jarak jauh.
Gadis itu terseret
sampai di depan Xie, kemudian menghilang dari pandangan.
Kemudian Xie
berkelebat dan berhenti di depan He Bai. Ia mengerahkan sihirnya ke tubuh He
Bai.
Sinopsis
Episode 3:
He Bai roboh di
atas tanah dan sebelum tewas di kepalanya berkelebat peristiwa 100 tahun yang
lalu, di mana ketujuh orang dewa labu mengeroyok 2 orang iblis sesat di sebuah
hutan.
Kehidupan
manusia sungguh rapuh! Pikirnya di dalam hati.
He Bai teringat
saat itu dia dalam keadaan berbahaya, dewa kelima Gu Yue Qing berhasil
menyelamatkannya. Qing melindungi He Bai dengan memajukan tubuhnya di depan He
Bai, sehingga serangan itu mengenai tubuhnya.
Qing! Gu Yue Hong
menjerit kaget. Semua dewa Gu Yue terperanjat melihat peristiwa itu, tapi
mereka tidak bisa menyelamatkan Qing.
Setelah He Bai
tewas, mendadak selarik sinar kuning merayapi tubuhnya.
3...2...1...! Xie berjongkok di
samping tubuh He Bai sambil menghitung. Begitu sampai hitungan ketiga, jari He
Bai bergerak-gerak dan tiba-tiba tubuhnya bergerak dan bangun kembali.
Bagaimana
rasanya mati itu?
tanya Xie.
Agak
sakit,
jawab He Bai.
Mengapa
mereka memberikan pil aneka warna hati teratai kepadamu? Bikin orang iri saja! tanya Xie.
Kau
tidak akan mengerti,
jawab He Bai.
Kalau
dewa kedua dan dewa kelima datang, mereka tentu akan menyesal, kata Xie.
Tidak
semua orang egois seperti kau, kata He Bai.
Pertama,
aku bukan manusia. Kedua, kau tidak egois. Kenapa kau tidak mengorbankan dirimu
saja sehingga dewa kedua dan dewa kelima bisa kembali, kata Xie.
Jika
mungkin, aku bersedia melakukannya, jawab He Bai.
Kau
ini sungguh munafik,
kata Xie sambil tertawa.
Katakan,
kenapa kau datang ke mari? Tanya He Bai.
Kalau
kau tidak mau mati kembali, kau ikut denganku, jawab Xie.
Bolehkah
aku menelpon dulu?
Tanya He Bai.
Mau
mencari bala-bantuan? Terserah saja, kata Xie.
Bukan,
aku cuma mau membeli makanan, jawab He Bai.
--------
Dewa pertama, Gu
Yue Hong baru turun dari pesawat.
Banyak
monster di bumi ini, kata labu baik dan labu jahat, pikir Hong di
dalam hati.
Hong yang sudah
berganti pakaian merah sedang memencet HP di tengah jalan, ketika sebuah suara
menyapanya dari belakang.
Hey! Hong menengok ke
belakang dan dilihatnya Liang, iblis ular sedang memperhatikannya.
Iblis
jahat!
Seru Hong.
Liang langsung
melepaskan pukulan jarak jauhnya sambil berseru,
Mulutmu
masih tetap bau!
Mereka lalu terlibat
di dalam sebuah pertarungan satu melawan satu. Tapi sebentar kemudian terlihat
Liang mulai terdesak dan sebuah hantaman dari Hong membuat iblis ini
memuntahkan darah dari mulutnya.
Tidak
mengherankan, kau adalah dewa Gu Yue yang paling ganas. Kasih jempol buat kau! kata Liang.
Liang lalu
mengeluarkan senjata wasiatnya sambil mengucapkan mantera,
Seperti
yang kauinginkan, seperti yang kumau! Buka...!
Dan Xie langsung
muncul di samping Liang seketika itu juga.
Dua
lawan satu, aku akan bertarung denganmu hanya dengan satu tangan saja, kata Xie.
Tidak
tahu malu! Seru
Hong.
Kita
sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tampaknya kalian sedang merencanakan
sebuah aksi besar,
kata Hong lagi.
Liang dan Xie
saling memandang dan seperti sudah saling bersepakat, keduanya berseru,
Seperti
mimpi, seperti halusinasi!
Lalu keduanya
menyerang Hong secara bersamaan!
Sinopsis
Episode 4:
Di halaman sebuah kelenteng, seseorang berpakaian putih-putih tengah menyapu.
Kata
orang Tuan Jin ini sudah menyapu kelenteng ini selama hampir 20 tahun.
