Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, March 17, 2024

Led Astray By Love Spin Off The Mountain Goddess 相思误番外之山神劫

Led Astray By Love Spin Off: The Mountain Goddess - 相思误番外之山神劫 (Xiang Si Wu Fan Wai Zhi Shan Shen Jie).

Sinopsis Lengkap:

Ye Yao, si dewi gunung sedang dalam proses menjalani Du Jie 渡劫 dari langit.


Du Jie adalah sebuah proses bagi seorang dewa atau dewi yang sudah mempelajari ilmu kultivasi, tapi ia ingin turun ke dunia. Sebelum ia bisa turun ke dunia manusia, ia terlebih dahulu harus menjalani ujian dari langit yang disebut dengan Du Jie. Jika ia bisa lulus dari ujian Du Jie ini, dia baru bisa turun ke dunia.


Ye Yao yang sedang menjalani ujian Du Jie di sebuah hutan. Di saat menjalani Du Jie inilah, proses Du Jie-nya terganggu dengan kemunculan dari tiga orang pria berpakaian hitam-hitam yang tiba-tiba menyerang dan mengeroyoknya di dalam hutan itu.


Pria-pria pengeroyoknya ini rata-rata memiliki ilmu silat yang tinggi. Serangan mereka ganas dan beringas. Ye Yao yang sedang menjalani Du Jie tidak siap dengan serangan ini. Sebentar kemudian tubuhnya sudah menderita luka-luka sabetan pedang dan senjata tajam yang mendarat di tubuhnya. Baju putihnya juga sudah berlepotan darah.


Cegah, jangan sampai dewi gunung berhasil menjalani Du Jie hari ini. Bunuh dia! kata salah seorang dari pengeroyoknya itu.


Ketiga orang pengeroyok itu lalu langsung membentuk sebuah formasi lingkaran berdiri mengelilingi Ye Yao, siap menyerang dengan lebih ganas lagi.

Cecunguk...! desis Ye Yao marah.


Ye Yao memutuskan untuk tidak mengalah lagi. Tadi ia sempat bingung, mau melawan atau tidak. Karena saat itu ia sedang menjalani Du Jie, jadi ia sempat ragu-ragu. Tapi sekarang ia tidak ragu lagi. Orang-orang ini jelas-jelas mengincar nyawanya. Jadi Ye Yao memutuskan untuk tidak memberi ampun lagi kepada para penyerangnya ini.

Ye Yao mengerahkan ilmu sihirnya. Mata Ye Yao mendadak mencorong merah. Cahaya merah berkeredep di telapak tangannya. Tapi sebelum Ye Yao menyerang para pengeroyoknya itu, mendadak terdengar suara bentakan seorang gadis yang tiba-tiba sudah muncul di sampingnya.


Kalian ini...cuma bisanya mengeroyok seorang wanita mengandalkan jumlah yang banyak. Apa hebatnya kalian?


Gadis itu berteriak sambil mengacung-acungkan sebatang ranting pohon di depan pria-pria itu.

Ye Yao mengamati gadis itu. Gadis itu masih sangat muda. Rupanya imut-imut dan manis. Ye Yao terhenyak melihat nyali gadis itu yang berani menentang pria-pria itu untuk membelanya.


Jangan ikut campur! Bentak salah satu dari pria itu. Setelah itu pedang di tangan pria itu berkelebat, membacok kepala gadis itu dengan cepat.


Dewi Gunung tolonglah aku...! teriak gadis itu sambil memejamkan kedua matanya.


Ye Yao terkejut. Gadis itu ternyata tidak bisa ilmu silat sama sekali. Ceroboh banget dia! Gak bisa silat tapi mau membelaku, pikir Ye Yao.


Ye Yao mengerahkan ilmu sihirnya. Pedang itu mendadak terhenti di tengah udara. Kemudian lenyap dari pandangan sebelum menyentuh kepala gadis itu. Demikian juga dengan tubuh ketiga orang pengeroyoknya itu mendadak lenyap pula dari tempat itu. Dalam sekejap, Ye Yao sudah mengirim ketiga orang pria itu ke neraka.

Mohon dewi gunung menyelamatkan kami berdua. Aku bersedia menjadi sapi dan kudamu! gadis itu berdoa sambil merangkapkan kedua tangannya.


