Search This Blog:

Select Language To Translate Articles Here:

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, January 30, 2024

Review Short Film The Manuscript Of Women 女书

This time, Liu Yun Rui 流云蕊, the female director who co-directed The Red Devil Nu Er Hong 女儿红, made another ads film for Adolph shampoo 阿道夫洗发水 with a duration about 5 minutes length.

Kali ini Liu Yun Rui 流云蕊, sutradara wanita pembuat Nu Er Hong 女儿红 ini membuat lagi sebuah film iklan untuk shampo Adolph 阿道夫洗发水 dengan durasi sekitar 5 menit.

What the uniqueness of this ads film is, it chooses the theme of women's emancipation in ancient times and raises the issue of the equal rights for women who at that time are not allowed to get the education at school.


Uniknya film iklan ini mengambil tema emansipasi wanita di zaman kuno dan mengangkat isu persamaan hak yang setara bagi kaum wanita yang di zaman itu dilarang untuk menuntut pendidikan di sekolah.

As usual, this ads film always has a special storyline, not just an ads film that only promotes the products.


Seperti biasa film iklan ini selalu memiliki jalan cerita yang spesial, bukan sekedar film iklan belaka yang melulu mempromosikan produk semata.

This ads film then changes into a short film which is produced in a unique and interesting way so that the impression of the advertisement is inconspicuous and unimportant. Even so, it feels like the audience may be able to remember the name of Adolph's shampoo better after watching this short film.


Film iklan ini lalu berubah menjadi sebuah film pendek yang digarap secara unik dan menarik sehingga kesan iklannya menjadi tidak mencolok dan tidak penting. Walau begitu rasanya para penonton mungkin bisa mengingat lebih baik nama shampoo Adolph ini setelah menonton film pendek ini.

The story was happened at the era of the Qing Dynasty. In those days women were only allowed to learn sewing and embroidery. They were not allowed to go to school and study like men.


Kisahnya mengambil setting di zaman pemerintahan Dinasti Qing. Di masa itu kaum wanita hanya boleh belajar menjahit dan menyulam saja. Mereka tidak boleh bersekolah dan menuntut ilmu layaknya kaum pria.

At that time, men could learn to read and write the chinese characters. Likewise, you can learn about customs, traditional culture, ethics and manners, history, memorize the Confucius’s analectics and poetry from ancient scholars, compose and write poetry, etc.


Di masa itu, kaum pria bisa belajar membaca dan menulis aksara mandarin. Demikian pula bisa belajar tentang adat istiadat, budaya tradisional, etika dan tata krama, sejarah, menghafal analektika Konfusius dan sajak dari para pujangga kuno, membuat dan menulis sajak, dsb.

Yu Lu was a girl from a wealthy family. She was smart and talented. She really enjoyed studying literature, but her father did not allow her to study.

Yu Lu adalah anak gadis dari keluarga berada. Ia pintar dan berbakat. Ia sangat senang belajar kesusastraan, tapi ayahnya tidak mengizinkannya belajar.

On the contrary, her father even forced her to learn sewing and embroidery. But Yu Lu was not talented in sewing and embroidery. So when her older brothers were being taught by her father, Yu Lu often secretly overheard their lessons.


Ayahnya malah menyuruhnya belajar menjahit dan menyulam. Tapi Yu Lu tidak berbakat menjahit dan menyulam. Maka itu saat abang-abangnya sedang diajari oleh ayahnya, Yu Lu diam-diam sering mencuri dengar pelajaran mereka.

Until one day, Yu Lu was caught eavesdropping by her father. Her father then punished her by hitting her palms repeatedly.


Hingga pada suatu hari Yu Lu kepergok oleh ayahnya sedang mencuri dengar. Ayahnya lalu menghukumnya dengan memukuli telapak tangannya berkali-kali.

One day, while delivering food to her father's place of work, Yu Lu, who was on the boat accidentally met A Ni, a woman who was good at reading and writing poetry.


Pada suatu hari saat mengantarkan makanan ke tempat ayahnya bekerja, Yu Lu yang naik perahu ini tidak sengaja berjumpa dengan A Ni, seorang wanita yang pandai membaca dan menulis sajak.

Yu Lu was amazed to see A Ni's skill in writing poetry. She then asked A Ni to teach her. Since then she often visited this woman to learn from her.


Yu Lu terkesima melihat ketrampilan A Ni di dalam membuat sajak. Ia lalu minta A Ni mengajarinya. Sejak itu ia sering mengunjungi wanita ini untuk belajar darinya.

Yu Lu asked A Ni why women couldn't study, but men could. A Ni said that if Yu Lu's father didn't want to teach her, then Yu Lu could learn from her.


Yu Lu bertanya kepada A Ni mengapa wanita tidak boleh belajar, sedangkan kaum pria boleh. A Ni bilang jika ayah Yu Lu tidak mau mengajarinya, maka Yu Lu bisa belajar darinya.

A Ni said that if men could go to school, then women could too. If men could read and write poetry, then women could too.

A Ni bilang jika kaum pria bisa bersekolah, maka kaum wanita juga bisa. Jika kaum pria bisa membaca dan menulis sajak, maka kaum wanita juga pasti bisa.

A Ni herself was often labeled as a crazy woman because she had hobbies that were unusual for women at that time. She enjoyed reading and writing poetry. She also liked to drink wine while singing poetry, which women said at that time was a habit of men.