Benarkah?
Apakah dia itu monster?
Demikian
pembicaraan orang-orang tentang Gu Yue Jin, dewa ketiga Gu Yue ini.
Pikiran Jin
berkelebat ke sana-ke mari seperti tidak tenang.
Mudah-mudahan
anak tercinta kita ini bisa lulus ujian masuk perguruan tinggi.
(Menyapu....menyapu...!
Bersihkan pikiran....!)
Semoga
aku bisa kaya!
Berkati
nenek agar segera sehat kembali!
Mendapat
rejeki besar!
(Jika
pikiran tidak bersih, percuma menyapu juga).
Seorang pendeta
melewati halaman itu dan memberi hormat kepada Jin. Jin membalasnya dengan
mengangguk.
Aku
bukan dewa. Jadi siapa aku ini...?
Pikiran Jin
menerawang pada masa 100 tahun yang lalu. Saat itu terjadi pertempuran antara
ketujuh dewa Gu Yue dengan dua orang iblis sesat di sebuah hutan.
Gu Yue Xing, dewa
kedua terluka parah dan ia memuntahkan darah dari mulutnya.
Jin,
maafkan aku. Aku tidak bisa menemanimu lagi! seru Gu Yue Xing.
Aku bukan
apa-apa!
pikir Jin di dalam hati.
----------
Kita
sudah berhenti berperang selama 100 tahun. Tampaknya kalian merencanakan sebuah
aksi besar,
kata Hong.
Seperti
mimpi, seperti halusinasi! seru kedua orang iblis itu sambil melancarkan serangan
serentak terhadap Hong.
Hong lalu menyambut
serangan itu dengan tangannya. Tapi mendadak di depannya muncul Jin, membuat
Hong terperanjat dan menghentikan serangannya.
Jin,
bagaimana kau bisa ke sini? sapa Hong dengan gembira.
Kita
sudah lama tidak bertemu. Aku ingin berjumpa denganmu, jadi aku kembali, kata Jin.
Aku
sangat gembira. Apakah
kau keluar dari kelenteng itu? tanya Hong.
Jin mengangkat
tangan kanannya untuk menyentuh wajah Hong, tapi tiba-tiba Hong mendapat
serangan gelap sehingga terhempas di atas jalan.
Ternyata Jin yang
datang ini hanya kamuflase hasil perbuatan kedua orang iblis ini.
Akibat serangan
gelap ini, Hong menderita luka dalam dan mulutnya meneteskan darah.
Liang,
kau tidak mampu melawanku, kan? Kalau berani, ayo kita duel! Seru Hong marah.
Dulu
kalian bertujuh mengeroyok kami berdua. Kalian tidak malu? Balas Liang.
Dan
dua orang dari kalian mati! timpa Xie.
Satu
orang menderita patah tangan. Satu lagi tewas kemudian. Tampaknya ingatanmu
sangat pendek,
kata Hong.
Kedua orang iblis
itu lalu perlahan-lahan mendekati Hong, siap untuk menewaskan dewa pertama Gu
Yue ini.
Jin,
ke mari cepat!
Hong memanggil Jin di dalam hati.
Jin menghentikan
sapunya dan mendengar suara Hong memanggilnya.
Kedua orang iblis
itu berjalan semakin dekat.
Jin...! seru Hong lagi di
dalam hati.
Seribu
mil perjalanan dewa! Seru Jin yang kini benar-benar muncul di hadapan Hong.
Hong lalu bangkit
berdiri berdampingan dengan Jin menghadapi kedua orang iblis itu.
Mendapat
bala-bantuan rupanya?
Sindir Liang.
Ini
mah kecil!
Timpa Xie.
Wah,
gawat! Kakek...! Hong
dan Jin baru menyadari hal ini.
Kalian
mau apa?
seru Jin.
Liang mengeluarkan
HP-nya dan berkata,
Kalian
scan-lah ini! Nanti aku akan mendaftarkan kalian. Kita akan merayakan Tahun
Baru bersama nanti.
Sehabis berkata,
kedua orang iblis itu lalu meninggalkan tempat itu.
Sebelum pergi, Xie
meninggalkan tanda mata di bahu Hong. Hong tersentak dan seketika itu juga
jatuh pingsan.
Hong! Seru Jin yang
langsung merangkul tubuh Hong.
Sinopsis
Episode 5:
Apakah
engkau bayi labu? Tanya
seorang anak kecil kepada Gu Yue Cao, dewa keempat Gu Yue.