Mendadak kepala Ye Yao menjadi pusing. Tubuhnya terasa lemas dan ia langsung jatuh pingsan di atas tanah. Saat menjalani Du Jie, Ye Yao seharusnya tidak boleh mengerahkan ilmu sihir. Karena tubuhnya bisa terluka.


Gadis itu membuka kedua matanya. Ia bingung melihat tak ada lagi para pengeroyoknya di situ. Ia menoleh ke samping dan melihat tubuh Ye Yao yang pingsan di atas tanah.


Gadis itu lalu berjongkok di samping tubuh Ye Yao dan berseru,

Nona, sadarlah....sadarlah...! Dewi gunung sudah menunjukkan kesaktiannya!

--------------------------------

Gadis itu lalu membawa Ye Yao pulang ke rumahnya. Gadis itu tinggal seorang diri di rumah itu. Gadis itu ternyata seorang tabib. Ia paham tentang ilmu pengobatan. Walaupun bakatnya tidak begitu besar, tapi kepandaiannya masih termasuk lumayan.


Mulai hari itu, Ye Yao menjadi pasiennya. Gadis itu memasukkan tubuh Ye Yao ke dalam sebuah gentong besar yang berisi air obat. Seperti gentong yang biasanya dipakai orang untuk mandi di zaman itu.


Ia merendam tubuh Ye Yao dengan cairan obat. Gadis itu mengeluarkan sepotong batu giok berwarna putih dan menempelkan batu giok itu ke tubuh Ye Yao. Batu itu ia geser-geserkan ke tubuh Ye Yao. Mungkin maksudnya ia ingin menyerap hawa beracun dari tubuh Ye Yao ke dalam batu itu.

Tiba-tiba Ye Yao tersadar dari pingsannya. Secara reflek tangan Ye Yao bergerak menangkap tangan gadis itu.

Apa yang kamu lakukan? tanya Ye Yao. Gadis itu terkejut.


Aku dengar dari kakekku, bahwa batu giok ini berkhasiat saat mandi air obat. Aku lihat kamu sudah pingsan berhari-hari. Paling tidak aku sudah berupaya keras untuk menyembuhkan dirimu, kata gadis itu.

Kamu adalah pasien pertamaku yang aku tolong. Namaku An Qi. Siapa namamu? Berapa usiamu? Di mana rumahmu? Apa pekerjaanmu...?


Tiba-tiba Ye Yao menempelkan jari tangannya di kening gadis itu. Gadis itu mendadak diam dan tidak bertanya-tanya lagi, tapi pertanyaannya tak ada satu pun yang dijawab oleh Ye Yao.


Kamar itu hanya diterangi oleh cahaya lilin yang lilinnya sudah tinggal seperempat batang. Di luar rintik-rintik salju sedang turun.


Ye Yao bisa menerawang keadaan An Qi hanya dengan menempelkan jari tangannya di kening gadis itu.


Penduduk kota Bai Min...17 tahun...gadis tabib...keahlian pengobatannya biasa-biasa saja....kepandaian memasaknya buruk sekali...


Ye Yao melihat An Qi sedang berlutut di samping tubuh seseorang.

Kakek...kakek...jangan tinggalkan aku...!

Ternyata ia seorang anak yatim piatu...! Kata Ye Yao di dalam hati.


Ye Yao lalu melepaskan jari tangannya dari kening An Qi. An Qi langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Ye Yao. Ye Yao pun tercekat. Kedua orang gadis itu lalu saling memandang. Kemudian An Qi menarik kembali wajahnya karena malu. Kedua orang gadis itu lalu menjadi salah tingkah.


Aku mau berpakaian. Kamu keluarlah dulu, kata Ye Yao tanpa memandang wajah An Qi.


Baiklah, jawab An Qi. Gadis itu langsung berdiri dan keluar dari kamar itu.

---------------------

Hari sudah malam.

Ye Yao berbaring di atas sebuah ranjang. Tak lama kemudian An Qi juga berbaring di sampingnya.


Ranjang satunya lagi sudah aku bongkar. Kayunya kutebang. Kujadikan kayu bakar buat memasak obat. Sekarang cuaca sangat dingin. Tidur berdua bisa terasa lebih hangat.  Setelah kakek meninggal, kamulah satu-satunya orang yang menginap dan menemaniku di sini. Aku bahkan belum tahu siapa namamu, kata An Qi sambil menoleh ke Ye Yao.


