Led Astray By Love Spin
Off: The Mountain Goddess - 相思误番外之山神劫 (Xiang Si Wu Fan Wai
Zhi Shan Shen Jie).
Sinopsis
Lengkap:
Ye Yao, si dewi
gunung sedang dalam proses menjalani Du Jie 渡劫
dari langit.
Du Jie adalah
sebuah proses bagi seorang dewa atau dewi yang sudah mempelajari ilmu
kultivasi, tapi ia ingin turun ke dunia. Sebelum ia bisa turun ke dunia
manusia, ia terlebih dahulu harus menjalani ujian dari langit yang disebut
dengan Du Jie. Jika ia bisa lulus dari ujian Du Jie ini, dia baru bisa turun ke
dunia.
Ye Yao yang sedang
menjalani ujian Du Jie di sebuah hutan. Di saat menjalani Du Jie inilah, proses
Du Jie-nya terganggu dengan kemunculan dari tiga orang pria berpakaian
hitam-hitam yang tiba-tiba menyerang dan mengeroyoknya di dalam hutan itu.
Pria-pria
pengeroyoknya ini rata-rata memiliki ilmu silat yang tinggi. Serangan mereka
ganas dan beringas. Ye Yao yang sedang menjalani Du Jie tidak siap dengan
serangan ini. Sebentar kemudian tubuhnya sudah menderita luka-luka sabetan
pedang dan senjata tajam yang mendarat di tubuhnya. Baju putihnya juga sudah
berlepotan darah.
Cegah,
jangan sampai dewi gunung berhasil menjalani Du Jie hari ini. Bunuh dia! kata salah seorang
dari pengeroyoknya itu.
Ketiga orang
pengeroyok itu lalu langsung membentuk sebuah formasi lingkaran berdiri
mengelilingi Ye Yao, siap menyerang dengan lebih ganas lagi.
Cecunguk...! desis Ye Yao
marah.
Ye Yao memutuskan
untuk tidak mengalah lagi. Tadi ia sempat bingung, mau melawan atau tidak.
Karena saat itu ia sedang menjalani Du Jie, jadi ia sempat ragu-ragu. Tapi
sekarang ia tidak ragu lagi. Orang-orang ini jelas-jelas mengincar nyawanya.
Jadi Ye Yao memutuskan untuk tidak memberi ampun lagi kepada para penyerangnya
ini.
Ye Yao mengerahkan
ilmu sihirnya. Mata Ye Yao mendadak mencorong merah. Cahaya merah berkeredep di
telapak tangannya. Tapi sebelum Ye Yao menyerang para pengeroyoknya itu,
mendadak terdengar suara bentakan seorang gadis yang tiba-tiba sudah muncul di
sampingnya.
Kalian
ini...cuma bisanya mengeroyok seorang wanita mengandalkan jumlah yang banyak.
Apa hebatnya kalian?
Gadis itu berteriak
sambil mengacung-acungkan sebatang ranting pohon di depan pria-pria itu.
Ye Yao mengamati
gadis itu. Gadis itu masih sangat muda. Rupanya imut-imut dan manis. Ye Yao terhenyak
melihat nyali gadis itu yang berani menentang pria-pria itu untuk membelanya.
Jangan
ikut campur!
Bentak salah satu dari pria itu. Setelah itu pedang di tangan pria itu berkelebat,
membacok kepala gadis itu dengan cepat.
Dewi
Gunung tolonglah aku...! teriak gadis itu sambil memejamkan kedua matanya.
Ye Yao terkejut.
Gadis itu ternyata tidak bisa ilmu silat sama sekali. Ceroboh banget dia! Gak bisa silat tapi mau membelaku, pikir Ye
Yao.
Ye Yao mengerahkan
ilmu sihirnya. Pedang itu mendadak terhenti di tengah udara. Kemudian lenyap
dari pandangan sebelum menyentuh kepala gadis itu. Demikian juga dengan tubuh ketiga
orang pengeroyoknya itu mendadak lenyap pula dari tempat itu. Dalam sekejap, Ye
Yao sudah mengirim ketiga orang pria itu ke neraka.
Mohon
dewi gunung menyelamatkan kami berdua. Aku bersedia menjadi sapi dan kudamu! gadis itu berdoa sambil
merangkapkan kedua tangannya.