A Ni sendiri sering dicap sebagai wanita gila karena ia memiliki hobi yang tidak lazim dengan kaum wanita di masa itu. Ia senang membaca dan menulis sajak. Ia juga senang minum arak sambil mendendangkan sajak yang kata wanita-wanita di zaman itu kebiasaan seperti ini adalah kebiasaan kaum pria.

One day, A Ni showed Yu Lu about Nu Shu 女书, which according to A Ni, Nu Shu was a collection of manuscripts that had been left over hundreds years ago that only women could understand about it.


Pada suatu hari A Ni memperlihatkan kepada Yu Lu tentang Nu Shu 女书 yang menurut A Ni, Nu Shu adalah kumpulan tulisan peninggalan ratusan tahun yang lalu yang hanya bisa dimengerti oleh kaum wanita.

A Ni then taught Nu Shu to Yu Lu and told her that if Yu Lu wrote a letter to her using the words in Nu Shu, then only them would understand about the letter.

A Ni lalu mengajari Nu Shu kepada Yu Lu dan berpesan padanya, bahwa jika Yu Lu menulis surat padanya dengan kata-kata di dalam Nu Shu ini, maka hanya mereka yang bisa memahami surat itu.

One day, Yu Lu's father caught Yu Lu studying again. Her father was also not happy seeing Yu Lu was hanging out with A Ni. He then punished Yu Lu by locking her in the room.

Pada suatu hari ayah Yu Lu memergoki lagi Yu Lu belajar. Ayahnya juga tidak senang Yu Lu bergaul dengan A Ni. Ia lalu menghukum Yu Lu dengan mengurungnya di dalam kamar.

Then Yu Lu remembered about Nu Shu. She then wrote a letter to A Ni asking her to help her and said that she wanted to leave the house.


Kemudian Yu Lu teringat pada Nu Shu. Ia lalu menulis surat kepada A Ni meminta wanita itu menolongnya dan bahwa ia ingin pergi dari rumah.

After receiving Yu Lu's letter, A Ni then made a plan to enter Yu Lu's house and help the girl.

Setelah menerima surat Yu Lu, A Ni lalu merancang rencana untuk memasuki rumah Yu Lu dan menolong gadis itu.

One night, A Ni managed to sneak into Yu Lu's room and met the girl. A Ni asked if Yu Lu had thought carefully about it which the girl answered with a nod of her head.


Pada suatu malam, A Ni berhasil menyelinap ke dalam kamar Yu Lu dan bertemu dengan gadis itu. A Ni bertanya apakah Yu Lu sudah memikirkan baik-baik tentang hal itu yang dijawab oleh gadis itu dengan anggukan kepala.

That night A Ni managed to take Yu Lu out of the house. Even though Yu Lu's father mobilized many people to look for her daughter, Yu Lu was never found again.

Malam itu A Ni berhasil membawa Yu Lu meninggalkan rumah. Walaupun ayah Yu Lu mengerahkan banyak orang untuk mencari putrinya, tapi Yu Lu tidak berhasil ditemukan.

After some time passed, news came that in one place a school was established which accepted female students. And the teachers at the school were also women.


Setelah lewat beberapa waktu, terdengar kabar bahwa di sebuah tempat telah berdiri sebuah sekolah yang menerima anak murid wanita. Dan pengajar di sekolah itu juga wanita.

This news amazed everyone. Someone said, if it was true that there was a place like that in this world, then he would be curious to see it.


Berita ini membuat takjub semua orang. Ada yang bilang, jika benar di dalam dunia ini ada tempat seperti itu, maka ia pun menjadi penasaran untuk melihatnya.

This school of women was founded by A Ni and Yu Lu, who were now the female teachers in the school.


Sekolah kaum putri itu didirikan oleh A Ni dan Yu Lu yang sekarang sudah menjadi seorang guru wanita.

So a new chapter of women's emancipation began to grow at that time, bringing the fresh air and new enthusiasm to the hearts of girls who wanted to study at school.


Maka babak baru tentang emansipasi wanita pun mulai bergulir di zaman itu, membawa angin segar dan semangat baru di dalam hati sanubari para gadis yang kepingin menuntut ilmu di sekolah.


TITLE/JUDUL:

THE MANUSCRIPT OF WOMEN – 女书 (Nu Shu).

Year/Tahun: 2023.

Category/Jenis: Film Pendek.

Aired On/Tayang Tanggal: 07th June 2023.

Aired At/Tayang Di: Bilibili.

Can Be Watched At/Bisa Ditonton Di:

Bilibili and Youtube (Channel:  Wang Lao Ji & Sheng Wei ViVi Fans 吉 with Multisub).

Duration/Durasi: 5 minutes/menit.

Directed By/Sutradara: Liu Yun Rui 流云蕊.

Cast/Pemain:

Sheng Wei Vivi 圣微 Vivi As A Ni.

Sheng Wei Vivi

Zhi Chun He 至春禾 As Yu Lu.

Zhi Chun He

 

********

Review : ****

 

Parameter Of Review:

*****     Outstanding/Hebat

****       Good/Bagus

***         Interesting/Menarik

**           Mediocre/Biasa-biasa saja

*             Bad/Jelek

 

Sumber Foto: https://sogou.com

 

No comments:

Post a Comment