Panggil saja aku A Ye, kata Ye Yao.

Baiklah...A Yi ! jawab An Qi sambil memejamkan kedua matanya.


Karuan saja Ye Yao menjadi melongo. Kok dia memanggilku A Yi sih?

Aku pasti bisa menyembuhkan kamu, kata An Qi, masih dalam keadaan terpejam.

Ye Yao tersenyum geli melihat An Qi yang tidur sambil bicara itu.


Meskipun sudah berhasil Du Jie, tapi masih perlu waktu yang lama untuk memulihkan diri. Biarlah aku tinggal di sini untuk sementara waktu, demikianlah Ye Yao memutuskan di dalam hati.


Tiba-tiba An Qi membalikkan tubuhnya dan secara reflek memeluk leher Ye Yao. Karuan hati Ye Yao jadi tercekat. Pelan-pelan ia melepaskan tangan An Qi dari lehernya. Tapi An Qi malah memeluk leher gadis itu semakin erat. Kembali Ye Yao tercekat. Tapi kali ini ia membiarkan An Qi, karena tidak ingin membangunkan gadis itu.


Dewi gunung...! tiba-tiba An Qi bersuara lagi. Ye Yao menoleh lagi kepada An Qi.

Aku akan berusaha menjadi tabib yang baik, kata An Qi lagi.


Ye Yao memalingkan wajahnya kembali. Tiba-tiba hatinya terasa hangat. Ia terharu mendengar ucapan gadis ini. Dalam keadaan tidur pun masih mengigau ingin menyembuhkan penyakitnya. Perlahan-lahan sebuah senyuman tersungging di wajahnya. Ia pun memejamkan matanya dan tidur dengan perasaan yang aneh.

------------------------

Ye Yao menderita luka dalam akibat proses Du Jie yang mengalami gangguan. Ia mengalami luka akibat Tianhuo Jie. Tianhuo artinya Api dari langit.

Luka Tianhuojie ini perlu waktu ratusan tahun baru bisa sembuh, pikir Ye Yao di dalam hati.

A Yi...! tiba-tiba An Qi muncul di depannya.


A Yi, tubuhmu masih belum sembuh. Kamu gak boleh terkena angin! Tegur An Qi.

Aku sudah baikkan! Kata Ye Yao.


Tapi denyut nadimu masih lemah. Luka di tubuhmu juga belum mengering. Sudah tiga bulan. Aku sangat mencemaskan dirimu, kata An Qi.


Luka Tianhuojie ini tidak mungkin disembuhkan dengan obat-obatan dunia, pikir Ye Yao di dalam hati.


Kalau aku bisa menemukan rumput Ling Xu. Menguji rumput dingin itu sebagai obat, aku pasti bisa menyembuhkan kamu, kata An Qi.


Kamu tidak boleh menguji rumput Ling Xu sebagai obat. Meski rumput itu berefek dingin, tapi ia juga sangat beracun. Kalau manusia memakan rumput itu....!


Tapi An Qi keburu memotong ucapan Ye Yao,


Iya, iya...aku sudah tahu itu. Kalau manusia memakan rumput itu, sudah pasti ia akan mati. Aku pasti akan berhati-hati. Ayo, kamu makanlah manisan sate ini. Manis loh rasanya. Ayo makanlah...! kata An Qi sambil mendekatkan manisan sate itu ke mulut Ye Yao.


Ye Yao membuka mulutnya untuk mencicipi manisan sate itu. Eh tahu-tahu...An Qi juga membuka mulutnya dan ikut mencicipi manisan itu. Manisan sate itu jadi dimakan satu berdua sembari berdekatan.


Ye Yao langsung tercekat melihat perbuatan An Qi ini. Mulutnya pun berhenti mencicipi, karena matanya langsung terpaku kepada An Qi. Ia bengong melihat gadis itu makan.

Manis gak? Tanya An Qi seakan tidak merasakan apa-apa.

Manis, jawab Yao Ye pelan. An Qi tertawa gembira.


Apaan sih yang manis? Aku mau dong cobain! tiba-tiba terdengar suara seorang pria di tempat itu.