Mendadak kepala Ye
Yao menjadi pusing. Tubuhnya terasa lemas dan ia langsung jatuh pingsan di atas
tanah. Saat menjalani Du Jie, Ye Yao seharusnya tidak boleh mengerahkan ilmu
sihir. Karena tubuhnya bisa terluka.
Gadis itu membuka kedua
matanya. Ia bingung melihat tak ada lagi para pengeroyoknya di situ. Ia menoleh
ke samping dan melihat tubuh Ye Yao yang pingsan di atas tanah.
Gadis itu lalu
berjongkok di samping tubuh Ye Yao dan berseru,
Nona,
sadarlah....sadarlah...! Dewi gunung sudah menunjukkan kesaktiannya!
--------------------------------
Gadis itu lalu
membawa Ye Yao pulang ke rumahnya. Gadis itu tinggal seorang diri di rumah itu.
Gadis itu ternyata seorang tabib. Ia paham tentang ilmu pengobatan. Walaupun
bakatnya tidak begitu besar, tapi kepandaiannya masih termasuk lumayan.
Mulai hari itu, Ye
Yao menjadi pasiennya. Gadis itu memasukkan tubuh Ye Yao ke dalam sebuah
gentong besar yang berisi air obat. Seperti gentong yang biasanya dipakai orang
untuk mandi di zaman itu.
Ia merendam tubuh
Ye Yao dengan cairan obat. Gadis itu mengeluarkan sepotong batu giok berwarna
putih dan menempelkan batu giok itu ke tubuh Ye Yao. Batu itu ia geser-geserkan
ke tubuh Ye Yao. Mungkin maksudnya ia ingin menyerap hawa beracun dari tubuh Ye
Yao ke dalam batu itu.
Tiba-tiba Ye Yao
tersadar dari pingsannya. Secara reflek tangan Ye Yao bergerak menangkap tangan
gadis itu.
Apa
yang kamu lakukan?
tanya Ye Yao. Gadis itu terkejut.
Aku
dengar dari kakekku, bahwa batu giok ini berkhasiat saat mandi air obat. Aku
lihat kamu sudah pingsan berhari-hari. Paling tidak aku sudah berupaya keras
untuk menyembuhkan dirimu, kata gadis itu.
Kamu
adalah pasien pertamaku yang aku tolong. Namaku An Qi. Siapa namamu? Berapa
usiamu? Di mana rumahmu? Apa pekerjaanmu...?
Tiba-tiba Ye Yao
menempelkan jari tangannya di kening gadis itu. Gadis itu mendadak diam dan tidak
bertanya-tanya lagi, tapi pertanyaannya tak ada satu pun yang dijawab oleh Ye
Yao.
Kamar itu hanya
diterangi oleh cahaya lilin yang lilinnya sudah tinggal seperempat batang. Di
luar rintik-rintik salju sedang turun.
Ye Yao bisa
menerawang keadaan An Qi hanya dengan menempelkan jari tangannya di kening
gadis itu.
Penduduk
kota Bai Min...17 tahun...gadis tabib...keahlian pengobatannya biasa-biasa
saja....kepandaian memasaknya buruk sekali...
Ye Yao melihat An
Qi sedang berlutut di samping tubuh seseorang.
Kakek...kakek...jangan
tinggalkan aku...!
Ternyata
ia seorang anak yatim piatu...! Kata Ye Yao di dalam hati.
Ye Yao lalu
melepaskan jari tangannya dari kening An Qi. An Qi langsung mendekatkan
wajahnya ke wajah Ye Yao. Ye Yao pun tercekat. Kedua orang gadis itu lalu
saling memandang. Kemudian An Qi menarik kembali wajahnya karena malu. Kedua
orang gadis itu lalu menjadi salah tingkah.
Aku
mau berpakaian. Kamu keluarlah dulu, kata Ye Yao tanpa memandang wajah An Qi.
Baiklah, jawab An Qi. Gadis
itu langsung berdiri dan keluar dari kamar itu.
---------------------
Hari sudah malam.
Ye Yao berbaring di
atas sebuah ranjang. Tak lama kemudian An Qi juga berbaring di sampingnya.
Ranjang
satunya lagi sudah aku bongkar. Kayunya kutebang. Kujadikan kayu bakar buat
memasak obat. Sekarang cuaca sangat dingin. Tidur berdua bisa terasa lebih
hangat. Setelah kakek meninggal, kamulah
satu-satunya orang yang menginap dan menemaniku di sini. Aku bahkan belum tahu
siapa namamu,
kata An Qi sambil menoleh ke Ye Yao.