Bayi labu adalah para senior yang dihormati oleh semua orang. Aku cuma seorang
badut kecil. Anak kecil, kau harus cepat besar, ya! kata Cao kepada
anak itu sambil tersenyum.
Hmm..! sahut anak itu.
Cao lalu memberikan sebuah balon kepadanya.
Cao duduk istirahat
di atas sebuah bangku sambil minum. Ia teringat kepada Gu Yue Qing, dewa kelima
Gu Yue.
Kenapa
kau menyebut dirimu badut? Tanya Qing kepadanya.
Aku
tidak mampu menyelamatkanmu. Aku gadis yang tidak berguna, kata Cao di dalam
hati.
Kau
sudah berkelana di dunia selama 100 tahun. Sudah waktunya kau pulang, kata Qing sambil
mengelus kepala Cao.
Ingatan Cao lalu
buyar ketika suara bos perempuannya mengejutkannya.
Ini
gajimu untuk hari ini! kata bosnya sambil menyodorkan selembar uang kertas.
Bukankah
sudah disepakati bahwa gajiku RMB 200? Kata Cao begitu melihat uang itu.
Kau
mau atau tidak?
tanya bosnya.
Kenapa
kau selalu memotong gajiku setiap kali? Seru Cao sambil menyambar uang itu.
Sekarang
susah untuk mendapatkan pesanan. Aku juga harus mempertahankan pelangganku.
Sudah bagus kalau masih bisa mendapat untung, jawab si bos.
Kalau
sudah disepakati 200, yah harus 200! Protes Cao.
Kalau
aku tidak mau kasih, kau mau apa? tantang si bos.
Cao menjambak leher
baju si bos dengan marah. Tapi si bos malah berkata,
Kartu
tanda pengenalnya saja kau tidak punya. Kau cuma bisa mengandalkan aku.
Terimalah kenyataan!
Setelah berkata
wanita itu meninggalkan Cao yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tadinya ia
ingin menyemburkan api ke tubuh wanita itu, tapi akhirnya ia mengurungkan
niatnya dengan kesal.
Hari sudah malam,
Cao berjalan gontai pulang ke rumah. Saat melewati sebuah terowongan, ia
melihat 2 orang pria sedang memaksa seorang gadis cilik. Gadis itu berjongkok
di depan tembok dan kedua pria itu berada di kiri kanannya.
Lepaskan aku! teriak gadis itu.
Malu apa? kata salah satu dari pria itu.
Ayo, kita bermain. Kami sangat lembut, kok! Kata pria itu.
Begitu melihat Cao
sedang mengawasi mereka, pria yang bertopi itu langsung menegur Cao.
Ayo,
pergi!
Tapi Cao malah
berhenti dan terus mengawasi mereka. Pria itu semakin marah dan menghardik
kembali.
Pergi!
Cao lalu
melemparkan tubuh kedua orang pria itu sejauh mungkin dari gadis itu. Kemudian
ia menyemburkan api dari mulutnya ke tubuh mereka. Api menyambar bokong kedua
orang pria itu dan membuat mereka berjingkrak-jingkrak kepanasan.
Aduh,
panas!
Jerit mereka.
Permainan
apa ini!
seru mereka lagi.
Gosong
kau!
seru Cao.
Terima
kasih atas pertolonganmu, kak! Tiba-tiba terdengar suara gadis cilik itu
berkata.
Tidak
apa-apa,
kata Cao sambil membalikkan badannya. Gadis itu ternyata masih amat muda, masih
remaja.
Aku
sudah lama menunggumu,
kata gadis itu sambil menghampiri Cao.
Apa? kata Cao bingung.
Kedua
orang manusia itu sungguh menyebalkan. Kau malah melepaskan mereka dengan
mudah, kak!
Kata gadis itu.
Hah? kata Cao semakin
bingung.
Perlahan-lahan
penampilan gadis itu mulai berubah. Ternyata dia adalah Gu Yue Luo Lan, dewa
ketujuh Gu Yue.
Luo Lan terus menghipnotis
pikiran Cao, membuat Cao seperti orang linglung yang kehilangan ingatan. Luo
Lan juga menghipnotis kedua orang pria itu.
Kita
datang ke dunia ini adalah untuk menjadi dewa. Kedua orang jahat ini berani
mengganggu kita. Mereka pantas untuk mati, bukan? kata Luo Lan.
Bunuh
mereka!
Perintah Luo Lan kepada Cao.
Tapi Cao
menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata,
Tidak
mau!
Luo Lan menengok
kembali ke arah Cao dan meningkatkan daya hipnotisnya.
Bunuh
mereka!
Seru Luo Lan lagi.