Pria itu lalu menghampiri mereka dan menarik tangan An Qi. An Qi membalikkan badannya dan terkejut melihat pria itu,


Kak Qiu Ping...!

Qiu Ping lalu mencoba mengambil manisan sate itu, tapi An Qi langsung menarik tangannya.

Kenapa disembunyikan? Kamu sudah lupa ya? Dulu sewaktu kita masih kecil, aku sering membelikan kamu makanan ini. Sini, biar aku cobain! Kata Qiu Ping sambil berusaha meraih kembali manisan sate itu. Tapi An Qi tetap menyembunyikannya.


Melihat pemuda itu tidak menghentikan perbuatannya, Ye Yao lalu mengerahkan sihirnya dan tubuh Qiu Ping pun terdorong ke belakang. Ye Yao langsung menarik tangan An Qi untuk pergi dari tempat itu.


Qiu Ping mau mengejar, tapi tubuhnya mendadak tidak bisa digerakkan.

Ahh, kenapa tubuhku jadi tidak bisa bergerak? Seru Qiu Ping kebingungan.


Suaraku juga tidak bisa keluar! Seru Qiu Ping di dalam hati.

------------------------

Di sebuah hutan, seorang wanita berpakaian hitam-hitam sedang berdiri dan menerawang menggunakan ilmu sihirnya. Orang ini adalah Ye Man, kakaknya Ye Yao.

Ye Yao, adikku yang baik. Biar kulihat kamu bersembunyi di mana?

-----------------------

Suatu hari, An Qi sedang berbaring kesakitan di atas ranjang. Suara rintihannya terdengar oleh Ye Yao. Gadis itu lalu memeriksa keadaan An Qi. Ia meraih sebuah botol dan mengendus botol itu.

Rumput Ling Xu? Ye Yao terkejut, lalu menegur An Qi,

Aku sudah bilang padamu, bahwa rumput Ling Xu itu sangat beracun bila masuk ke dalam tubuh manusia. Kenapa kamu tidak mau mendengar ucapanku dan tetap menguji rumput ini?

A Yi, apakah aku sudah mau mati? tanya An Qi.


Betul! Mati hidup manusia sudah ditakdirkan. Jika ingin mengubah takdir, hanya bisa dilakukan dengan nyawa. Menukar nyawa melalui perjanjian darah. Setelah itu kita akan senasib. Apakah kamu bersedia? Tanya Ye Yao.


Tapi An Qi sudah tidak bisa menjawab. Tangan gadis itu terlepas dari genggaman Ye Yao dan terkulai di atas ranjang.


Terpaksa aku menentang kehendak langit untuk melindungi nyawamu! Ye Yao memutuskan di dalam hati.


Ye Yao lalu menempelkan telapak tangannya di telapak tangan An Qi. Cahaya merah berkeredep di telapak tangan mereka.


Mendadak angin bertiup di dalam kamar itu. Api lilin pun mati tertiup angin. Angin itu cukup kencang dan baru mereda setelah proses penukaran nyawa itu selesai.

------------------------

A Yi, apakah aku orang yang tak berguna? Tanya An Qi sambil menangis.

Tidak. Jangan menangis lagi, bujuk Ye Yao.


Kamu jangan menghiburku lagi, kata An Qi sambil terisak.


Bukankah kamu telah berhasil menyelamatkan aku? Jangan menangis lagi, bujuk Ye Yao lagi.

Ye Yao lalu merangkul pinggang An Qi dan berbisik di telinga gadis itu,


Kamu tidak boleh menangis lagi ya. Kalau tidak, aku akan....! Sehabis mengucapkan ini, Ye Yao lalu menundukkan wajahnya ke wajah An Qi.

---------------------------

Qiu Ping membawa satu stel pakaian berwarna merah ke rumah An Qi. An Qi keluar menyambut kedatangan Qiu Ping. Begitu dilihatnya pakaian yang dibawa oleh pemuda itu, An Qi lalu berkata,


Dewi gunung sudah mau menjemput aku?

Apa-apaan ini? tanya Ye Yao kebingungan.