Panggil
saja aku A Ye,
kata Ye Yao.
Baiklah...A
Yi !
jawab An Qi sambil memejamkan kedua matanya.
Karuan saja Ye Yao
menjadi melongo. Kok dia memanggilku A Yi
sih?
Aku
pasti bisa menyembuhkan kamu, kata An Qi, masih dalam keadaan terpejam.
Ye Yao tersenyum
geli melihat An Qi yang tidur sambil bicara itu.
Meskipun
sudah berhasil Du Jie, tapi masih perlu waktu yang lama untuk memulihkan diri.
Biarlah aku tinggal di sini untuk sementara waktu, demikianlah Ye Yao
memutuskan di dalam hati.
Tiba-tiba An Qi
membalikkan tubuhnya dan secara reflek memeluk leher Ye Yao. Karuan hati Ye Yao
jadi tercekat. Pelan-pelan ia melepaskan tangan An Qi dari lehernya. Tapi An Qi
malah memeluk leher gadis itu semakin erat. Kembali Ye Yao tercekat. Tapi kali
ini ia membiarkan An Qi, karena tidak ingin membangunkan gadis itu.
Dewi
gunung...!
tiba-tiba An Qi bersuara lagi. Ye Yao menoleh lagi kepada An Qi.
Aku
akan berusaha menjadi tabib yang baik, kata An Qi lagi.
Ye Yao memalingkan
wajahnya kembali. Tiba-tiba hatinya terasa hangat. Ia terharu mendengar ucapan
gadis ini. Dalam keadaan tidur pun masih mengigau ingin menyembuhkan
penyakitnya. Perlahan-lahan sebuah senyuman tersungging di wajahnya. Ia pun
memejamkan matanya dan tidur dengan perasaan yang aneh.
------------------------
Ye Yao menderita
luka dalam akibat proses Du Jie yang mengalami gangguan. Ia mengalami luka
akibat Tianhuo Jie. Tianhuo artinya Api dari langit.
Luka
Tianhuojie ini perlu waktu ratusan tahun baru bisa sembuh, pikir Ye Yao di
dalam hati.
A
Yi...!
tiba-tiba An Qi muncul di depannya.
A Yi,
tubuhmu masih belum sembuh. Kamu gak boleh terkena angin! Tegur An Qi.
Aku
sudah baikkan!
Kata Ye Yao.
Tapi
denyut nadimu masih lemah. Luka di tubuhmu juga belum mengering. Sudah tiga
bulan. Aku sangat mencemaskan dirimu, kata An Qi.
Luka
Tianhuojie ini tidak mungkin disembuhkan dengan obat-obatan dunia, pikir Ye Yao di
dalam hati.
Kalau
aku bisa menemukan rumput Ling Xu. Menguji rumput dingin itu sebagai obat, aku
pasti bisa menyembuhkan kamu, kata An Qi.
Kamu
tidak boleh menguji rumput Ling Xu sebagai obat. Meski rumput itu berefek
dingin, tapi ia juga sangat beracun. Kalau manusia memakan rumput itu....!
Tapi An Qi keburu
memotong ucapan Ye Yao,
Iya,
iya...aku sudah tahu itu. Kalau manusia memakan rumput itu, sudah pasti ia akan
mati. Aku pasti akan berhati-hati. Ayo, kamu makanlah manisan sate ini. Manis
loh rasanya. Ayo makanlah...! kata An Qi sambil mendekatkan manisan sate
itu ke mulut Ye Yao.
Ye Yao membuka
mulutnya untuk mencicipi manisan sate itu. Eh tahu-tahu...An Qi juga membuka
mulutnya dan ikut mencicipi manisan itu. Manisan sate itu jadi dimakan satu berdua
sembari berdekatan.
Ye Yao langsung
tercekat melihat perbuatan An Qi ini. Mulutnya pun berhenti mencicipi, karena
matanya langsung terpaku kepada An Qi. Ia bengong melihat gadis itu makan.
Manis
gak?
Tanya An Qi seakan tidak merasakan apa-apa.
Manis, jawab Yao Ye
pelan. An Qi tertawa gembira.
Apaan
sih yang manis?
Aku mau dong cobain! tiba-tiba
terdengar suara seorang pria di tempat itu.