Sinopsis
Episode 6:
Walau sudah di
dalam pengaruh hipnotis Luo Lan, Cao tetap tidak mau disuruh membunuh kedua
orang berandal itu.
Akhirnya Luo Lan
tidak sabar, ia sendiri yang membunuh mereka berdua dengan tangannya sendiri.
Malam itu Cao
bermimpi buruk. Ia berkali-kali menyebut kalimat Bunuh mereka di dalam mimpinya itu.
Tidak...! Ia menjerit dan
langsung terbangun dari mimpinya itu.
Kak,
kau sudah bangun?
Tanya Luo Lan dengan gembira.
Kak,
terima kasih kau telah menolongku kemarin, kata Luo Lan.
Tempat
apa ini?
tanya Cao sambil melihat di sekeliling tempat itu.
Ini
rumah kita.
Ibu sudah lama menunggumu, jawab Luo Lan.
Ibu? Tanya Cao
kebingungan.
Luo Lan mengangguk.
Kemudian 2 buah bayangan berkelebat di dalam kamar itu dan sepasang iblis,
Liang dan Xie sudah muncul di situ.
Ibu! Seru Luo Lan
sambil menghampiri Liang.
Sayang! Kata Liang sambil
membelai Luo Lan. Xie mau ikut membelai, tapi tangannya langsung ditepis oleh
Liang.
Cao yang penasaran
dan terkejut langsung menghampiri mereka.
Liang....Xie...!
Seru
Cao. Liang dan Xie otomatis mengangkat tangan mereka memberi salam kepada Cao.
Ayah...ibu...! kata Luo Lan
memperkenalkan kedua orangtuanya kepada Cao.
Kau
Luo Lan...?
tanya Cao.
Benar,
akhirnya aku bukan lagi sebuah labu. Ibulah yang mengerami aku sehingga
aku bisa keluar dari labu, kata Luo Lan.
Luo
Lan!
Cao langsung menarik tangan Luo Lan ke sampingnya.
Kau
tidak boleh menganggap mereka sebagai orangtuamu. Mereka...merekalah yang telah
membunuh kakak laki-laki dan kakak perempuan kita! kata Cao.
Tapi Luo Lan malah
tersenyum dan berkata,
Ah,
sudahlah. Nanti dunia ini juga akan menjadi milik kita. Kau tidak perlu
memikirkan hal-hal kecil seperti ini.
Kakek
kita juga ada di sini. Ayo, aku ajak kau menemuinya, kata Luo Lan lagi.
Baiklah, kata Cao.
Kakek,
Cao sudah kembali!
seru Luo Lan.
Ayo,
ke mari!
Luo Lan mengibaskan tangannya di depan Cao.
Cao lalu melangkah
masuk ke ruang itu. Ternyata He Bai sudah ada di ruangan itu. Ia sedang duduk
di atas sofa.
Begitu melihat Cao,
He Bai langsung berdiri dan menyapa Cao,
Cao...!
Ayo, sini ke tempat kakek! He Bai membuka kedua tangannya bersiap menyambut Cao
di dalam pelukannya.
Tapi Cao tetap diam
saja di tempat itu.
Kau
masih marah terhadap kakek? Tanya He Bai.
Tidak,
itu tidak ada hubungannya dengan kau, jawab Cao.
Ke
tempat kakek sana,
bujuk Luo Lan. Tapi Cao tetap diam saja.
Luo Lan lalu meraih
ke dua bahu Cao dan berkata kepada gadis itu,
Kak,
kau harus jujur terhadap hatimu!
Ternyata Luo Lan
mengerahkan ilmu hipnotisnya kembali terhadap Cao.
Semuanya
adalah gara-gara kau,
kata Cao yang sudah berada di bawah kendali Luo Lan. Luo Lan tersenyum
mendengar perkataan Cao ini.
Cao lalu
mengalihkan pandangannya kepada He Bai kembali sambil berseru,
Semuanya
adalah gara-gara kau! Kalau bukan kau, Qing tidak akan mati!
Keluarkan
Pil Aneka Warna Hati Teratai itu. Supaya semua orang bisa hidup.
Kenapa
mereka semua tidak membiarkan aku membunuhmu? Manusia seperti dirimu,
seharusnya sudah lama mati! seru Cao sambil menghantam dada He Bai
dengan tangannya.
Sementara itu di
sisi lain, Luo Lan menyaksikan peristiwa ini dengan senyum tersungging di bibirnya.
Sinopsis
Episode 7:
Akibat hantaman Cao
ini, He Bai memuntahkan darah dari mulutnya. Ia terkulai di pundak Cao.
