|
Gundala |
Kalau Marvel
Studios memiliki Marvel Cinematic Universe (MCU) dan DC Comics memiliki Detective
Comics Extended Universe (DCEU), maka Indonesia juga tidak mau kalah, karena
sekarang sudah hadir Jagat Sinema Bumi Langit yang digagas oleh Bumi Langit
Studios. Dan mulai sekarang, kita sudah bisa menyaksikan film-film Superhero
Indonesia beraksi di layar bioskop.
Kata siapa
Indonesia tidak memiliki Pahlawan Super? Komik-komik Superhero Indonesia pernah
ngetop dan berjaya pada tahun 1970-an. Siapa yang tidak kenal dengan Alm. Hasmi,
nama beken dari Harya Suraminata? Komikus asal Yogyakarta, pencipta komik
superhero bernama Maza dan Gundala. Atau Wid Ns, nama beken dari Alm. Widodo
Noor Slamet yang juga rekan seprofesi Hasmi, pencipta superhero Godam dan
Aquanus? Era tahun 1970-an merupakan masa-masa kejayaan dari komik Indonesia.
Sayang, keperkasaan komik superhero Indonesia tidak bertahan lama, karena
begitu memasuki tahun 1980-an, perlahan tapi pasti, komik-komik superhero
Indonesia mulai meredup, tergilas oleh kepopuleran dan kedigdayaan komik-komik
Jepang yang lebih dikenal dengan nama Manga.
|
Gundala |
Rupanya komik-komik
superhero dari Amerika telah menjadi sumber ilham bagi para komikus Indonesia.
Mereka pun terinspirasi untuk menciptakan tokoh-tokoh superhero asli dari
Indonesia yang memiliki kekuatan super yang tak kalah tinggi dibandingkan
dengan superhero dari Marvel atau pun DC. Sehingga lahirlah Gundala, Sang Putra
Petir, Godam Sang Manusia Baja, Maza dengan Jin Kartubi-nya, Aquanus, Pangeran
Mlaar, Laba-Laba Merah, Macan Kumbang, Rado, Godot, Guntur, dsb. Andaikata
Hasmi dan Wid Ns. masih hidup, Beliau tentu akan bangga melihat komik superhero
ciptaan mereka sekarang sudah dibuat menjadi film layar lebar bahkan sudah
menjadi bagian dari sebuah jagat sinema.
Lalu, siapakah
Gundala itu?
|
Gundala |
Di dalam komiknya,
Gundala itu nama aslinya adalah Sancaka, seorang Ilmuwan yang sedang melakukan
eksperimen serum anti petir. Dalam suatu peristiwa yang tak terduga, Sancaka
terkena sambaran petir. Saat Ia koma, Ia ditarik ke planet lain oleh sebuah
kekuatan. Di sana Ia diangkat anak oleh Raja Kronz, Raja Kerajaan Petir, dan
memperoleh kekuatan super, bisa mengeluarkan petir dari kedua telapak
tangannya. Sancaka, sebagai Gundala juga mampu berlari secepat angin yang Ia
warisi dari Raja Taifun dari Kerajaan Bayu. Setelah Ia memperoleh kekuatan
super, Sancaka lalu menjadi Gundala, pahlawan super yang siap membela kebenaran
dan keadilan, memberantas segala kejahatan dan melindungi yang lemah.
|
Gundala |
Gundala merupakan
film superhero pertama dalam Jagat Sinema Bumi Langit yang berhasil
dikembangkan oleh Bumi Langit Studios. Jagat Sinema Bumi Langit merupakan
serangkaian proyek film-film superhero produksi asli dari Indonesia yang
ceritanya diadaptasi dari serangkaian komik pahlawan super hasil karya dari
komikus terkenal Indonesia.
|
Gundala |
Komik Gundala sendiri
aslinya terdiri dari 23 judul. Dibuat pertama kali pada tahun 1969 dan berakhir
pada tahun 1982. Judul-judulnya adalah sbb.:
- Gundala Putra Petir (1969)
- Perhitungan di Planet Covox (1969)
- Dokumen Candi Hantu (1969)
- Operasi Goa Siluman (1969)
- The Trouble! (Kerusuhan) (1969)
- Tantangan Bagi Gundala (1969)
- Panik (1970)
- Kunci Petaka (1970).
- Godam vs. Gundala (1971)
- Bentrok Jago-jago Dunia (1971
- Gundala Jatuh Cinta (1972)
- Bernapas Dalam Lumpur (1973)
- Gundala Cuci Nama (1974)
- 1.000 Pendekar (1974)
- Dr. Jaka dan Ki Wilawuk (1975)
- Gundala Sampai Ajal (1976).