Pria itu lalu
menghampiri mereka dan menarik tangan An Qi. An Qi membalikkan badannya dan
terkejut melihat pria itu,
Kak
Qiu Ping...!
Qiu Ping lalu
mencoba mengambil manisan sate itu, tapi An Qi langsung menarik tangannya.
Kenapa
disembunyikan? Kamu sudah lupa ya? Dulu sewaktu kita masih kecil, aku sering membelikan
kamu makanan ini. Sini, biar aku cobain! Kata Qiu Ping sambil berusaha meraih
kembali manisan sate itu. Tapi An Qi tetap menyembunyikannya.
Melihat pemuda itu
tidak menghentikan perbuatannya, Ye Yao lalu mengerahkan sihirnya dan tubuh Qiu
Ping pun terdorong ke belakang. Ye Yao langsung menarik tangan An Qi untuk pergi
dari tempat itu.
Qiu Ping mau
mengejar, tapi tubuhnya mendadak tidak bisa digerakkan.
Ahh,
kenapa tubuhku jadi tidak bisa bergerak? Seru Qiu Ping kebingungan.
Suaraku
juga tidak bisa keluar! Seru Qiu Ping di dalam hati.
------------------------
Di sebuah hutan,
seorang wanita berpakaian hitam-hitam sedang berdiri dan menerawang menggunakan
ilmu sihirnya. Orang ini adalah Ye Man, kakaknya Ye Yao.
Ye
Yao, adikku yang baik. Biar kulihat kamu bersembunyi di mana?
-----------------------
Suatu hari, An Qi sedang
berbaring kesakitan di atas ranjang. Suara rintihannya terdengar oleh Ye Yao.
Gadis itu lalu memeriksa keadaan An Qi. Ia meraih sebuah botol dan mengendus
botol itu.
Rumput
Ling Xu?
Ye Yao terkejut, lalu menegur An Qi,
Aku
sudah bilang padamu, bahwa rumput Ling Xu itu sangat beracun bila masuk ke
dalam tubuh manusia. Kenapa kamu tidak mau mendengar ucapanku dan tetap
menguji rumput ini?
A Yi,
apakah aku sudah mau mati? tanya An Qi.
Betul!
Mati hidup manusia sudah ditakdirkan. Jika ingin mengubah takdir, hanya bisa
dilakukan dengan nyawa. Menukar nyawa melalui perjanjian darah. Setelah itu
kita akan senasib. Apakah kamu bersedia? Tanya Ye Yao.
Tapi An Qi sudah
tidak bisa menjawab. Tangan gadis itu terlepas dari genggaman Ye Yao dan terkulai di atas ranjang.
Terpaksa
aku menentang kehendak langit untuk melindungi nyawamu! Ye Yao memutuskan di
dalam hati.
Ye Yao lalu
menempelkan telapak tangannya di telapak tangan An Qi. Cahaya merah berkeredep
di telapak tangan mereka.
Mendadak angin
bertiup di dalam kamar itu. Api lilin pun mati tertiup angin. Angin itu cukup
kencang dan baru mereda setelah proses penukaran nyawa itu selesai.
------------------------
A Yi,
apakah aku orang yang tak berguna? Tanya An Qi sambil menangis.
Tidak.
Jangan menangis lagi,
bujuk Ye Yao.
Kamu
jangan menghiburku lagi, kata An Qi sambil terisak.
Bukankah
kamu telah berhasil menyelamatkan aku? Jangan menangis lagi, bujuk Ye Yao lagi.
Ye Yao lalu
merangkul pinggang An Qi dan berbisik di telinga gadis itu,
Kamu tidak
boleh menangis lagi ya. Kalau tidak, aku akan....! Sehabis
mengucapkan ini, Ye Yao lalu menundukkan wajahnya ke wajah An Qi.
---------------------------
Qiu Ping membawa
satu stel pakaian berwarna merah ke rumah An Qi. An Qi keluar menyambut
kedatangan Qiu Ping. Begitu dilihatnya pakaian yang dibawa oleh pemuda itu, An
Qi lalu berkata,
Dewi
gunung sudah mau menjemput aku?
Apa-apaan
ini?
tanya Ye Yao kebingungan.
Setiap
tahun dewi gunung akan membuat perjanjian dengan gadis yang berjodoh dengannya.