Cao, maafkan
aku. Jika kau benar-benar ingin membunuh kakek, kakek tidak akan menyalahkanmu, kata He Bai
sebelum tewas.
Mendadak Cao
tersadar dari pengaruh hipnotis Luo Lan dan begitu melihat keadaan He Bai,
gadis ini sangat terkejut. Ia lalu menyenderkan tubuh He Bai ke sofa.
Kakek...kakek...! teriak Cao.Cao membalikkan badannya
dan dengan marah menegur Luo Lan,
Apa
yang telah kau lakukan?
Aku
tidak melakukan apa-apa, kata Luo Lan santai.
Mengapa kau
membunuh kakek? Luo Lan balik bertanya.
Cao tidak menyangka
Luo Lan bisa mengucapkan pertanyaan ini.
Kenapa
kau tidak langsung membunuhku saja? Hardik Cao kesal.Karena
kita satu keluarga,
jawab Luo Lan dengan enteng.
Kau
benar-benar ingin mati? tiba-tiba Liang dan Xie muncul di ruangan itu.Besok
kalian berdua akan mati bersama, kata Xie.
Liang lalu
mengirimkan tanda matanya dari jarak jauh ke leher Cao dan Cao langsung jatuh
pingsan di ruangan itu.
----------
Xie mendatangi
kamar He Bai yang hidup kembali dari kematian. He Bai sedang membaca buku di
kamarnya. Xie langsung duduk di atas meja He Bai.
Doktor
He Bai,
kau bisa mandi sekarang! kata Xie.
Ini
rumahku. Kapan aku mau mandi terserah aku, jawab He Bai.
Aku
benar-benar ingin membunuhmu, kata Xie.
Oh?
Kau sudah pernah melakukannya dulu. Lakukan saja kalau kau mau, kata He Bai.
Menarik! Kata Xie sambil tersenyum.Izinkan
aku mengatakan sebuah gosip! Kata Xie sambil berdiri.
Kau
tidak pernah berpikir untuk menyerahkan Pil Aneka Warna Hati Teratai itu untuk
menyelamatkan dua orang cucumu yang sudah meninggal itu? tanya Xie.
Aku
pernah memikirkannya.
Tapi aku tidak bersedia melakukannya,
jawab He Bai.
Mengapa? tanya Xie
penasaran.
Aku
akan mati,
jawab He Bai.
Betapa
egoisnya kau, pak tua! Kata Xie sambil tertawa.Aku
sangat menyukainya. Aku sangat ingin membunuhmu sekarang juga. Membunuhmu dan
mendapatkan pil itu!
kata Xie lagi.
Kau
takut apa tidak?
Ledek Xie.Jika...kau
tahu cara mendapatkan pil itu...kata He Bai. Tapi belum selesai
perkataannya, Xie sudah buru-buru menjawab,
Tentu
saja aku tahu!
Kau
cuma gertak sambal, kata
He Bai. Xie tersenyum dan membalikkan badannya.
Tahun
Baru sudah semakin dekat. Aku akan mengucapkan selamat kepadamu lebih dulu. Kau
akan berkumpul kembali dengan keluargamu! Kata Xie sebelum pergi dari kamar
itu.
Sinopsis
Episode 8:
Gu Yue Gan
diam-diam datang ke rumah Dr. He Bai untuk menyelamatkan Cao.
Ia tiba di rumah
dan menyelinap ke dalam kamar Xie. Ia melihat Xie sedang mandi. Diam-diam ia
terkesima melihat seorang pria sedang mandi.
Akan tetapi naluri
Xie yang tajam dengan cepat bisa menangkap kehadiran Gan di kamar itu, tapi Xie
berpura-pura tidak tahu tentang hal ini.
Gan yang bisa
menghilangkan diri ini lalu masuk ke dalam kamar di mana Cao sedang tidak
sadarkan diri. Untuk menyadarkan Cao, Gan terpaksa menampar wajah Cao beberapa
kali.
Cao,
sadar!
Seru Gan.
Gan! Seru Cao.
Akhirnya Cao sadar
juga. Begitu melihat Gan, Cao merasa gembira. Tapi begitu menyadari dirinya
ditampar oleh Gan, Cao merasa kesal.
Cao,
kau sudah sadar?
Seru Gan gembira.
Kau
baru saja menamparku,
kata Cao.
Tidak! bantah Gan.
Berani-beraninya
kau menamparku!
Seru Cao.
Kau
sungguh tidak masuk akal! Protes Gan sambil menunjuk hidung Cao.