Setiap tahun dewi gunung akan membuat perjanjian dengan gadis yang berjodoh dengannya. Untuk melindungi gadis itu tumbuh dewasa dengan aman, gadis itu harus mengenakan pakaian pengantin dan mempersembahkan dirinya kepada dewi gunung untuk menjadi seorang dewi, kata Qiu Ping.


Mempersembahkan diri? Ulang Ye Yao.


Sebenarnya bukan mempersembahkan diri. Aku cuma bersatu dengan dewi gunung. Hitung-hitung untuk memperoleh hidup yang kekal, kata An Qi sambil memperlihatkan tangannya yang memiliki sebuah tanda.


Jimat pengganti nyawa...yang khusus untuk mengisap energi vital dari manusia, kata Ye Yao setelah melihat tanda di tangan An Qi itu.


Ye Yao lantas teringat kepada kakaknya, Ye Man.


Akhir-akhir ini wajah kakak ada perubahan. Ilmu rahasia apa yang sedang kakak pelajari? Tanya Ye Yao.


Ilmu rahasia apaan? Karena kota Bai Min aman dan tentram, jadi aku juga mendapatkan sedikit energi dari alam, jawab Ye Man.


Jadi Ye Man menggunakan metode ini untuk mempertahankan parasnya? Pikir Ye Yao di dalam hati.

------------------------

Qiu Ping mengantar An Qi untuk menemui dewi gunung. Di luar rintik-rintik salju sedang turun. An Qi mengenakan pakaian pengantin berwarna merah. Qiu Ping memayungi An Qi berjalan di sampingnya.


Tapi Ye Yao sudah menunggu mereka di luar. Ia menghampiri mereka dan bertanya,


Apa yang sedang kalian lakukan?


Sejak kecil aku sudah dijagai oleh dewi gunung. Demi penduduk desa dan dewi gunung, aku rela menyerahkan diriku untuk menjadi seorang dewi, kata An Qi.


Kamu tidak perlu sama sekali menjadi korban persembahan apa pun. Dewi gunung yang asli sama sekali tidak memerlukan seorang dewi, kata Ye Yao.


Ye Yao lalu bertanya kepada Qiu Ping,


Ren Qiu Ping, kamu juga menginginkan dia menjadi seorang dewi? Demi kalian...menjadi korban persembahan...?


Qiu Ping tidak mampu menjawab. Ia hanya memandang An Qi, lalu menundukkan kepalanya.


Ye Yao menjadi geregetan terhadap pemuda itu. Ia lalu mengerahkan sihirnya dan sekali menggerakkan kepalanya, tubuh Ren Qiu Ping pun terdorong ke samping. Payung di tangan pemuda itu terlepas dan jatuh di atas tanah.


Ye Yao lalu menghampiri An Qi. Ia menggerakkan lengan bajunya yang lebar di depan An Qi. Sekali berkelebat, Ye Yao sudah membawa An Qi ke sebuah padang rumput.

--------------------

An Qi kaget bukan kepalang. Ia memandang ke sana ke mari di padang rumput itu dengan hati bingung tak karuan. Ia memandang Ye Yao dengan ketakutan.


A Yi...kamu...! seru An Qi.

Akulah sebenarnya dewi gunung yang kamu katakan itu. Sedangkan dewi gunung yang menuntut korban persembahan itu adalah kakakku, kata Ye Yao.

Mata An Qi terbelalak memandang Ye Yao. Ye Yao lalu meneruskan ceritanya.


Kakakku itu telah memalsukan identitasku selama seratus tahun. Ia menggunakan jimat pengganti nyawa untuk mengisap energi vital manusia demi mempertahankan parasnya.


Hah..? Lalu bagaimana dengan nasib gadis-gadis yang sudah dikorbankan itu? tanya An Qi.


Saat jimat itu mengisap energi vital manusia, tubuh manusia itu pun menjadi layu. Tapi umurnya tidak berkurang. Karena jalan langit sukar dilacak, kata Ye Yao.


Jadi A Yi...kamu membawaku ke tempat ini...untuk membantu aku melepaskan diri dari mantera itu? tanya An Qi.


Benar, Sekalian aku juga ingin menuntaskan masalah ini dengan dia, jawab Ye Yao.


Bagaimana kamu ingin menuntaskannya...adikku? Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita di tempat itu.


Tiba-tiba Ye Man sudah berdiri di depan mereka. Begitu melihat kakaknya, Ye Yao langsung berdiri di depan An Qi, bersiap melindungi gadis itu.