Untuk melindungi gadis itu tumbuh dewasa dengan aman, gadis itu harus
mengenakan pakaian pengantin dan mempersembahkan dirinya kepada dewi gunung
untuk menjadi seorang dewi, kata Qiu Ping.
Mempersembahkan
diri?
Ulang Ye Yao.
Sebenarnya
bukan mempersembahkan diri. Aku cuma bersatu dengan dewi gunung. Hitung-hitung
untuk memperoleh hidup yang kekal, kata An Qi sambil memperlihatkan tangannya
yang memiliki sebuah tanda.
Jimat
pengganti nyawa...yang khusus untuk mengisap energi vital dari manusia, kata Ye Yao
setelah melihat tanda di tangan An Qi itu.
Ye Yao lantas
teringat kepada kakaknya, Ye Man.
Akhir-akhir
ini wajah kakak ada perubahan. Ilmu rahasia apa yang sedang kakak pelajari? Tanya Ye Yao.
Ilmu
rahasia apaan? Karena kota Bai Min aman dan tentram, jadi aku juga
mendapatkan sedikit energi dari alam, jawab Ye Man.
Jadi Ye Man
menggunakan metode ini untuk mempertahankan parasnya? Pikir Ye Yao di dalam
hati.
------------------------
Qiu Ping mengantar
An Qi untuk menemui dewi gunung. Di luar rintik-rintik salju sedang turun. An
Qi mengenakan pakaian pengantin berwarna merah. Qiu Ping memayungi An Qi
berjalan di sampingnya.
Tapi Ye Yao sudah
menunggu mereka di luar. Ia menghampiri mereka dan bertanya,
Apa
yang sedang kalian lakukan?
Sejak
kecil aku sudah dijagai oleh dewi gunung. Demi penduduk desa dan dewi gunung,
aku rela menyerahkan diriku untuk menjadi seorang dewi, kata An Qi.
Kamu
tidak perlu sama sekali menjadi korban persembahan apa pun. Dewi gunung yang
asli sama sekali tidak memerlukan seorang dewi, kata Ye Yao.
Ye Yao lalu
bertanya kepada Qiu Ping,
Ren
Qiu Ping, kamu juga menginginkan dia menjadi seorang dewi? Demi kalian...menjadi
korban persembahan...?
Qiu Ping tidak
mampu menjawab. Ia hanya memandang An Qi, lalu menundukkan kepalanya.
Ye Yao menjadi
geregetan terhadap pemuda itu. Ia lalu mengerahkan sihirnya dan sekali
menggerakkan kepalanya, tubuh Ren Qiu Ping pun terdorong ke samping. Payung di
tangan pemuda itu terlepas dan jatuh di atas tanah.
Ye Yao lalu
menghampiri An Qi. Ia menggerakkan lengan bajunya yang lebar di depan An Qi.
Sekali berkelebat, Ye Yao sudah membawa An Qi ke sebuah padang rumput.
--------------------
An Qi kaget bukan
kepalang. Ia memandang ke sana ke mari di padang rumput itu dengan hati bingung
tak karuan. Ia memandang Ye Yao dengan ketakutan.
A
Yi...kamu...!
seru An Qi.
Akulah
sebenarnya dewi gunung yang kamu katakan itu. Sedangkan dewi gunung yang
menuntut korban persembahan itu adalah kakakku, kata Ye Yao.
Mata An Qi
terbelalak memandang Ye Yao. Ye Yao lalu meneruskan ceritanya.
Kakakku
itu telah memalsukan identitasku selama seratus tahun. Ia menggunakan jimat
pengganti nyawa untuk mengisap energi vital manusia demi mempertahankan
parasnya.
Hah..?
Lalu bagaimana dengan nasib gadis-gadis yang sudah dikorbankan itu? tanya An Qi.
Saat
jimat itu mengisap energi vital manusia, tubuh manusia itu pun menjadi layu.
Tapi umurnya tidak berkurang. Karena jalan langit sukar dilacak, kata Ye Yao.
Jadi
A Yi...kamu membawaku ke tempat ini...untuk membantu aku melepaskan diri dari
mantera itu?
tanya An Qi.
Benar,
Sekalian aku juga ingin menuntaskan masalah ini dengan dia, jawab Ye Yao.
Bagaimana
kamu ingin menuntaskannya...adikku? Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita
di tempat itu.
Tiba-tiba Ye Man
sudah berdiri di depan mereka. Begitu melihat kakaknya, Ye Yao langsung berdiri
di depan An Qi, bersiap melindungi gadis itu.