Cao langsung ingin
memukul Gan, tapi Gan sudah keburu menghilang. Cao lalu menendang-nendang di
sekitar kamar itu, tapi ia tidak berhasil menemukan Gan.
Gan,
keluar kau!
seru Cao kesal.
Ssshhtt...!
Xie bisa mendeteksi keberadaanku. Jangan sampai ia tahu aku ada di sini, kata Gan.
Cao lalu
mencari-cari dengan matanya, tapi ia tidak bisa melihat bayangan Gan di kamar
itu.
Aku
di sini!
kata Gan yang ternyata sudah berdiri di belakang Cao.
Cao menggerakkan
tangannya ingin menampar Gan, tapi lengannya keburu ditangkap oleh Gan.
Kau
pergilah cepat dari sini! Aku sudah memberitahu Hong dan Jin. Aku akan mencari
kesempatan untuk menyelamatkan kakek. Pergilah! Kata Gan.
Keduanya lalu
keluar dari kamar itu dan turun dari loteng. Mereka lalu keluar lewat sebuah
pintu. Tapi anehnya pada akhirnya mereka tetap kembali lagi ke dalam kamar itu.
Aneh!
Kenapa kita kembali lagi ke kamar ini? kata Gan bingung.
Setelah berpikir
sejenak, Gan lalu mengajak Cao keluar lagi dari kamar itu.
Ikuti
aku,
kata Gan.
Begitu tiba di
depan sebuah pintu, Gan berkata kepada Cao,
Tunggu
sebentar! Gan
lalu membuka pintu tersebut dan Cao mengikuti di belakangnya.
Tapi tetap saja
mereka kembali lagi ke kamar itu.
Kita
tidak bisa keluar dari sini. Sepertinya tempat ini telah disegel dengan sihir! Kata Gan.
Apa
pun segel ajaib yang digunakan, aku akan membakarnya dengan api! Kata Cao.
Tapi Gan buru-buru
membekap mulut Cao dengan tangannya sambil berkata,
Ini
rumah kita! Aku tahu bajingan itu bisa mengendalikan aku!
Gan...!
Tiba-tiba
Xie muncul di tempat itu dan memanggil Gan. Ia berdiri di belakang mereka.
Kenapa
kau tidak memberitahuku kau mau datang? Kau
tidak menganggapku sebagai saudara, ya! Tegur Xie.
Gan yang terkejut
menjadi salah tingkah. Ia terpaksa berpura-pura bodoh di depan Xie agar
sandiwaranya tidak terbuka.
Jangan
marah...jangan marah ya! Aku hanya ingin
menghilangkan kebosanan saja. Cuma pura-pura! kata Gan sembari
cengar-cengir di depan Cao.
Benarkah? Sekarang giliranku untuk marah! kata Xie
sambil melangkah maju.
Kau
mau berkelahi?
Seru Gan.
Tidak...! jawab Xie setelah
berpikir sejenak.
Sinopsis
Episode 9:
Tahun Baru sudah
tiba.
Liang, Xie dan Gu
Yue Luo Lan ada di depan rumah. Mereka lagi mau merayakan Tahun Baru.
Seperti
yang kauinginkan, seperti yang kumau! Bersukaria! Seru Liang sambil mengerahkan sihirnya.
Di depan mereka
tiba-tiba muncul sebuah meja lengkap dengan kursi dan makanan di atasnya.
Wah,
ibu sungguh hebat! Seru
Luo Lan.
Sayang,
selamat tahun baru! Ini adalah tahun baru ke-101 yang kita rayakan bersama. Kau
bisa mengajukan permohonan di tahun baru, kata Liang.
Kita
bisa menguasai dunia,
kata Luo Lan.
Permohonan
ini...aku sangat menyukainya! Xie ikut nimbrung.
Tiba-tiba Hong dan
Jin muncul di tempat itu.
Mereka melihat He
Bai dan Gan sedang duduk di meja itu. He Bai memberi kode kepada Hong dan Jin
dengan matanya.
Tiba-tiba mata Hong
berubah aneh. Dia seperti tidak sadar. Hal ini adalah karena tanda mata di
leher Hong itu. Tanda mata itu membuat Hong berada di bawah kendali dari kedua
iblis itu.
Di dalam
penglihatan Hong saat itu, terlihat He Bai, Gan, Cao, Xing dan Qing sedang duduk
di meja. Mereka lagi merayakan tahun baru bersama.
Hong,
ayo ke sini!
seru He Bai sambil melambaikan tangannya kepada Hong.
Selamat
Tahun Baru!