Dengan jumawa Ye Man berkata,

Dengan kekuatanmu yang sekarang, masih bisakah kamu mempertahankan identitasmu dan melindungi dewiku ini?


Kamu boleh mencobanya! Jawab Ye Yao.


Ye Man lalu mengerahkan ilmu sihirnya menyerang Ye Yao. Selarik sinar biru keluar dari kedua tangannya. Ye Yao menyambut serangan itu dengan kedua tangannya. Selarik sinar merah keluar dari kedua tangannya menyambut sinar biru tersebut.


Kedua orang wanita itu pun terlibat dalam pertarungan ilmu sihir. Beberapa saat kemudian, tampak Ye Man mulai terdesak. Sampai akhirnya ia tidak dapat lagi bertahan. Ia melepaskan kedua tangannya dan jatuh terduduk. Mulutnya mengeluarkan darah. Ia memegang dadanya yang juga terluka.


Bagaimana mungkin? Aku berhasil membuat dirimu terluka oleh Tianhuojie. Meskipun kamu berhasil Dujie menjadi dewi pun juga tidak mungkin bisa memulihkan tenagamu secepat ini ! seru Ye Man penasaran.


Hari itu saat aku mengikat perjanjian darah dengan An Qi, luka Tianhuojie itu pun langsung sembuh, kata Ye Yao.


Hah, perjanjian darah? Teriak Ye Man terkejut.


Kamu mengubah takdir hanya demi seorang manusia? Dia bisa hidup lagi. Tapi kamu juga sudah kehilangan keilahianmu. Seratus tahun kemudian ketika ia mati, kamu pun akan menjadi hantu gentayangan. Kamu menghancurkan masa depanmu sendiri! teriak Ye Man.


Meskipun umurku cuma seratus tahun, aku juga akan melenyapkan biang bencana seperti dirimu! Seru Ye Yao sambil mengarahkan tangannya ke atas langit.


Selarik sinar merah keluar dari tangan Ye Yao dan meluncur ke atas langit. Ye Man juga melakukan hal yang sama. Dari tangannya meluncur selarik sinar biru ke atas langit. Dua sinar itu lalu bertemu di atas langit.


Kembali sebuah pertarungan ilmu sihir berlangsung di tempat itu. Tak lama kemudian, terdengar suara Ye Man menjerit. Tubuhnya tidak kuat lagi. Akhirnya tubuh Ye Man pun sirna dan lenyap dari tempat itu.


Sesaat kemudian terdengar suara An Qi di tempat itu,


Dewi gunung...demi aku anda sampai....! Tapi An Qi tidak melanjutkan ucapannya, karena tubuhnya keburu dipeluk oleh Ye Yao.


Bagiku...kamu lebih berharga! Kata Ye Yao sambil memeluk tubuh An Qi.

An Qi tersenyum bahagia. Ia pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ye Yao. Kedua orang gadis itu pun saling berpelukan di tempat itu.

---------------------

A Yi...! Begitulah ceritanya. Bagaimana menurutmu kisah yang kutulis ini? tanya Pei Shuang Yi kepada A Yi yang adalah pemimpin dari kota Bai Min.


Kelihatannya si A Yi ini lebih hebat ya daripada aku. Dia seorang dewi gunung dan bisa ilmu sihir pula, kata A Yi.


Pei Shuang Yi tersenyum gembira. Ia meraih tangan A Yi dan berkata,

Sebenarnya...kamulah yang paling hebat di dalam hatiku! 

A Yi mendekatkan wajahnya ke wajah Pei Shuang Yi dan berkata,

Benarkah...? Sehebat apa dia?


Pei Shuang Yi memutar tubuhnya sambil tersenyum malu-malu.

Pokoknya hebatlah...! kata Pei Suang Yi.


Oh, ternyata cerita tentang dewi gunung dan gadis tabib ini ditulis oleh Pei Shuang Yi. Ia menceritakan kisah ini kepada A Yi. Kedua orang gadis ini adalah tokoh utama di dalam kisah Led Astray By Love 相思误 (Xiang Si Wu).


T  A  M  A  T

 

Sumber Foto: https://sogou.com 

 

No comments:

Post a Comment