Dengan jumawa Ye
Man berkata,
Dengan
kekuatanmu yang sekarang, masih bisakah kamu mempertahankan identitasmu dan
melindungi dewiku ini?
Kamu
boleh mencobanya!
Jawab Ye Yao.
Ye Man lalu
mengerahkan ilmu sihirnya menyerang Ye Yao. Selarik sinar biru keluar dari
kedua tangannya. Ye Yao menyambut serangan itu dengan kedua tangannya. Selarik
sinar merah keluar dari kedua tangannya menyambut sinar biru tersebut.
Kedua orang wanita
itu pun terlibat dalam pertarungan ilmu sihir. Beberapa saat kemudian, tampak
Ye Man mulai terdesak. Sampai akhirnya ia tidak dapat lagi bertahan. Ia
melepaskan kedua tangannya dan jatuh terduduk. Mulutnya mengeluarkan darah. Ia
memegang dadanya yang juga terluka.
Bagaimana
mungkin? Aku berhasil membuat dirimu terluka oleh Tianhuojie. Meskipun kamu
berhasil Dujie menjadi dewi pun juga tidak mungkin bisa memulihkan tenagamu
secepat ini !
seru Ye Man penasaran.
Hari
itu saat aku mengikat perjanjian darah dengan An Qi, luka Tianhuojie itu pun
langsung sembuh,
kata Ye Yao.
Hah,
perjanjian darah?
Teriak Ye Man terkejut.
Kamu
mengubah takdir hanya demi seorang manusia? Dia bisa hidup lagi. Tapi kamu juga
sudah kehilangan keilahianmu. Seratus tahun kemudian ketika ia mati, kamu pun akan menjadi
hantu gentayangan. Kamu menghancurkan masa depanmu sendiri! teriak Ye Man.
Meskipun
umurku cuma seratus tahun, aku juga akan melenyapkan biang bencana seperti
dirimu!
Seru Ye Yao sambil mengarahkan tangannya ke atas langit.
Selarik sinar merah
keluar dari tangan Ye Yao dan meluncur ke atas langit. Ye Man juga melakukan
hal yang sama. Dari tangannya meluncur selarik sinar biru ke atas langit. Dua
sinar itu lalu bertemu di atas langit.
Kembali sebuah
pertarungan ilmu sihir berlangsung di tempat itu. Tak lama kemudian, terdengar
suara Ye Man menjerit. Tubuhnya tidak kuat lagi. Akhirnya tubuh Ye Man pun
sirna dan lenyap dari tempat itu.
Sesaat kemudian
terdengar suara An Qi di tempat itu,
Dewi
gunung...demi aku anda sampai....! Tapi An Qi tidak melanjutkan ucapannya,
karena tubuhnya keburu dipeluk oleh Ye Yao.
Bagiku...kamu lebih berharga!
Kata Ye Yao sambil memeluk tubuh An Qi.
An Qi tersenyum
bahagia. Ia pun melingkarkan kedua tangannya di pinggang Ye Yao. Kedua orang gadis
itu pun saling berpelukan di tempat itu.
---------------------
A
Yi...! Begitulah ceritanya. Bagaimana menurutmu kisah yang kutulis ini? tanya Pei Shuang
Yi kepada A Yi yang adalah pemimpin dari kota Bai Min.
Kelihatannya
si A Yi ini lebih hebat ya daripada aku. Dia seorang dewi gunung dan bisa ilmu
sihir pula,
kata A Yi.
Pei Shuang Yi
tersenyum gembira. Ia meraih tangan A Yi dan berkata,
Sebenarnya...kamulah
yang paling hebat di dalam hatiku!
A Yi mendekatkan
wajahnya ke wajah Pei Shuang Yi dan berkata,
Benarkah...?
Sehebat apa dia?
Pei Shuang Yi
memutar tubuhnya sambil tersenyum malu-malu.
Pokoknya
hebatlah...!
kata Pei Suang Yi.
Oh, ternyata cerita
tentang dewi gunung dan gadis tabib ini ditulis oleh Pei Shuang Yi. Ia
menceritakan kisah ini kepada A Yi. Kedua orang gadis ini adalah tokoh utama di
dalam kisah Led Astray By Love 相思误 (Xiang Si Wu).
T A M
A T
Sumber Foto: https://sogou.com
No comments:
Post a Comment