Seru dewa-dewa Gu Yue di meja itu.
Qing...Xing...! sapa Hong sambil
tersenyum gembira.
Hong,
ada apa denganmu?
Tanya Jin bingung.
Kenapa
kau masih bengong di situ? Ayo, ke sini! kata saudara-saudara Hong yang lain.
Jin menarik tangan
Hong, tapi Hong malah mengibaskan tangan Jin dan terus melangkah maju.
Tiba-tiba Xing
berdiri dan menghampiri Hong sambil berkata,
Aku
sudah mengajukan permohonan di tahun baru!
Permohonan
apa?
tanya Hong.
Aku
berharap Jin secepatnya menguasai ilmu Seribu Mil Perjalanan Dewa. Sehingga dia
dapat membawaku ke kutub utara, kata Xing.
Kau
dengar tidak?
kata Hong sambil menoleh pada Jin.
Dengar
apa?
tanya Jin bingung.
Xing
bilang dia berharap kau secepatnya menguasai ilmu Seribu Mil Perjalanan Dewa.
Aneh! Bukankah kau sudah lama menguasai ilmu itu? kata Hong.
Tiba-tiba Qing
membuka suara,
Permohonanku
adalah...kita secepatnya bisa melenyapkan kedua musuh kita itu. Sehingga kita
bisa minum arak setiap hari dengan gembira!
Benar
sekali!
kata Gan.
Minum
kepalamu!
Seru Cao.
Hei,
jangan ikut campur!
Kata Qing.
Berani-beraninya
kau mendorongku!
Kupukul kau! Seru Cao.
Mereka terus saling
bergurau di tempat itu.
Kalian
jangan ribut! Kata
He Bai.
Kakek,
apa permohonanmu?
Tanya Hong.
Kakek...sudah
merasa senang jika bisa melihat kalian semua berkumpul bersama, jawab He Bai.
Cao langsung
berdiri dan memeluk He Bai.
Aku
juga sangat gembira. Kakek adalah milikku, kata Cao.
Bukan,
kakek milikku!
Seru Gan sambil menarik tangan Cao. Keduanya lalu saling tarik menarik di sisi
He Bai.
Milikku! Seru Cao tidak mau
kalah.
Di saat itulah
Liang membokong Hong dengan serangan mendadak.
Secara reflek Hong
menyerang balik.
Akan tetapi pukulan
Hong malah mengenai punggung Jin yang berdiri di depannya.
Hong terkejut
setengah mati ketika melihat pukulannya salah alamat.
Sinopsis
Episode 10:
Jin lalu muntah
darah dan tersungkur di dalam pelukan Hong. Hong mendelik kepada kedua iblis itu,
tapi tanda mata di leher Hong bekerja dan ia pun jatuh pingsan seketika itu
juga.
Huh,
kenapa aku bisa mempunyai kakak yang sebodoh ini? Kata Luo Lan.
Luo Lan lalu
mengeluarkan labunya dan berseru,
Labu
mustika, isap mereka! Tubuh Hong, Jin, Gan dan Cao langsung terisap ke dalam
labu.
Kilat menyambar dan
guntur bergemuruh di angkasa. Liang dan Xie saling memandang satu sama lain.
Sayang,
kau hebat sekali!
puji Xie kepada Luo Lan.
Labu
mustika ini....bisakah kau pinjamkan kepada ayah? kata Xie sambil
mengulurkan tangannya hendak merampas labu mustika. Tapi Luo Lan dengan cepat
menghindar dan berkata,
Aku
tidak akan meminjamkannya! Xie menyenggol tangan Liang, maksudnya ia meminta Liang
untuk membujuk Luo Lan.
Bisakah
kau membiarkan ibu melihatnya? Bujuk Liang.
Baiklah...tapi
hanya sebentar saja, ya. Ingatlah untuk mengembalikannya kepadaku, kata Luo Lan
setelah berpikir sejenak.
Luo Lan lalu
menyerahkan labunya kepada Liang. Tapi mendadak Xie merebut labu itu dari
tangan Liang.
Labu
mustika, isap dia!
perintah Xie kepada labu itu. Tapi labu itu tidak bergerak sama sekali.
Aku cuma
mencoba labu ini,
kata Xie yang terkejut melihat Luo Lan tidak terisap ke dalam labu.
Labu
mustika, kembali!
perintah Luo Lan. Labu itu lalu terbang kembali ke tangan Luo Lan.
Kau
bukan lagi ayahku!
Kata Luo Lan kepada Xie.
Isap
dia!
perintah Luo Lan kepada labunya. Dan Xie langsung terisap ke dalam labu.