- Pangkalan Pemusnah Bumi (1977)
- Pengantin Buat Gundala (1977)
- Bulan Madu di Planet Kuning (1978)
- Lembah Tanah Kudus (1979)
- Gundala Sang Senapati (1979)
- Istana Pelari (1980)
- Surat dari Akherat (1982)
|
Gambar Gundala Di Komik |
Pada tahun 1981,
PT. Cancer Mas Film pernah membuat Film Gundala dengan judul Gundala Putra
Petir dengan Teddy Purba sebagai Gundala dan Lilik Sudjio sebagai Sutradaranya.
Jadi setelah 38 tahun kemudian, Film Gundala kembali di-remake ulang.
Gundala diproduksi
oleh Bumi Langit Studios, Screenplay Films dan Legacy Pictures dengan trio
Produser Sukhdev Singh, Wicky V. Olindo dan Bismarka Kurniawan.
|
Alm Hasmi Pencipta Dan Pengarang Komik Gundala |
Film Gundala versi
baru ini menceritakan masa muda dari Sancaka saat Ia masih anak-anak sampai dengan
Ia menjadi Gundala. Setelah Ia disambar petir dan memperoleh kekuatan super,
Sancaka memutuskan untuk menjadi Gundala demi membela kebenaran dan keadilan di
kota Jakarta. Dalam usahanya ini, Ia dibantu oleh Wulan alias Merpati.
Di dalam film ini,
Gundala akan berhadapan dengan Pengkor (Bront Palarae), musuh bebuyutan Gundala
yang terkenal dalam komik.
Penyutradaraan film
ini dipercayakan kepada Joko Anwar yang sekaligus juga menulis skenario film
ini. Joko Anwar adalah Sutradara dan Penulis Skenario yang rekam jejaknya sudah
diakui oleh insan perfilman di Indonesia. Film-film karya Joko Anwar yang
terkenal antara lain Pengabdi Setan dan Pintu Terlarang.
|
Abimana Aryasatya Sbg Sancaka Gundala |
Sancaka atau
Gundala diperankan oleh Abimana Aryasatya, aktor yang terkenal dengan perannya
sebagai Dono di film Warkop DKI Reborn:
Jangkrik Boss! Part 1.
Pemenang Aktris
Terbaik Festival Film Indonesia tahun 2015, Tara Basro, sebagai Wulan atau
Merpati.
Bront Palarae,
aktor, penulis skenario dan Sutradara asal Malaysia sebagai Pengkor, musuh
Gundala.
Ario Bayu, Aktor
yang terkenal di Film Laskar Pelangi sebagai Ghazul, musuh Gundala yang kedua.
Rio Dewanto sebagai
Ayah Sancaka dan Marissa Anita sebagai Ibu Sancaka.
Muzakki Ramdhan
sebagai Sancaka kecil.
Asmara Abigail
sebagai Desti Nikita.
Hannah Al Rashid sebagai Camar.
Lukman Sardi sebagai
Ridwan Bahri.
Daniel Adnan sebagai Tanto Ginanjar.
Pevita Pearce sebagai Sri
Asih dan
Chelsea Islan sebagai Tira.
|
Gundala |
Proses pembuatan
film ini menghabiskan waktu selama 2 tahun dan melibatkan sebanyak 1.800
pemain.
Pengambilan gambar
film ini dilakukan di 70 lokasi berbeda, termasuk di Jakarta, Cilegon,
Purwakarta dan berlangsung mulai awal bulan September 2018 sampai dengan akhir
bulan Oktober 2018.
Terus terang selama
hidup, S-Mov cuma pernah nonton film bioskop Indonesia 2 kali aja, yaitu film The Raid 1 & 2 dan film ini.
S-Mov nonton The
Raid karena film Indonesia ini box office di dunia.
Dan S-Mov nonton
film superhero ini, karena dulu S-Mov suka baca komik Indonesia, terutama komik
superhero.
Jadi S-Mov tak
asing lagi dengan karakter superhero from Indonesia, kayak Godam, Gundala,
Maza, Aquanus, Pangeran Mlaar, dll.
Jadi saat film ini
dirilis, S-Mov benar-benar penasaran kepingin nonton.
Film ini tidak
dibuat benar-benar persis seperti di komik aslinya.
Alur ceritanya
tidak sama, kostumnya juga jauh berbeda. Adegan actionnya juga tidak sebanyak
di komik. Mungkin Sutradara lebih menitikberatkan tentang kisah asal usul dan
latarbelakang dari sang superhero berkekuatan petir ini.
Mari kita dukung
superhero produk dalam negeri dengan menonton filmnya di bioskop!
Note:
Sumber Foto: https://google.com
********
No comments:
Post a Comment