Peristiwa ini
mengejutkan Liang. Ia memandang Luo Lan dengan hati was-was. Luo Lan menoleh
pada Liang dengan mata mendelik.
Sayang,
tolong dengarkan penjelasanku, bujuk Liang.
Kau juga
bukan lagi ibuku,
kata Luo Lan. Hati Liang pun langsung panik.
Tetapi....
Luo Lan
menghentikan kata-katanya dan memandang wajah Liang. Liang pun memandang Luo
Lan dengan penuh harapan.
Kau
memang bukan ibuku yang sesungguhnya! Sadarlah...!
Kata Luo Lan lagi.
Luo Lan mengangkat
labu mustikanya dan Liang pun langsung tersedot masuk ke dalam labu itu.
Senjata jampi milik
Liang terjatuh di atas rumput. Luo Lan memandang benda itu sekilas lalu menoleh
pada He Bai yang masih duduk di situ.
Sebuah
keluarga harus berkumpul kembali, kata Luo Lan.
Kakek,
engkau mau berkumpul lagi dengan kakak-kakakku? tanya Luo Lan
sambil mengangkat labu mustikanya.
Luo
Lan...!
seru He Bai.
Tiba-tiba bayangan
Gan muncul di tempat itu dan memungut senjata jampi Liang yang tergeletak di
atas rumput itu.
Luo
Lan..!
seru Gan. Luo Lan menoleh ke samping dan melihat Gan sudah berdiri di situ.
Gan...! seru Luo Lan.
Jangan
sembarangan! Tegur
Gan.
Kenapa
kau tidak terpengaruh oleh racun siluman itu? tanya Luo Lan.
Gan lalu meraba
lehernya dan menggosok-gosok tanda mata di lehernya itu.
Tolong
bebaskan kakak-kakak kita! Jangan memaksaku
turun tangan! kata Gan.
Mereka
sudah masuk satu demi satu, kenapa aku harus mengeluarkannya lagi? tanya Luo Lan.
Labu
mustika, seperti bayangan mengikuti tubuh! Isap dia! perintah Luo Lan
kepada labunya.
Tapi Gan melawan
Luo Lan dengan mengerahkan kekuatan dari senjata jampi milik Liang itu.
Keduanya lalu saling mengadu kekuatan.
He Bai yang melihat
kondisi yang mengkhawatirkan ini lalu mengerahkan kekuatan batinnya dan...Gan
dan Luo Lan kedua-duanya langsung tersedot ke dalam labu.
He Bai lalu bangkit
berdiri dan menghampiri labu mustika yang tergeletak di atas rumput itu. Ia memungut
labu itu dan berkata,
Aku
adalah orang yang paling tidak takut akan kematian. Aku sudah hidup lebih dari
seribu tahun. Itu sudah bagus.
Tiba-tiba salju
turun dari langit. He Bai lalu memandang ke atas langit dan berkata,
Sekarang
aku merasa aku juga merindukan kalian semua!
He Bai teringat sewaktu
di hutan dulu, cucu-cucunya itu berlari-lari menghampirinya.
Kakek...!
panggil
mereka.
He Bai
mengembangkan kedua tangannya lebar-lebar untuk menyambut kedatangan
cucu-cucunya itu.
Hati
teratai....hati teratai! Berkumpul menjadi satu! Seru He Bai.
Seribu
tahun ternyata hanya seperti ini! kata He Bai.
Setelah itu dari
dalam labu menghambur keluar sinar pelangi dan tubuh He Bai pun sirna
perlahan-lahan.
----------
Satu tahun kemudian...
Ketujuh Dewa Gu Yue
atau Bayi Labu berkumpul semua di rumah He Bai. Mereka sudah menjadi dewa-dewi
pembasmi kejahatan.
Hari itu saat
mereka sedang bercengkerama di atas balkon, mendadak telinga tajam Gu Yue Xing
menangkap suara-suara yang aneh.
Harap
tenang!
Seru Xing kepada saudara-saudaranya. Ia pun mendengarkan lebih jelas.
Ada
tugas baru nih buat kita! kata Xing. Pesan suara itu berbunyi,
Fu
Lian: Kita memerlukan bantuan! SOS!
Ketujuh Dewa Gu Yue
ini lalu membalikkan tubuhnya dan serentak terbang menuju tempat itu!
T A M A T
********
Review:
****
Parameter Review:
***** : Hebat
**** : Bagus
*** :
Menarik
** : Biasa-biasa saja
* : Jelek
Sumber Foto: https://sogou.com